Regina menatap balutan perban di kakinya. Ia sungguh merasa bosan. Para pelayan yang ditempatkan Mike di depan pintu kamarnya menghentikan semua usahanya untuk sekedar mencari udara segar di luar. Luka di kaki nya sudah mulai mengering, namun Mike masih saja mengurungnya di dalam mansion.
Reggie berdiri dari ranjangnya. Rasa nyeri masih sedikit terasa setiap ia melangkahkan kaki. Tapi itu bukan apa-apa, ia masih bisa menahannya, ia ingin sekali keluar, setidaknya duduk di kursi taman mansion.
Reggie bergerak ke arah meja rias. Ia duduk di kursi dan menghadap ke arah cermin. Rambut hitam panjangnya terlihat berantakan. Ia mengambil sisir dan mulai menyisir rambutnya perlahan sampai rambutnya terlihat rapi. Ia memandang wajahnya lama. Entah kenapa akhir-akhir ini ia lebih memerhatikan wajahnya. Apakah ia tidak cukup cantik? Wajahnya terlihat biasa, rambutnya pun berpotongan sangat umum. Apakah akan ada pria yang memperhatikannya nanti?
Tersadar akan pikirannya yang mulai melantur, Reggie menggelengkan kepala kuat-kuat. Ini gara-gara laki-laki itu. Sejak mereka berciuman dan saling menyentuh saat di meja dapur dulu, Reggie merasakan kepercayaan dirinya menurun. Ia merasa Mike sama sekali tidak tertarik padanya, walaupun laki-laki itu tidak membuang kesempatan untuk menggoda ataupun menciumnya.
Reggie mengambil karet rambut lalu mulai menyatukan seluruh rambutnya di puncak kepala. mengikatnya menjadi satu menjadi ekor kuda dan tersenyum senang. Ia paling suka ikatan rambut seperti itu.
Pintu terbuka diiringi dengan Mike yang masuk ke kamar. Kening pria itu berkerut melihat Reggie yang sudah turun dari ranjang.
"Kenapa kau turun dari tempat tidur? Aku sudah bilang kau tidak boleh kemanapun," ucap Mike.
"Berhentilah mengatur apa yang boleh dan tidak boleh kulakukan!" bentak Reggie. Mike menaikkan kedua alisnya mendengar bentakan itu.
"Aku akan terus mengatur mu selagi kau masih berada di sini, Regina. Jadi lupakan saja kalau kau mau bebas sekehendakmu lagi. Kau tidak akan kubiarkan melarikan diri lagi kali ini."
Regina hanya diam tidak menjawab. Ia mengakui kalau tempat paling aman untuk saat ini adalah dengan tetap berada di mansion, di bawah perlindungan laki-laki itu.
"Apa kau bosan?" Reggie cemberut mendengar pertanyaan itu.
"Ya, aku sangat bosan terkurung di sini!"
"Kau ingin kemana? Ruangan mana di mansion ini yang ingin kau datangi agar kau tidak bosan, apa kau mau ke perpustakaan? Kau bisa membaca buku." Mike melihat Reggie menggeleng mendengar penawarannya.
"Tidak, jika di izinkan, aku mau pergi ke taman saja. Di gazebo, menghirup udara segar."
"Baiklah. Kau boleh ke sana." Reggie tersenyum kecil mendengar Mike mengizinkannya untuk keluar ke taman mansion. Ia berdiri dan akan mulai melangkah ketika tiba-tiba tubuhnya diangkat dan digendong oleh Mike.
"Hei! Turunkan aku! Aku bisa berjalan sendiri!" protes Reggie tidak digubris oleh Mike. Ia berjalan cepat, tidak terganggu dengan berat tubuh Reggie yang ia gendong.Mereka menuruni tangga dan berpapasan dengan Derek yang mengangkat alis melihat mereka.
Reggie yang melihat Derek langsung berseru.
"Kau! Kau sudah pulang? Dimana Nonaku? Hei, turunkan aku! Biarkan aku bicara dengannya."
Reggie meronta karena Mike tetap berjalan cepat meninggalkan Derek yang tertawa geli di belakang mereka. Mike kesulitan tetap menggendong gadis itu karena ia terus bergerak. Ia menggeram dan mendesis.
"Diamlah Regina, kau mau ke taman, Jadi ke sanalah aku akan mengantarmu!" Mike mempererat gendongannya, namun Regina yang terus bergerak dan meronta membuatnya tidak sabar. Tanpa menurunkan gadis itu, Mike mengangkat tubuh Regina ke bahunya. Memikul tubuh gadis itu dalam keadaan terbalik. Membuat Reggie kembali menjerit kesal.
"Mike! Apa yang kau lakukan! Turunkan aku!" Reggie memukul punggung belakang Mike dengan kepalan tinjunya. Namun pria itu bergeming. Tetap melangkah menuju gazebo di taman.
Derek menatap pertengkaran itu dan tertawa geli.
"Kalian terlihat cocok," ujarnya pelan. Matanya mengikuti dua orang itu sampai menghilang di balik pintu samping menuju taman.
Mike menurunkan Reggie di kursi panjang yang ada di gazebo. Gadis itu langsung memakinya begitu bokongnya menyentuh kursi.
"Kau kurang ajar! Apa kau kira aku ini sekarung tepung!" Seenaknya saja mau kau pikul kesana-kemari! Aku bisa berjalan!" Reggie memaki dan akan kembali meninju Mike. Namun laki-laki itu sepertinya sudah siap dan dengan sigap menghindar.
"Aku tahu kau bisa berjalan dan aku juga tahu kakimu masih terasa sakit jika kau berjalan. Jadi simpan energimu, Regina. Kau bisa kembali bertengkar denganku ketika kau benar- benar sudah sembuh." Mike berdiri berkacak pinggang di hadapan Regina yang memajukan bibirnya mencibir ke arah Mike.
"Kau kira aku tak bisa melakukannya sendiri. Aku tidak cacat. Kakiku tidak sakit!" ucap Regina keras kepala.
Mike memandang gadis di hadapannya yang terlihat sangat kesal dan mengerucutkan bibirnya yang berwarna pink alami. Ia berhitung di dalam hati..
Satu ... dua ... tiga ... Mike terus menghitung sampai sepuluh, caranya menahan diri agar tidak menarik gadis itu dan melahap bibir yang tengah mencibir ke arahnya.
"Apa? Jangan sok di hadapanku! Aku tidak takut padamu!" Regina kembali membentak. Hatinya sebenarnya berdebar melihat mata abu-abu Mike terus memandanginya.
"Kau seharusnya dapat mempermudah pekerjaanku untuk menjaga dan melindungimu dengan cara menurut dan tidak terus membantahku, Regina." Mike melihat dagu gadis itu terangkat arogan, mata hitamnya memandang tajam menantang Mike.
"Tidak akan pernah! " seru Regina.
Mike mendekat, mengulurkan tangan dan memegang dagu gadis itu. Ia menyadari mata hitam itu melebar memandangnya.
"Jadi ... mau terus melawanku dan membantah?" Mike mengelus pelan pipi Regina. Merasakan getaran halus tubuh itu di ujung jari-jarinya sebelum tangannya ditepis dengan sekuat tenaga.
"Pergilah! Jangan ganggu aku!" Reggie beringsut dari duduknya menjauhi tangan Mike.
Mike segera menarik tangannya. Melipatnya di depan dada untuk menjaganya agar jangan lagi menyentuh Reggie.
"Belajarlah menuruti perintah, Regina! Demi nyawamu sendiri. Keberuntungan tidak selalu mendekatimu, kali ketiga kau tertembak, bukan kakimu lagi yang ditembus peluru, namun tepat sasaran mengenai jantungmu."
Mike memandang Regina yang tidak menjawab dan menolehkan wajah ke arah lain. Ia menarik napas panjang.
"Aku akan meninggalkanmu di sini. Jangan berpikir untuk melarikan diri lagi. Seluruh mansion ini dijaga dan diawasi. Pengawal bertebaran walaupun kau tidak melihat ada satupun yang berdiri di dekatmu." Kembali kata-katanya hanya disambut keheningan. Gadis itu tampak menatap tanaman hias yang melilit di sisi-sisi gazebo, menjalar menutupi lilitan kawat yang telah di siapkan untuk tempat mereka bernaung.
Mike kembali menarik napas panjang, lalu tanpa bicara lagi ia berbalik. Meninggalkan Reggie sendirian di gazebo untuk kembali masuk ke dalam mansion.
Regina mengalihkan pandangannya untuk melihat punggung Mike yang berlalu. Entah kenapa perasaan sedih menggayutinya. Amy entah berada dimana ... Tuan Arthur dan Mother Greta yang selama ini menjaganya pun telah tiada. Ibunya telah lama pergi meninggalkannya. Ia mendongak memandang langit, mengukir wajah sang ibu yang tidak akan pernah ia lupakan, meski tahun-tahun telah lama berlalu sejak sang ibu kembali menghadap pencipta. Lalu terlintas wajah seorang anak laki-laki dengan rambut hitam dan mata yang juga berwarna gelap, seseorang dari masa lalunya, seseorang yang seharusnya menjadi satu-satunya saudara sedarah yang ia punya.
Reggie menarik napas berat. Takdir membuat mereka harus hidup berjauhan.
"Kurasa dia tidak akan memaafkan kita, Mom. Bukankah begitu?" Reggie berbisik lirih. Ia mengangkat kakinya ke atas kursi lalu membaringkan tubuh. Lengannya ia lipat untuk menjadi alas bagi kepalanya. Reggie berbaring miring, meringkuk dan termenung memandang aneka bunga yang mekar di taman itu. Rasa kantuk yang datang kemudian ia sambut dengan sukacita. Berharap melupakan beban yang selalu menghimpit hati kecilnya di sepanjang kehidupannya itu.
**********
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Ney maniez
😔
2023-02-16
0
Widia
lanjut
2022-03-27
0
🌛Dee🌜
Regie kesepian🥺
2021-11-07
1