Chapter 11. Get shot... again

Reggie terus melakukan perlawanan dengan menyerang penculiknya di dalam mobil. Pria itu mengumpat dan memaki ketika merasakan tinju dan tendangan Reggie di tubuhnya. Ia balas menjepit tubuh gadis itu di sandaran kursi belakang. Sekuat tenaga Reggie melentingkan tubuhnya hingga ia kembali bisa bergerak. Ia menyadari sebuah mobil berwarna abu-abu yang mengejar dan berusaha menghimpit mobil hitam yang membawanya saat ini.

Itu pastilah orang-orang Mike, pikirnya.

Pria penculiknya ini sebenarnya sejak tadi telah mengeluarkan pistol untuk menembak para pengejarnya. Tapi gangguan dari Reggie membuatnya berhenti dan menunda menembak. Ia berusaha menahan tiap serangan dari gadis itu.

Perkelahian yang berlangsung di kursi belakang membuat penjahat yang mengemudikan mobil tidak konsentrasi. Mobil kadang melaju tidak stabil, bergoyang dan kesulitan melaju kencang karena hantaman dari satu sisinya yang dilakukan oleh mobil abu-abu pengejarnya.

Anak buah Alex yang mengejar mobil hitam itu juga akan menembak ke arah para penculik, namun target yang selalu bergerak dan kondisi mobil yang melaju zig-zag membuat mereka menahan diri. Takut tembakan akan salah sasaran mengenai Reggie.

Mike yang menyaksikan kejar-kejaran berusaha mengejar dan mencoba menabrak dari belakang. Namun betapa terkejutnya ketika ia melihat mobil hitam itu terguncang karena hantaman mobil abu-abu anak buahnya, lalu seolah-olah pengemudinya hilang kendali, mobil melaju ke arah pembatas jalan dan akhirnya meluncur jatuh.

Saat mobil abu-abu menghantam sisi mobil orang yang menculiknya, Reggie melompat mencekik pengemudi dengan salah satu lengan, lalu menguncinya. Teman penculik yang berada di belakang bersamanya melotot melihat aksi itu. Ia menarik lengan dan tubuh reggie agar menjauh melepaskan rekannya.

Jepitan di lehernya membuat penculik itu tidak bisa bernapas dan hilang kendali, mobil melaju setelah terkena hantaman keras, menabrak pagar pembatas dan menungkik jatuh.

Reggie membuka matanya ketika mobil tidak lagi terasa bergerak. Ia masih sadar dan harus segera keluar. Tertatih ia menyeret tubuhnya keluar dari pintu mobil, berjalan menjauh dan meninggalkan para penculiknya.

Mike akan datang, anak buahnya tadi akan segera sampai, pikir Reggie berharap. Ia menyeka cairan yang terasa mengalir di pipinya. melihat telapak tangannya sudah penuh dengan noda darah.

Penculik yang tadi berada di belakang bersama Reggie sadar dan terbangun, melihat ke arah Reggie yang tertatih berjalan menjauh. Ia meraup pistolnya dan menembak ke arah gadis itu.

Mike yang telah melompat turun dari pagar pembatas yang jebol di atas jalan berlari kencang bersama kedua anak buahnya. Mereka mendengar tembakan dan segera memberondongkan peluru ke arah mobil setelah melihat kalau Reggie telah keluar dari sana. Kedua penculik yang baru akan menyeret tubuhnya keluar dari mobil tidak dapat lagi mengelak, mereka tewas seketika.

Mike berlari melihat Reggie yang tertelungkup di atas tanah, dadanya berdebar tidak terkendali, mengira gadis itu tertembak di dada. Ia memeriksa tubuh itu hati-hati. Menyadari betis gadis itu yang tadi terkena tembakan oleh penculik . Ia membalikkan tubuh Reggie, memeriksa luka robek yang mengeluarkan darah dan meleleh di pipi gadis itu. Darah yang sudah diusap hingga memenuhi dagu serta telapak tangannya.

Mike mengangkat tubuh Reggie. Memberi tanda pada anak buahnya untuk membereskan para penculik dan mobil mereka. Reggie sepertinya pingsan setelah mengalami benturan di kepala dan tertembak ketika berusaha menjauh dan kabur dari para penculik itu.