MY FIERCE DOCTOR IS MAFIA

MY FIERCE DOCTOR IS MAFIA

MFDIM 1

Vroomm!! Vroomm!! Ini sudah ke sekian kalinya Kaivan memainkan gas motor besarnya hingga membuat semua orang melihat ke arahnya dengan tatapan tidak suka karena suara dari motor Kaivan sangat nyaring dan berisik membuat semua orang merasa terganggu.

Tidak perduli dengan pemotor di sekitarnya yang kini sudah memperhatikannya, mata Kaivan yang terlihat dari helm teropongnya terlihat sedang menatap tajam ke arah lampu rambu lalu lintas yang dari tadi tak kunjung berubah warna.

Padahal hari ini dia ada operasi penting yang harus dia lakukan, tapi kalau begini caranya dia akan terlambat sampai di rumah sakit.

Vroomm!! Vroomm... Kaivan terus memainkan gas motornya hingga seorang ibu-ibu yang ada di sebelahnya menatapnya dengan tajam sambil mengomel, entah apa yang di gumamkan ibu-ibu itu tapi Kaivan sama sekali tidak perduli bahkan tidak mendengarnya karena ternyata dia memakai airpods yang sejak tadi menempel di telinganya.

Drrtt,, drrtt... ponsel Kaivan berdering dan dengan segera dia mengangkatnya.

“Dok, apa anda masih lama? Pasien sudah berada di ruang operasi dan siap di berikan obat bius.” Ucap seseorang dari sebrang telfonnya yang sudah bisa di pastikan kalau orang itu adalah perawat yang akan membantu operasi.

“Sebentar lagi saya sampai! Tunggu saya untuk melakukan anestesi.” Jawab Kaivan yang langsung mematikan panggilan telfonnya.

Drrtt... drrttt... Tidak lama kemudian ponsel Kaivan kembali berdering dan dengan segera dia mengangkat telfonnya.

“Saya bilang tunggu saya! Saya akan segera kembali!” tegas Kaivan yang kesal karena terus di hubungi saat dia sedang menyetir.

“Kai, ini gue! Ada yang ngancurin markas kita dan anak-anak curiga kalau semua ini ulah geng naga hitam!” ucap seseorang dari sebrang telfonnya.

“Ga bisa! Gue ada operasi darurat, lo aja yang urus mereka pakai cara kita yang biasanya.” Balas Kaivan.

Seperti tadi, Kaivan langsung mematikan ponselnya dan lampu yang sejak tadi dia tunggu-tunggu pun sudah berubah menjadi hijau.

Tanpa basa-basi lagi Kaivan segera melajukan motornya dengan kecepatan maksimal, dia tidak perduli dengan motor-motor yang ada di sekitarnya yang juga bersiap untuk jalan. Kaivan saat ini sudah seperti Valentino Rossi yang sedang melakukan trek balap.

Dan saat Kaivan mengendarai motornya dengan kecepatan maksimal, tiba-tiba saja dia harus menginjak pedal rem dan juga tangannya menarik rem secara mendadak sambil berkali-kali membunyikan klakson dengan keras karena ada seorang wanita yang tiba-tiba saja berlari menyebrangi jalan.

“Woi gila lo anjrit!” ketus Kaivan dengan kesal.

Mendapat teriakan kasar seperti itu membuat wanita itu, Kiara langsung menghentikan langkahnya dan berdiri diam di depan motor Kaivan seolah sedang menghalangi sang pemilik motor itu untuk pergi.

“Gue harus cepet-cepet tau, jangan bikin orang marah deh lo! Kasar banget jadi cowok!” ketus Kiara.

“Heh! Emang lo pikir di dunia ini cuma lo doang yang harus cepet-cepet hah!?” ketus Kaivan dengan emosi.

“Cepetnya gue tuh beda! Gue harus nyelametin nyawa orang, kalo gue telat gimana hah!?” ucap Kiara sambil bertelak pinggang dan juga memberikan tatapan tajam ke arah Kaivan dengan beraninya.

Kaivan yang hampir tidak bisa menahan emosinya itu mencoba untuk menghela napas panjang berkali-kali berusaha untuk bersabar.

“Minggir sekarang juga atau gue tabrak lo!” ketus Kaivan.

“Dasar cowok galak!” ketus Kiara yang langsung berlari meninggalkan Kaivan begitu saja.

Lagi-lagi wanita cantik itu hampir saja tertabrak oleh pengendara lain, untung saja Kiara masih sehat walafiat dan tidak sampai terjatuh yang mengakibatkan tubuhnya lecet.

Kaivan yang melihat kejadian itu hanya bisa tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

“Dasar cewek gila..” gumam Kaivan pelan lalu dia kembali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Setelah beberapa menit berkendara melewati para pengendara lain layaknya di sirkuit balap, akhirnya motor gede Kaivan tiba di halaman luas Mahen Hospital. Rumah sakit milik papanya yang menjadi tempatnya bekerja selama beberapa tahun ini.

Kaivan memarkirkan motor gedenya di halaman parkir, dia melepaskan helm sambil beranjak turun dari motornya. Kaivan menggantungkan helmnya di alah satu spion, lalu membenarkan rambutnya yang berwarna coklat keemasan sambil menjilat bibirnya yang kering membuat orang-orang yang kebetulan lewat langsung histeris di dalam hati karena ketampanan dan karisma dokter tampan itu.

Ya, di rumah sakit itu Kaivan di juluki dokter tampan oleh para pasiennya, tentu saja Kaivan tidak tahu tentang panggilan yang di sematkan oleh para pasiennya itu untuknya karena tidak ada yang berani untuk mengatakan hal itu langsung kepada Kaivan.

“Aw!!” teriak seseorang yang membuat Kaivan menoleh ke asal suara.

Teriakan cempreng dari gadis berambut panjang yang di ikat satu itu berhasil membuat perhatian Kaivan teralihkan, wanita itu saat ini sedang berjongkok layaknya katak karena hampir saja dia di tabrak oleh mobil yang ada di depannya.

Kaivan mengerutkan kening sambil melihat ke arah wanita itu dari jauh karena Kaivan merasa tidak asing dengannya. Namun beberapa saat kemudian Kaivan memilih untuk tidak memperdulikan wanita itu dan melanjutkan kegiatannya.

Kaivan membuka tas punggungnya, dia membuka jaket kulitnya dan menggantinya dengan jubah putih yang ada di dalam tasnya membuat aura Kaivan semakin terpampang nyata.

Kaivan langsung berjalan masuk ke dalam rumah sakit, laki-laki dengan tubuh tinggi semampai itu berjalan dengan santai menyusuri lobby rumah sakit. Tak ada senyuman di wajahnya, tatapan mata yang tajam serta wajah judesnya tidak pernah gagal membuat orang-orang takut ketika berbicara dengan dokter tampan yang satu ini.

Tetapi hal itu tidak menjadi penghalang bagi banyak kaum hawa untuk mengagumi Kaivan secara gila-gilaan, hanya saja mereka tidak berani mengungkapkan perasaan mereka secara terang-terangan karena mereka semua masih sayang dengan nyawa mereka.

Selama ini, sudah puluhan kali dokter dan perawat yang berpapasan dengan Kaivan menyapanya dengan senyuman ramah dan anggukan kecil, namun tidak satu pun dari mereka yang mendapatkan balasan dari Kaivan.

Dokter tampan berdarah dingin itu sama sekali tidak mau menarik bibirnya sedikit saja ke atas, kecuali dokter yang lebih senior darinya, Kaivan tetap mengangguk sedikit untuk menyapa namun tetap tidak senyum yang dia lontarkan.

Kaivan juga tidak kalah kejamnya kepada pasien yang di rawatnya, dia sering kali memarahi para pasien yang bandel atau membantah dirinya.

Tapi beruntung ia masih punya hati untuk melayani para pasien dengan baik meski tidak ada senyuman di wajahnya, ada banyak juga pasien wanita yang rela di marahi selama bisa melihat wajah tampan Kaivan.

Kaivan terus melangkahkan kakinya menuju ruangan khusus yang biasanya di gunakan untuk mempersiapkan diri sebelum masuk ke ruang operasi, sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, Kaivan melepaskan snelli putih yang ia kenakan lalu menyimpannya bersama dengan jam tangannya di sebuah loker kecil, tidak lupa juga Kaivan mengganti bajunya dengan pakaian khusus untuk ruang operasi.

Saat ini Kaivan sudah siap lengkap dengan penutup kepala dan masker, dia segera mencuci tangannya menggunakan sabun khusus dan air mengalir sebelum masuk ke dalam ruang operasi. Setelah selesai mencuci tangannya dan memastikannya bersih, Kaivan segera berjalan masuk ke dalam ruang operasi.~~~~

Terpopuler

Comments

Denisya putri

Denisya putri

baru baca ,, salam kenal kk othor.. 🙏🥰😍🍒

2024-08-06

0

amtothemoon

amtothemoon

😻😻

2023-10-30

0

nova vaw

nova vaw

nganca dulu

2023-10-03

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!