MFDIM 2

Kaivan terus melangkahkan kakinya menuju ruangan khusus yang biasanya di gunakan untuk mempersiapkan diri sebelum masuk ke ruang operasi, sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, Kaivan melepaskan snelli putih yang ia kenakan lalu menyimpannya bersama dengan jam tangannya di sebuah loker kecil, tidak lupa juga Kaivan mengganti bajunya dengan pakaian khusus untuk ruang operasi.

Saat ini Kaivan sudah siap lengkap dengan penutup kepala dan masker, dia segera mencuci tangannya menggunakan sabun khusus dan air mengalir sebelum masuk ke dalam ruang operasi. Setelah selesai mencuci tangannya dan memastikannya bersih, Kaivan segera berjalan masuk ke dalam ruang operasi.

***

Suasana cukup menegangkan saat Kaivan masuk ke dalam sana. Beberapa suster yang tadinya berbincang riang, kini langsung terdiam seribu kata saat dokter tampan berdarah dingin itu menatap ke arah mereka dengan tatapan sinis.

“Kenapa kelihatannya kalian belum siap? Bukannya tadi ada yang telfon saya kalau kondisi pasien sudah harus segera di operasi? Kenapa kalian masih bercanda?” tanya Kaivan dengan ketus.

“Kalau masih ada yang bercanda silahkan keluar! Saya engga mau orang ga engga serius kerja sama saya!” ketus Kaivan.

Dari empat orang suster dan satu dokter anestesi di dalam ruangan operasi semuanya diam, tidak ada yang berani menjawab perkataan Kaivan. Jangankan untuk menjawab, bergerak sedikit pun saja mereka tidak berani sangking gugupnya.

Semua hanya diam mematung dengan kepala menunduk, mereka enggan menatap mata Kaivan yang kini sedang memancarkan sinar lasernya.

“Kata-kata sadis yang keluar dari mulut dokter Kai selalu menusuk sampai ke jantung, untung ganteng, kalo engga mah udah gue suntik mati!” batin dokter anestesi, Tika.

Seluruh penghuni rumah sakit baik perawat maupun dokter seperti sudah maklum dengan sifat seorang Kaivan Hilbert Mahendra, manusia terkejam di muka bumi ini. Mereka memilih untuk tidak mencari masalah dengan si dokter berdarah dingin itu karena para dokter dan perawat di rumah sakit itu masih waras dan tidak ingin mati konyol.

Melihat semua orang di dalam ruang operasi hanya diam saja membuat Kaivan mendengus kesal namun pelan.

“Ya sudah, mari kita mulai operasinya. Namun sebelum itu mari kita berdoa lebih du--”

Sreeett.... “Maaf, maaf saya terlambat ya?”

Belum sempat Kai menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba saja pintu ruang operasi terbuka dan terdengar suara cempreng seorang wanita yang seketika mengisi suasana tegang di dalam ruang operasi.

Kai menoleh ke arah sumber suara dan menajamkan pandangannya pada seorang wanita cantik yang berpakaian operasi lengkap yang baru saja masuk dan memotong pembicaraannya tadi.

“Siapa?” tanya Kai dengan nada ketus karena menahan emosi.

“Halo, saya Kiara.” Ucap Kiara lalu dia menjeda perkataannya untuk mengatur napasnya yang terengah-engah karena habis berlari tadi.

“Saya dokter yang baru di pindahkan dari Mahen hospital cabang Beijing. Dan hari ini saya akan mendampingi dokter Kaivan.” Jelas Kiara. Walaupun wanita itu memakai masker, namun senyuman lebar Kiara masih bisa terlihat dengan jelas dari sorot matanya yang menyipit.

Kaivan mengerutkan keningnya sambil menatap tajam ke arah Kiara.

“Saya nggak minta dokter lain untuk mendampingi saya hari ini!” ketus Kaivan.

“Oh, jadi ini yang namanya dokter Kaivan? Hai dok, saya di minta dokter Hilbert buat dampingin dokter hari ini.” Ucap Kiara dengan ceria.

“Ternyata dokter ganteng juga ya! Eh, ganteng banget malahan.” Seru Kiara yang membuat Kaivan kesal.

“Jangan bercanda!” bentak Kaivan yang membuat Kiara terkejut, bahkan senyuman cantik yang tadinya merekah lebar seketika menghilang dalam sekejap.

“Galak banget sih! Dasar dokter galak!” batin Kiara dengan wajah cemberut menatap Kaivan.

Karena tidak mau membuang waktu, Kaivan langsung melangkah menuju meja operasi tanpa memperdulikan Kiara lagi. Toh dia juga tidak mengenal dokter wanita asing yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang operasi.

Kaivan pun mulai mengoperasi pasien yang ada di hadapannya dengan serius dan fokus. Sementara Kaivan sibuk dengan pasien yang ada di atas meja operasi, Kiara hanya berdiri di dekat pintu masuk sambil cemberut kesal.

Kaivan yang melihat Kiara yang tampak tidak berguna itu sekarang kembali memandang wanita itu dengan tatapan tajam.

“Heh kamu!” panggil Kaivan dengan nada membentak.

“Ngapain berdiri di situ kayak patung? Katanya kamu mau mendampingi saya, sini!” perintah Kaivan.

Tentu saja hal itu membuat Kiara langsung menoleh ke arah Kaivan dengan tatapan tidak percaya.

“Ini beneran?” tanya Kiara yang langsung berlari menghampiri Kaivan dan berdiri di sampingnya.

“Hai dokter Kai.” Sapa Kiara dengan ceria.

Sedangkan yang di sapa hanya diam tanpa ada niatan untuk menjawab sapaan menyebalkan itu. Kaivan melirik Kiara lewat ujung matanya dengan tajam.

“Saya paling nggak suka sama orang yang mengganggu ketenangan saya. Jadi kalau kamu sampai cerewet apa lagi mengganggu, akan saya lempar kamu dari rooftop rumah sakit!” ancam Kaivan dengan nada yang begitu mengerikan.

Untuk kesekian kalinya, tidak ada satu pun yang berani mengeluarkan suara termasuk Kiara. Perempuan itu bahkan tidak mau menatap Kaivan lagi, dia hanya menundukkan kepala menatap lantai ruang operasi yang dingin sambil mengumpat di dalam hati.

“Ganteng doang, tapi galaknya ga ketulungan!” Kiara akhirnya bergumam dengan suara yang kecil sangking kesalnya.

“Apa kamu bilang!?” tanya Kaivan yang ternyata mendengar gumaman Kiara.

“Apaan? Aku ga bilang apa-apa tuh! Kamu denger bisikan setan ya? Ih serem...” ucap Kiara dengan nada yang menyebalkan.

Lagi-lagi Kaivan hanya bisa menghela napas berat, dia tidak ingin tambah naik darah karena kelakuan manusia menyebalkan di sampingnya ini dan akhirnya operasi pun di lanjutkan.

“Dasar dokter galak!” batin Kiara dari dalam hati. Mana berani Kiara mengatakan hal semacam itu secara langsung, bisa-bisa dia beneran di lempar dari rooftop oleh Kaivan.

Akhirnya operasi pun selesai, Kaivan keluar dari ruang operasi lebih dulu dari dokter dan perawat yang lainnya. Setelah Kaivan benar-benar pergi, Kiara baru bisa bernapas lega.

“Selamat datang dokter Kiara, semoga cepat beradaptasi dengan dokter Kaivan ya.” Ucap sang dokter anestesi.

“Ah iya dok, terimakasih ya, mohon bantuannya kalau kedepannya jalanku tidak mulus karena dokter galak itu.” Balas Kiara yang di balas tawa oleh semua orang.

Selesai mengganti pakaian operasinya, Kiara langsung bergegas pergi menuju ruangan kerjanya. Dengan senyuman manis yang terukir di wajah cantiknya, Kiara berjalan dengan perasaan yang bersemangat memasuki ruangan kerjanya.

Seketika itu juga, ia langsung mengerutkan keningnya saat melihat ada dua meja dan dua bangku yang ada di dalam ruangan itu. Ruangan ini seperti di desain untuk dua orang, tapi seingatnya hanya dia yang pindah ke rumah sakit ini.

Kiara mendekat ke salah satu meja kemudian bergumam pelan membaca papan nama yang ada di atas meja itu.

“Kaivan Hilbert Mahendra?” gumam Kiara yang seketika ekspresi wajahnya berubah melotot dan terkejut.

“What!? Aku satu ruangan sama dokter galak itu?! Nooo!!” teriak Kiara yang seketika lemas dan terduduk di kursi.

“Siapa yang dokter galak?” tanya seseorang dari belakang Kiara.

Seketika Kiara semakin melotot bahkan mungkin matanya hampir keluar dari tempatnya, ia segera berdiri kembali dan menoleh ke arah pintu masuk.

“D-dokter Kaivan?!” ucap Kiara sambil menutup mulutnya sendiri.

Kaivan yang tadinya bersandar di depan pintu sambil melipat kedua tangan di depan dada, kini berjalan mendekati Kiara secara perlahan seperti sedang menyaksikan adegan slow motion di dalam pandangan Kiara.

“D-dokter mau ngapain?” tanya Kiara dengan gelagapan sambil kakinya ikut melangkah mundur setiap kali Kaivan melangkah maju.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

makin seru 🤗 lanjut kak 😍👍🥰

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!