“Masa tega sih biarin cewek pulang sendirian malem-malem jalan kaki? Ga laki banget deh!” ucap Kiara.
“Lo bisa ke sini tengah malem begini, kenapa ga bisa pulang sendiri juga? Ga usah banyak alesan deh!” ketus Kaivan.
“Ih jahat banget sih jadi orang!”
“Bodo amat!” ketus Kaivan yang langsung meninggalkan Kiara begitu saja dan langsung membayar semua belanjaannya, dan tidak lagi memperdulikan Kiara yang masih berada di dalam minimarket untuk membayar belanjaannya.
***
“Akkhh!!” teriakan cempreng dari mulut Kiara membuat Kaivan kembali menoleh ke belakang.
Laki-laki itu melihat Kiara yang saat ini sedang duduk di lantai, wanita itu terjatuh saat mengejar Kaivan dengan terburu-buru, belum lagi barang belanjaan Kiara berserakan di mana-mana membuat Kaivan yang melihatnya hanya bisa menghela napas panjang.
“Kamu kenapa banyak tingkah banget sih!?” ketus Kaivan memberi tatapan kesal kepada Kiara.
Walaupun begitu, Kaivan tetap berjalan menghampiri Kiara berniat untuk membantunya meski sebenarnya tidak niat.
“Makanya jangan lari-lari, nyusahin mulu jadi orang!” ketus Kaivan sambil mengulurkan tangan untuk membantu Kiara berdiri.
Setelah berhasil berdiri dengan bantuan Kaivan. Senyuman Kiara langsung merekah.
“Makanya anterin aku pulang, nanti kalau aku di jahatin orang saya salahin kamu ya dok.” Ucap Kiara.
“Yaudah cepetan!” ucap Kaivan dengan terpaksa mengiyakan untuk mengantar Kiara pulang lebih dulu.
“Yeayy!!” seru Kiara sambil berlari terburu-buru mengikuti Kaivan untuk menyebrang jalan.
Kaivan lebih dulu berjalan mendahului Kiara, kini ia sudah sampai di tengah jalan raya, sedangkan Kiara masih ketinggalan di belakang karena takut menyebrang sendirian.
“Dok! Saya ga bisa nyebrang!” teriak Kiara heboh, wanita itu makin takut kalau Kaivan akan meninggalkannya.
Kaivan menghentikan langkahnya di tengah jalan, dia menoleh ke belakang dengan perasaan kesal setengah mati. Emosinya sudah di ubun-ubun, namun dia terpaksa menguburnya dalam-dalam lagi. Karena Kiara yang cengeng itu sudah menangis, akan makin ribet lah urusannya.
Mau tak mau, Kaivan terpaksa memutar balik dan kembali menghampiri Kiara yang ketinggalan di ujung jalan. Tanpa mengatakan apapun, Kaivan meraih tangan Kiara, menggenggam tangannya dengan erat lalu memasukkan genggaman tangan mereka ke dalam saku hoodie yang di kenakan oleh Kaivan.
Sambil berjalan menyebrangi jalan, Kiara hanya bisa melongo dengan perasaan gugup sambil melihat ke arah tangannya yang masih di genggam oleh Kaivan.
“Walaupun galak dan menyebalkan ternyata Kaivan bisa sweet juga ya.” Batin Kiara di dalam hatinya.
Keduanya sampai di parkiran club, tempat Kaivan memarkirkan motornya. Kening Kiara mengerut saat melihat di mana motor Kaivan terparkir.
“Kamu habis dari..”
“Ga usah banyak tanya, cepetan naik atau gue tinggal!” tegas Kaivan.
Mendengar ucapan Kaivan membuat Kiara terdiam tidak mengatakan apa-apa lagi, wanita itu tidak mau melihat Kaivan murka. Dengan segera Kiara memakai helm yang di berikan oleh Kaivan dan langsung naik di belakang Kaivan.
Selama perjalanan, kedua laki-laki dan peremuan itu tidak ada yang memulai pembicaraan, Kaivan sibuk mengendarai motornya, sedangkan Kiara sedang asik dengan imajinasinya sendiri.
Sampai akhirnya motor Kaivan berhenti di tengah jalan karena lampu merah, bertepatan dengan ide briliant yang muncul di kepala Kiara.
“Dok, tau ga tentang gizi seimbang cinta?” tanya Kiara.
“Mana ada cinta punya gizi seimbang.” Balas Kaivan.
“Bukan makanan aja yang harus punya gizi seimbang, tapi hati ini juga perlu keseimbangan juga, kayak dokter yang jadi penyeimbang hati saya! Hahahaha..” ucap Kiara sambil tertawa dengan kencang dan memegangi perutnya yang terasa sakit.
“Bercanda loh dok, jangan di anggep serius loh.” Sambung Kiara yang masih tertawa.
Kaivan melihat Kiara dari kaca spion motornya dengan tatapan tajam.
“Kalo lo bercanda kayak gitu lagi, gue potong lidah lo biar ga bisa ngomong lagi!” ketus Kaivan dengan sangat menyeramkan.
Niat awal ingin mencairkan suasana, kini Kiara malah menyesal telah melontarkan candaan itu. Bukannya suasana tegang menjadi cair, yang ada malah menambah ketegangan hingga berlipat ganda. Akhirnya Kaivan dan Kiara sampai di rumah Kiara.
Wanita itu tidak berani bicara lagi selain mengucapkan terima kash sebelum Kaivan pergi.
***
Pagi ini Kiara sedang makan bakso di kantin sebagai menu sarapan, Kiara beralih menatap seseorang yang kini duduk di hadapannya dengan wajah keponya.
Kiara tersenyum lebar ketika di serang banyaknya pertanyaan dari Nanda yang sudah ketinggalan berita.
Sejak kemarin Nanda memang seharian sibuk di ruang operasi, makanya wanita yang biasanya paling heboh dan banyak omong itu malah baru histeris setelah mendengar gosip demi gosip dari para perawat yang ada di lobby tadi.
“Yaampun Kia, jadi...” Nanda menghentikan ucapannya lalu menelusuri ke sekeliling kantin yang terlihat mulai rame lalu berbisik.
“Jadi kalian berdua ga beneran jadi calon tunangan?” tanya Nanda dengan berbisik.
“Heem..” jawab Kiara sambil mengangguk dan memasukkan bakso berukuran sedang ke mulutnya yang mungil.
“OMG! Lo pake pelet apa sih Ki, bisa-bisanya dokter Kai sampe rela pura-pura demi lo.” Ucap Nanda.
“Lah gue ga pake pelet apa-apa ya sorry aja, mungkin dia suka sama gue sebenernya.” Balas Kiara dengan santainya.
“Dih, kepedean lo Ki!” sahut Nanda.
Kiara ingin terbahak, namun tertahan karena di mulutnya masih ada bakso yang belum di kunyah, sampai tenggorokannya tersedak kuah bakso yang pedas membuat tenggorokannya menjadi perih dan dengan segera Kiara mengambil es teh miliknya untuk meredakan rasa perih di tenggorokannya.
“Gimana ya perasaan dkter Wulan kalau tau pacarnya udah punya calon tunangan?” ucap Nanda yang membuat Kiara yang sedang meminum es tehnya langsung menyembur es teh itu sampai mengenai wajah sahabatnya itu.
“What!? Pacar?” tanya Kiara memastikan.
Nanda tidak menjawab pertanyaan Kiara, wanita itu sibuk menatap tajam ke arah sahabatnya yang sudah menyembur wajahnya.
“Gila ya lo Ki!?” teriak Nanda.
“Hehehe, sorry Nan gue refleks nyembur lo, ga sengaja gue.” Ucap Kiara sambil memamerkan gigi putihnya.
Nanda yang sudah mengelap wajahnya dengan tisu sampai kering lalu menatap wajah sahabatnya lagi dengan tatapan serius sambil berbisik.
“Dokter Kaivan dan dokter Wulan udah mulai pacaran sejak satu tahun yang lalu.” Bisik Nanda yang membuat kedua mata Kiara melotot sempurna.
“Beneran Nan?!”
“Gua ga tau pasti sih Ki, tapi dari gosip yang beredar selama ini sih gitu, mereka berdua juga sering berduaan di lingkungan rumah sakit.” Jelas Nanda.
Kiara masih terkejut, dia seketika merasa lemas dan hanya bisa bersandar di sandaran kursi yang dia duduki.
“Ya kali masa gue jadi pelakor Nan.” Ucap Kiara dengan tatapan kosong.
“Yah gue juga ga tau, lagian gosip tentang mereka pacaran belum di konfirmasi oleh dokter Kaivan dan dokter Wulan kok.” Balas Nanda.
Di tengah-tengah pembicaraan keduanya, tiba-tiba seorang dokter cantik yang sedang mereka bicarakan datang sambil tersenyum dan menyapa mereka.
“Hai Kia, hai Nanda.” Sapa Wulan membuat Kiara dan Nanda langsung mematung sambil menoleh ke arah Wulan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
nova vaw
di balik wajah yg cantik tersimpan tipeng yg menyeuramkan
2023-10-09
0