MFDIM 13

“Masa tega sih biarin cewek pulang sendirian malem-malem jalan kaki? Ga laki banget deh!” ucap Kiara.

“Lo bisa ke sini tengah malem begini, kenapa ga bisa pulang sendiri juga? Ga usah banyak alesan deh!” ketus Kaivan.

“Ih jahat banget sih jadi orang!”

“Bodo amat!” ketus Kaivan yang langsung meninggalkan Kiara begitu saja dan langsung membayar semua belanjaannya, dan tidak lagi memperdulikan Kiara yang masih berada di dalam minimarket untuk membayar belanjaannya.

***

“Akkhh!!” teriakan cempreng dari mulut Kiara membuat Kaivan kembali menoleh ke belakang.

Laki-laki itu melihat Kiara yang saat ini sedang duduk di lantai, wanita itu terjatuh saat mengejar Kaivan dengan terburu-buru, belum lagi barang belanjaan Kiara berserakan di mana-mana membuat Kaivan yang melihatnya hanya bisa menghela napas panjang.

“Kamu kenapa banyak tingkah banget sih!?” ketus Kaivan memberi tatapan kesal kepada Kiara.

Walaupun begitu, Kaivan tetap berjalan menghampiri Kiara berniat untuk membantunya meski sebenarnya tidak niat.

“Makanya jangan lari-lari, nyusahin mulu jadi orang!” ketus Kaivan sambil mengulurkan tangan untuk membantu Kiara berdiri.

Setelah berhasil berdiri dengan bantuan Kaivan. Senyuman Kiara langsung merekah.

“Makanya anterin aku pulang, nanti kalau aku di jahatin orang saya salahin kamu ya dok.” Ucap Kiara.

“Yaudah cepetan!” ucap Kaivan dengan terpaksa mengiyakan untuk mengantar Kiara pulang lebih dulu.

“Yeayy!!” seru Kiara sambil berlari terburu-buru mengikuti Kaivan untuk menyebrang jalan.

Kaivan lebih dulu berjalan mendahului Kiara, kini ia sudah sampai di tengah jalan raya, sedangkan Kiara masih ketinggalan di belakang karena takut menyebrang sendirian.

“Dok! Saya ga bisa nyebrang!” teriak Kiara heboh, wanita itu makin takut kalau Kaivan akan meninggalkannya.

Kaivan menghentikan langkahnya di tengah jalan, dia menoleh ke belakang dengan perasaan kesal setengah mati. Emosinya sudah di ubun-ubun, namun dia terpaksa menguburnya dalam-dalam lagi. Karena Kiara yang cengeng itu sudah menangis, akan makin ribet lah urusannya.

Mau tak mau, Kaivan terpaksa memutar balik dan kembali menghampiri Kiara yang ketinggalan di ujung jalan. Tanpa mengatakan apapun, Kaivan meraih tangan Kiara, menggenggam tangannya dengan erat lalu memasukkan genggaman tangan mereka ke dalam saku hoodie yang di kenakan oleh Kaivan.

Sambil berjalan menyebrangi jalan, Kiara hanya bisa melongo dengan perasaan gugup sambil melihat ke arah tangannya yang masih di genggam oleh Kaivan.

“Walaupun galak dan menyebalkan ternyata Kaivan bisa sweet juga ya.” Batin Kiara di dalam hatinya.

Keduanya sampai di parkiran club, tempat Kaivan memarkirkan motornya. Kening Kiara mengerut saat melihat di mana motor Kaivan terparkir.

“Kamu habis dari..”

“Ga usah banyak tanya, cepetan naik atau gue tinggal!” tegas Kaivan.

Mendengar ucapan Kaivan membuat Kiara terdiam tidak mengatakan apa-apa lagi, wanita itu tidak mau melihat Kaivan murka. Dengan segera Kiara memakai helm yang di berikan oleh Kaivan dan langsung naik di belakang Kaivan.

Selama perjalanan, kedua laki-laki dan peremuan itu tidak ada yang memulai pembicaraan, Kaivan sibuk mengendarai motornya, sedangkan Kiara sedang asik dengan imajinasinya sendiri.

Sampai akhirnya motor Kaivan berhenti di tengah jalan karena lampu merah, bertepatan dengan ide briliant yang muncul di kepala Kiara.

“Dok, tau ga tentang gizi seimbang cinta?” tanya Kiara.

“Mana ada cinta punya gizi seimbang.” Balas Kaivan.

“Bukan makanan aja yang harus punya gizi seimbang, tapi hati ini juga perlu keseimbangan juga, kayak dokter yang jadi penyeimbang hati saya! Hahahaha..” ucap Kiara sambil tertawa dengan kencang dan memegangi perutnya yang terasa sakit.

“Bercanda loh dok, jangan di anggep serius loh.” Sambung Kiara yang masih tertawa.

Kaivan melihat Kiara dari kaca spion motornya dengan tatapan tajam.

“Kalo lo bercanda kayak gitu lagi, gue potong lidah lo biar ga bisa ngomong lagi!” ketus Kaivan dengan sangat menyeramkan.

Niat awal ingin mencairkan suasana, kini Kiara malah menyesal telah melontarkan candaan itu. Bukannya suasana tegang menjadi cair, yang ada malah menambah ketegangan hingga berlipat ganda. Akhirnya Kaivan dan Kiara sampai di rumah Kiara.

Wanita itu tidak berani bicara lagi selain mengucapkan terima kash sebelum Kaivan pergi.

***

Pagi ini Kiara sedang makan bakso di kantin sebagai menu sarapan, Kiara beralih menatap seseorang yang kini duduk di hadapannya dengan wajah keponya.

Kiara tersenyum lebar ketika di serang banyaknya pertanyaan dari Nanda yang sudah ketinggalan berita.

Sejak kemarin Nanda memang seharian sibuk di ruang operasi, makanya wanita yang biasanya paling heboh dan banyak omong itu malah baru histeris setelah mendengar gosip demi gosip dari para perawat yang ada di lobby tadi.

“Yaampun Kia, jadi...” Nanda menghentikan ucapannya lalu menelusuri ke sekeliling kantin yang terlihat mulai rame lalu berbisik.

“Jadi kalian berdua ga beneran jadi calon tunangan?” tanya Nanda dengan berbisik.

“Heem..” jawab Kiara sambil mengangguk dan memasukkan bakso berukuran sedang ke mulutnya yang mungil.

“OMG! Lo pake pelet apa sih Ki, bisa-bisanya dokter Kai sampe rela pura-pura demi lo.” Ucap Nanda.

“Lah gue ga pake pelet apa-apa ya sorry aja, mungkin dia suka sama gue sebenernya.” Balas Kiara dengan santainya.

“Dih, kepedean lo Ki!” sahut Nanda.

Kiara ingin terbahak, namun tertahan karena di mulutnya masih ada bakso yang belum di kunyah, sampai tenggorokannya tersedak kuah bakso yang pedas membuat tenggorokannya menjadi perih dan dengan segera Kiara mengambil es teh miliknya untuk meredakan rasa perih di tenggorokannya.

“Gimana ya perasaan dkter Wulan kalau tau pacarnya udah punya calon tunangan?” ucap Nanda yang membuat Kiara yang sedang meminum es tehnya langsung menyembur es teh itu sampai mengenai wajah sahabatnya itu.

“What!? Pacar?” tanya Kiara memastikan.

Nanda tidak menjawab pertanyaan Kiara, wanita itu sibuk menatap tajam ke arah sahabatnya yang sudah menyembur wajahnya.

“Gila ya lo Ki!?” teriak Nanda.

“Hehehe, sorry Nan gue refleks nyembur lo, ga sengaja gue.” Ucap Kiara sambil memamerkan gigi putihnya.

Nanda yang sudah mengelap wajahnya dengan tisu sampai kering lalu menatap wajah sahabatnya lagi dengan tatapan serius sambil berbisik.

“Dokter Kaivan dan dokter Wulan udah mulai pacaran sejak satu tahun yang lalu.” Bisik Nanda yang membuat kedua mata Kiara melotot sempurna.

“Beneran Nan?!”

“Gua ga tau pasti sih Ki, tapi dari gosip yang beredar selama ini sih gitu, mereka berdua juga sering berduaan di lingkungan rumah sakit.” Jelas Nanda.

Kiara masih terkejut, dia seketika merasa lemas dan hanya bisa bersandar di sandaran kursi yang dia duduki.

“Ya kali masa gue jadi pelakor Nan.” Ucap Kiara dengan tatapan kosong.

“Yah gue juga ga tau, lagian gosip tentang mereka pacaran belum di konfirmasi oleh dokter Kaivan dan dokter Wulan kok.” Balas Nanda.

Di tengah-tengah pembicaraan keduanya, tiba-tiba seorang dokter cantik yang sedang mereka bicarakan datang sambil tersenyum dan menyapa mereka.

“Hai Kia, hai Nanda.” Sapa Wulan membuat Kiara dan Nanda langsung mematung sambil menoleh ke arah Wulan.

Terpopuler

Comments

nova vaw

nova vaw

di balik wajah yg cantik tersimpan tipeng yg menyeuramkan

2023-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!