“Para dokter di mohon untuk segera berkumpul di lobby rumah sakit segera, karena terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan banyak korban yang ada segera datang lima menit lagi.”
Begitulah isi pesan yang di terima oleh para dokter itu, mereka ber empat langsung saling menatap satu sama lain dengan wajah serius.
“Ayo!” teriak mereka secara bersamaan.
Namun suara Kiara lah yang paling nyaring membuat telinga Kaivan terasa sakit dengan suara cempereng Kiara yang selalu membuatnya kesal.
Namun Kaivan tidak menghiraukannya karena saat ini yang terpenting adalah para korban yang akan segera datang dan ke empat dokter itu segera berlari menuju lobby untuk bersiap.
***
Setibanya di lobby, Kaivan, Kiara, Wulan dan Nanda menunggu para korban dengan perasaan gugup dan serius.
Dan benar saja, tidak lama kemudian suara nyaring dari sirine ambulance memenuhi parkiran membuat para dokter berhamburan mendekati ambulance untuk memeriksa keadaan pasien yang masih ada di dalam ambulance.
“Bagaimana keadaan pasien?” tanya Kiara kepada petugas ambulance sambil mengambil stetoskop dari saku snellinya.
“Pasien mengalami luka yang parah, lukanya berada di bagian perut yang sepertinya terkena bagian mobil yang tajam.” Jelas petugas ambulance.
Kiara masih fokus memeriksa pasien dengan teliti, dia melihat keseluruhan dan memeriksa keadaan pasien dengan menyeluruh.
“Sepertinya benturan itu mengenai bagian terdalam tubuh.” Gumam Kiara.
“Dok! Keadaan pasien semakin parah, kesadarannya menurun!” ucap petugas ambulance dengan panik.
“Segera bawa pasien ke IGD untuk di tindak lanjuti!” teriak Kiara dengan lantang dan langsung berlari mengikuti petugas ambulance yang sedang mendorong brangkar menuju IGD.
“Gimana kondisi pasien?” sura berat yang terdengar tidak asing itu membuat Kiara menoleh ke asal suara.
Kiara melihat wajah Kaivan yang ternyata sejak tadi mengikuti dia berlari sampaike IGD.
“Pasien kehilangan banyak darah dok, bagian perutnya terkena bagian mobil yang tajam dan sepertinya itu menusuk terlalu dalam membuat keadaan pasien semakin lemah.” Jelas Kiara dengan wajah yang serius.
Penjelasan Kiara membuat Kaivan terdiam sesaat, laki-laki itu sedikit tidak percaya jika perempuan menyebalkan dan aneh seperti Kiara ternyata bisa serius juga.
Caranya berbicara, gerak-geriknya dan segalanya berubah total dari Kiara yang ia temui beberapa saat yang lalu.
Dan menurut Kaivan, sikap Kiara yang seperti ini lebih cocok bahkan sangat cocok di bandingkan dengan Kiara yang konyol dan aneh.
“Lalu apa yang harus kita lakukan dok?” tanya Kiara.
“Apa lagi yang kamu lakukan!? Segera siapkan ruang operasi!” tegas Kaivan yang langsung di balas anggukan oleh Kiara.
“Baik dok!” tegas Kiara yang langsung berjalan cepat menuju ruang operasi sambil mengikat rambut panjangnya yang terurai dengan ikat rambut yang sejak tadi berada di pergelangan tangannya.
Sedangkan Kaivan hanya menatap punggung Kiara dengan rambut yang bergoyang ke kanan dan ke kiri memperlihatkan leher mulus Kiara yang terlihat sangat seksi.
***
Di dalam ruangan operasi, semua orang sudah menyiapkan semua untuk melakukan operasi dan menunggu Kiara dan Kaivan yang akan mengoprasi.
Kiara dan juga Kaivan sudah lengkap dengan baju khusus untuk melakukan operasi dan penutup kepala masuk ke dalam ruang operasi dan segera di bantu oleh para perawat memakai jubah operasi, masker dan juga sarung tangan khusus untuk mengoprasi.
Setelah siap, Kiara langsung mengikuti langkah Kaivan mendekati pasien yang sudah berbaring di atas meja operasi. Semua orang sama-sama menundukkan kepala menunggu Kaivan untuk memimpin doa sebelum memulai operasi.
Beberapa saat kemudian, Kiara menatap wajah Kaivan untuk meminta persetujuan oleh Kaivan dan langsung mendapatkan anggukan kecil tanda operasi akan segera di mulai.
“Dokter mau memimpin operasi kali ini?” tanya Kiara yang langsung mendapat gelengan kepala oleh Kaivan.
“No, ini adalah operasi kamu dan saya hanya mendampingi saja, silahkan di mulai operasinya.” Ucap Kaivan.
Mendengar ucapan Kaivan membuat Kiara tersenyum di balik maskernya sambil mengangguk mengiyakan ucapan Kaivan. Lalu Kiara kembali menajamkan matanya ke arah pasien yang sedang terbaring di atas meja operasi.
“Mari kita mulai, mess..” ucap Kiara dengan tangan yang mengambang di langit seperti meminta pisau bedah kepada perawat.
Setelah mendapatkan pisau bedahnya, Kiara segera memulai operasi dengan serius dan fokus.
Dokter cantik itu memegang pisau bedah dengan sangat lihai seperti sudah terbiasa, gerakannya yang cepat namun teliti itu mampu membuat Kaivan beberapa kali terkejut dan kagum dengan kemampuan Kiara.
Laki-laki itu tidak percaya jika wanita yang sangat menyebalkan dan aneh itu memiliki kemampuan di luar ekspektasi. Meski begitu, tetap saja Kiara masih di cap sebagai manusia yang paling menyebalkan menurut Kaivan.
Sampai akhirnya operasi yang cukup lama itu selesai dan sangat melelahkan. Kiara berjalan keluar dari ruang operasi sambil melepas penutup kepala dan maskernya.
Operasi berjam-jam memang sangat melelahkan, apa lagi perut Kiara yang sudah keroncongan sekarang
Kiara menghentikan langkahnya dan berbalik menoleh ke belakang menghadap ke arah Kaivan yang kini sedang menatapnya dengan tatapan malas.
“Dok!” panggil Kiara sambil tersenyum lebar membuat Kaivan mengerutkan keningnya.
“Apa?” balas Kaivan dengan malas.
“Mau makan di kantin bareng gak? Aku traktir.” Ajak Kiara.
“Gak!” ketus Kaivan.
“Ih, masih galak aja ya! Kok gak berubah sih galaknya?” ucap Kiara dengan bibir yang cemberut membuat Kiara terlihat semakin terlihat menyebalkan.
“Gue ga ada waktu buat ngeladenin cewek aneh kayak lo!” ketus Kaivan yang kembali berjalan melewati Kiara yang masih diam di tempatnya.
“Tunggu dulu!” ucap Kiara sambil memeluk lengan Kaivan agar laki-laki itu tidak pergi begitu saja.
“Dih! Apa-apaan sih lo!” ucap Kaivan dengan sedikit berteriak. Laki-laki itu syok karena Kiara tiba-tiba saja memeluk lengannya.
“Jangan asal pegang-pegang! Gue ga suka di pegang cewek!” ketus Kaivan.
“What!? Dokter gay ya?” tanya Kiara dengan entengnya.
Kaivan yang tidak tahan dengan ucapan Kiara langsung mengulurkan tangannya ke arah kepala wanita itu lalu menyentil jidatnya dengan kencang.
“Aw!!!” teriak Kiara yang benar-benar merasakan sakit yang amat sangat, rasanya itu perih dan sepertinya rasa sakitnya tidak akan bisa hilang.
“Kenapa nyentil jidat orang sih!?” ketus Kiara.
“Enek gue liat orang bolot kayak lo! Kalo ngomong tuh jangan asal ceplos, mending lo pindah tempat kerja aja deh, ga betah gue liat lo tiap hari!” ketus Kaivan.
“Engga akan! Aku ga akan pernah pindah karena aku akan terus menemani dokter di setiap operasi, biarin aja dokter jadi gila sendiri hahaha.” Ucap Kiara sambil tertawa layaknya orang gila.
“Pede banget kamu mau dampingin saya di setiap operasi?” ucap Kaivan.
“Dokter ga bisa nolak karena itu semua adalah perintah dari dokter Hilbert! Biarin aja dokter jadi gila gara-gara saya, rasain! Bwleee...” ejek Kiara sambil menjulurkan lidahnya.
“Byee dokter galak!” Kiara berteriak dengan suaranya yang cempreng membuat darah Kaivan semakin mendidih.
Kiara yang sedang berlarian di sektar koridor seketika heboh sendiri saat merasakan tangannya di tarik dari belakang secara tiba-tiba yang membuat Kiara terjatuh di dada bidang seorang laki-laki yang saat ini sedang memamerkan wajah galaknya.
Sambil meringis kesakitan, Kiara mengangkat kepalanya perlahan untuk melihat siapa pelaku yang membuat wajahnya sampai harus membentur dada keras yang berotot ini.
“Dokter Kai?!” ucap Kiara saat melihat sang pemilik dada bidang itu adalah milik Kaivan.
Kaivan sedikit menundukkan kepalanya untuk menatap Kiara dengan wajah galak khasnya.
“Kamu mau mati?” tanya Kaivan dengan nada rendah begitu menyeramkan.
“Hah? Mati?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Umi Tum
memang ya Kiara bisa saja mengoda Kai 🙈🙈
2023-09-07
0
sella surya amanda
lanjut
2023-09-07
0