MFDIM 7

 Kiara, Kaivan dan Arhan sudah duduk di salah satu meja yang ada di sana, dan sejak tadi Arhan pun terus mengoceh membuat Kiara hanya membalasnya dengan senyuman saja.

“Di sini ada banyak menu makanan, tinggal pilih aja Ki.” Ucap Arhan menjelaskan.

“Emangnya ada apa aja Han?” tanya Kiara.

Arhan menarik napas dalam-dalam membuat Kiara tanpa sadar juga ikut menarik napas panjang.

“Ada seblak, nasi goreng, roti bakar, bakso, mie ayam, mie goreng, mie kuah, ketoprak, gado-gado, soto ayam, rawon, nasi campur, ayam goreng, terus apa lagi ya?” ucap Arhan sambil berpikir.

“Masih ada lagi?” tanya Kiara.

“Sebenernya masih banyak sih, tapi gue cuma inget segitu aja Ki.” Balas Arhan sambil menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.

Kiara hanya terkekeh pelan mendengar ucapan Arhan yang lucu itu.

“Aku pesen seblak aja deh, pedes ya.” Ucap Kiara.

“Sok-sokan makan seblak, kalau mules-mules baru tau rasa!” ketus Kaivan tanpa rasa bersalah.

Mendengar ucapan Kaivan membuat Arhan kembali menegur temannya itu, sedangkan Kiara hanya menatap Kaivan dengan sinis.

“Nyebelin!” batin Kiara di dalam hatinya.

Arhan segera memesan pesanan mereka sebelum kembali duduk di tempat duduk mereka lagi.

“Makanan di rumah sakit ini udah kayak di restoran aja ya, gue kira bakal banyak makanan yang sehat karena di rumah sakit, ternyata ada makanan yang ga sehat juga ya, suka deh!” seru Kiara dengan semangat.

Mendengar ucapan Kiara membuat Arhan mengerutkan keningnya, dia tidak mengerti apa yang di katakan oleh Kiara barusan.

“Suka?” tanya Arhan yang penasaran.

“Iya, suka! Makanan yang ga sehat kan lebih enak.” Jawab Kiara dengan polosnya.

Mendengar jawaban Kiara yang polos membuat Arhan tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang merasa sakit karena tertawa.

“Hahaha, bener juga Ki, bisa-bisanya lo kepikiran kayak begitu.” Ucap Arhan yang masih tertawa.

Sedangkan, Kaivan hanya mengerutkan kening sambil melihat ke arah dua manusia yang sedang tertawa di hadapannya.

“Perasaan engga ada yang lucu!” gumam Kaivan sambil menggelengkan kepala.

“Oh iya, ngomong-ngomong para dokter sama perawat lain kemana ya? Kok di sini kebanyakan pasien sama keluarganya aja? Masa telat masuk semua sih?” tanya Kiara.

“Oh, biasanya rame kok, tapi hari ini kayaknya di ruang jaga semua, denger-denger dari tengah malem sampe subuh tadi banyak pasien darurat, mungkin mereka semua pada capek.” Jelas Arhan.

“Lo banyak tanya amat sih!” ketus Kaivan tiba-tiba.

“Masih mending banyak tanya, dari pada banyak ngomel, marah-marah mulu bikin cepet tua!” ketus Kiara.

“Lo! Berani lo...”

“Heh! Udah, udah! Jangan berantem mulu napa ya elah!” ucap Arhan melerai kedua manusia yang sedang saling menatap dengan tajam itu.

“Dia duluan tuh yang ngajak ribut mulu!” adu Kiara sambil menatap sinis ke arah Kaivan.

Niatnya Kiara melotot ke arah Kaivan untuk menakutinya, tapi itu tidak berefek sama sekali untuk Kaivan yang nyatanya lebih menyeramkan dari Kiara yang berpura-pura menjadi galak.

“Lo juga cari masalah terus sama gue!” balas Kaivan yang tidak kalah ketusnya.

Namun tidak seperti biasanya yang selalu melawan ucapan Kaivan dan tidak mau mengalah, saat ini Kiara malah terdiam mematung di atas bangku dengan tubuh panas dingin serta jantung yang berdegup kencang saat melihat seorang laki-laki bersnelli putih yang kini sedang berjalan memasuki kantin rumah sakit.

Melihat wajah Kiara yang seketika pucat membuat Kaivan dan juga Arhan merasa kebingungan.

“Ki, lo kenapa?” tanya Arhan dengan khawatir.

“D-dia kerja di sini?” tanya Kiara dengan nada yang lemah dan mata yang berkaca-kaca seperti ingin menangis.

“Siapa?” tanya Kaivan yang semakin penasaran dengan apa yang di takuti oleh Kiara.

“D-Dio.” Jawab Kiara.

Mendengar jawaban dari Kiara membuat Kaivan dan Arhan sama-sama menoleh ke arah yang di lihat Kiara.

“Dia lagi liatin Dio kenapa kayak liatin setan sih?” bisik Kaivan kepada Arhan.

“Ssstt..” balas Arhan.

Kiara langsung membalikkan tubuhnya agar membelakangi Dio dengan harapan agar laki-laki itu tidak mengenalinya.

Tenggorokan Kiara terasa kering ketika Dio sudah berdiri di sampingnya.

“Kai, lo di panggil dokter Hillbert di ruangannya.” Ucap Dio.

Kaivan tidak menggubris ucapan Dio, matanya hanya fokus kepada Kiara yang sekarang masih berusaha untuk menunduk menutupi wajahnya. Tangisan wanita itu semakin menjadi, tetapi tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Karena tidak mendapat jawaban dari Kaivan, akhirnya Dio mengikuti ke mana arah mata Kaivan melihat, laki-laki itu mengamati Kiara dengan seksama kemudian Dio langsung tersentak setelah mengenali siapa perempuan yang sedang menunduk itu.

“Kiara?” panggil Dio.

Mendengar Dio memanggil namanya membuat Kiara semakin merasa ketakutan, Kaivan bisa melihat tubuh Kiara bergetar begitu hebat.

“Kia?” Dio kembali memanggil Kiara dan kali ini laki-laki itu menggerakkan tangannya perlahan ingin menyentuh tubuh Kiara.

Namun gagal, karena sebuah tangan kekar tiba-tiba saja menepis tangan Dio dengan kasar.

“Jangan sentuh calon tunangan gue!” ketus Kaivan yang membuat Arhan yang sejak tadi hanya mengamati langsung membuka mulutnya lebar-lebar karena terkejut dengan yang di lakukan sahabatnya.

“Tunangan?” ucap Dio mengulangi ucapan Kaivan.

“Iya, dia calon tunangan gue!” ketus Kaivan dengan tegas dan yakin.

Kaivan langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Kiara sambil menggeser tubuh Dio dengan sedikit kasar. Kaivan langsung menggenggam tangan Kiara dan menariknya berjalan keluar dari kantin membuat Kiara terkejut dengan apa yang di lakukan Kaivan.

“Dok..” gumam Kiara sambil mengusap pipinya yang sudah basah karena air mata.

“Dokter mau apa?” tanya Kiara dengan nada pelan.

“Kita keluar dari sini!” jawab Kaivan dengan lembut, berbeda dari Kaivan yang selama ini Kiara kenal.

Tangisan Kiara berubah menjadi senyuman, jantungnya berdegup kencang karena gugup sekaligus senang. Di tambah genggaman tangan hangat yang Kaivan berikan membuat Kiara terasa seperti terbang di udara.

Saat ini hati Kiara seperti sedang berada di taman yang penuh dengan bunga yang sedang bermekaran dan di kelilingi kupu-kupu yang beterbangan dengan lincah.

Semua orang yang ada di kantin hanya bisa terdiam di tempat mereka masing-masing sambil melongo karena tidak percaya saat melihat kejadian yang ada di hadapan mereka.

Termasuk para gerombolan dokter yang baru saja ingin masuk ke dalam kantin untuk sarapan. Mereka berubah seperti patung sambil terus melihat tangan Kaivan dan Kiara yang saling bergenggaman.

Ada juga yang sedang meminum es dan ersedak karena melihat kejadian langka itu, begitu juga dengan dokter wanita yang sedang berdiri di tengah-tengah gerombolan dokter-dokter itu.

“Ada hubungan apa mereka berdua?” gumam Wulan yang masih terus menatap ke arah Kaivan dan Kiara yang sudah keluar dari kantin.

Saat suasana di kantin sedang heboh oleh pengakuan Kaivan, Kiara dan Kaivan tetap terus berjalan mninggalkan kanting dan Kaivan menarik Kiara masuk ke dalam lift dan laki-laki itu langsung menekan tombol lantai paling atas, yaitu rooftop.

Keduanya berdiam di rooftop tanpa memperdulikan seheboh apa suasana di kantin sekarang. Pengakuan yang tidak masuk akal dari mulut Kaivan benar-benar sangat mengejutkan sampai membuat Arhan tiba-tiba ambruk dan berpura-pura memegangi dadanya lalu tak sadarkan diri dengan dramatis.

Begitulah Arhan, dia memang seringkali berakting lebay tidak jelas, benar-benar tidak sesuai dengan wajahnya yang bisa di bilang tampan.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

🙈🙈🙈Arham sampai pingsan 🤣🤣🤣

2023-09-07

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!