MFDIM 17

Untuk mendinginkan hati dan jiwa, Kiara memilih untuk rebahan di atas tempat tidur sambil memainkan game di ponselnya. Satu tangannya lagi di gunakan untuk mengambil camilan milik Arhan yang terasa enak di mulut Kiara.

Hal itu mampu membuat Kiara melupakan kekesalannya kepada Kaivan, karena kalau dia terus merasa kesal yang ada malah hanya menambah dosa saja.

***

Lama memainkan game di ponselnya, entah kenapa ibu jari Kiara tiba-tiba tergerak untuk membuka aplikasi whatsapp lalu mengetik pesan untuk di kirimkan kepada Kaivan. Kiara memiliki nomer ponsel Kaivan karena dia sempat memintanya kepada Arhan semalam.

Karena Kiara yakin kalau dia memintanya langsung kepada Kaivan, pasti laki-laki itu tidak akan segan menolak menah-mentah atau bahkan mengamuk seperti biasanya.

Kiara :

“Kai, kamu di luar kan? Aku boleh titip camilan ga?”

Kiara dengan percaya dirinya mengirim pesan itu kepada Kaivan, dan tidak sampai satu menit laki-laki itu sudah membalas pesannya.

Kaivan :

“Siapa?”

“Ah iya aku pula kalau Kaivan kan ga punya nomer aku.” Gumam Kiara sambil menepuk keningnya sendiri.

Kiara ;

“Ini aku Kiara, calon tunangan kamu hihihi...”

Kaivan :

“Gue BLOCK!”

Jawaban Kaivan itu membuat Kiara langsung beranjak dari tempat tidur sambil memekik kencang, hal itu sampai membuat Nanda dan Arhan yang dari tadi santai tanpa beban jadi terkejut karena Kiara yang tiba-tiba berdiri sambil menggeram.

“Lo kenapa sih Ki? Bikin orang jantungan aja deh.” Ucap Nanda.

Namun bukannya menjawab, Kiara malah mengendus kasar layaknya orang yang sedang kesurupan.

“Ki, lo kenapa sih nakutin banget.” Ucap Nanda yang semakin ketakutan.

“Wah gawat ini gawat, dia kesurupan kayaknya Nan!” seru Arhan.

“Kaivannnn!!!” teriak Kiara yang sangat kencang membuat Arhan dan Nanda kompak untuk menutup telinga mereka masing-masing.

***

Hari ini adalah hari minggu, hari yang sangat membahagiakan bagi Kiara karena hari ini adalah hari liburnya. Jadi dia tidak perlu pusing dengan para pasien yang begitu menumpuk setiap harinya, khususnya jadwal operasi yang tidak ada habisnya hingga membuat Kiara kadang hampir pingsan karena terus berada di dalam ruangan selama hampir seharian penuh.

Kiara melihat jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Kiara ada janji dengan Kaivan dan Arhan, mereka akan berkeliling komplek Kiara sambil menaiki sepedah.

“Asikk,, ketemu Kaivan lagi!!” sorak Kiara dengan gembira.

Kiara kembali lagi menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya, wanita itu mengenakan celana pendek di padukan dengan tanktop tali lebar untuk berolahraga.

Kiara juga melatih senyumnya untuk dia tunjukkan saat bertemu dengan Kaivan sampai berkali-kali agar sempurna dan membuat Kaivan terpikat.

Setelah selesai bercermin dan merasa sudah melatih senyumnya dengan benar, barulah Kiara keluar dari kamarnya bertepatan dengan suara bel pintu rumahnya yang membuat Kiara langsung berlari menuruni tangga dengan girang.

Senyum di wajah Kiara semakin merekah saat membuka pintu rumahnya dan melihat Kaivan dan Arhan yang sudah berdiri tepat di hadapannya.

Seketika Kiara menelan salvilanya dengan susah payah saat melihat Kaivan dengan rambut acak-acakan, mengenakan kaos tanpa lengan yang memperlihatkan lengannya yang kekar dan berotot.

“Perfect! Lumayan lah buat sarapan pagi hihihi..” gumam Kiara sambil terus menahan senyumannya.

“Hai Ki!” sapa Arhan membuyarkan lamunan Kiara.

“Hai! Kalian berdua bawa sepeda kan?” tanya Kiara.

“Bawa dong, kan kita mau sepedaan.” Balas Arhan dengan cepat.

“Aku numpang boleh ga?” tanya Kiara.

“Lo ga punya sepeda? Apa ga mampu beli!?” tanya Kaivan dengan ketus.

Padahal sejak tadi Kiara sudah menyiapkan senyum terbaiknya untuk menyambut Kaivan, tapi sekarang malah hilang sudah, Kaivan terlalu menyebalkan hingga membua Kiara cemberut setiap hari.

“Bukannya engga mampu beli, aku ga sempat beli, aku juga ga suka sepedaan ngapain beli sepeda yang ada mubadzir ga pernah di pake!” jelas Kiara.

“Terus ngapain lo sok-sokan mau ikut kita? Sana masuk aja lagi!” usir Kaivan.

“Yaampun Kai jahat banget sih jadi orang!” ketus Kiara sambil memanyunkan bibirnya.

“Bodo amat!” ketus Kaivan.

“Yaelah kalian ga bisa apa baikan gitu sehari aja.” Sahut Arhan.

“Diem!” bentak Kaivan yang memang sedang tidak mood setelah melihat wajah Kiara.

“Kamu tuh kurangin galaknya, nanti darah tinggi gimana coba?”  ucap Kiara.

“Ga usah sok perduli lo!” ketus Kaivan.

Arhan yang melihat pertengkaran mereka mendadak jadi bingung sendiri, jika tidak segera di lerai maka akan terjadi perang dunia ke sepuluh ini.

“Udah udah guys! Jangan berantem mulu deh kalian nanti benci jadi cinta terus beneran jadian loh.” Ucap Arhan.

“Dih! Ya kali gue jadian sama ni anak! Ogah!” ketus Kaivan.

“Emang kamu pikir aku mau gitu jadian sama kamu?!” tanya Kiara yang tidak mau kalah.

“Baguslah! Itu artinya lo tau diri!” ucap Kaivan dengan tatapan tajam.

“Apaan sih!” ketus Kiara.

Arhan yang bingung hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, laki-laki itu bingung harus melakukan apa agar keduanya bisa akur.

“Oke!” teriak Arhan yang membuat Kiara dan Kaivan langsung menoleh ke arahnya.

“Karena Tom and Jerry harus melakukan pendekatan biar akur, jadi Kiara bakal boncengan sama Kaivan.” Ucap Arhan.

“Hah!? ga mau gue!” tolak Kaivan mentah-mentah.

Sedangkan Kiara hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa, kalau wanita itu sih mau-mau aja apa lagi di bonceng Kaivan yang tamvan itu. Tapi saat ini Kiara sedang berpura-pura marah.

“Gue ga mau tau, pokoknya lo bonceng Kiara!” ucap Arhan tidak perduli.

Setelah mengatakan hal itu, Arhan segera naik ke atas sepedanya dan pergi begitu saja meninggalkan Kiara dan Kaivan yang masih berdiri di depan pintu rumah.

Sampai akhirnya mau tidak mau Kaivan membonceng Kiara dengan beberapa kali menghela napas panjang meratapi nasibnya yang pagi-pagi sudah sial.

Selama perjalanan keliling komplek, Kaivan mencoba untuk bersabar ketika Kiara memeluknya dengan erat. Wanita itu bahkan menaruh dagunya di atas pundak Kaivan sambil beberapa kali berteriak menikmati angin pagi yang menerpa wajahnya dengan senjuknya.

“Lepasin pelukan lo!” ucap Kaivan.

“Engga mau!”

“Lo kenapa sih ga bisa sehari aja ga bikin gue emosi?! Lepas ga!”

“Ga mau, nanti kalo aku jatuh gimana Kai? Emang kamu mau nolongin?” tanya Kiara memelas.

“Cuma orang bodoh yang mau menjatuhkan dirinya dari sepeda! Lo kan bisa pegangan tempat duduk sepeda, bisa pegang bahu gue apa baju gue! Seneng banget lo meluk gue mulu!”

“Aku kan ga mau jauh-jauh dari Kaivan, kalo peluk kan jadi lebih deket, hehehe.” Ucap Kiara dengan nada yang imut membuat telinga Kaivan mendadak jadi panas.

Sementara itu, sepeda Arhan sudah sangat jauh mendahului Kaivan dan Kiara, entah apa yang di rencanakan oleh Arhan kali ini, yang pasti sejak tadi laki-laki itu tertawa bahagia di dalam hati melihat Kiara dan Kaivan.

Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!