Untuk mendinginkan hati dan jiwa, Kiara memilih untuk rebahan di atas tempat tidur sambil memainkan game di ponselnya. Satu tangannya lagi di gunakan untuk mengambil camilan milik Arhan yang terasa enak di mulut Kiara.
Hal itu mampu membuat Kiara melupakan kekesalannya kepada Kaivan, karena kalau dia terus merasa kesal yang ada malah hanya menambah dosa saja.
***
Lama memainkan game di ponselnya, entah kenapa ibu jari Kiara tiba-tiba tergerak untuk membuka aplikasi whatsapp lalu mengetik pesan untuk di kirimkan kepada Kaivan. Kiara memiliki nomer ponsel Kaivan karena dia sempat memintanya kepada Arhan semalam.
Karena Kiara yakin kalau dia memintanya langsung kepada Kaivan, pasti laki-laki itu tidak akan segan menolak menah-mentah atau bahkan mengamuk seperti biasanya.
Kiara :
“Kai, kamu di luar kan? Aku boleh titip camilan ga?”
Kiara dengan percaya dirinya mengirim pesan itu kepada Kaivan, dan tidak sampai satu menit laki-laki itu sudah membalas pesannya.
Kaivan :
“Siapa?”
“Ah iya aku pula kalau Kaivan kan ga punya nomer aku.” Gumam Kiara sambil menepuk keningnya sendiri.
Kiara ;
“Ini aku Kiara, calon tunangan kamu hihihi...”
Kaivan :
“Gue BLOCK!”
Jawaban Kaivan itu membuat Kiara langsung beranjak dari tempat tidur sambil memekik kencang, hal itu sampai membuat Nanda dan Arhan yang dari tadi santai tanpa beban jadi terkejut karena Kiara yang tiba-tiba berdiri sambil menggeram.
“Lo kenapa sih Ki? Bikin orang jantungan aja deh.” Ucap Nanda.
Namun bukannya menjawab, Kiara malah mengendus kasar layaknya orang yang sedang kesurupan.
“Ki, lo kenapa sih nakutin banget.” Ucap Nanda yang semakin ketakutan.
“Wah gawat ini gawat, dia kesurupan kayaknya Nan!” seru Arhan.
“Kaivannnn!!!” teriak Kiara yang sangat kencang membuat Arhan dan Nanda kompak untuk menutup telinga mereka masing-masing.
***
Hari ini adalah hari minggu, hari yang sangat membahagiakan bagi Kiara karena hari ini adalah hari liburnya. Jadi dia tidak perlu pusing dengan para pasien yang begitu menumpuk setiap harinya, khususnya jadwal operasi yang tidak ada habisnya hingga membuat Kiara kadang hampir pingsan karena terus berada di dalam ruangan selama hampir seharian penuh.
Kiara melihat jam dinding di kamarnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Kiara ada janji dengan Kaivan dan Arhan, mereka akan berkeliling komplek Kiara sambil menaiki sepedah.
“Asikk,, ketemu Kaivan lagi!!” sorak Kiara dengan gembira.
Kiara kembali lagi menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya, wanita itu mengenakan celana pendek di padukan dengan tanktop tali lebar untuk berolahraga.
Kiara juga melatih senyumnya untuk dia tunjukkan saat bertemu dengan Kaivan sampai berkali-kali agar sempurna dan membuat Kaivan terpikat.
Setelah selesai bercermin dan merasa sudah melatih senyumnya dengan benar, barulah Kiara keluar dari kamarnya bertepatan dengan suara bel pintu rumahnya yang membuat Kiara langsung berlari menuruni tangga dengan girang.
Senyum di wajah Kiara semakin merekah saat membuka pintu rumahnya dan melihat Kaivan dan Arhan yang sudah berdiri tepat di hadapannya.
Seketika Kiara menelan salvilanya dengan susah payah saat melihat Kaivan dengan rambut acak-acakan, mengenakan kaos tanpa lengan yang memperlihatkan lengannya yang kekar dan berotot.
“Perfect! Lumayan lah buat sarapan pagi hihihi..” gumam Kiara sambil terus menahan senyumannya.
“Hai Ki!” sapa Arhan membuyarkan lamunan Kiara.
“Hai! Kalian berdua bawa sepeda kan?” tanya Kiara.
“Bawa dong, kan kita mau sepedaan.” Balas Arhan dengan cepat.
“Aku numpang boleh ga?” tanya Kiara.
“Lo ga punya sepeda? Apa ga mampu beli!?” tanya Kaivan dengan ketus.
Padahal sejak tadi Kiara sudah menyiapkan senyum terbaiknya untuk menyambut Kaivan, tapi sekarang malah hilang sudah, Kaivan terlalu menyebalkan hingga membua Kiara cemberut setiap hari.
“Bukannya engga mampu beli, aku ga sempat beli, aku juga ga suka sepedaan ngapain beli sepeda yang ada mubadzir ga pernah di pake!” jelas Kiara.
“Terus ngapain lo sok-sokan mau ikut kita? Sana masuk aja lagi!” usir Kaivan.
“Yaampun Kai jahat banget sih jadi orang!” ketus Kiara sambil memanyunkan bibirnya.
“Bodo amat!” ketus Kaivan.
“Yaelah kalian ga bisa apa baikan gitu sehari aja.” Sahut Arhan.
“Diem!” bentak Kaivan yang memang sedang tidak mood setelah melihat wajah Kiara.
“Kamu tuh kurangin galaknya, nanti darah tinggi gimana coba?” ucap Kiara.
“Ga usah sok perduli lo!” ketus Kaivan.
Arhan yang melihat pertengkaran mereka mendadak jadi bingung sendiri, jika tidak segera di lerai maka akan terjadi perang dunia ke sepuluh ini.
“Udah udah guys! Jangan berantem mulu deh kalian nanti benci jadi cinta terus beneran jadian loh.” Ucap Arhan.
“Dih! Ya kali gue jadian sama ni anak! Ogah!” ketus Kaivan.
“Emang kamu pikir aku mau gitu jadian sama kamu?!” tanya Kiara yang tidak mau kalah.
“Baguslah! Itu artinya lo tau diri!” ucap Kaivan dengan tatapan tajam.
“Apaan sih!” ketus Kiara.
Arhan yang bingung hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, laki-laki itu bingung harus melakukan apa agar keduanya bisa akur.
“Oke!” teriak Arhan yang membuat Kiara dan Kaivan langsung menoleh ke arahnya.
“Karena Tom and Jerry harus melakukan pendekatan biar akur, jadi Kiara bakal boncengan sama Kaivan.” Ucap Arhan.
“Hah!? ga mau gue!” tolak Kaivan mentah-mentah.
Sedangkan Kiara hanya diam saja tanpa mengatakan apa-apa, kalau wanita itu sih mau-mau aja apa lagi di bonceng Kaivan yang tamvan itu. Tapi saat ini Kiara sedang berpura-pura marah.
“Gue ga mau tau, pokoknya lo bonceng Kiara!” ucap Arhan tidak perduli.
Setelah mengatakan hal itu, Arhan segera naik ke atas sepedanya dan pergi begitu saja meninggalkan Kiara dan Kaivan yang masih berdiri di depan pintu rumah.
Sampai akhirnya mau tidak mau Kaivan membonceng Kiara dengan beberapa kali menghela napas panjang meratapi nasibnya yang pagi-pagi sudah sial.
Selama perjalanan keliling komplek, Kaivan mencoba untuk bersabar ketika Kiara memeluknya dengan erat. Wanita itu bahkan menaruh dagunya di atas pundak Kaivan sambil beberapa kali berteriak menikmati angin pagi yang menerpa wajahnya dengan senjuknya.
“Lepasin pelukan lo!” ucap Kaivan.
“Engga mau!”
“Lo kenapa sih ga bisa sehari aja ga bikin gue emosi?! Lepas ga!”
“Ga mau, nanti kalo aku jatuh gimana Kai? Emang kamu mau nolongin?” tanya Kiara memelas.
“Cuma orang bodoh yang mau menjatuhkan dirinya dari sepeda! Lo kan bisa pegangan tempat duduk sepeda, bisa pegang bahu gue apa baju gue! Seneng banget lo meluk gue mulu!”
“Aku kan ga mau jauh-jauh dari Kaivan, kalo peluk kan jadi lebih deket, hehehe.” Ucap Kiara dengan nada yang imut membuat telinga Kaivan mendadak jadi panas.
Sementara itu, sepeda Arhan sudah sangat jauh mendahului Kaivan dan Kiara, entah apa yang di rencanakan oleh Arhan kali ini, yang pasti sejak tadi laki-laki itu tertawa bahagia di dalam hati melihat Kiara dan Kaivan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments