MFDIM 14

“Hai Kia, hai Nanda.” Sapa Wulan membuat Kiara dan Nanda langsung mematung sambil menoleh ke arah Wulan.

***

“Eh? H-hai dokter Wulan.” Balas Kiara sambil menelan salvilanya dengan susah payah.

Sedangkan Nanda hanya mematung di tempatnya melihat seseorang yang sejak tadi mereka bicarakan.

“Kenapa? muka kamu kok kayak ketakutan gitu Ki?” tanya Wulan sambil tersenyum ramah.

“Engga kok dok, engga takut.” Balas Kiara sambil tersenyum yang di paksakan.

“Mati lo Ki!” batin Nanda di dalam hatinya.

Wulan tersenyum sambil menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, lalu dia duduk di sebelah Nanda dan di depan Kiara dengan anggun. Kiara tidak heran kalau wanita se anggun Wulan bisa menjadi kekasih si cassanova rumah sakit.

“Kamu beneran calon tunangannya Kaivan Ki?” tanya Wulan to the point.

Pertanyaan yang di lontarkan oleh Wulan itu membuat jantung Kiara seperti ingin copot rasanya, kakinya mendadak jadi lemas dan gemetar. Kiara bingung harus menjawab apa, kalau dia jujur tentang kabar yang beredar itu hanyalah pura-pura maka Kiara akan sangat malu, tapi Kiara juga tidak ingin menyakiti perasaan Wulan dengan mengatakan kalau dia adalah calon tunangan Kaivan.

“Duh maaf banget ya dok, saya lupa ada jadwal kunjungan pasien,, kita ngobrolnya nanti aja ya dok, bye..” ucap Kiara yang langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan Wulan dan Nanda di tempatnya.

Melihat kepergian Kiara, Wulan langsung mengalihkan pandangannya ke arah Nanda sambil tersenyum manis.

“Temen kamu,, mm aneh ya?” ucap Wulan dengan ragu untuk mengatakan hal itu.

Di tempat lain, Kiara sedang menempelkan stetoskopnya di atas perut seorang remaja laki-laki yang menjadi pasiennya kali ini. Beberapa saat kemudian Kiara perlahan menjauhkan stetoskop dari perut pasien itu lalu dia mengacungkan kempolnya sembari tersenyum lebar.

“Operasinya berhasil, semuanya sudah normal kok, habis ini jangan sering-sering makan mie instan ya, awas aja kalo kamu balik ke sini lagi dan keluhannya usus buntu lagi!” ucap Kiara sambil menajamkan kedua matanya untuk memberi peringatan kepada pasiennya tapi hal itu tidak membuat pasiennya takut karena wajah Kiara terlihat lucu.

“Iya dok, makasih ya.” Ucap remaja laki-laki itu.

“Ya udah, nanti saya balik lagi buat ngecek keadaan kamu lagi, bye Nino.” Ucap Kiara dengan ramah kepada remaja laki-laki itu yang bernama Nino.

Nino tertawa geli sambil membalas lambaian tangan Kiara, di dalam hati laki-laki remaja itu dia tertawa melihat tingkah seorang dokter seperti Kiara yang sifatnya sangat ceria, tengil dan konyol.

Namun meski begitu, Nino menyukai Kiara yang periang dan selalu memberikan aura positif untuk orang-orang di sekitarnya. Jika bukan karena perbedaan umur yang cukup jauh, mungkin Nino sudah menjadikan dokter cantik itu sebagai pacarnya.

Sementara itu, Kiara yang sedang berjalan keluar dari ruangan Nino sambil sesekali menganggukkan kepalanya untuk membalas sapaan dari para perawat yang menyapanya.

Namun tiba-tiba, langkah Kiara terhenti di tengah koridor, seketika jantung Kiara berdegup dengan kencang, matanya membulat dengan sempurna, tubuhnya mendadak gemetar dengan keringat dingin yang mengucur dari kepalanya saat melihat laki-laki yang ber jas putih yang kini berdiri tepat di hadapannya.

“D-Dio?” ucap Kiara dengan suara yang terdengar bergetar.

Perlahan tapi pasti Kiara melangkah mundur selangkah demi selangkah, matanya memerah menandakan kalau Kiara sebentar lagi akan menangis.

“Kiara.” Gumam Dio sambil menatap wajah Kiara dengan tatapan dalam seperti memancarkan perasaan bersalah yang tidak mempu untuk di jelaskan.

Kiara langsung menundukkan kepalanya sambil menahan rasa tangisnya yang kini sudah bersiap untuk berbalik badan dan meninggalkan tempatnya.

“Pergi!” tegas Kiara saat melihat Dio sudah berada di hadapannya.

“Ki, aku mau minta maaf.” Ucap Dio yang terus melangkah maju membuat Kiara ikut mundur sambil terus menundukkan kepala.

Kiara menggelengkan kepala dengan kuat sambil terisak pelan. Air mata yang dia tahan sejak tadi ternyata keluar juga pada akhirnya. Ternyata rasa takutnya kepada Dio jauh lebih besar hingga mempu membuat keceriaan di wajah Kiara mendadak menghilang.

“Pergi Dio! Aku ga mau lihat kamu!” teriak Kiara menggema ke selurus koridor rumah sakit membuat semua perhatian beralih ke padanya.

“Ki, aku mau bicara sebentar aja sama kamu.” Ucap Dio.

“Engga! Aku ga mau ngomong sama kamu Dio! Pergi sekarang juga!” teriak Kiara.

Dio yang kebingungan dengan sikap Kiara itu hanya bisa mengerutkan keningnya sambil terus menatap wajah Kiara. Perlahan tapi pasti kedua tangan Dio mulai terulur untuk menyentuh lengan Kiara membuat wanita itu semakin histeris.

“Jangan sentuh aku! Aku ga mau di sentuh kamu! Pergi!” ucap Kiara yang seperti orang kesetanan.

“Kamu kenapa kayak gini sih Ki?” tanya Dio sambil mengguncang tubuh Kiara untuk membuat wanita itu sadar dan berhenti histeris.

Namun bukannya sadar dan berhenti histeris, tangis Kiara malah semakin menjadi membuat Dio dan Kiara sudah menjadi bahan tontonan orang banyak.

“Kenapa kamu tanya aku? Bukannya harisnya kamu tanya ke diri kamu sendiri Dio!” Ucap Kiara sambil tersedu-sedu.

“Oke, aku minta maaf sama kamu buat kejadian itu, tapi itu udah berlalu kan Ki? Kamu bisa kan maafin aku?” tanya Dio yang membuat Kiara langsung menatap tajam ke arah Dio dengan mata yang masih memerah.

“Gampang banget kamu bilang hal itu setelah bikin kehidupan orang hancur!” ketus Kiara sambil memukul keras dada bidang Dio, meskipun pukulan itu sama sekali tidak berasa bagi Dio.

“Tapi Ki,,, aku...” belum selesai Dio melanjutkan kata-katanya, tubuhnya sudah ambruk seketika di atas lantai saat seseorang memberinya pukulan yang keras di wajahnya. Wajah Dio terasa nyeri seolah rahangnya hancur saat itu juga.

Bajing4n! gue bilang jangan sentuh dia!” bentak Kaivan dengan sadisnya memukul wajah Dio dan mencengkram kerah baju Dio.

“Lo apa-apaan sih Kai!?” ucap Dio tidak terima, laki-laki itu langsung mendorong tubuh Kaivan untuk melepaskan diri.

Kaivan menonjok wajah Dio untuk yang kedua kalinya, membuat Dio meringis kesakitan. Pelipisnya mengeluarkan darah segar yang terus mengalir turun ke pipinya.

Dio menajamkan pandangannya pada Kaivan, ia mengepalkan tangannya dengan kuat berniat untuk membalas perbuatan Kaivan terhadap dirinya. Tapi sayangnya gerakan Kaivan terlalu cepat untuk menahan tangan Dio.

Sementara, Kiara yang melihat kejadian itu hanya bisa menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Kiara tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat, begitu juga dengan Arhan yang tadi datang bersama Kaivan.

Laki-laki itu tidak percaya kalau Kaivan sangat sadis dan menyeramkan jika sudah terbawa emosi sampai membuat lawannya hancur.

“Mati aja lo!” teriak Kaivan yang sudah berniat untuk memuluk Dio lagi, namun aksinya tertahan saat mendengar suara teriakan dari Kiara.

“Dokter Kai, sudah cukup!”

Kaivan melepaskan cengkramannya dari kerah Dio, dia menghela napas panjang untuk meredakan emosinya yang sudah di ubun-ubun.

“Satu jari aja lo berani nyentuh dia, lo berurusan sama gue!” ancam Kaivan dengan serius dan penuh amarah.

Kaivan langsung menggenggam tangan Kiara dengan erat lalu membawa wanita itu menjauh dari Dio yang masih mematung di tempatnya.

“Wah gila!” gumam Arhan pelan lalu berlari mengikuti Kaivan dan Kiara yang sudah berjalan mendahuluinya.

Saat ketiga orang itu benar-benar menghilang dari pandangat Dio, laki-laki itu langsung menendang bangku yang ada di pinggiran koridor sambil mengelap darah yang mengucur di wajahnya.

“Sial!” umpat Dio dengan kesal.

Sampai saat ini, ada banyak perawat bahkan pasien yang berlarian untuk menjauh karena ketakutan setelah pertengkaran dua laki-laki idaman rumah sakit yang baru saja menjadi bahan tontonan.

Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!