MFDIM 9

Kiara menyeka keringatnya berkali-kali, kakinya terus berlari mengikuti Kaivan yang ada di depannya. Pipinya memerah akibat kepanasan, matanya menyipit, napasnya pun terdengar tidak teratur.

Rasanya Kiara ingin berteriak sekencang-kencangnya karena perbuatan kejam Kaivan yang menyuruhnya berlari keliling halaman belakang rumah sakit untuk menghilangkan rasa sedihnya.

Di tengah jam istirahat yang harusnya Kiara bisa bersantai di ruang jaga, Kaivan malah memaksanya untuk berlari di taman belakang rumah sakit di bawah teriknya sinar matahari yang langsung mengenai kepala Kiara sampai keringat wanita itu saat ini bercucuran membasahi wajah dan lehernya bahkan tubuhnya.

“Jadi ini yang dokter maksud menghilangkan sedih? Ini mah bukan ngilangin sedih tapi nambah penyakit, badan jadi sakit semua!” ketus Kiara.

“Engga usah banyak omong deh! Tinggal lari aja apa susahnya sih!?” ketus Kaivan.

“Dok, udah yuk larinya, udah capek ini.” Pinta Kiara yang masih ngos-ngosan.

“Lo tau ga sih manfaat lari itu buat apa? Lari itu bisa menggantikan suasana hati lo yang awalnya sedih jadi bisa lupain semuanya! Lagian baru lari lima puluh puteran aja udah ngeluh!” ucap Kaivan yang kakinya masih setia untuk berlari.

“Istirahat bentar aja napa dok, emangnya dokter ga capek apa?” tanya Kiara.

“Enggak, gue ga selemah lo.” Jawab Kaivan.

Kiara tidak perduli lagi, wanita itu sekarang sudah menghentikan langkahnya sambil menatap sebal ke arah Kaivan.

Laki-laki yang satu itu memang selalu menyebalkan, hampir setiap detik, bahkan napasnya saja sudah menyebalkan untuk Kiara. Ingin sekali rasanya Kiara menendang Kaivan sampai terbang jauh ke ujung samudra, sayangnya dia tidak sekuat itu bisa menendang seseorang sampai sejauh itu.

Namun melihat Kaivan yang berlari sambil membalikkan badannya dengan tatapan tajam membuat Kiara kembali melanjutkan langkah kakinya untuk menyusul Kaivan.

“Dok, temenin aku ke kantin dulu dong, haus nih.” Rayu Kiara.

“Gak! Ke kantin sendiri aja sana, jangan manja!” ketus Kaivan.

Lagi-lagi Kiara memanyunkan bibirnya mendengar jawaban dari Kaivan.

“Aku tuh bukannya manja, tapi takut nyasar tau!” ketus Kiara.

Kaivan menghentikan langkahnya dan berbalik manatap Kiara dengan tatapan datarnya.

“Ya udah kalo gitu, ayo gue...” kata-kata Kaivan terhenti saat melihat Kiara yang tiba-tiba saja ambruk di atas rerumputan.

“Kia! Lo kenapa? pingsan?” tanya Kaivan dengan konyolnya.

Kiara tidak menjawab, tubuhnya terbaring lemas di bawah sinar matahari dengan wajah yang tampak pucat di sertai keringat di wajahnya.

“Kiara?” panggil Kaivan tanpa menghampiri tubuh Kiara dengan harapan kalau wanita itu hanya beristirahat sebentar dengan gaya rebahan saja. Meskipun sebenarnya Kaivan tahu kalau Kiara memang tidak sadarkan diri.

Setelah memastikan kalau Kiara benar-benar pingsan, barulah Kaivan menghampiri tubuh Kiara yang masih tergeletak di sana, lalu Kaivan berjongkok di samping tubuh lemah Kiara.

“Nyusahin banget sih jadi orang!” ketus Kaivan sambil mengguncang tubuh Kiara dengan kuat berusaha untuk membangunkan Kiara.

“Woy bangun!” ucap Kaivan lagi.

Kaivan menepuk pipi Kiara berharap agar wanita itu segera bangun, namun tidak ada tanda-tanda Kiara akan membuka kedua matanya membuat Kaivan menghela napas panjang karena frustasi.

“Nyusahin banget sih lo!” ketus Kaivan.

Akhirnya dengan rasa terpaksa yang sangat mendalam, Kaivan segera mengangkat tubuh Kiara perlahan, tentu saja laki-laki itu tidak ikhlas melakukannya, Kaivan terus mengomel di dalam hatinya mengutuk Kiara yang saat ini masih memejamkan kedua matanya.

Kaivan membawa Kiara menuju lobby rumah sakit yang sekarang penuh dengan berbagai macam pasien. Pengunjung, staff rumah sakit bahkan sampai dokter yang sedang bergosip di sana semakin melongo melihat apa yang ada di depan mata mereka.

Bahkan tidak sedikit orang yang menggerutu kesal karena sang cassanova rumah sakit ini malah menggendong wanita lain.

“Eh, jadi beneran dokter Kiara calon tunangannya dokter Kaivan?” ucap salah satu staff rumah sakit yang ada di sana.

Dan kata-kata itulah yang pertama kali masuk ke dalam telinga Kaivan yang kebetulan sedang melewati orang itu.

Namun kali ini Kaivan hanya diam karena dia malas berdebat dan mengomel, jadi Kaivan hanya membiarkan orang-orang yang ada di sana menggosip sesuka hati mereka.

Kaivan beralih menatap wajah Kiara yang ternyata terlihat manis saat sedang diam seperti itu.

“Ngeselin.” Gumam Kaivan pelan lalu kembali fokus ke depan.

Walaupun merasa terbebani dan kerepotan karena Kiara, namun Kaivan tetap menggendong wanita itu dengan sabar menuju ruang jaga dengan wajah kusutnya tentu saja.

Setelah sampai di ruang jaga, Kaivan langsung menuju ke tempat tidur yang kosong dan menghempaskan tubuh Kiara begitu saja dengan kasar ke atas tempat tidur yang keras itu.

“Aw!” teriak Kiara dengan nyaring sambil memegangi b0kong dan pinggangnya yang terasa sakit.

“Nah, akhirnya bangun juga lo.” Ucap Kaivan sambil tersenyum miring.

“Kasar banget sih jadi orang!” ketus Kiara.

“Kalau engga gitu, lo ga akan bangun! Harusnya lo berterimakasih sama gue bukannya malah ngomel!” ketus Kaivan.

“Ngeselin banget sih jadi orang! Dokter tuh harusnya...”

“Stop! Jangan banyak ngomong, gue sibuk!” tegas Kaivan memotong kata-kata Kiara.

Kaivan berniat untuk berbalik sebelum akhirnya Kiara kembali memanggilnya.

“Dok!” panggil Kiara.

“Apa lagi sih!?”

“Temenin saya di sini dong, masa iya sih aku di tinggal gitu aja, minimal ambilin saya minum gitu.” Ucap Kiara.

“Lo masih hidup, tangan sama kaki lo juga masih bisa di gunain kan? Jangan manja, ambil minum sendiri, noh galon juga deket jaraknya sama lo!” ketus Kaivan.

“Dokter bisa ga sih jangan galak-galak? Kalo marah-marah terus nanti dokter cepet tua!” ucap Kiara.

“Bodo amat, gue ga perduli!” ketus Kaivan.

Setelah mengatakan hal itu Kaivan tidak mau menunggu lebih lama lagi untuk mendengar ocehan Kiara, laki-laki itu langsung berjalan keluar dari ruang jaga.

Kaivan berjalan melewati koridor rumah sakit sambil memberikan tatapan sinis kepada orang-orang yang sejak tadi menatapnya.

“Apaan sih mereka!” gumam Kaivan yang merasa risih dengan tatapan orang-orang tersebut.

Yang tadinya berniat untuk menuju ruangannya, seketika mengubah haluannya, dan berjalan menuju kantin untuk membeli air mineral dan meneguknya sampai tersisa setengah botol.

Kedua mata Kaivan melirik ke kanan dan ke kiri seperti sedang mencari seseorang namun tidak kunjung di temukan.

Akhirnya, seorang Kaivan yang biasanya sangat irit bicara itu langsung menghampiri salah satu meja yang di sana ada beberapa perawat yang sedang menggosip. Tentu saja Kaivan dan Kiara lah yang menjadi bahan gosip saat itu.

Sebenarnya Kaivan mendengar apa yang di katakan oleh para perawat itu, hanya saja dia memilih untuk tidak ambil pusing saja dan lebih memilih untuk mengabaikan semuanya, lalu dia menyentuh pundak salah satu perawat yang ada di sana dengan wajah juteknya.

“Misi, saya mau minta tolong.” Ucap Kaivan yang membuat semua orang di meja itu menoleh ke asal suara.

Para perawat itu langsung terlonjak kaget, mereka takut kalau kepergok karena membicarakan Kaivan, mereka juga merasa bahagia karena sang cassanova rumah sakit menghampiri mereka.

Sambil tersenyum manis dan penuh percaya diri, perawat yang tadi di sentuh pundaknya pun segera berdiri dari tempat duduknya dengan tubuh yang bergetar.

“Iya dok?”

Kaivan menghembuskan napas kasar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain karena malas menatap lawan bicaranya. Lalu Kaivan mengulurkan tangan kanannya yang berisi botol air mineral.

“Tolong kasih ini ke Kiara, dia ada di ruang jaga sekarang.” Ucap Kaivan.

Terpopuler

Comments

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-09-09

0

Umi Tum

Umi Tum

perhatian juga ternyata Kai sama Kia 🙈🙈

2023-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!