MFDIM 10

“Tolong kasih ini ke Kiara, dia ada di ruang jaga sekarang.” Ucap Kaivan.

***

Setelah memberikan botol minuman kepada perawat itu, Kaivan segera pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih, namun hal itu tidak menjadi masalah untuk perawat itu karena yang terpenting untuknya adalah berbicara dengan Kaivan yang sangat tampan itu.

Kebetulan perawat itu adalah salah satu penggemar berat Kaivan, namanya Delina. Semenjak bekerja di rumah sakit ini Delina memang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Kaivan.

Dokter yang tidak pernah ada habisnya menjadi perbincangan para perawat, dokter serta pasien yang ada di rumah sakit itu sudah memikat hati Delina sampai ke ulu hati, memang sangat berlebihan, tapi memang begitu kenyataannya.

“Minuman ini buat saya aja ya dok.” Gumam Delina sambil tersenyum manis lalu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga seraya bersorak di dalam hati.

Sedangkan teman-teman perawatnya yang sejak tadi melihat interaksi antara Delina dan Kaivan hanya bisa melongo tidak percaya, dan menurut mereka hari itu Delina sangat beruntung karena bisa di ajak bicara oleh Kaivan.

Sedangkan di ruang jaga..

Brakkk!!! Seseorang membanting pintu membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu terkejut.

“Kiaraaa!!!!” teriak Arhan dengan heboh sambil berlari masuk ke dalam ruang jaga dan langsung menghampiri Kiara di ikuti Kaivan yang berjalan santai di belakang Arhan.

Kiara yang awalnya sedang berbaring di atas tempat tidur, sekarang sudah mengubah posisinya menjadi duduk bersandar.

“Hai Arhan!” balas Kiara.

“Lo ga apa-apa kan Ki? Katanya lo pingsan ya? Kai yang buat lo pingsan ya?!” tanya Arhan dengan penuh antusias.

“Woy! Jangan asal nuduh lo jadi orang!” ketus Kaivan yang tidak terima dengan tuduhan dari temannya.

Kiara hanya terkekeh geli mendengar percakapan kedua laki-laki yang saat ini ada di hadapannya.

“Engga kok, dokter Kaivan ga sekejam itu.” Balas Kiara.

“Terus kenapa lo sampe pingsan?” tanya Arhan.

“Gue cuma kecapean aja Han, mataharinya kan lagi panas banget terus dokter Kai ngajak gue lari-larian.” Jelas Kiara.

“Ya iya lah, namanya juga matahari ya panas, mana ada matahari dingin.” Celetuk Kaivan.

“Kai, jangan mulai deh!” tegur Arhan.

Kiara menatap sinis ke arah Kaivan seolah ingin menerkam mangsa. Sedangkan Kaivan yang sadar dengan tatapan Kiara malah balik menatapnya, bahkan tatapan Kaivan jauh lebih menyeramkan dari tatapan yang Kiara berikan.

“Ngapain lo liatin gue kayak gitu? Serem, udah sebelas dua belas sama setan!” ucap Kaivan dengan santainya.

“Apa!? Dokter Kaivannnn!!!” teriak Kiara dengan nyaring sambil melemparkan bantal yang ada di ruang jaga hingga mengenai wajah tampan Kaivan.

“Stop!! Kalian kenapa sih berantem mulu kalo ketemu!?” ketus Arhan yang sudah pusing dengan sikap Kaivan dan Kiara.

“Ki, udah sabar ya sabar, istirahat aja dulu nanti badan lo makin lemes kalo ngeladenin Kai mulu.” Ucap Arhan kepada Kiara.

“Cari perhatian banget sih lo! Cuma pingsan aja sampe ga ikut operasi tadi.” Celetuk Kaivan.

“Ya Allah Kai! Lo bisa diem kagak sih!?” ucap Arhan sambil melotot ke arah Kaivan.

“Orang yang habis pingsan itu badannya pasti lemes dokter Kai yang terhormat, kalo sehat pasti gue juga ikut operasi, tapi kan sekarang...”

“Gue ga perduli!” cetus Kaivan memotong penjelasan Kiara.

Mendengar jawaban dari Kaivan membuat Kiara semakin emosi, rasanya dia ingin berteriak lagi jika tidak ada orang di ruang jaga itu.

“Kok bisa dih ada dokter galak kayak lo?! Ga bisa banget ngertiin perasaan cewek sedikit aja!” ketus Kiara dengan suara yang bergetar seperti sedang menahan tangis.

“Yak, yak, nangeess! Cengeng banget sih jadi orang!” ejek Kaivan.

“Kai, udah dong! Lo seneng banget sih bikin anak orang nangis!” omel Arhan.

Mendengar ucapan Arhan membuat Kaivan hanya diam saja tanpa menyahut lagi, Kaivan menyilangkan kedua tangannya di dada sambil bersandar pada dinding. Wajahnya di palingkan dari Arhan dan Kiara karena tidak mau lagi menatap kedua orang itu.

***

Saat ini jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, suasana di rumah sakit sudah terlihat sepi karena para pasien telah kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat, jam besuk pun sudah di tutup, para petugas rumah sakit juga bersiap untuk pulang dan di gantikan oleh petugas shift malam.

Wanita cantik berambut hitam panjang itu bersiap untuk pulang ke rumahnya, dia sudah berada di depan rumah sakit sambil memainkan ponselnya.

Kiara :

“Mas, mobil saya udah beres kan? Bisa tolong antar ke rumah sakit sekarang?”

Kiara menghubungi bengkel langganannya, karena tadi memang mobilnya di bawa untuk di service.

Tukang service :

“Maaf mbak, tapi mobilnya masih belum selesai, mungkin sekitar jam sebelas baru selesai, ini masih proses pengerjaan.”

Melihat balasan dari tukang service mobilnya itu membuat Kiara mendengus kesal, padahal dia sudah sangat lelah dan tidak mungkin dia harus menunggu sampai setengah sebelas.

Dengan perasaan kesal, Kiara menaruh ponselnya ke dalam tas, sekarang dia harus mencari taksi untuk pulang dan Kiara juga tidak yakin kalau masih ada taxi yang lewat pada jam segini.

“Kiara!” panggil seseorang membuat Kiara menoleh ke asal suara dan tersenyum cerah saat melihat Arhan yang memanggilnya sambil berjalan berdampingan oleh Kaivan.

“Hai Arhan.” Balas Kiara.

“Mau pulang Ki?” tanya Arhan.

“Basa-basi aja lo Han! Kalo dia udah di sini ya berarti mau pulang lah!” ketus Kaivan.

“Lo kalo ngomong asal ceplos aja sih Kai!” balas Arhan tidak suka.

Melihat percakapan keduanya membuat Kiara hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, sampai saat ini Kiara masih tidak mengerti bagaimana bisa Arhan berteman dengan Kaivan, si manusia galak dan menyeramkan.

“Mobil lo di parkiran kan? Bareng aja yuk sama gue ke parkiran.” Ajak Arhan.

“Mobil gue masih di bengkel belum selesai ternyata, gue kira bakal beres cepet.” Balas Kiara.

“Rasain! Emang enak mobilnya belum selesai, pulang jalan aja lo!” ejek Kaivan sambil tersenyum miring.

“Kaivan!” omel Arhan.

Kiara langsung memberikan tatapan sinis ke arah Kaivan, bahkan hampir melotot tapi dia tahan karena tidak mau di katai seperti setan lagi oleh Kaivan.

“Ya udah kalo gitu lo pulang di anter Kaivan aja Ki.” Ucap Arhan dengan santainya.

“What!? Kenapa jadi gue!?” ketus Kaivan tidak terima.

“Lo kan bawa motor Kai, enak lebih cepet sampenya, gue bawa motor butut gue ga lucu kalo Kia nanti malah gue suruh dorong gara-gara mogok di jalan.” Ucap Arhan.

“Lagian lo ga modal banget! Kerjaan dokter naiknya motor butut!” ketus Kaivan.

“Udah lo ga usah protes aja! Pokoknya lo anterin Kiara pulang, kasian dia.” Ucap Arhan.

“Bodo amat! Bukan urusan gue!” ketus Kaivan.

“Udah ga usah, gue naik taxi aja.” Sahut Kiara di tengah-tengah perdebatan antara dua laki-laki itu.

“Tuh, denger kan lo!? Dia sendiri yang bilang mau pulang naik taxi! Udah ah gue mau balik.” Ucap Kaivan.

Baru saja Kaivan berjalan satu langkah, seseorang sudah menarik kerah kemejanya yang tidak lain dan tidak bukan Arhan lah yang menarik kemejanya membuat tubuh Kaivan tertahan dan langsung berbalik arah.

“Lepasin ga!?” ketus Kaivan.

“Ga bakal gue lepasin, kalo lo ga anterin Kiara pulang!” balas Arhan.

“Ogah! Ga sudi gue!” ketus Kaivan.

“Yakin ga mau? Gur hitung sampai tiga

ya, kalo lo masih nolak gue laporin ke bokap lo kalo lo sering ke club malam, dan gue sebutin satu per satu semua kenakalan lo biar bokap lo ngusir lo dari rumah.” Ancam Arhan.

Mendengar ancaman dari Arhan membuat kedua mata Kiara melotot sempurna, dia tidak percaya kalau Kaivan selain galak dia juga suka pergi ke club malam.

Terpopuler

Comments

Ilan Irliana

Ilan Irliana

Kia lbh cuex y m Kai....biar Kai mikir gt loh..

2023-10-02

0

sella surya amanda

sella surya amanda

next

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!