“Tolong kasih ini ke Kiara, dia ada di ruang jaga sekarang.” Ucap Kaivan.
***
Setelah memberikan botol minuman kepada perawat itu, Kaivan segera pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih, namun hal itu tidak menjadi masalah untuk perawat itu karena yang terpenting untuknya adalah berbicara dengan Kaivan yang sangat tampan itu.
Kebetulan perawat itu adalah salah satu penggemar berat Kaivan, namanya Delina. Semenjak bekerja di rumah sakit ini Delina memang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Kaivan.
Dokter yang tidak pernah ada habisnya menjadi perbincangan para perawat, dokter serta pasien yang ada di rumah sakit itu sudah memikat hati Delina sampai ke ulu hati, memang sangat berlebihan, tapi memang begitu kenyataannya.
“Minuman ini buat saya aja ya dok.” Gumam Delina sambil tersenyum manis lalu menyelipkan rambutnya ke belakang telinga seraya bersorak di dalam hati.
Sedangkan teman-teman perawatnya yang sejak tadi melihat interaksi antara Delina dan Kaivan hanya bisa melongo tidak percaya, dan menurut mereka hari itu Delina sangat beruntung karena bisa di ajak bicara oleh Kaivan.
Sedangkan di ruang jaga..
Brakkk!!! Seseorang membanting pintu membuat semua orang yang ada di dalam ruangan itu terkejut.
“Kiaraaa!!!!” teriak Arhan dengan heboh sambil berlari masuk ke dalam ruang jaga dan langsung menghampiri Kiara di ikuti Kaivan yang berjalan santai di belakang Arhan.
Kiara yang awalnya sedang berbaring di atas tempat tidur, sekarang sudah mengubah posisinya menjadi duduk bersandar.
“Hai Arhan!” balas Kiara.
“Lo ga apa-apa kan Ki? Katanya lo pingsan ya? Kai yang buat lo pingsan ya?!” tanya Arhan dengan penuh antusias.
“Woy! Jangan asal nuduh lo jadi orang!” ketus Kaivan yang tidak terima dengan tuduhan dari temannya.
Kiara hanya terkekeh geli mendengar percakapan kedua laki-laki yang saat ini ada di hadapannya.
“Engga kok, dokter Kaivan ga sekejam itu.” Balas Kiara.
“Terus kenapa lo sampe pingsan?” tanya Arhan.
“Gue cuma kecapean aja Han, mataharinya kan lagi panas banget terus dokter Kai ngajak gue lari-larian.” Jelas Kiara.
“Ya iya lah, namanya juga matahari ya panas, mana ada matahari dingin.” Celetuk Kaivan.
“Kai, jangan mulai deh!” tegur Arhan.
Kiara menatap sinis ke arah Kaivan seolah ingin menerkam mangsa. Sedangkan Kaivan yang sadar dengan tatapan Kiara malah balik menatapnya, bahkan tatapan Kaivan jauh lebih menyeramkan dari tatapan yang Kiara berikan.
“Ngapain lo liatin gue kayak gitu? Serem, udah sebelas dua belas sama setan!” ucap Kaivan dengan santainya.
“Apa!? Dokter Kaivannnn!!!” teriak Kiara dengan nyaring sambil melemparkan bantal yang ada di ruang jaga hingga mengenai wajah tampan Kaivan.
“Stop!! Kalian kenapa sih berantem mulu kalo ketemu!?” ketus Arhan yang sudah pusing dengan sikap Kaivan dan Kiara.
“Ki, udah sabar ya sabar, istirahat aja dulu nanti badan lo makin lemes kalo ngeladenin Kai mulu.” Ucap Arhan kepada Kiara.
“Cari perhatian banget sih lo! Cuma pingsan aja sampe ga ikut operasi tadi.” Celetuk Kaivan.
“Ya Allah Kai! Lo bisa diem kagak sih!?” ucap Arhan sambil melotot ke arah Kaivan.
“Orang yang habis pingsan itu badannya pasti lemes dokter Kai yang terhormat, kalo sehat pasti gue juga ikut operasi, tapi kan sekarang...”
“Gue ga perduli!” cetus Kaivan memotong penjelasan Kiara.
Mendengar jawaban dari Kaivan membuat Kiara semakin emosi, rasanya dia ingin berteriak lagi jika tidak ada orang di ruang jaga itu.
“Kok bisa dih ada dokter galak kayak lo?! Ga bisa banget ngertiin perasaan cewek sedikit aja!” ketus Kiara dengan suara yang bergetar seperti sedang menahan tangis.
“Yak, yak, nangeess! Cengeng banget sih jadi orang!” ejek Kaivan.
“Kai, udah dong! Lo seneng banget sih bikin anak orang nangis!” omel Arhan.
Mendengar ucapan Arhan membuat Kaivan hanya diam saja tanpa menyahut lagi, Kaivan menyilangkan kedua tangannya di dada sambil bersandar pada dinding. Wajahnya di palingkan dari Arhan dan Kiara karena tidak mau lagi menatap kedua orang itu.
***
Saat ini jam telah menunjukkan pukul sembilan malam, suasana di rumah sakit sudah terlihat sepi karena para pasien telah kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat, jam besuk pun sudah di tutup, para petugas rumah sakit juga bersiap untuk pulang dan di gantikan oleh petugas shift malam.
Wanita cantik berambut hitam panjang itu bersiap untuk pulang ke rumahnya, dia sudah berada di depan rumah sakit sambil memainkan ponselnya.
Kiara :
“Mas, mobil saya udah beres kan? Bisa tolong antar ke rumah sakit sekarang?”
Kiara menghubungi bengkel langganannya, karena tadi memang mobilnya di bawa untuk di service.
Tukang service :
“Maaf mbak, tapi mobilnya masih belum selesai, mungkin sekitar jam sebelas baru selesai, ini masih proses pengerjaan.”
Melihat balasan dari tukang service mobilnya itu membuat Kiara mendengus kesal, padahal dia sudah sangat lelah dan tidak mungkin dia harus menunggu sampai setengah sebelas.
Dengan perasaan kesal, Kiara menaruh ponselnya ke dalam tas, sekarang dia harus mencari taksi untuk pulang dan Kiara juga tidak yakin kalau masih ada taxi yang lewat pada jam segini.
“Kiara!” panggil seseorang membuat Kiara menoleh ke asal suara dan tersenyum cerah saat melihat Arhan yang memanggilnya sambil berjalan berdampingan oleh Kaivan.
“Hai Arhan.” Balas Kiara.
“Mau pulang Ki?” tanya Arhan.
“Basa-basi aja lo Han! Kalo dia udah di sini ya berarti mau pulang lah!” ketus Kaivan.
“Lo kalo ngomong asal ceplos aja sih Kai!” balas Arhan tidak suka.
Melihat percakapan keduanya membuat Kiara hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya, sampai saat ini Kiara masih tidak mengerti bagaimana bisa Arhan berteman dengan Kaivan, si manusia galak dan menyeramkan.
“Mobil lo di parkiran kan? Bareng aja yuk sama gue ke parkiran.” Ajak Arhan.
“Mobil gue masih di bengkel belum selesai ternyata, gue kira bakal beres cepet.” Balas Kiara.
“Rasain! Emang enak mobilnya belum selesai, pulang jalan aja lo!” ejek Kaivan sambil tersenyum miring.
“Kaivan!” omel Arhan.
Kiara langsung memberikan tatapan sinis ke arah Kaivan, bahkan hampir melotot tapi dia tahan karena tidak mau di katai seperti setan lagi oleh Kaivan.
“Ya udah kalo gitu lo pulang di anter Kaivan aja Ki.” Ucap Arhan dengan santainya.
“What!? Kenapa jadi gue!?” ketus Kaivan tidak terima.
“Lo kan bawa motor Kai, enak lebih cepet sampenya, gue bawa motor butut gue ga lucu kalo Kia nanti malah gue suruh dorong gara-gara mogok di jalan.” Ucap Arhan.
“Lagian lo ga modal banget! Kerjaan dokter naiknya motor butut!” ketus Kaivan.
“Udah lo ga usah protes aja! Pokoknya lo anterin Kiara pulang, kasian dia.” Ucap Arhan.
“Bodo amat! Bukan urusan gue!” ketus Kaivan.
“Udah ga usah, gue naik taxi aja.” Sahut Kiara di tengah-tengah perdebatan antara dua laki-laki itu.
“Tuh, denger kan lo!? Dia sendiri yang bilang mau pulang naik taxi! Udah ah gue mau balik.” Ucap Kaivan.
Baru saja Kaivan berjalan satu langkah, seseorang sudah menarik kerah kemejanya yang tidak lain dan tidak bukan Arhan lah yang menarik kemejanya membuat tubuh Kaivan tertahan dan langsung berbalik arah.
“Lepasin ga!?” ketus Kaivan.
“Ga bakal gue lepasin, kalo lo ga anterin Kiara pulang!” balas Arhan.
“Ogah! Ga sudi gue!” ketus Kaivan.
“Yakin ga mau? Gur hitung sampai tiga
ya, kalo lo masih nolak gue laporin ke bokap lo kalo lo sering ke club malam, dan gue sebutin satu per satu semua kenakalan lo biar bokap lo ngusir lo dari rumah.” Ancam Arhan.
Mendengar ancaman dari Arhan membuat kedua mata Kiara melotot sempurna, dia tidak percaya kalau Kaivan selain galak dia juga suka pergi ke club malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ilan Irliana
Kia lbh cuex y m Kai....biar Kai mikir gt loh..
2023-10-02
0
sella surya amanda
next
2023-09-11
0