MFDIM 12

Melihat motor Kaivan yang sudah menjauh membuat Kiara pun memutuskan untuk segera masuk ke dalam halaman rumahnya dan langsung menyapa papanya.

“Hai pa.” sapa Kiara.

“Hai sayang, siapa yang nganter kamu tadi?” tanya Giovani.

“Dokter Kaivan pa, anaknya dokter Hilbert.” Jawab Kiara.

“Alhamdulillah, kamu pacaran sama Kaivan?” tanya Giovani dengan heboh.

“Temen pa.” balas Kiara.

“Yakin cuma temen? Bukan pacar?” tanya Giovani.

“Yakin pa, lagian kita juga baru kenal kok.” Balas Kiara.

Giovani hanya tertawa kecil mendengar ucapan putri kesayangannya itu, lalu tangannya mengelus rambut Kiara dengan lembut.

“Kalo pacaran sama Kai ajak ke sini kapan-kapan ya, buat pendekatan sama calon mantu.” Ucap Giovani.

“Ih papa apaan sih.” Ucap Kiara sambil tersipu malu.

“Hahaha, bercanda kok, tapi kalau beneran juga ga apa-apa malah bagus.” Balas Giovani.

“Mana mungkin, Kaivan itu patung berjalan pa, kaku banget jadi orang, galak banget lagi hih serem! Bukannya berjodoh, bisa-bisa tuli telinga Kia kalau denger dia ngomel mulu.” Jelas Kiara sambil bergidik ngeri membayangkan semua kegalakan Kaivan selama ini.

“Loh, bagus dong kalo gitu. Yang kayak begitu yang lebih menantang loh Kia, berjuang ya anak papa, papa akan terus mendukungmu!” ucap Giovani memberi semangat kepada putrinya.

Kiara hanya menggeleng pelan mendengar ucapan papanya, lalu keduanya berjalan masuk ke dalam rumah secara beriringan.

“Tapi inget, kamu ini perempuan, berjuang boleh tapi jangan sampai menjatuhkan martabat kamu sebagai seorang wanita,, kalau sudah di tolak sekali maka kamu tidak boleh mengejar lagi.” Jelas Giovani.

“Ingat ya, seorang ratu akan di hargai oleh raja yang tepat, jadi putri papa ini ga boleh sampai di sakiti oleh laki-laki manapun.” Lanjutnya.

Mendengar ucapan papanya membuat Kiara terenyuh lalu dia segera memeluk tubuh papanya dengan erat.

“Uhh papaku ini so sweet banget sih,, siap bosku!” ucap Kiara dengan semangat.

Beginilah Kiara, anak perempuan yang selalu di manjakan oleh kedua orang tuanya. Meski begitu Kiara bukanlah oran yang apa-apa selalu bergantuk pada kedua orang tuanya.

Seperti saat ini, padahal keluarganya memiliki perusahaan yang besar di bidang properti dan fashion yang sudah di kenal sampai taraf internasional, tetapi Kiara lebih memilih untuk mengambil pekerjaan sebagai dokter.

Cita-cita Kiara sejak kecil adalah ingin membantu banyak orang yang membutuhkannya, dia juga ingin hidup mandiri dan tidak bergantung kepada kedua orang tuanya.

Menyelamatkan nyawa yang berharga, tidak tahu sudah berapa kali kebahagiaan yang telah Kiara rasakan setiap kali melakukan pekerjaannya dengan baik. Semua kebahagiaan itu tidak bisa di gantikan dengan uang semata karena Kiara melakukan pekerjaannya dengan tulus.

Seandainya tak mendapat bayaran sekalipun, Kiara rela mengorbankan segala usaha, energi, tenaga serta pikirannya demi menyelamatkan nyawa para pasiennya.

***

Suasana club pada malam ini terlihat sangat padat, semua orang menikmati setiap dentuman musik yang menggema di seluruh ruangan.

Cahaya lampu kelap-kelip semakin menambah sensasi menyenangkan di tempat itu. Ratusan orang sibuk berdansa bersama pasangan mereka. Berbeda dengan Kaivan yang saat ini hanya diam di dampingi dengan alkohol sambil menikmati suasana di club malam itu.

“Kai.” Sapa Fery, salah satu teman Kaivan.

Kaivan tidak menjawab, dia hanya melirik Fery sekilas sambil mengangguk sedikit sebagai sapaan dirinya kepada temannya itu.

Fery duduk di sebrang Kaivan.

“Udah minum berapa gelas Kai?” tanya Fery.

“Emm,, lima kayaknya.” Balas Kaivan.

“Mau nambah lagi ga? Gue yang bayar.”

“Engga usah, besok gue ada jadwal operasi.” Tolak Kaivan.

Fery hanya mengangguk mengerti, lalu dia menepuk pundak Kaivan dengan keras.

“Eh, ada cewek cantik noh, kenalan yuk!” ajak Fery.

“Lo aja deh, gue ga tertarik!” balas Kaivan sambil kembali menyeruput sisa alkohol yang ada di dalam gelasnya.

Fery menatap kesal ke arah Kaivan, entah sudah berapa kali dia menawarkan Kaivan untuk berkenalan dengan para wanita yang ada di sana, tapi laki-laki itu selalu menolak dengan tegas.

“Lo mau sampe kapan jomblo terus begini sih Kai? Betah lo begini terus!?” tanya Fery.

“Lebih baik jomblo, dari pada kayak lo yang suka mainin cewek!” ketus Kaivan.

Mendengar ucapan Kaivan membuat Fery meneguk salvilanya dengan susah payah, perkataan Kaivan memang selalu sadis dan menusuk hati sampai Fery hanya bisa membeku di tempatnya.

“Nih.” Ucap Kaivan sambil memberikan sebandel uang seratus ribuan kepada Fery, membuat mata laki-laki itu berbinar.

“Gue cabut dulu!” pamit Kaivan yang langsung beranjak dari tempat duduknya.

“Thank you beb!!” teriak Fery yang membuat Kaivan menggeleng kepala.

Fery langsung menyembunyikan uang yang di berikan Kaivan kepadanya sebelum kekasih baru Fery yang mata duitan itu mengetahuinya dan langsung mengambil uang itu.

Kaivan tidak lagi memperdulikan ucapan Fery dan berjalan menuju lift untuk ke lantai dasar untuk pulang.

Begini lah kebiasaan Kaivan selama ini, laki-laki itu selalu menghabiskan waktu luangnya di club malam untuk meminum alkohol jika memiliki waktu luang. Meski tidak sampai mabuk, namun ada kalanya laki-laki itu minum sampai mabuk jika besoknya tidak ada jadwal operasi.

Kaivan keluar dari club menuju ke parkiran di mana motornya berada, namun sebelum menaiki motor gedenya, Kaivan memutuskan untuk menyebrang jalan menuju minimarket yang ada di sebrang jalan untuk membeli minuman bersoda dan snack.

Saat memasuki minimarket, seketika hembusan AC yang ada di sana membuat tubuh Kaivan kedinginan, karena di luar cuaca sangat panas. Laki-laki itu dengan segera menuju ke salah satu rak tempat snack dan minuman bersoda berada.

“Emm, di mana ya?” suara cempreng seseorang membuat perhatian Kaivan teralihkan.

Wanita itu sejak tadi berdiri di sebelahnya tanpa dia sadari sambil menyusuri seluruh isi rak untuk menemukan barang yang dia butuhkan.

Kaivan tertawa melihat wanita itu berjinjit bahkan sesekali melompat untuk menggapai barang yang dia inginkan di rak paling atas.

“ni anak ngapain malem-malem ke sini?” gumam Kaivan dengan pelan sekaligus mengerutkan keningnya karena penasaran Kiara bisa berada di tempat ini tengah malam begini.

Karena merasa kasihan dengan tubuh Kiara yang pendek, Kaivan pun berjalan beberapa langkah, menggeser tubuhnya untuk mendekat lalu mulai membantu wanita itu yang bisa Kaivan tebak kalau dia ingin mengambil tepung di rak paling atas.

“Ah akhirnya, terimakasih banyak.” Ucap Kiara dengan semangat sambil menoleh menatap Kaivan.

“Loh, dokter Kai?” ucap Kiara yang terkejut karena melihat Kaivan di sana.

Kaivan tidak membalas ucapan Kiara, laki-laki itu langsung melangkah pergi meninggalkan Kiara. Tapi, Kiara dengan cepat menahan Kaivan.

“Tunggu dulu!” ucap Kiara.

“Apaan?” balas Kaivan dengan malas.

Kiara melirik sekilas pada barang belanjaan Kaivan lalu tersenyum manis sambil kembali menatap wajah Kaivan.

“Aku boleh numpang pulang ya.” Ucap Kiara.

“Hah? kenapa malah nyusahin orang?” tanya Kaivan tidak suka.

“Aku ga bawa kendaraan ke sini, capek tau kalo harus jalan kaki.” Rengek Kiara sambil memanyunkan bibirnya.

“Gak!” ketus Kaivan yang kembali mau melangkahkan kakinya namun di halangi lagi oleh Kiara.

“Masa tega sih biarin cewek pulang sendirian malem-malem jalan kaki? Ga laki banget deh!” ucap Kiara.

“Lo bisa ke sini tengah malem begini, kenapa ga bisa pulang sendiri juga? Ga usah banyak alesan deh!” ketus Kaivan.

“Ih jahat banget sih jadi orang!”

“Bodo amat!” ketus Kaivan yang langsung meninggalkan Kiara begitu saja dan langsung membayar semua belanjaannya, dan tidak lagi memperdulikan Kiara yang masih berada di dalam minimarket untuk membayar belanjaannya.

Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!