MFDIM 3

“What!? Aku satu ruangan sama dokter galak itu?! Nooo!!” teriak Kiara yang seketika lemas dan terduduk di kursi.

“Siapa yang dokter galak?” tanya seseorang dari belakang Kiara membuat wanita cantik itu terlonjak kaget.

Seketika Kiara semakin melotot bahkan mungkin matanya hampir keluar dari tempatnya, ia segera berdiri kembali dan menoleh ke arah pintu masuk.

“D-dokter Kaivan?!” ucap Kiara sambil menutup mulutnya sendiri.

Kaivan yang tadinya bersandar di depan pintu sambil melipat kedua tangan di depan dada, kini berjalan mendekati Kiara secara perlahan seperti sedang menyaksikan adegan slow motion di dalam pandangan Kiara.

“D-dokter mau ngapain?” tanya Kiara dengan gelagapan sambil kakinya ikut melangkah mundur setiap kali Kaivan melangkah maju.

***

Sampai akhirnya Kiara sudah tersudut di dinding ruangan sehingga dia tidak bisa mundur lagi, tubuhnya seketika kaku serta keringat yang mulai mengucur dari pelipisnya. Jantungnya saat ini juga mulai berdegup kencang tidak karuan.

Saat ini Kaivan sudah berdiri tepat di hadapan Kiara dengan jarak yang sangat dekat, mungkin hanya beberapa centi saja. Laki-laki itu saat ini sedang menajamkan mata kepada Kiara, lalu mendekatkan wajahnya secara perlahan sampai Kiara bisa merasakan hembusan napas Kaivan yang saat ini sedang menerpa wajahnya.

Melihat hal itu yang bisa di lakukan Kiara hanyalah memejamkan kedua matanya sambil melantunkan doa di dalam hati dengan harapan dirinya tidak akan terkena serangan jantung akibat ulah cowok galak di depannya itu.

Wajah Kaivan terus mendekat ke telinga Kiara lalu berbisik dengan lirih.

“Gue cuma mau bilang, lo jangan berani macam-macam sama gue, atau...”

“Atau? Atau apa?” tanya Kiara yang penasaran dengan ucapan Kaivan yang menggantung.

“Atau lo gue bunuh!” ketus Kaivan yang membuat Kiara melotot.

Setelah mendengar ucapan Kaivan yang menyeramkan itu membuat Kiara langsung mendorong tubuh Kaivan agar menjauh darinya.

“Kamu gila ya?! Ih serem banget sih!” ketus Kiara.

“Kalo menurut lo gue serem, yaudah silahkan keluar dari sini.” Ucap Kaivan.

“Tapi ini ruangan aku juga! Jangan seenaknya nyuruh orang keluar dong!” ketus Kiara yang tidak terima jika dia harus keluar dari ruangannya.

“Siapa juga mau satu ruangan sama cewek gila kayak lo!” ketus Kaivan.

“A-apa kamu bilang?!” ketus Kiara yang semakin kesal dengan kata-kata yang di lontarkan oleh Kaivan.

“Mending sekarang lo samperin atasan lo dan minta dia buat pindahin ruangan lo sekarang juga.” Tegas Kaivan.

“Dih, bilang aja sana sendiri! Atasan aku kan papa anda sendiri dokter Kaivan yang terhormat.” Ucap Kiara dengan tatapan tajam.

Kaivan semakin kesal karena Kiara terus membalas semua ucapannya tanpa rasa takut sedikitpun, laki-laki tampan itu pun menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan kedua matanya untuk menahan emosinya.

“Lo jangan banyak...”

“Kai, Kia, hai..” sapa seorang laki-laki paruh baya yang masuk ke dalam ruangan Kai dan Kia memotong perkataan Kaivan tadi.

“Papa?” gumam Kaivan.

Berbeda dengan Kaivan, Kiara malah tersenyum lalu menunduk untuk memberi salam kepada laki-laki itu.

“Dokter Hilbert.” Sapa Kiara.

“Gimana Kia? Kamu suka kerja di sini?” tanya Hilbert sambil tersenyum lembut.

Mendengar pertanyaan Hilbert membuat Kiara melirik sekilas ke arah Kaivan lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Hilbert.

“Iya dok, suka kok.” Balas Kiara dengan senyum manisnya.

“Tapi jawaban saya tadi gak serius gara-gara anak dokter yang galak itu!” batin Kiara.

Hilbert tersenyum lalu menganggukkan kepala.

“Bagus deh kalo gitu, saya seneng dengernya.” Ucap Hilbert.

“Sebenernya dia siapa sih pa? kok tiba-tiba dia dateng ke sini?” tanya Kaivan.

“Dia Kiara, anaknya om Gio temen deket papa. Kia awalnya kerja di rumah sakit cabang kita di Beijing, tapi karena om Gio kangen banget sama anaknya, jadi Kia pulang ke Indonesia, dan sekarang dia akan bekerja di sini.” Jelas Hilbert.

“Ya tapi kenapa harus di ruangan aku? Masih banyak ruangan lain di sini yang kos..” Kaivan ucapannya terhenti seketika karena Hilbert.

“Karena papa mau kalian menjadi lebih dekat lagi dan bisa berteman baik. Makanya papa satuin kalian jadi kalian harus akur dan jangan bertengkar ya?” ucap Hilbert.

“Dih? Mana bisa aku akur sama dokter galak ini!” lagi-lagi Kiara membatin di dalam hatinya.

“Kiara, kalau kamu membutuhkan sesuatu kamu bisa bilang sama saya ya, nanti biar saya atur semuanya biar kamu juga nyaman kerja di sini, oke?” Ucap Hilbert.

“Iya dok, terimakasih banyak ya.” Balas Kiara sambil tersenyum manis dan mengangguk.

“Ya udah kalau begitu saya permisi dulu ya.” Ucap Hilbert berpamitan sambil memberikan senyuman sebagai sapaan terakhir sebelum akhirnya dia berjalan keluar dari ruangan Kai dan Kia.

Setelah Hilbert hilang dari pandangan, Kiara juga ikut berjalan ke arah pintu dan mau membuka pintu ruangannya namun belum sempat Kiara membuka pintu, Kaivan memanggilnya.

“Heh! Mau ke mana lo?” tanya Kaivan dengan nada ketus.

Kiara memutar tubuhnya untuk menghadap ke arah Kaivan lalu memasang wajah meledek ke arah Kaivan.

“Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya? Kepo amat jadi orang!” ketus Kiara.

“Gue kan cuma nanya!” balas Kaivan.

Melihat ekspresi wajah Kaivan yang mulai kesal membuat Kiara semakin senang, dia langsung bersandar ke pintu yang tertutup itu sambil kedua tangannya di silangkan di depan dadanya.

“Kamu udah lama ya jadi manusia galak dok?” tanya Kiara dengan songong.

“Apa pentingnya pertanyaan lo itu?” tanya Kaivan.

“Ya kan aku cuma tanya, sewot banget.” Balas Kiara dengan nada yang ngegas.

“Udah galak, mesum lagi!” ejek Kiara dengan entengnya.

Kesal, marah, tentu saja itu yang di rasakan Kaivan saat ini, kedua tangan laki-laki itu mengepal sambil menahan emosi.

“Siapa yang lo bilang mesum?!” tnya Kaivan.

“Dokter lah!” Jawab Kiara dengan entengnya.

“Atas dasar apa kamu nuduh saya kayak gitu?!”

“Tadi dokter deketin muka dokter ke saya cuma buat ngomong hal yang enggak penting kan? Jangan-jangan ada alasan lain lagi!” Ucap Kiara.

“Heh, lo kalo ngomong  di filter dulu! Jangan asal ngomo...” ucapan Kaivan terpotong lagi ketika pintu ruangannya terbuka secara tiba-tiba.

Kiara yang awalnya bersandar di pintu, kini malah terjepit di antara pintu dan dinding membuat Kaivan terkejut bukan main.

“Woy Kai! Ke kantin yuk, gue laper nih!” teriak seorang laki-laki bersnelli putih masuk ke dalam ruangan Kai dan Kia dengan senyuman cerah di wajahnya, sangat berbanding terbalik dengan ekspresi wajah Kaivan.

Arhan, adalah satu-satunya dokter di rumah sakit itu yang dengan beraninya mengakui kalau dirinya adalah sahabat sehidup sematinya Kaivan.

“Lo kenapa masuk ga ketuk pintu dulu sih?!” ucap Kaivan mengomeli Arhan.

“Lah biasanya juga kan gue ga pernah ketuk pintu Kai.” Balas Arhan.

Kaivan tidak mengatakan apa-apa lagi, dia langsung berdiri lalu berjalan ke arah Kiara yang masih terjepit di belakang pintu.

“Oh My GOD! Kok bisa ada orang?” ucap Arhan yang terkejut melihat Kiara yang ada di belakang pintu.

Sambil menghembuskan napas berat, Kaivan langsung menarik paksa Kiara membuat wanita bertubuh mungil itu langsung terjun bebas ke dalam pelukan Kaivan.

Tubuh Kiara langsung menegang karena dekapan itu, Kiara menelan salvilanya dengan susah payah, namun dia masih mematung di tempatnya.

“M-makasih!” ucap Kiara namun tubuhnya masih belum rela melepaskan pelukan ini.

Kalimat yang di keluarkan Kiara sangat terbata-bata akibat rasa gugupnya, kalau di pikir-pikir, dada bidang Kaivan yang bidang dan lebar itu cukup mengagumkan juga, Kiara Jadi salah tingkah sendiri saat merasakannya.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

makin seru kak 🤗 lanjut 😍👍

2023-09-05

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-09-05

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!