MFDIM 8

Keduanya berdiam di rooftop tanpa memperdulikan seheboh apa suasana di kantin sekarang. Pengakuan yang tidak masuk akal dari mulut Kaivan benar-benar sangat mengejutkan sampai membuat Arhan tiba-tiba ambruk dan berpura-pura memegangi dadanya lalu tak sadarkan diri dengan dramatis.

Begitulah Arhan, dia m~~~~emang seringkali berakting lebay tidak jelas, benar-benar tidak sesuai dengan wajahnya yang bisa di bilang tampan.

***

Sesampainya di rooftop, Kiara kembali menangis hingga membuat Kaivan kesal karenanya, padahal tadi tangis Kiara sudah berhenti.

“Udah lah ga usah nangis mulu! Lebay banget jadi cewek.” Ketus Kaivan yang membuat tangisan Kiara malah kembali menjadi.

“Hikss,, hikss,, kenapa sih dokter kejam banget? Ga bisa apa ngertiin perasaan cewek!? Aku kan lagi sedih, harusnya dokter kasih semangat kek, ngehibur kek, bukannya malah marah-marah!” protes Kiara.

Kaivan hanya diam tidak menggubris ucapan Kiara, dia hanya menghela napas panjang lalu mengalihkan pandangannya ke bawah melihat jalanan yang terlihat sangat ramai jika di lihat dari atas rooftop itu.

“Lo kenapa nangis-nangis kayak tadi? Lo kenal Dio? Emang ada apa sama dia? Lo pernah di apain sama dia?” tanya Kaivan yang pandangannya masih ke arah bawah.

Kiara yang awalnya sedikit tenang seketika kembali menangis saat mendengar pertanyaan dari Kaivan, namun karena takut di marahi lagi oleh Kaivan, akhirnya Kiara mencoba untuk menutup wajahnya agar suara tangisannya tidak bisa di dengar oleh Kaivan.

“Kenapa nangis lagi sih? Gue kan tanya, lo malah nangis lagi.” Ucap Kaivan sambil berbalik menatap tajam ke arah Kiara.

“Sedih tau.” Balas Kiara lalu berjalan menghampiri Kaivan yang saat ini sudah berbalik badan dan tiba-tiba memeluknya membuat Kaivan terkejut bukan main.

“Heh, apa-apaan sih lo!?” ketus Kaivan yang berusaha untuk mendorong kedua pundak Kiara berusaha untuk menjauhkan wanita itu.

Tapi bukannya lepas, Kiara semakin mengeratkan pelukannya dan parahnya lagi, wanita itu malah membenamkan wajahnya di dada bidang Kaivan.

“What the Fck!”* batin Kaivan di dalam hatinya saat merasakan wajah Kiara yang ada di dadanya.

“Lepas ga!?” tegas Kaivan.

“Engga mau! Cewek itu kalo lagi nangis harusnya di peluk gini, jadi aku pinjem badan dokter dulu sebentar.” Jelas Kiara tanpa merasa bersalah sedikit pun.

“Jangan manja jadi cewek! Nangis aja harus di peluk, kalau nangis ya harusnya cari hal yang bikin seneng, bukannya malah jadiin orang lain korban!” omel Kaivan.

Kiara menjauhkan tubuhnya perlahan dari tubuh Kaivan, lalu menghapus air matanya perlahan.

“Udah peluknya, sebentar doang kok, kenapa malah marah-marah?” ucapp Kiara.

“Lagian ngapain sih lo peluk-peluk orang sembarangan? Emangnya menurut lo gue ga risih apa di peluk begitu?!” tanya Kaivan.

Mendengar ucapan Kaivan membuat ekspresi wajah Kiara mendadak berubah, yang tadinya sedih seketika langsung tersenyum penuh arti.

“Engga deh kayaknya, dokter juga sebenernya suka kan di peluk? Kalau ga suka kenapa saya ga di dorong sampai jatuh kayak kemarin?” tanya Kiara dengan nada menggoda.

“Dih sok tau lo! Gue cuma ga mau aja telinga gue jadi budeg gara-gara denger tangisan lo yang bakalan makin kenceng kalo gue dorong!” ketus Kaivan.

“Ah masa sih? Alasan!” balas Kiara sambil terkekeh kecil.

“Dari pada lo jadiin saya korban lagi, mendingan lo ikut gue aja.” Ajak Kaivan tiba-tiba.

“Mau ke mana?” tanya Kiara sambil mengerutkan keningnya.

“Lakuin hal yang bikin kamu lupa sama kesedihan kamu.” Balas Kaivan.

“Wah, ternyata dokter galak ini bisa romantis juga ya? Mau kasih saya surprise ya?” ucap Kiara dengan ceria.

Kaivan yang mulai emosi itu kembali memutar tubuhnya ke arah Kiara sambil memberikan tatapan tajamnya.

“Jangan terlalu percaya diri! Udah banyak minusnya, jangan di tambah jadi cewek ke ge’eran.” Ketus Kaivan yang membuat Kiara memanyunkan bibirnya.

“Ga jadi ikut! Dokter galak, aku ga suka di marah-marahin.” Protes Kiara.

“Banyak protes lo!” ketus Kaban yang langsung menarik tangan Kiara begitu saja berjalan menuruni tangga rooftop lalu menaiki lift.

“Aku ga mau ikut!” teriak Kiara.

“Diem!” bentak Kaivan yang baru saja menutup pintu lift.

Kiara pun seketika diam saat mendengar bentakan dari Kaivan, kalau Kaivan sudah membentaknya Kiara sudah tidak berani lagi melawan.

Sebenarnya Kiara tidak ingin kalah berdebat, hanya saja dia takut kalau Kaivan kalap dan akan melemparnya dari rooftop rumah sakit, karena saat ini bisa saja Kaivan langsung kembali menekan tombol lift untuk kembali ke rooftop.

Seketika bayangan Kiara langsung bertraveling membayangkan bagaimana jika dirinya benar-benar di lempar dari lantai paling atas itu.

“Hih, serem..” batin Kiara.

“Dok.” Panggil Kiara di tengah-tengah keheningan di dalam lift.

“Apa?” ketus Kaivan sambil memberikan tatapan tajam seperti biasanya.

“Makasih ya.”

“Makasih buat apa?” tanya Kaivan sambil mengerutkan keningnya.

“Buat yang tadi.” Balas Kiara sambil menundukkan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu.

“Yang mana?”

“Yang tadi itu loh.”

“Kalo ngomong yang jelas biar orang ngerti!” ketus Kaivan.

“Maksudnya yang di kantin tadi.” Balas Kiara sambil memanyunkan bibirnya.

“Haaah, lupain aja deh! Ga jadi makasihnya, galak banget sih sama calon tunangan sendiri!” ketus Kiara yang membuat Kaivan mengerutkan keningnya menatap wajah Kiara.

“Apa lo bilang!? Calon tunangan?” ucap Kaivan.

“Iya!” tegas Kiara sambil mengangguk yakin.

“Sejak kapan kapan lo jadi calon tunangan gue!?” tanya Kaivan.

“Sejak dari kantin!”

“Kenapa lo bisa pede banget gitu!?”

“Siapa juga yang pede? Kan dokter sendiri yang ngaku di depan banyak orang kalau aku adalah calon tunangan dokter.”

“Itu kan hanya sementara, lagian siapa juga yang mau jadi calon tunangan cewek ribet kayak lo!” ketus Kaivan.

“Tapi kan semua orang udah denger semuanya!”

“Kan masih calon, bisa jadi kita tiba-tiba putus di tengah jalan dan itu adalah hal yang biasa.” Ucap Kaivan dengan santainya.

“Tau ah! Diem!” ketus Kiara.

Kaivan ingin membalas ucapan Kiara, namun tiba-tiba Kiara langsung menempelkan jari telunjuknya ke bibir Kaivan.

“Ssttt, jangan galak-galak kalo sama tunangannya.” Ucap Kiara sambil memamerkan gigi putihnya membuat Kaivan semakin kesal.

Tanpa rasa bersalah sama sekali, Kiara langsung berjalan begitu saja keluar dari lift saat lift tersebut terbuka. Kiara berjalan meninggalkan Kaivan yang masih mematung melihat kelakuan Kiara yang saat ini sedang berjalan sok anggun layaknya seorang model.

Emosi di dalam diri Kaivan semakin meluap-luap melihat tingkan Kiara yang menyebalkan itu, rasanya ingin benar-benar melempar Kiara dari rooftop.

Namun Kaivan berusaha untuk mengatur napasnya agar emosinya reda, dia langsung berjalan menyusul Kiara yang sudah berjalan mendahuluinya.

Seperti biasa, Kaivan kembali memasang wajah juteknya dan sesekali hanya mengangguk sedikit untuk membalas sapaan demi sapaan yang di lontarkan oleh para staff rumah sakit kepadanya.

Terpopuler

Comments

Umi Tum

Umi Tum

kalau jadi satu selalu saja bertengkar 🤦🤦

2023-09-08

0

lihat semua
Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!