Setelah lima belas menit bersepeda, tiba-tiba saja Kiara menyuruh Kaivan berhenti.
“Kai, stop dulu! Aku haus nih, mampir ke warung dulu ya.” Pinta Kiara.
Kaivan mendengus kesal, kemudian akhirnya dia menghentikan sepedanya tepat di depan tenda kecil di pinggir jalan. Karenanya, Kiara tersenyum manis karena Kaivan yang biasanya keras kepala, sekarang mau menuruti perkataannya.
“Makasih ya Kai.” Ucap Kiara dan langsung masuk ke dalam tenda untuk membeli minuman.
Sedangkan Kaivan memilih untuk berdiri di dekat sepedanya sambil menunggu Kiara selesai membeli minuman. Beberapa saat kemudian, Kaivan mendapat pesan di ponselnya dan matanya seketika melotot saat melihat isi pesan yang di kirim Arhan kepadanya.
Arhan :
“Kai, sorry ya gue balik dulua, nyokap gue marah-marah nyuruh gue nganter sarapan ke rumah nenek gue! Have fun ya, bye!”
Melihat isi pesan yang di kirim sahabatnya itu membuat Kaivan kesal bukan main sambil menggenggam ponselnya dengan kuat.
“Kampret lo Han!” gumam Kaivan menahan kekesalannya.
Kaivan tau betul seperti apa seorang Arhan, ada aja caranya untuk membuat Kaivan bisa berdekatan dengan perempuan. Seperti sekarang ini, Arhan pasti sengaja meninggalkan Kiara dan dirinya agar mereka bisa berduaan.
Tidak lama kemudian, Kiara keluar sambil membawa dua botol air, lalu dia menyodorkan salah satu botol itu pada Kaivan.
“Nih minum dulu, kamu pasti capek kan? Habis ini baru kita kejar Arhan lagi, dia cepet banget ya.” Ucap Kiara.
Kaivan mengambil botol air itu dari tangan Kiara dan meneguknya sampai habis setengah botol.
“Kejar gimana? Tu anak udah pulang.” Balas Kaivan sambil menutup botol air itu.
“Hah!? kok pulang?” tanya Kiara.
“Di suruh anter sarapan ke rumah neneknya katanya, tapi gue yakin itu cuma alesan dia doang!” balas Kaivan.
“Eh? Maksudnya gimana?” tanya Kiara yang masih belum mengerti dengan maksud kata-kata Kaivan karena otaknya yang lola.
“Iya, dia sengaja ninggalin kita biar bisa berduaan, ngerti kan lo?” tanya Kaivan.
“Bagus dong kalo gitu! Itu namanya Arhan peka, jadi kita bisa jalan-jalan berdua.” Ucap Kiara dengan senyum lebar.
“Engga!” ucap Kaivan dengan tegas.
“Ih kok gitu?”
“Kita pulang aja!” ajak Kaivan.
“Engga mau! Aku mau jalan-jalan sama kamu Kai.” Pinta Kiara.
Kaivan menatap Kiara dengan tatapan mengintimidasi, cukup merasa aneh dengan wanita yang ada di hadapannya ini.
“Kalau di bilangin itu nurut! Kita pulang sekarang!” tegas Kaivan.
Kiara langsung memeluk lengan Kaivan membuat laki-laki itu terdiam. “Engga mau!” rengek Kiara.
Kaivan ingin marah, tapi dia tidak ingin membuat Kiara menangis yang akhirnya membuat dia ribet sendiri. Masalahnya anak ini terlalu cengeng dan manja, apa lagi sekarang tidak ada Arhan yang biasanya menjadi pawangnya. Kalau Kiara sampai menangis, Kaivan tidak tau harus melakukan apa.
“Kita jalan-jalan bentar ya? Sebentar aja, pliss..” pinta Kiara dengan wajah memelas.
Kaivan menghela napas panjang lalu akhirnya mengangguk kecil membuat Kiara kegirangan sambil melompat layaknya anak kecil.
“Yeaayy!! Kaivan baik deh!” seru Kiara.
Kaivan tidak merespon agi, laki-laki itu hanya memperhatikan Kiara yang sedang kegirangan sambil tersenyum tipis melihatnya. Laki-laki itu lalu berdehem saat sadar kalau dia baru saja tersenyum karena tingkan laku wanita aneh itu.
Dan akhirnya Kaivan dan Kiara kembali menaiki sepeda lalu berjalan-jalan melanjutkan perjalanan mereka keliling komplek.
Sampai akhirnya, kedua orang itu berhenti di depan warung bakso kesukaan Kiara. Wanita itu tersenyum ceria sebelum akhirnya menarik tangan Kaivan untuk masuk ke dalam warung tersebut.
Kaivan juga tidak menolak, dia hanya diam membiarkan tangannya di tarik oleh Kiara. Mereka duduk di pojok dekat jendela dengan bersemangat.
“Bang, saya pesen bakso satu kuahnya dikit aja.” Ucap Kiara kepada karyawan warung bakso itu lalu beralih menoleh ke arah Kaivan.
“Kamu mau apa? Biar aku yang bayarin.” Ucap Kiara.
“Gue ga suka!” ucap Kaivan.
“Apa!? Makanan seenak ini kamu ga suka?” tanya Kiara.
“Emang kenapa? selera orang kan beda-beda.”
“Kamu harus nyoba Kai, ini enak banget loh.”
“Maksa banget sih? Gue yang makan kenapa lo yang ribet?!”
“Kan aku perhatian sama kamu, di coba dulu deh, siapa tau suka kan?” ucap Kiara.
Kaivan tidak menggubris ucapana Kiara, karena saat ini ekspresi wajah Kaivan terlihat berubah menyeramkan, ekspresi yang sangat Kiara takuti.
Wajah Kaivan seperti marah, namun bukan marah seperti biasanya, tapi marah seperti saat Kaivan sedang memukuli Dio.
Kiara bingung, dia memperhatikan wajah Kaivan yang memanas seolah sedang menahan emosi. Kedua mata laki-laki itu tertuju pada satu titik saat ini.
“Kai? Kamu kenapa?” tanya Kiara sambil mengikuti ke mana arah mata Kaivan tertuju.
“Bajing4n!” gumam Kaivan.
Kedua mata Kaivan masih tertuju pada sosok laki-laki yang sekarang sedang berdiri di samping motor gedenya. Pupil mata Kaivan membesar, rahangnya mengeras, amarahnya kembali meluap. Kaivan beranjak dari tempat duduknya berniat untuk menghampiri laki-laki itu.
Dengan cepat Kiara menahan lengan Kaivan sambil menggeleng pelan menyuruh Kaivan untuk tidak menghampri laki-laki itu karena dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi.
“Kai..” ucap Kiara dengan lembut.
“Ga bisa, gue harus habisin dia hari ini juga!” tegas Kaivan sambil menepis tangan Kiara yang memegang lengannya.
Kaivan segera berjalan menghampiri laki-laki itu, laki-laki brewokan dengan tato di lengannya dan saat ini sedang tersenyum menatap Kaivan seperti menantang.
“Kai!” teriak Kiara, tapi tidak di gubrias oleh Kaivan.
Kaivan yang sudah berada di hadapan laki-laki itu langsung mencengkram kerah pakaian laki-laki itu dengan ganas.
“Ngapain lo kesini hah!?” ketus Kaivan.
“Gue mau ketemu sama sahabat yang paling gue sayang ini, dan temannya..?” ucap Vero sambil tersenyum menatap Kiara yang sedang duduk di tempatnya sambil melihat ke arah mereka.
“Pembvnvh kayak lo ga berhak hidup tenang di bumi ini!” ketus Kaivan.
“Kai, temen lo cantik juga ya, gue mau kenalan sama dia dong.” Ucap Vero.
“Kalau gue ga bolehin gimana?” ucap Kaivan menantang.
“Pfftt,, oh jadi gitu? Kaivan yang dulu setia banget sama Elvira sekarang udah punya pacar baru? Lo udah lupain Elvira gitu aja? Kok itu cewek mau sama lo yang nyeremin kayak lo ya?” ucap Vero sambil terkekeh kecil.
Bughhh!! Sebuah pukulan pun akhirnya berhasil melayang di wajah Vero. Laki-laki itu meringis merasakan perih di pipinya. Namun laki-laki itu malah kembali tersenyum menatap Kaivan.
“Udah jadi jagoan ya lo sekarang?” ucap Vero.
“Diem atau gue buat retak tulang lo sekarang!” bentak Kaivan.
“Oke gue diem, tapi gue mau cewek lo, gue mau dia Kaivan.” Bisik Vero.
“Mksud lo? Mau apa lo!?” ketus Kaivan.
“Gue mau tubuh cewek lo, gue mau semuanya dari cewek lo yang cantik itu!” jawab Vero sambil berjalan menghampiri Kiara yang saat ini sedang berdiri menatap ke arah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments