MFDIM 18

Setelah lima belas menit bersepeda, tiba-tiba saja Kiara menyuruh Kaivan berhenti.

“Kai, stop dulu! Aku haus nih, mampir ke warung dulu ya.” Pinta Kiara.

Kaivan mendengus kesal, kemudian akhirnya dia menghentikan sepedanya tepat di depan tenda kecil di pinggir jalan. Karenanya, Kiara tersenyum manis karena Kaivan yang biasanya keras kepala, sekarang mau menuruti perkataannya.

“Makasih ya Kai.” Ucap Kiara dan langsung masuk ke dalam tenda untuk membeli minuman.

Sedangkan Kaivan memilih untuk berdiri di dekat sepedanya sambil menunggu Kiara selesai membeli minuman. Beberapa saat kemudian, Kaivan mendapat pesan di ponselnya dan matanya seketika melotot saat melihat isi pesan yang di kirim Arhan kepadanya.

Arhan :

“Kai, sorry ya gue balik dulua, nyokap gue marah-marah nyuruh gue nganter sarapan ke rumah nenek gue! Have fun ya, bye!”

Melihat isi pesan yang di kirim sahabatnya itu membuat Kaivan kesal bukan main sambil menggenggam ponselnya dengan kuat.

“Kampret lo Han!” gumam Kaivan menahan kekesalannya.

Kaivan tau betul seperti apa seorang Arhan, ada aja caranya untuk membuat Kaivan bisa berdekatan dengan perempuan. Seperti sekarang ini, Arhan pasti sengaja meninggalkan Kiara dan dirinya agar mereka bisa berduaan.

Tidak lama kemudian, Kiara keluar sambil membawa dua botol air, lalu dia menyodorkan salah satu botol itu pada Kaivan.

“Nih minum dulu, kamu pasti capek kan? Habis ini baru kita kejar Arhan lagi, dia cepet banget ya.” Ucap Kiara.

Kaivan mengambil botol air itu dari tangan Kiara dan meneguknya sampai habis setengah botol.

“Kejar gimana? Tu anak udah pulang.” Balas Kaivan sambil menutup botol air itu.

“Hah!? kok pulang?” tanya Kiara.

“Di suruh anter sarapan ke rumah neneknya katanya, tapi gue yakin itu cuma alesan dia doang!” balas Kaivan.

“Eh? Maksudnya gimana?” tanya Kiara yang masih belum mengerti dengan maksud kata-kata Kaivan karena otaknya yang lola.

“Iya, dia sengaja ninggalin kita biar bisa berduaan, ngerti kan lo?” tanya Kaivan.

“Bagus dong kalo gitu! Itu namanya Arhan peka, jadi kita bisa jalan-jalan berdua.” Ucap Kiara dengan senyum lebar.

“Engga!” ucap Kaivan dengan tegas.

“Ih kok gitu?”

“Kita pulang aja!” ajak Kaivan.

“Engga mau! Aku mau jalan-jalan sama kamu Kai.” Pinta Kiara.

Kaivan menatap Kiara dengan tatapan mengintimidasi, cukup merasa aneh dengan wanita yang ada di hadapannya ini.

“Kalau di bilangin itu nurut! Kita pulang sekarang!” tegas Kaivan.

Kiara langsung memeluk lengan Kaivan membuat laki-laki itu terdiam. “Engga mau!” rengek Kiara.

Kaivan ingin marah, tapi dia tidak ingin membuat Kiara menangis yang akhirnya membuat dia ribet sendiri. Masalahnya anak ini terlalu cengeng dan manja, apa lagi sekarang tidak ada Arhan yang biasanya menjadi pawangnya. Kalau Kiara sampai menangis, Kaivan tidak tau harus melakukan apa.

“Kita jalan-jalan bentar ya? Sebentar aja, pliss..” pinta Kiara dengan wajah memelas.

Kaivan menghela napas panjang lalu akhirnya mengangguk kecil membuat Kiara kegirangan sambil melompat layaknya anak kecil.

“Yeaayy!! Kaivan baik deh!” seru Kiara.

Kaivan tidak merespon agi, laki-laki itu hanya memperhatikan Kiara yang sedang kegirangan sambil tersenyum tipis melihatnya. Laki-laki itu lalu berdehem saat sadar kalau dia baru saja tersenyum karena tingkan laku wanita aneh itu.

Dan akhirnya Kaivan dan Kiara kembali menaiki sepeda lalu berjalan-jalan melanjutkan perjalanan mereka keliling komplek.

Sampai akhirnya, kedua orang itu berhenti di depan warung bakso kesukaan Kiara. Wanita itu tersenyum ceria sebelum akhirnya menarik tangan Kaivan untuk masuk ke dalam warung tersebut.

Kaivan juga tidak menolak, dia hanya diam membiarkan tangannya di tarik oleh Kiara. Mereka duduk di pojok dekat jendela dengan bersemangat.

“Bang, saya pesen bakso satu kuahnya dikit aja.” Ucap Kiara kepada karyawan warung bakso itu lalu beralih menoleh ke arah Kaivan.

“Kamu mau apa? Biar aku yang bayarin.” Ucap Kiara.

“Gue ga suka!” ucap Kaivan.

“Apa!? Makanan seenak ini kamu ga suka?” tanya Kiara.

“Emang kenapa? selera orang kan beda-beda.”

“Kamu harus nyoba Kai, ini enak banget loh.”

“Maksa banget sih? Gue yang makan kenapa lo yang ribet?!”

“Kan aku perhatian sama kamu, di coba dulu deh, siapa tau suka kan?” ucap Kiara.

Kaivan tidak menggubris ucapana Kiara, karena saat ini ekspresi wajah Kaivan terlihat berubah menyeramkan, ekspresi yang sangat Kiara takuti.

Wajah Kaivan seperti marah, namun bukan marah seperti biasanya, tapi marah seperti saat Kaivan sedang memukuli Dio.

Kiara bingung, dia memperhatikan wajah Kaivan yang memanas seolah sedang menahan emosi. Kedua mata laki-laki itu tertuju pada satu titik saat ini.

“Kai? Kamu kenapa?” tanya Kiara sambil mengikuti ke mana arah mata Kaivan tertuju.

“Bajing4n!” gumam Kaivan.

Kedua mata Kaivan masih tertuju pada sosok laki-laki yang sekarang sedang berdiri di samping motor gedenya. Pupil mata Kaivan membesar, rahangnya mengeras, amarahnya kembali meluap. Kaivan beranjak dari tempat duduknya berniat untuk menghampiri laki-laki itu.

Dengan cepat Kiara menahan lengan Kaivan sambil menggeleng pelan menyuruh Kaivan untuk tidak menghampri laki-laki itu karena dia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi.

“Kai..” ucap Kiara dengan lembut.

“Ga bisa, gue harus habisin dia hari ini juga!” tegas Kaivan sambil menepis tangan Kiara yang memegang lengannya.

Kaivan segera berjalan menghampiri laki-laki itu, laki-laki brewokan dengan tato di lengannya dan saat ini sedang tersenyum menatap Kaivan seperti menantang.

“Kai!” teriak Kiara, tapi tidak di gubrias oleh Kaivan.

Kaivan yang sudah berada di hadapan laki-laki itu langsung mencengkram kerah pakaian laki-laki itu dengan ganas.

“Ngapain lo kesini hah!?” ketus Kaivan.

“Gue mau ketemu sama sahabat yang paling gue sayang ini, dan temannya..?” ucap Vero sambil tersenyum menatap Kiara yang sedang duduk di tempatnya sambil melihat ke arah mereka.

“Pembvnvh kayak lo ga berhak hidup tenang di bumi ini!” ketus Kaivan.

“Kai, temen lo cantik juga ya, gue mau kenalan sama dia dong.” Ucap Vero.

“Kalau gue ga bolehin gimana?” ucap Kaivan menantang.

“Pfftt,, oh jadi gitu? Kaivan yang dulu setia banget sama Elvira sekarang udah punya pacar baru? Lo udah lupain Elvira gitu aja? Kok itu cewek mau sama lo yang nyeremin kayak lo ya?” ucap Vero sambil terkekeh kecil.

Bughhh!! Sebuah pukulan pun akhirnya berhasil melayang di wajah Vero. Laki-laki itu meringis merasakan perih di pipinya. Namun laki-laki itu malah kembali tersenyum menatap Kaivan.

“Udah jadi jagoan ya lo sekarang?” ucap Vero.

“Diem atau gue buat retak tulang lo sekarang!” bentak Kaivan.

“Oke gue diem, tapi gue mau cewek lo, gue mau dia Kaivan.” Bisik Vero.

“Mksud lo? Mau apa lo!?” ketus Kaivan.

“Gue mau tubuh cewek lo, gue mau semuanya dari cewek lo yang cantik itu!” jawab Vero sambil berjalan menghampiri Kiara yang saat ini sedang berdiri menatap ke arah mereka.

Episodes
1 MFDIM 1
2 MFDIM 2
3 MFDIM 3
4 MFDIM 4
5 MFDIM 5
6 MFDIM 6
7 MFDIM 7
8 MFDIM 8
9 MFDIM 9
10 MFDIM 10
11 MFDIM 11
12 MFDIM 12
13 MFDIM 13
14 MFDIM 14
15 MFDIM 15
16 MFDIM 16
17 MFDIM 17
18 MFDIM 18
19 MFDIM 19
20 MFDIM 20
21 MFDIM 21
22 MFDIM 22
23 MFDIM 23
24 MFDIM 24
25 MFDIM 25
26 MFDIM 26
27 MFDIM 27
28 MFDIM 28
29 MFDIM 29
30 MFDIM 30
31 MFDIM 31
32 MFDIM 32
33 MFDIM 33
34 MFDIM 34
35 MFDIM 35
36 MFDIM 36
37 MFDIM 37
38 MFDIM 38
39 MFDIM 39
40 MFDIM 40
41 MFDIM 41
42 MFDIM 42
43 MFDIM 43
44 MFDIM 44
45 MFDIM 45
46 MFDIM 46
47 MFDIM 47
48 MFDIM 48
49 MFDIM 49
50 MFDIM 50
51 MFDIM 51
52 MFDIM 52
53 MFDIM 53
54 MFDIM 54
55 MFDIM 55
56 MFDIM 56
57 MFDIM 57
58 MFDIM 58
59 MFDIM 59
60 MFDIM 60
61 MFDIM 61
62 MFDIM 62
63 MFDIM 63
64 MFDIM 64
65 MFDIM 65
66 MFDIM 66
67 MFDIM 67
68 MFDIM 68
69 MFDIM 69
70 MFDIM 70
71 MFDIM 71
72 MFDIM 72
73 MFDIM 73
74 MFDIM 74
75 MFDIM 75
76 MFDIM 76
77 MFDIM 77
78 MFDIM 78
79 MFDIM 79
80 MFDIM 80
81 MFDIM 81
82 MFDIM 82
83 MFDIM 83
84 MFDIM 84
85 MFDIM 85
86 MFDIM 86
87 MFDIM 87
88 MFDIM 88
89 MFDIM 89
90 MFDIM 90
91 MFDIM 91
92 MFDIM 92
93 MFDIM 93
94 MFDIM 94
95 MFDIM 95
96 MFDIM 96
97 MFDIM 97
98 MFDIM 98
99 MFDIM 99
100 MFDIM 100
101 MFDIM 101
102 MFDIM 102
103 MFDIM 103
104 MFDIM 104
105 MFDIM 105
106 MFDIM 106
107 MFDIM 107
108 MFDIM 108
109 MFDIM 109
110 MFDIM 110
111 MFDIM 111
112 MFDIM 112
113 MFDIM 113
114 MFDIM 114
115 MFDIM 115
116 MFDIM 116
117 MFDIM 117
118 MFDIM 118
119 TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120 MFDIM 119
Episodes

Updated 120 Episodes

1
MFDIM 1
2
MFDIM 2
3
MFDIM 3
4
MFDIM 4
5
MFDIM 5
6
MFDIM 6
7
MFDIM 7
8
MFDIM 8
9
MFDIM 9
10
MFDIM 10
11
MFDIM 11
12
MFDIM 12
13
MFDIM 13
14
MFDIM 14
15
MFDIM 15
16
MFDIM 16
17
MFDIM 17
18
MFDIM 18
19
MFDIM 19
20
MFDIM 20
21
MFDIM 21
22
MFDIM 22
23
MFDIM 23
24
MFDIM 24
25
MFDIM 25
26
MFDIM 26
27
MFDIM 27
28
MFDIM 28
29
MFDIM 29
30
MFDIM 30
31
MFDIM 31
32
MFDIM 32
33
MFDIM 33
34
MFDIM 34
35
MFDIM 35
36
MFDIM 36
37
MFDIM 37
38
MFDIM 38
39
MFDIM 39
40
MFDIM 40
41
MFDIM 41
42
MFDIM 42
43
MFDIM 43
44
MFDIM 44
45
MFDIM 45
46
MFDIM 46
47
MFDIM 47
48
MFDIM 48
49
MFDIM 49
50
MFDIM 50
51
MFDIM 51
52
MFDIM 52
53
MFDIM 53
54
MFDIM 54
55
MFDIM 55
56
MFDIM 56
57
MFDIM 57
58
MFDIM 58
59
MFDIM 59
60
MFDIM 60
61
MFDIM 61
62
MFDIM 62
63
MFDIM 63
64
MFDIM 64
65
MFDIM 65
66
MFDIM 66
67
MFDIM 67
68
MFDIM 68
69
MFDIM 69
70
MFDIM 70
71
MFDIM 71
72
MFDIM 72
73
MFDIM 73
74
MFDIM 74
75
MFDIM 75
76
MFDIM 76
77
MFDIM 77
78
MFDIM 78
79
MFDIM 79
80
MFDIM 80
81
MFDIM 81
82
MFDIM 82
83
MFDIM 83
84
MFDIM 84
85
MFDIM 85
86
MFDIM 86
87
MFDIM 87
88
MFDIM 88
89
MFDIM 89
90
MFDIM 90
91
MFDIM 91
92
MFDIM 92
93
MFDIM 93
94
MFDIM 94
95
MFDIM 95
96
MFDIM 96
97
MFDIM 97
98
MFDIM 98
99
MFDIM 99
100
MFDIM 100
101
MFDIM 101
102
MFDIM 102
103
MFDIM 103
104
MFDIM 104
105
MFDIM 105
106
MFDIM 106
107
MFDIM 107
108
MFDIM 108
109
MFDIM 109
110
MFDIM 110
111
MFDIM 111
112
MFDIM 112
113
MFDIM 113
114
MFDIM 114
115
MFDIM 115
116
MFDIM 116
117
MFDIM 117
118
MFDIM 118
119
TENTARA TAMPAN ITU SUAMIKU!!
120
MFDIM 119

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!