"Sedang apa kalian?" tanya Briana dibelakang para pelayan yang sedang menyemangati William berenang.
Mendengar suara Briana sontak saja para pelayan membalikkan tubuh mereka.
"Kami tidak sedang apa-apa Nona," jawab salah satu pelayan disana kemudian berlari pergi masuk kedalam rumah.
Larinya pelayan itu diikuti juga oleh para pelayan lainnya yang membubarkan diri dari sekitar kolam renang tersebut.
"Dasar pelayan-pelayan genit!" geram Briana.
Wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya untuk melihat pada William yang masih saja berenang meski ditonton para pelayan.
"Hehh, sopir! Renangmu itu tidak bagus, tidak usah lah kamu cari perhatian para pelayan," ucap Briana merendahkan.
William menghentikan renangnya, kemudian berjalan mendekat pada Briana yang ada di tepi kolam renang.
Akhh!
Byuurr!
William menarik kaki Briana membuat wanita itu tercebur ke dalam kolam renang.
"Liam!" pekik Briana kesal.
"Kamu bilang renangku tidak bagus? Kalau begitu mari kita lomba, siapa yang berenang lebih cepat dengan berbagai gaya renang maka dia akan tidur di ranjang," ucap William.
"Setuju. Mommy akan menjadi wasit kalian," ucap Larisa yang baru saja tiba di sana.
"Tuh dengar kan, Mommy akan menjadi wasit kita," ucap William.
"Mommy! Mommy apaan sih pakai mau jadi wasit segala," kesal Briana.
"Loh Mommy kan hanya ingin menjadi wasit kalian," ucap Larissa dengan entengnya.
"Iya tapi kan-."
"Apa Nona takut kalah?" tanya William.
"Ck! Kalah? Tentu saja tidak," jawab Briana dengan percaya diri.
"Kalau begitu mari kita lomba renang," ucap William.
"Baiklah. Mommy jadi wasit harus adil ya jangan terlalu berpihak padaku, kasihan nanti malam Liam tidur di lantai," ucap Briana pada Larissa.
"Tentu saja Bri, Mommy pasti akan adil pada kalian," ucap Larissa.
Briana menganggukkan kepala kemudian menatap pada William yang ada di sebelahnya.
"Siap-siap kamu tidur di lantai," ucapnya dengan percaya diri.
"Baiklah. Sekarang, mari kita buktikan siapa nanti malam yang akan tidur di lantai," ucap William.
"Bagaimana, apa kalian sudah siap untuk bertanding renang sekarang juga?" tanya Larissa.
"Siap Mom," jawab William dan Briana serentak.
Briana dan William terlebih dahulu keluar dari kolam renang untuk mempersiapkan diri memulai lomba renang mereka.
Briana menarik ke atas dress yang ia kenakan dan hanya menyisakan pakaian dalam yang akan ia gunakan untuk berenang.
William segera memalingkan wajahnya agar tidak melihat tubuh seksi Briana. William bisa menduga bila ia menatap tubuh seksi Briana sudah pasti wanita itu akan memarahinya meski Briana sendiri yang memperlihatkan padanya.
"Kenapa memalingkan wajah?" tanya Briana.
"Mataku sakit melihat anda tidak pakai baju," jawab William membuat Briana terbelalak.
"Apa kamu bilang?" tanya Briana menggeser tubuhnya menghadap pada William.
"Aisshh, sudah saya katakan mata saya sakit melihat anda tidak pakai baju, kenapa anda justru berdiri di depan saya sih." William memalingkan lagi wajahnya ke arah lain.
"Memangnya kamu pikir kamu saja yang sakit mata karena melihatku tidak pakai baju. Mataku juga sakit karena melihatmu berenang hanya menggunakan celana pendek," ucap Briana masih berada di hadapan William.
"Itu lebih baik dari pada anda hanya mengenakan pakaian dalam saja," sindir William.
"Hei! Kamu tidak pernah pergi ke pantai ya? Dipantai justru banyak orang-orang hanya mengenakan bikini saja berenang dipantai," ucap Briana.
"Disini kolam renang Nona, bukan pantai," sahut William.
"Kalau bicara itu tatap saya." Briana menarik wajah William agar menatap padanya.
"Iya iya." Mau tidak mau William menatap wajah Briana dihadapannya. Pria itu hanya fokus menatap wajah Briana tanpa melihat ke bagian lainnya.
Tapi sayangnya mata yang sejak tadi ia jaga tidak bisa ia kendalikan lagi. William justru melihat kebagian tubuh Briana, memperhatikan lekuk tubuh wanita itu.
"Apa yang kamu lihat?" tanya Briana membuat William sontak saja meluruskan lagi wajahnya.
"Tidak," jawab William cepat.
"Jaga matamu jangan jelalatan." Briana menatap tajam pada William.
'Salah lagi, salah lagi,' batin William.
"Sudah-sudah kalian kenapa jadi bertengkar sih. Ini sudah jam 05.00, kalian kapan mau mulai lomba renangnya?" tanya Larissa menatap Briana dan William bergantian.
"Sekarang Mom," jawab keduanya serentak.
"Kalau begitu cepat kalian mulai lombanya," titah Larissa.
"Iya Mom," jawab serentak lagi keduanya.
Briana dan William segera berdiri di tepi kolam renang bersiap untuk melompat dan berenang disana.
"Ingat ya, yang menang tidur di ranjang. Dan yang kalah akan tidur di lantai," ucap Briana mengingatkan William.
"Iya iya," sahut William.
Setelah memastikan William dan Briana siap melompat, Larissa segera menghitung mundur sebagai aba-aba perlombaan renang anak dan menantunya dimulai.
Byuurr!
William dan Briana melompat ke dalam kolam renang bersamaan kemudian berenang dengan gaya bebas.
Pritt!
Larissa meniup peluit menandakan salah satu diantara kedua orang yang sedang lomba tiba di tempat semula.
"Yeay! Kamu menang Nak," ucap Larisa senang karena William lah yang menang.
William hanya mengacungkan jempol pada mertuanya yang benar-benar memberinya semangat penuh.
"Siap-siap tidur di lantai," ucap William sembari menaik turunkan sebelah alisnya pada Briana yang baru saja tiba di tepi kolam renang.
"Jangan senang dulu, ini masih ada 4 gaya renang lagi yang akan kita hadapai. Aku yakin kamulah yang akan tidur di lantai karena keempat gaya itu akan aku menangkan," ucap Briana penuh percaya diri.
"Kita lihat saja nanti," ucap William kemudian naik lagi ketepi kolam renang yang diikuti Briana untuk memulai babak kedua.
Babak kedua lomba renang itu, William dan Briana menggunakan gaya kupu-kupu.
"Liam."
"Liam."
"Liam."
Rupanya bukan hanya Larissa saja yang menjadi pendukung William, melainkan Reyhan juga. Pria paruh baya itu baru saja tiba di rumah setelah bergelut dengan pekerjaannya dikantor.
"Yeay! Liam menang lagi," sorak Larissa senang.
Reyhan juga bertepuk tangan untuk kemenangan William. Ia bangga sekali memiliki menantu super hebat seperti William.
Wajah Briana berubah masam karena babak kedua lomba renang itu dimenangkan lagi oleh William.
Bukan hanya itu saja, Briana juga kesal pada kedua orang tuanya yang justru menyemangati William bukan dirinya.
"Bagaimana, masih yakin akan menang?" tanya William.
"Tentu saja yakin. Karena aku yakin, aku pasti pemenangnya," jawab Briana.
"Baiklah kita lihat saja nanti. Ingat! Yang kalah tidur di lantai," ucap William dengan nada mengejek.
Briana melengos ia tak menyahuti ucapan William yang justru membuatnya semakin kesal.
Keduanya kemudian memulai lagi lomba renangnya dengan babak ke-3 menggunakan gaya punggung, babak ke-4 gaya dada, serta babak ke-5 gaya samping.
Kedua orang itu sama-sama menginginkan kemenangan, karena pemenangnya akan tidur dikasur.
Memang sesederhana itu hadiahnya, tapi bagi mereka perlombaan itu mempertaruhkan harga diri mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
PADAHAL ASLINYA LO KAGUM SAMA TUBUH SI WILL, MKANYA LO GK RELA TUBUH WILL DILIHAT PARA PELAYAN
2023-11-13
2
As Lamiah
ayo Lim hancurkan ke angkuhan briana
2023-09-23
1