BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal

William tersenyum miring saat mendengar perdebatan Briana dan Reyhan dimeja makan.

Ia sudah hafal dengan tabiat wanita angkuh seperti Briana. Wanita seperti itu sangat sulit untuk bisa menghargai orang lain terlebih lagi orang itu tidak sebanding dengan dirinya.

William memilih keluar lebih dulu dari rumah itu dan akan menunggu Briana diteras garasi sembari memanaskan mesin mobil yang akan ia gunakan.

Dimeja makan, perdebatan ayah dan anak itu masih berlanjut karena Reyhan belum selesai berbicara dengan Briana.

"Daddy tidak pernah mengajarimu seperti itu. Dari dulu Daddy selalu mengajari kamu dan Brian untuk bisa menghargai orang lain. Mau orang itu tua atau muda, mau miskin atau kaya hargailah orang lain," ucap Reyhan dengan menekan semua kata yang keluar dari mulutnya.

Briana terdiam, ia tidak berani menyahuti ucapan Reyhan. Ia tahu sekali bila Reyhan sedang marah padanya.

Briana akui kedua orang tuanya memang selalu mengajarinya untuk bisa menghargai orang lain. Tapi entah kenapa ia berat sekali untuk melakukannya.

"Daddy tidak mau mendengar kamu berbicara seperti itu lagi. Mulai sekarang belajarlah menghargai orang lain. Tanpa orang lain kamu bukan siapa-siapa," ucap Reyhan lagi, tapi Briana masih saja diam.

"Dengar tidak?" tanyanya kemudian.

"Dengar Dad," jawab Briana.

"Sekarang kamu sarapan dan segeralah pergi ke kantor bersama Liam yang akan menyupirimu," titahnya kemudian.

Briana menganggukkan kepala, kemudian memulai sarapan yang sempat tertunda karena berdebat dengan Reyhan.

Sejak tadi Larissa tidak berani buka suara, padahal Ia ingin sekali berbicara pada Briana mengenai luka di wajah William.

Larissa bangkit dari duduknya untuk pergi kekamar, Ia akan mengambil sesuatu disana.

"Mau kemana Mom?" tanya Briana.

"Mau ke kamar dulu, kalian sarapan saja duluan," titah Larissa kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Briana dan Reyhan yang memulai sarapannya.

Larissa membuka laci nakas didalam kamar, lalu mengambil sesuatu di dalamnya. Sesuatu itu ialah salep obat luka.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Larissa bergegas keluar dari dalam kamar dan kembali kemeja makan.

Salep itu Larissa sodorkan dihadapan Briana yang tengah sarapan.

"Kamu obati luka diwajah Liam pakai salep itu," titahnya pada Briana.

Sejujurnya Briana ingin menolaknya tapi ia tidak berani karena Reyhan masih menatap serius kearahnya.

"Baiklah," ucap Briana pasrah kemudian mengambil salep tersebut dan ia genggam dengan tangan kirinya.

Setelahnya tidak ada perdebatan di antara mereka. Ketiga orang disana menikmati sarapannya dengan tenang. Tapi tidak dengan hati Briana.

Briana merasa hidupnya tidak tenang semenjak ia bertemu dengan William.

"Aku sudah selesai." Briana bangkit dari duduknya.

Briana mengambil tasnya yang tadi ia letakkan di kursi sebelah kemudian menyalimi Reyhan dan Larissa bergantian, lalu keluar dari rumah untuk segera berangkat ke kantor.

Tiba di teras rumah, Briana melihat mobilnya sudah terparkir didepan teras dengan William yang sedang mengelap mobil itu.

"Hehh sopir," panggil Briana pada William.

William menoleh pada Briana yang memanggilnya, dan saat itu juga Briana melempar salep yang tadi Larissa berikan padanya.

William dengan sigap menangkap salep tersebut.

"Obati wajahmu pakai salep itu," titah Briana.

"Salep apa ini?" tanya William.

"Salep luka supaya wajahmu bisa tampan lagi," jawab Briana ketus.

"Oohh." William menganggukkan kepala.

"Cepat buka pintu mobilnya," titah Briana.

"Baik Nona." William membukakan pintu mobil untuk Briana.

Sebelum masuk ke dalam mobil, William terlebih dahulu mengobati luka diwajahnya menggunakan salep yang tadi Briana berikan padanya.

Sreekk!

Briana membuka kaca jendela mobil lalu sedikit mengeluarkan kepalanya dari dalam mobil.

"Cepat jalankan mobilnya," titah Briana pada William yang sedang bercermin di depan spion.

"Baik Nona." William buru-buru menutup salep tersebut kemudian masuk ke dalam mobil.

Disaat mobil sudah melaju dijalan raya, William melirik sekilas pada kaca spion di atas kepalanya yang memperlihatkan Briana sedang sibuk dengan ponselnya.

Sejak tadi suasana di dalam mobil itu begitu sunyi, hanya terdengar suara notifikasi diponsel Briana saja.

Ternyata Briana sedang berbalas pesan dengan seseorang. Briana juga senyum-senyum sendiri membaca pesan dari lawan chatnya.

Ckitt!

Dugh! Aww!

William merasa aneh melihat Briana tersenyum seperti itu. Ia lebih sering melihat wajah ketus Briana dibandingkan senyuman wanita itu, hingga tidak sengaja ia menginjak pedal rem mobil dan membuat mobil tersebut berhenti mendadak.

"Kamu bisa nyupir tidak sih?" tanya Briana kesal karena kepalanya terbentur jendela mobil disebelahnya.

"Maaf Nona, tadi saya tidak sengaja menginjak pedal gas," jawab William menoleh pada Briana dibelakangnya.

"Lihat nih, kepala saya jadi benjol." Briana menunjuk kepalanya yang tadi terbentur.

"Maaf Nona," ucap William.

"Sudah cepat jalankan lagi mobilnya," titahnya kemudian.

"Baik Nona."

William menarik nafasnya terlebih dahulu dan menghembuskannya.

'Sabar,' batinnya

Pria itu kemudian melanjutkan lagi perjalanan menuju kantor Darwin Properties.

Tiba disana William mengikuti Briana masuk ke dalam kantor, karena ia akan mulai berperan sebagai pengawal wanita itu.

Briana sebetulnya tidak suka William mengikutinya, tapi apa boleh buat, sekarang ini ia hanya bisa patuh pada perintah Reyhan yang menjadikan William sebagai sopir sekaligus pengawal untuknya.

"Jangan masuk ke ruangan saya," titahnya pada William saat tiba di depan pintu ruang kerjanya.

"Kalau tidak masuk, saya nunggu anda dimana Nona. Bukannya saya juga harus mengawal anda kemanapun anda pergi," ucap William.

"Saya tidak butuh pengawal. Kamu tunggu saja di sini," titahnya lagi kemudian masuk ke dalam ruangan tersebut dan menutup pintu dengan sedikit membantingnya.

William menggelengkan kepala, kemudian membalikkan tubuhnya dan berjalan mendekati kursi kosong di depan meja sekretaris Briana.

"Boleh saya duduk disini?" tanya William pada sekretaris Briana.

"Iya silahkan duduk," ucapnya mempersilahkan William duduk disebrangnya.

William mengangguk, kemudian menduduki kursi tersebut.

"Anda sopir Nona Briana ya?" tanya sekretaris Briana.

Wanita bernama Linda itu melihat William mengenakan seragam sopir sehingga ia bisa menebak bila pria di hadapannya itu sopir atasannya.

"Iya, saya sopir sekaligus pengawalnya Nona Briana," jawab William.

"Nona Briana memang butuh sopir sekaligus pengawal karena dia selalu pulang larut malam," ucap Linda.

"Memangnya apa yang Nona Briana kerjakan hingga dia pulang larut malam?" tanya William.

"Banyak Mas. Sebenarnya Nona Briana itu belum mampu menjabat Direktur Utama, tapi dia menginginkan jabatan itu sehingga Pak Reyhan menyerahkan jabatan tersebut pada Nona Briana," ucap Linda mengecilkan suaranya takut Briana mendengarnya.

William mengangguk pelan, pantas saja Briana selalu pulang larut malam, ternyata dia kesulitan dengan pekerjaannya.

"Sekarang saja Nona Briana belum menyelesaikan pekerjaan yang kemarin, padahal Pak Agung sudah menanyakan karena hendak dilaporkan pada Pak Reyhan," ucap Linda.

Terpopuler

Comments

Sri Siyamsih

Sri Siyamsih

ujung"nya tar liam yg turun tangan bantuin

2025-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!