"Mana mungkin Tante mengenalnya. Dia itu cuma sopir aku, Tan," ucap Briana.
Irene mengalihkan pandangannya untuk melihat pada Briana yang sedang duduk di hadapannya.
"Ya. Mungkin mereka hanya mirip," ucapnya kemudian.
"Ayo Tante temani aku makan," ajak Briana.
"Tidak Bri, Tante baru saja selesai makan sama sepupu Tante," tolak Irene.
"Loh, aku pikir Tante datang dengan Om Julian," ucap Briana.
"Tidak Bri, Om Julian lagi sibuk ngurus dua perusahaan sekaligus jadi dia tidak ada waktu untuk makan malam seperti ini," ucap Irene.
Ya. Semenjak William keluar dari rumah orang tuanya, perusahaan transportasi milik pria itu dikelola oleh Julian sementara waktu hingga William kembali.
Tapi entahlah, kedua orang tua William tidak tahu kapan putra mereka akan kembali ke rumah.
"Kamu kapan mau main kerumah Tante?" tanya Irene.
"Nanti aja Tan, kapan-kapan," jawab Briana.
"Dari dulu kamu diajak main ke rumah Tante, selalu bilang nanti. Tapi sampai sekarang kamu belum pernah datang kerumah, padahal Tante mau ngenalin kamu sama anak Tante," ucap Irene.
Briana menyengir membenarkan perkataan Irene. Ia memang selalu mengatakan nanti bila Irene mengajaknya main ke rumah, tapi ia tidak pernah datang kerumah teman Mommynya itu.
"Maaf, Tante, itu karena saya tidak sempat main ke rumah Tante," ucapnya kemudian.
"Ya sudah tidak apa-apa, lain kali kamu main ke rumah Tante ya," ucap Irene.
"Iya Tante," ucap Briana.
"Kalau begitu kamu lanjutin makannya, Tante mau pulang." Irene bangkit dari duduknya.
"Iya Tante, hati-hati." Briana juga bangkit dari duduknya.
Irene melambaikan tangannya pada Briana sebelum pergi dari sana.
Briana membalas lambaian tangan itu kemudian duduk kembali di kursinya untuk melanjutkan makan malam yang sempat tertunda oleh kedatangan Irene.
Briana menghidupkan ponselnya untuk melihat jam disana. Rupanya sudah lebih dari setengah jam William pergi ketoilet tapi pria itu tidak kunjung kembali.
"Biar saja lah mau kembali mau tidak aku tidak perduli. Aku justru berharap dia tidak kembali," gumam Briana sembari menyuapkan makanannya kedalam mulut.
Briana telah selesai dengan makan malamnya, tapi William masih belum datang menghampirinya.
Rupanya William sedang makan dipinggir jalan, setelah memastikan bila Irene telah pergi dari restorant itu.
Briana tidak tahu bila William sedang makan di pinggir jalan. Wanita itu berniat kembali kekantor seorang diri tanpa disopiri maupun dikawal oleh William.
Tapi sayangnya saat hendak masuk kedalam mobil, Briana tidak bisa membuka pintu mobilnya. Mobil itu dikunci oleh William dan kuncinya juga dibawa oleh pria itu.
"Bila seperti ini bagaimana aku bisa kembali ke kantor?" tanya Briana pada dirinya sendiri.
Briana mondar-mandir dipinggir mobilnya sembari mengedarkan pandangan, mencari keberadaan William yang membawa kunci mobil miliknya.
"Kemana sih dia?" tanyanya lagi.
Wanita itu membuka ponselnya berusaha akan menghubungi William. Tapi ternyata ia tidak memiliki nomor ponsel pria itu.
Briana kembali masuk ke dalam restoran untuk mencari keberadaan William ditoilet. Briana juga mendatangi toilet pria menunggu diluar pintu masuk toilet pria.
Satu persatu pria yang keluar dari toilet Briana lihati barangkali itu pria yang sedang ia cari.
Briana bahkan ditegur orang di sana karena dirinya berdiri didepan pintu toilet pria seolah ia wanita mesum.
"Saya lagi nunggu seseorang," ucap Briana.
"Lagi nunggu atau sedang mantau kami para pria buang hajat?" tanya pria itu.
'Sial! Gara-gara sopir baru itu aku dikira mesum,' batin Briana.
"Saya betulan sedang menunggu seseorang," ucap Briana.
"Menunggu siapa? Didalam toilet sudah tidak ada siapa-siapa, Mbak. Sejak tadi Mbak berdiri didepan toilet pria loh. Sudah jelas Mbak ini sedang memantau kami para lelaki," ucap pria itu.
"Bukan Pa-," perkataan Briana terpotong karena pria yang satunya lagi bicara.
"Kita bawa saja Mbak ini kepihak keamanan, supaya dia jera tidak lagi-lagi memantau pria ditoilet," ucap pria satunya.
"Cantik-canit kok mesum," ucap pria itu pada Briana yang ia tarik tangannya untuk dibawa kepihak keamanan restorant.
Briana terus menjelaskan pada kedua pria yang sedang membawanya kepihak keammanan, tapi kedua pria itu tidak mengherani penjelasan Briana.
"Pak, saya sungguh sedang menunggu seseorang di sana, lagi pula saya tidak ada masuk ke dalam toilet itu kan. Kalian seharusnya tidak perlu membawa saya ke sana," ucap Briana tapi tetap tidak diherani kedua orang yang sedang menariknya.
Tidak lama kemudian mereka tiba diruang keamanan. Briana langsung dilaporkan oleh kedua pria itu pada ketua keamanan disana.
Briana juga diberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui penjelasan darinya.
"Apa benar anda memantau pria yang keluar masuk ke dalam toilet?" tanya ketua keamanan itu.
"Saya tidak memantau, Pak. Saya hanya memperhatikan pria yang keluar masuk ke dalam toilet karena saya sedang menunggu seseorang," jelas Briana.
"Seseorang siapa yang sedang anda tunggu hingga berlama-lama di depan toilet pria?" tanyanya lagi.
"Sopir saya Pak. Tadi saya menunggu sopir saya keluar dari toilet," jawab Briana.
"Alasan anda tidak masuk akal. Mana ada seorang majikan menunggu sopirnya sedang buang hajat," ucap ketua keamanan membuat kedua pria yang melaporkan Briana tertawa.
"Ada Pak. Ya saya ini orangnya," ucap Briana penuh kekesalan karena penjelasannya tidak diterima bahkan ditertawai.
"Tidak-tidak, alasan anda tidak bisa diterima," ucap ketua keamanan.
"Lalu anda maunya bagaimana? Saya sudah menjelaskan semuanya tapi penjelasan saya tidak diterima oleh anda." Briana menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki merasa lelah dengan masalah kecil tapi dibesar-besarkan.
"Panggil sopir anda kemari, untuk memastikan penjelasan anda itu benar atau tidaknya," titah ketua keamanan itu.
"Saya tidak tahu dimana keberadaan sopir saya itu makanya saya mencarinya ke toilet," ucap Briana.
"Anda bisa menelponnya," ucapnya.
"Saya tidak punya nomor ponselnya," ucap Briana lagi.
"Nah kan, sudah jelas bila semua penjelasan anda itu tidak benar. Kalau begitu anda akan kami laporkan pada pihak berwajib," ucapnya membuat Briana terbelalak lebar.
"Tidak! saya tidak mau!" tolak Briana dengan tegas.
"Anda tidak bisa menolaknya, karena semua itu kami lakukan untuk keamanan restoran kami dari wanita-wanita mesum seperti anda," ucapnya lagi.
Briana semakin kesal pada pria-pria yang sedang menyidangnya itu. Di mana-mana orang mesum itu kebanyakan pria, kenapa dirinya seorang wanita dikatai wanita mesum hanya gara-gara berdiri di depan toilet pria menunggu William yang tak kunjung keluar dari sana.
"Saya tidak terima anda mengatai saya wanita mesum. Sebaiknya periksalah dulu CCTV, benarkah apa yang saya lakukan tadi itu tergolong mesum," titah Briana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Nenny Sihombing
up lg dong thorrr🙏🙏🙏 cerita nya bagus greget
2023-09-12
1