BAB. 8 Cantik-cantik Mesum

"Mana mungkin Tante mengenalnya. Dia itu cuma sopir aku, Tan," ucap Briana.

Irene mengalihkan pandangannya untuk melihat pada Briana yang sedang duduk di hadapannya.

"Ya. Mungkin mereka hanya mirip," ucapnya kemudian.

"Ayo Tante temani aku makan," ajak Briana.

"Tidak Bri, Tante baru saja selesai makan sama sepupu Tante," tolak Irene.

"Loh, aku pikir Tante datang dengan Om Julian," ucap Briana.

"Tidak Bri, Om Julian lagi sibuk ngurus dua perusahaan sekaligus jadi dia tidak ada waktu untuk makan malam seperti ini," ucap Irene.

Ya. Semenjak William keluar dari rumah orang tuanya, perusahaan transportasi milik pria itu dikelola oleh Julian sementara waktu hingga William kembali.

Tapi entahlah, kedua orang tua William tidak tahu kapan putra mereka akan kembali ke rumah.

"Kamu kapan mau main kerumah Tante?" tanya Irene.

"Nanti aja Tan, kapan-kapan," jawab Briana.

"Dari dulu kamu diajak main ke rumah Tante, selalu bilang nanti. Tapi sampai sekarang kamu belum pernah datang kerumah, padahal Tante mau ngenalin kamu sama anak Tante," ucap Irene.

Briana menyengir membenarkan perkataan Irene. Ia memang selalu mengatakan nanti bila Irene mengajaknya main ke rumah, tapi ia tidak pernah datang kerumah teman Mommynya itu.

"Maaf, Tante, itu karena saya tidak sempat main ke rumah Tante," ucapnya kemudian.

"Ya sudah tidak apa-apa, lain kali kamu main ke rumah Tante ya," ucap Irene.

"Iya Tante," ucap Briana.

"Kalau begitu kamu lanjutin makannya, Tante mau pulang." Irene bangkit dari duduknya.

"Iya Tante, hati-hati." Briana juga bangkit dari duduknya.

Irene melambaikan tangannya pada Briana sebelum pergi dari sana.

Briana membalas lambaian tangan itu kemudian duduk kembali di kursinya untuk melanjutkan makan malam yang sempat tertunda oleh kedatangan Irene.

Briana menghidupkan ponselnya untuk melihat jam disana. Rupanya sudah lebih dari setengah jam William pergi ketoilet tapi pria itu tidak kunjung kembali.

"Biar saja lah mau kembali mau tidak aku tidak perduli. Aku justru berharap dia tidak kembali," gumam Briana sembari menyuapkan makanannya kedalam mulut.

Briana telah selesai dengan makan malamnya, tapi William masih belum datang menghampirinya.

Rupanya William sedang makan dipinggir jalan, setelah memastikan bila Irene telah pergi dari restorant itu.

Briana tidak tahu bila William sedang makan di pinggir jalan. Wanita itu berniat kembali kekantor seorang diri tanpa disopiri maupun dikawal oleh William.

Tapi sayangnya saat hendak masuk kedalam mobil, Briana tidak bisa membuka pintu mobilnya. Mobil itu dikunci oleh William dan kuncinya juga dibawa oleh pria itu.

"Bila seperti ini bagaimana aku bisa kembali ke kantor?" tanya Briana pada dirinya sendiri.

Briana mondar-mandir dipinggir mobilnya sembari mengedarkan pandangan, mencari keberadaan William yang membawa kunci mobil miliknya.

"Kemana sih dia?" tanyanya lagi.

Wanita itu membuka ponselnya berusaha akan menghubungi William. Tapi ternyata ia tidak memiliki nomor ponsel pria itu.

Briana kembali masuk ke dalam restoran untuk mencari keberadaan William ditoilet. Briana juga mendatangi toilet pria menunggu diluar pintu masuk toilet pria.

Satu persatu pria yang keluar dari toilet Briana lihati barangkali itu pria yang sedang ia cari.

Briana bahkan ditegur orang di sana karena dirinya berdiri didepan pintu toilet pria seolah ia wanita mesum.

"Saya lagi nunggu seseorang," ucap Briana.

"Lagi nunggu atau sedang mantau kami para pria buang hajat?" tanya pria itu.

'Sial! Gara-gara sopir baru itu aku dikira mesum,' batin Briana.

"Saya betulan sedang menunggu seseorang," ucap Briana.

"Menunggu siapa? Didalam toilet sudah tidak ada siapa-siapa, Mbak. Sejak tadi Mbak berdiri didepan toilet pria loh. Sudah jelas Mbak ini sedang memantau kami para lelaki," ucap pria itu.

"Bukan Pa-," perkataan Briana terpotong karena pria yang satunya lagi bicara.

"Kita bawa saja Mbak ini kepihak keamanan, supaya dia jera tidak lagi-lagi memantau pria ditoilet," ucap pria satunya.

"Cantik-canit kok mesum," ucap pria itu pada Briana yang ia tarik tangannya untuk dibawa kepihak keamanan restorant.

Briana terus menjelaskan pada kedua pria yang sedang membawanya kepihak keammanan, tapi kedua pria itu tidak mengherani penjelasan Briana.

"Pak, saya sungguh sedang menunggu seseorang di sana, lagi pula saya tidak ada masuk ke dalam toilet itu kan. Kalian seharusnya tidak perlu membawa saya ke sana," ucap Briana tapi tetap tidak diherani kedua orang yang sedang menariknya.

Tidak lama kemudian mereka tiba diruang keamanan. Briana langsung dilaporkan oleh kedua pria itu pada ketua keamanan disana.

Briana juga diberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui penjelasan darinya.

"Apa benar anda memantau pria yang keluar masuk ke dalam toilet?" tanya ketua keamanan itu.

"Saya tidak memantau, Pak. Saya hanya memperhatikan pria yang keluar masuk ke dalam toilet karena saya sedang menunggu seseorang," jelas Briana.

"Seseorang siapa yang sedang anda tunggu hingga berlama-lama di depan toilet pria?" tanyanya lagi.

"Sopir saya Pak. Tadi saya menunggu sopir saya keluar dari toilet," jawab Briana.

"Alasan anda tidak masuk akal. Mana ada seorang majikan menunggu sopirnya sedang buang hajat," ucap ketua keamanan membuat kedua pria yang melaporkan Briana tertawa.

"Ada Pak. Ya saya ini orangnya," ucap Briana penuh kekesalan karena penjelasannya tidak diterima bahkan ditertawai.

"Tidak-tidak, alasan anda tidak bisa diterima," ucap ketua keamanan.

"Lalu anda maunya bagaimana? Saya sudah menjelaskan semuanya tapi penjelasan saya tidak diterima oleh anda." Briana menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi yang ia duduki merasa lelah dengan masalah kecil tapi dibesar-besarkan.

"Panggil sopir anda kemari, untuk memastikan penjelasan anda itu benar atau tidaknya," titah ketua keamanan itu.

"Saya tidak tahu dimana keberadaan sopir saya itu makanya saya mencarinya ke toilet," ucap Briana.

"Anda bisa menelponnya," ucapnya.

"Saya tidak punya nomor ponselnya," ucap Briana lagi.

"Nah kan, sudah jelas bila semua penjelasan anda itu tidak benar. Kalau begitu anda akan kami laporkan pada pihak berwajib," ucapnya membuat Briana terbelalak lebar.

"Tidak! saya tidak mau!" tolak Briana dengan tegas.

"Anda tidak bisa menolaknya, karena semua itu kami lakukan untuk keamanan restoran kami dari wanita-wanita mesum seperti anda," ucapnya lagi.

Briana semakin kesal pada pria-pria yang sedang menyidangnya itu. Di mana-mana orang mesum itu kebanyakan pria, kenapa dirinya seorang wanita dikatai wanita mesum hanya gara-gara berdiri di depan toilet pria menunggu William yang tak kunjung keluar dari sana.

"Saya tidak terima anda mengatai saya wanita mesum. Sebaiknya periksalah dulu CCTV, benarkah apa yang saya lakukan tadi itu tergolong mesum," titah Briana.

Terpopuler

Comments

Nenny Sihombing

Nenny Sihombing

up lg dong thorrr🙏🙏🙏 cerita nya bagus greget

2023-09-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!