BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok

William menyunggingkan bibirnya saat melihat resepsionis memberikan kunci kamar kost padanya.

Memang wajah tampan yang Ia miliki selalu membuat wanita terkagum padanya bahkan menjadi lemah dihadapannya.

"Jangan bilang-bilang ya Mas kalau saya menyewakan kamar kost tanpa identitasnya Mas," ucap resepsionis.

"Aman." William menerima kunci kamar kost tersebut.

"Itu kamarnya ada dilantai 3 ya, Mas. Mulai sekarang Mas sudah bisa menempatinya," ucap resepsionis itu.

"Ok. Terima kasih ya, Mbak." William mengangkat kunci yang ada ditangannya.

"Sama-sama Mas," ucapnya.

William membalikkan tubuhnya dan bergegas menaiki anak tangga untuk menuju lantai tiga dimana kamarnya berada.

Satu persatu pintu kamar kost William lihati nomornya, hingga ia menemukan pintu kamar bernomor 114 sesuai dengan kunci kamar yang ia pegang.

William membuka pintu kamar itu lalu masuk kedalamnya.

"Ahh, akhirnya aku bisa bebas." William merebahkan tubuhnya diranjang single kamar itu.

Rasanya begitu lega setelah keluar dari rumah orang tuanya. Ia jadi tidak dituntut lagi untuk menikah dan punya anak.

William terus menyunggingkan bibirnya membayangkan kebebasan yang tengah ia rasakan.

"Ternyata enak juga ya jadi orang biasa," gumamnya.

Posisi tubuh yang terlentang dengan kaki yang ia silangkan, William menatap langit-langit kamar itu.

Di saat orang lain ingin kaya, William justru ingin menjadi orang biasa. Ia sama sekali tidak menyesal meninggalkan rumah kedua orang tuanya.

Karena baginya bahagia itu bukan karena harta yang melimpah melainkan karena kepuasan didalam hatinya, bebas dari tuntutan serta penatnya pekerjaan.

Kring.. Kring..

Ponsel William berdering, pria itu merogoh saku celananya untuk mengeluarkan ponsel tersebut.

"Mamah," gumam William melihat ponselnya.

Pria itu mengabaikan panggilan telepon tersebut hingga akhirnya panggilan itu terlewatkan. Tapi sayangnya dering ponsel William terus saja berbunyi sehingga William mau tidak mau menjawab panggilan telepon tersebut.

"Kamu dimana sekarang? Ayo pulanglah," bujuk Irene di sambungan telepon.

"Tidak Mah. Aku tidak akan pulang karena aku sudah bertekad ingin menjadi orang biasa." William mengakhiri sambungan telepon tersebut, lalu mendudukkan tubuhnya di atas ranjang.

Agar Irene tidak lagi menghubunginya, William mematikan ponsel tersebut lalu menyimpannya kedalam tas.

Disaat hendak bangkit dari ranjang, William melihat sepatu miliknya berada di lantai. Sepatu mahal yang ia bawa dari rumah.

William membuka lagi tas miliknya lalu mengeluarkan cutter dari dalam sana.

Mata cutter sengaja William goreskan pada sepasang sepatu miliknya membuat sepatu mahal itu robek dibeberapa bagian.

"Nah, kalau beginikan aku beneran jadi orang biasa." Pria itu mengenakan lagi sepatu yang sudah robek itu, hingga jempol kakinya sedikit keluar.

William geli sendiri, melihat penampilan dirinya yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Setelah puas dengan penampilan barunya, William bergegas keluar dari kamar untuk mencari makan malam.

William akan mencari makanan yang sesuai dengan isi kantongnya sekarang ini.

Mie ayam menjadi pilihan William, selain harganya terjangkau, rasanya juga enak, membuat pria itu kini mengantri didepan warung mie ayam.

"Pak, didaerah sini ada lowongan pekerjaan tidak ya?" tanya William pada pedagang mie ayam tersebut.

Pria itu baru saja menyebutkan pesanannya yakni 1 porsi mie ayam bakso, dan 1 gelas es jeruk.

Jiwa pembisnis yang William miliki tidak pernah hilang kapanpun dan di manapun ia berada, William akan memanfaatkannya. Seperti sekarang ini, sembari menunggu pesanannya jadi dibuatkan pria itu bertanya mengenai lowongan pekerjaan untuknya.

"Memangnya Mas mau kerja apa?" tanya pria yang ditanyai William.

"Apa saja Pak. saya tidak pilih-pilih pekerjaan kok. Mau pekerjaan kasar atau tidak saya akan mengerjakannya," ucap William yakin.

"Jadi tukang cuci mangkok di warung saya mau?" tawarnya.

William mengangkat sebelah alisnya, lalu melirik pada tempat pencucian piring tak jauh dari tempatnya berdiri.

Tak terhitung ada berapa jumlahnya mangkok, sendok dan gelas kotor disana, yang jelas itu sangat banyak karena sejak warung dibuka satupun belum ada yang dicuci.

"Tidak apa-apa, Pak. Saya mau kok jadi tukang cuci mangkok," ucap William.

Pria itu benar-benar tidak pilih-pilih pekerjaan, meski jadi tukang cuci mangkok juga akan ia lakukan.

"Kalau begitu sehabis makan, Mas langsung cuci semua mangkok disana ya," titah pedagang mie ayam itu menunjuk pada tempat pencucian piring .

"Iya Pak," ucap William.

Tidak lama kemudian mie ayam dan es jeruk pesanan William sudah jadi dibuatkan.

Pria itu membawa sendiri makanan dan minuman itu ke salah satu meja kosong dan memakannya di sana.

Sesuai dengan apa yang sudah ia sepakati dengan pedagang mie ayam tersebut, William kini sedang mencuci mangkok dan perabotan lainnya.

*

*

Ditempat berbeda ada seorang wanita sedang bergelut dengan pekerjaannya. Tidak perduli hari sudah semakin malam wanita itu tetap saja bekerja seorang diri dikantornya.

"Pulang malam lagi?" tanya Larissa disambungan telepon.

"Iya Mom, aku pulang malam lagi. Ini pekerjaanku masih banyak," jawab Briana.

"Tinggalkan saja pekerjaanmu, Bri. Dilanjutkan besok saja," titah Larissa.

"Tidak bisa, Mom. Aku harus menyelesaikannya sekarang, karena besok pagi harus aku bawa meeting dengan klien," ucapnya.

Terdengar helaan nafas keluar dari mulut Larissa bisa didengar oleh Briana.

"Ya sudah, kamu hati-hati kalau pulang," ucapnya kemudian.

"Siap Mom! Mommy tidur aja duluan tidak usah nunggu aku pulang," ucap Briana.

"Heem."

Sambungan telepon itu berakhir.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam tapi Briana enggan untuk bangkit dari tempat duduknya.

Briana melanjutkan lagi pekerjaan yang masih menumpuk di meja kerja. Rasa lapar di perutnya juga ia abaikan, fokusnya hanya pada pekerjaan saja.

Wanita itu ingin menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan mendapat hasil yang terbaik.

Menjadi Direktur Utama Darwin properties membuat Briana jadi semakin sibuk, mengingat kendali perusaahan ada diposisinya saat ini yang mengharus ia bekerja dengan baik.

Sebelumnya Briana hanya menjabat sebagai Manajer Personalia dan baru dua minggu ini ia dilantik menjabat Direktur Utama menggantikan sang kakak kembar yang memutuskan membangun usaha sendiri.

Kretek.

Briana meregangkan otot tangan dan leher yang terasa pegal karena sudah terlalu lama bergelut dengan pekerjaannya.

"Tidak terasa udah jam 11.00 aja." Briana melihat jam di ponselnya.

Briana mematikan laptop yang masih menyala, lalu merapikan semua map yang ada di meja, menumpuk jadi satu lalu meletakkan ditempat semula.

Briana bergegas bangkit dari duduknya dan segera pulang ke rumah.

Wanita itu mengemudikan mobil seorang diri. Meski malam begitu larut tapi Briana sama sekali tidak merasa takut.

Berbeda dengan Briana yang tidak merasa takut. Kedua orang tua wanita itu justru sangat mengkhawatirkannya, dan takut terjadi sesuatu pada putri mereka saat perjalanan pulang ke rumah.

Kedua orang tua Briana berniat mencarikan sopir sekaligus pengawal untuk putri mereka.

Bersambung...

*

*

Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, like dan komentarnya ya..

Terpopuler

Comments

Citra Kamila

Citra Kamila

aku mampir thor

2024-01-22

0

queensya laura

queensya laura

semangaat

2023-12-03

0

As Lamiah

As Lamiah

masih menyelami nih Kaka otour 💪💪💪 semangat untuk karyamu tour 💪😘

2023-09-05

2

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!