Tok tok tok.
Pintu mobil Briana diketuk oleh warga yang menghampiri mobilnya. Rupanya bukan hanya satu atau dua warga yang menghampiri mobil itu melainkan ada banyak. Ada bapak-bapak dan juga ibu-ibu disana.
"Cepat buka pintunya," titah salah satu warga di sana.
William buru-buru membuka pintu mobil Briana tanpa mengenakan pakaiannya terlebih dahulu. Sedangkan Briana langsung mengancing kemejanya yang tebuka lalu sedikit berdiri untuk menurunkan rok yang tersingkap itu.
"Apa yang kalian lakukan di dalam mobil?" tanya salah satu warga itu yang ternyata seorang RT di wilayah mogoknya mobil Briana.
"Kami tidak melakukan apa-apa Pak," jawab William tapi tidak dipercayai oleh warga disana.
Beberapa ibu-ibu melongok ke dalam mobil dan tentunya bisa melihat Briana sedang mengancing kemeja serta menurunkan roknya.
"Bohong itu Pak RT, kami melihat bila wanita yang ada di dalam mobil ini sedang mengancing baju dan menurunkan roknya. Mereka pasti baru saja berbuat mesum didalam mobil," ucap ibu tersebut.
'Sial,' rutuk William dalam hati.
Ia tak berbuat apa-apa justru digerebek warga disangka berbuat mesum bersama Briana di dalam mobil itu.
"Tidak Pak. Kami benar-benar tidak melakukan apa-apa," ucap William membela diri.
"Kalau tidak melakukan apa-apa kenapa mobil ini berhenti disini, kamu tidak memakai baju, tubuhmu juga berkeringat, didalam mobil juga ada wanita yang sedang merapikan bajunya. Semua itu sudah menjadi bukti bila kalian sudah berbuat mesum," ucap Pak RT.
"Ini semua salah paham, Pak. Saya menghentikan mobil di sini itu karena mobil ini mogok, dan kami kepanasan di dalam mobil jadi berkeringat," jelas William tapi tetap tidak dipercayai oleh warga disana.
Tidak lama kemudian Briana keluar dari dalam mobil setelah selesai merapikan pakaiannya. Keluarnya Briana, membuat semua orang fokus menatapnya penuh curiga.
"Nikahkan saja mereka Pak," ucap salah satu warga memberi saran pada Pak RT.
William buru-buru menggelengkan kepala. Sedangkan Briana mengibaskan tangannya mengisyaratkan kata 'tidak'.
"Saya tidak mau," ucap William dan Briana bersamaan.
"Bagaimana bisa kalian tidak mau menikah setelah berbuat mesum didalam mobil," ucap warga lainnya.
"Sudah berapa kali saya jelaskan, bila ini semua hanya salah paham Pak, Bu," ucap William lagi.
"Iya, ini salah paham. Kami tidak berbuat apa-apa di dalam mobil. Dia hanya sopir saya, bukan kekasih saya. Jadi kami tidak mungkin berbuat mesum seperti yang kalian pikirkan itu," ucap Briana ikut menjelaskan.
Meski tadi sempat menuduh William berbuat macam-macam padanya, tapi Briana juga tidak mau bila ia harus menikah dengan sopirnya itu.
"Salah paham bagaimana jelas-jelas buktinya sudah ada. Kalian pokoknya harus menikah," ucap warga yang lain lagi.
"Kami tidak mau," ucap William dan Briana kompak.
"Kalau kalian tidak mau menikah, maka harus terima bila kami mengarak kalian dijalanan. Setuju tidak bapak-bapak ibu-ibu," tanya Bapak itu yang dijawab serentak setuju oleh semua warga di sana.
William dan Briana sontak saja melebarkan matanya, karena mendengar mereka akan di arak bila tidak mau menikah.
"Harap tenang bapak-bapak, ibu-ibu," ucap Pak RT menenangkan warganya.
"Bagaimana Mas, Mbak, kalian mau menikah atau kami arak di jalanan?" tanya Pak RT pada William dan Briana.
William dan Briana saling pandang, seolah menanyakan keputusan mereka melalui pandangan itu.
"Baiklah kami akan menikah," jawab William pasrah.
"Kalau begitu kalian ikut ke rumah saya, karena besok kalian akan dinikahkan," ucap Pak RT.
"Apa kami tidak bisa pulang saja?" tanya Briana.
"Tidak bisa. Kalian pasti akan kabur bila pulang ke rumah. Kalian harus ikut ke rumah saya agar besok bisa menikah," ucap Pak RT.
"Baiklah," jawab Briana pasrah.
Briana dan William mengikuti Pak RT yang berjalan lebih dulu di hadapan mereka. Sepanjang perjalanan William dan Briana saling menyalahkan satu sama lain karena tidak terima mereka akan dinikahkan.
Tiba dirumah Pak RT, Briana langsung menghubungi kedua orang tuanya untuk mengabarkan bila besok dirinya harus menikah dengan William.
"Menikah? Dengan siapa?" tanya Larissa di sambungan telepon.
"Besok aku harus menikah dengan Liam," jawab Briana tak bersemangat.
Suara Briana disambungan telepon itu bisa didengar oleh Reyhan karena suara ponsel Larissa di perbesar.
"Apa yang terjadi Bri? Kenapa kamu harus menikah dengan Liam?" tanya Reyhan.
Helaan nafas kasar dari mulut Briana bisa didengar oleh Reyhan dan Larissa disebrang telepon.
"Ada kesalahpahaman yang mengharuskan aku menikah dengan William, Dad. Aku tidak bisa menceritakannya lewat telepon," jawab Briana.
"Kalau begitu tidak usah kamu ceritakan sekarang. Besok pagi Daddy dan Mommy akan datang kepernikahanmu. Kamu kirim saja lokasimu sekarang ini," ucap Reyhan.
"Iya Dad," ucap Briana setuju.
Briana kemudian mengakhiri panggilan teleponnya lalu mengirimkan sherlock pada nomor ponsel Larissa.
Wanita itu kemudian menoleh pada William yang duduk dikursi sebelahnya.
"Kamu tidak menghubungi orang tuamu?" tanya Briana pada William.
William menjawabnya dengan gelengan.
"Kenapa?" tanya Briana.
"Karena saya tidak mau," jawab William.
*
*
William membeli sepasang pakaian pengantin lengkap dengan aksesorisnya menggunakan uang gaji pertama dirinya bekerja sebagai sopir Briana. William juga menggunakan uang itu untuk membayar mahar dan juga membeli cincin kawin.
"Gara-gara kamu saya harus rela dinikahi kamu," ucap Briana menyalahkan William.
"Pernikahan impian saya itu pakai gaun mewah, cincin berlian bukan justru baju kebayak seperti ini dan cincin emas," ucapnya lagi merendahkan pemberian William.
"Memangnya anda pikir saya menginginkan pernikahan ini? Asal anda tahu, saya sudah berjanji pada diri saya sendiri bila saya tidak akan menikah dengan siapapun," ucap William.
Saat ini William dan Briana sedang dirias oleh Bu RT di salah satu kamar yang ada di rumah Pak RT itu.
"Sudah-sudah kalian kenapa jadi ribut seperti ini. Bukannya itu salah kalian sendiri yang sudah berbuat mesum di dalam mobil," ucap Bu RT.
William dan Briana saling membuang muka, tidak ingin saling melihat satu sama lain.
Tepat pukul 08.00 pagi Briana dan William disandingkan didepan penghulu yang baru saja datang beriringan dengan kedua orang tua Briana yang datang kerumah itu.
Reyhan sendiri tidak tahu bagaimana ceritanya Briana akan dinikahi William hari ini. Setelah ini ia akan menuntut penjelasan pada putrinya dan juga William.
"Bagaimana, apakah sudah bisa dimulai ijab kabulnya?" tanya penghulu pada William dihadapannya.
"Sudah Pak," jawab William.
"Baiklah, kalau begitu kita mulai saja ijab kabulnya. Bapak Reyhan silahkan jabat tangan pria yang akan menjadi menantu anda," titah penghulu pada Reyhan disebelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sri Siyamsih
kyknya jln dr kantor k rmh briana nglewati perkampungan yg disiplin alias ketat peraturan
2025-01-25
0
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
ini daerah kampung mana sih?? klo jakarta kyknya gk mungkin deh warga nya begitu..🤭
2024-01-01
0
Nofita Sari
jngan merendahkn pemberian liam bri klo kmu udj tw siapa sebenarnya liam jngan kn beli'in gaun mewah butik'ny bsa d beli sma liam jngan kn beli'in cincin berlian liam bsa tu beli'in toko'ny sekrang gppcma cincin emas tapii...ntar klo liam udh buka status'ny ke'inginan mu bkal terwujud
2023-09-18
2