William datang ke rumah Reyhan pukul lima pagi, karena tadi malam ia kembali ketempat kost untuk beristirahat disana.
Sebelum pulang ke tempat kost, William diberi pesan oleh Reyhan untuk membawa semua pakaian milik pria itu karena mulai hari ini ia harus tinggal di rumah Reyhan.
William sudah diberi satu kamar kosong untuk Ia tempati selama bekerja menjadi sopir dirumah itu. Setelah memasukkan pakaian ke dalam lemari, William segera keluar dari kamarnya untuk mencuci mobil milik Briana yang masih terparkir di garasi.
Tugas wajib seorang sopir di pagi hari ialah mencuci mobil, memanasi mesin mobil, dan memastikan bahwa mobil yang akan digunakan dalam kondisi baik.
Disaat sedang mencuci mobil, tidak sengaja pandangan William melihat Briana baru keluar dari rumah dengan setelan olahraga.
Briana melirik sekilas pada William yang sedang mencuci mobil miliknya, kemudian mulai berlari santai keluar dari halaman rumah itu.
"Ayo lari pagi, Liam," ajak Reyhan yang baru keluar dari rumah dengan setelan olahraganya.
William menghentikan tangannya yang sedang mengeringkan mobil yang baru selesai ia cuci.
"Saya belum selesai cuci mobilnya, Pak," ucapnya kemudian.
"Sudah, tinggal saja dulu itu. Ayo temani saya lari pagi," ajak Reyhan lagi.
"Tapi Pa-," ucap William terpotong karena Reyhan sudah menarik tangannya.
"Sekarang kita lari pagi dulu, baru setelahnya kita sarapan dan memulai aktivitas seperti biasanya," ucap Reyhan.
"Baik Pak," ucap William menurut.
Hanya dengan menggunakan kolor di atas lutut dengan kaos polos sebagai atasannya, dan sepatu bolong miliknya, William menemani Reyhan berlari di sekitaran komplek perumahan itu.
Sembari berlari santai, Reyhan menceritakan bila Ia memiliki seorang anak laki-laki yang tak lain ialah saudara kembar Briana.
"Pantas saja dirumah anda ada foto seorang pria yang begitu mirip dengan Nona Briana. Lalu di mana anak laki-laki anda sekarang ini?" tanya William.
"Brian sekarang sedang merintis usahanya sendiri yang ingin mendirikan perusahaan transportasi," jawab Reyhan.
"Transportasi?" tanya William memastikan.
"Heem, Brian sedang merintis usaha di bidang itu. Katanya juga dia ingin bekerja sama dengan perusahaan WT agar bisa dengan cepat mengembangkan usahanya," jawab Reyhan lagi.
William menganggukkan kepala, ia akan menerima dengan senang hati kerjasama yang akan diajukan oleh Brian pada perusahaannya.
Reyhan memelankan larinya hingga kini larinya berubah menjadi jalan santai. William mengikuti Reyhan berjalan santai sembari mendengarkan
majikkannya bercerita mengenai Brian dan Briana. Entah kenapa Reyhan merasa leluasa bercerita pada William, seolah mereka itu sudah mengenal sejak lama.
Tidak jauh dari mereka berjalan, ada Briana yang sedang berjalan santai dengan headset di kedua telinganya mendengar musik dengan volume kecil.
Melihat itu, William memiliki ide jahil sehingga ia mempercepat langkah kakinya untuk lebih dulu tiba didekat Briana.
"Doorr!" William menepuk bahu Briana.
Tubuh Briana terjengkit karena terkejut oleh William yang mengagetinya.
"Kau!" Briana menunjuk tepat di wajah William dengan gigi yang ia gertakkan.
"Bri," tegur Reyhan.
William tersenyum lebar, karena dirinya justru dibela oleh Reyhan. Hal itu tentu saja membuat Briana semakin kesal padanya.
Bila tidak ada Reyhan disana, Briana sudah pasti akan mencakar lagi wajah William.
William terus saja tersenyum menggoda Briana yang sedang kesal padanya.
Briana sendiri melepaskan headset ditelinganya, kemudiam mengalihkan pandangannya agar tidak melihat William yang terus membuatnya kesal.
"Pak Reyhan, boleh saya tahu usia Nona Briana berapa?" tanya William pada Reyhan disebelahnya.
"24 tahun," jawab Reyhan.
"Emm, masih muda ya," ucap William dengan kepala yang ia anggukkan.
Briana melirik sekilas pada William yang sedang mengangguk itu.
"Kenapa memangnya?" tanya Reyhan.
"Emm, begini Pak. Saya kok melihat Nona Briana seperti usia 35 tahunan ya, apa karena dia sering marah-marah jadi terlihat lebih tua dari usianya," ucap William sengaja memancing Briana agar semakin kesal padanya.
Briana sontak saja mendelikkan matanya tidak terima dikatai lebih tua dari usianya.
"Apa kau bilang?" tanya Briana menarik baju kaos yang William kenakan.
"Anda terlihat lebih tua dari usia anda," ucap William.
Srett!
Akhh!
Kini Briana tak perduli lagi bila ada Reyhan disana. Briana sudah sangat kesal pada William, sehingga mencakar lagi wajah pria itu menggunakan tangan kirinya.
"Anda mencakar saya lagi." William meringis memegangi pipinya yang terkena cakaran Briana.
"Itu tidak seberapa ya, sini saya cakar lagi wajah tampanmu biar jadi buruk rupa." Briana menarik baju kaos William agar pria itu mendekat padanya.
"Ternyata anda mengakui bila wajah saya ini tampan." William menaik turunkan sebelah alisnya masih menggoda Briana yang sudah kesal padanya.
"Benar-benar kau ini." Briana hendak mencakar lagi wajah William tapi pria itu bisa menghindarinya.
William bahkan bisa melepaskan tangan Briana di baju kaos miliknya.
"Tidak kena. Wlek." William terus menghindari Briana yang terus berusaha mencakar wajahnya.
Briana tak menyerah, meski William terus menghindarinya ia akan tetap mencakar Wajah pria itu sampai buruk rupa.
William berlari menjauhi Briana yang terus ingin mencakarnya, membuat wanita itu juga ikut berlari mengejarnya.
Reyhan yang melihat pertikaian kedua orang itu memijit pelipisnya.
"Mereka seperti kucing dan anjing," gumamnya.
Reyhan memilih pulang ke rumah membiarkan Briana yang masih mengejar William dijalanan komplek itu.
Briana yang kelelahan mengejar William menghentikan larinya sembari memegangi perutnya yang sedikit terasa keram karena terus berlari.
Melihat Briana tak mengejarnya lagi William akhirnya menghentikan larinya, lalu menghampiri Briana yang sedang membungkuk memegangi perutnya.
"Kenapa?" tanya William sesampainya didekat Briana.
Briana tak menjawab. Wanita itu justru memanfaatkan kesempatan itu.
Srett!
Akkhh!
Briana berhasil mencakar wajah William, lalu setelahnya ia berlari dan tertawa lepas mengingat dirinya sudah berhasil mencakar wajah pria menyebalkan itu.
William sendiri masih berdiri di tempatnya karena terkejut Briana berhasil mencakar lagi wajahnya.
"Jadi apa wajahku ini," gumam William memegangi wajahnya yang terasa perih.
Pria itu kemudian melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju rumah majikannya.
Tanpa William sadari bila sejak tadi ada orang yang sedang mengamatinya dari kejauhan. Orang itu ialah Irene dan juga Julian.
Sejak bertemu dengan Briana tadi malam, Irene curiga bila sopir yang bersama Briana itu ialah putranya yang pergi dari rumah.
Tiba dirumah, Irene langsung menceritakan hal itu pada suaminya, sehingga kini kedua orang tua William berniat mendatangi rumah Reyhan untuk memastikan sopir itu benar putranya atau bukan.
"Tuh kan, Pah, benar yang Mamah bilang tadi malam bila Willy sekarang ini menjadi sopirnya Briana," ucap Irene.
"Iya kamu benar, Mah. Anak kita itu tidak ada bersyukurnya, sudah dikasih hidup kaya justru milih hidup susah dan memilih menjadi sopir," ucap Julian yang tak habis pikir pada pemikiran putranya.
"Sudah Pah, tidak apa-apa yang penting anak kita baik-baik saja. Semoga saja setelah ini Willy bisa membuka hatinya untuk wanita lain dan melupakan Sabrina," ucap Irene.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
wkwkwk🤣🤣🤣william kena cakaran lagi wajahnya yg tampan dan mama irene sudah menduga anknya jd supir pribadi briana.....
2023-12-07
0
Sulaiman Efendy
ORTU WILL RUPANYA KNAL SAMA BRIANA, BRRTI SAMA REYHAN KNL JUGA..
2023-11-13
0