BAB. 3 Gara-gara Pria Itu

William selesai mencuci semua mangkuk, sendok, serta gelas bertepatan dengan warung mie ayam yang ditutup pemiliknya.

"Sudah tutup Pak?" tanya William.

"Sudah Mas, bakso dan mie ayamnya juga sudah habis," jawab pedagang mie ayam itu.

"Oh iya, nama Mas siapa sih biar saya enak manggilnya?" tanyanya kemudian.

"Nama saya Liam, Pak." William mengulurkan tangannya.

Meski William menyembunyikan identitasnya tapi ia tetap menyebutkan penggalan nama dirinya yang orang lain tidak tahu.

"Saya Adam, Mas." Adam menyambut uluran tangan William.

"Panggil saya Liam saja Pak, jangan pakai 'Mas'," pinta William.

"Tentu, Mas. Saya panggil Liam saja kalau begitu," ucap Adam.

"Itu lebih enak didengar." William tersenyum kecil.

"Besok masih mau bekerja di sini, kan?" tanya Adam.

"Mau Pak kalau tenaga saya masih dibutuhkan," jawab William.

"Kalau begitu besok datangnya lebih awal ya, soalnya jam 12.00 siang warung saya sudah buka," ucap Adam.

"Baik Pak," ucap William.

Adam memberi uang tiga puluh ribu pada William untuk upah mencuci mangkok, sendok dan gelas hari ini.

Dengan senang hati William menerima uang pemberian Adam, ia akan mengumpulkan uang tersebut untuk membayar kost serta makan dirinya sehari-hari.

Sedangkan uang yang ia bawa dari rumah sudah untuk membeli baju dan membayar uang muka sewa kost.

William kemudian pamit pada Adam untuk pulang kerumah kostnya yang letaknya cukup jauh dari warung mie ayam tersebut.

Sembari berjalan pulang, William terus menyunggingkan bibirnya merasa bahagia dengan kehidupannya sekarang ini.

Tiba di perempatan jalan William melihat lampu merah menyala membuat dirinya segera menyeberang melalui zebra cross dijalan itu.

Cekitt!

Hampir saja tubuh William tertabrak oleh mobil yang sedang melaju disaat lampu merah sudah menyala.

"Bisa bawa mobil nggak sih? Lihat tuh lampu merah sudah nyala masih aja nyerobot mau lewat," cerca William pada pengemudi mobil tersebut.

Pengemudi mobil itu membuka kaca jendela mobil, lalu mengeluarkan sedikit kepalanya dari dalam sana, pengemudi itu ternyata Briana.

"Kamu yang jalan nggak lihat-lihat, lampu masih hijau sudah nyebrang!" sewot Briana.

"Ck! Sudah salah, bukannya minta maaf, malah sewot lagi." William berdecih karena tidak terima dirinya dimarahi oleh Briana.

"Apa kamu bilang?" Briana menggertakkan giginya lalu membuka pintu mobil dan turun kejalan.

Brakk!

Briana membanting pintu mobil lalu menghampiri William yang ada di depan mobilnya.

William mengangkat sebelah alisnya saat melihat seorang wanita keluar dari dalam mobil tersebut.

Wanita itu memang cantik, sangat cantik malah. Tapi sayangnya wanita itu angkuh dan sombong, sama sekali tidak merasa bersalah karena sudah hampir menabrak dirinya.

Beruntungnya waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 malam sehingga tidak banyak kendaraan berlalu lalang, dan terganggu oleh kedua orang yang sedang ribut di jalan.

"Kamu ngatain aku apa tadi? Aku sewot? Jelas aja aku sewot, karena kamu jalan nggak lihat-lihat. Hampir aja aku masuk penjara gara-gara mau nabrak kamu," cerca Briana mengomeli William.

"Hehh! Di sini itu yang salah kamu. Kenapa jadi aku yang kamu omelin?" tanya William heran.

"Ya karena kamu jalan nggak lihat-lihat!" jawab Briana nyolot.

"Sudah lah, males aku berdebat. Sudah tahu kamu yang salah, masih aja aku yang diomelin." William melanjutkan langkah kakinya melewati zebra cross disana.

"Hei! Mau pergi ke mana kamu, urusan kita belum selesai!" teriak Briana melihat William yang berjalan menjauhinya.

"Awas ya kalau kita bertemu lagi!" ancam Briana menatap sangit pada William yang tidak mengheraninya.

Wanita itu masuk lagi kedalam mobilnya dengan bibir yang terus menggerutu pria yang menghambat perjalanannya.

Seharusnya sebelum jam 12.00 malam Briana sudah tiba di rumah, tapi kini wanita itu jadi pulang terlambat gara-gara hampir menabrak pria itu.

Briana tiba di rumah pukul setengah satu malam. Kedatangan Briana sudah disambut oleh kedua orang tuanya yang sejak tadi menunggu kepulangan dirinya dengan perasaan khawatir.

Briana menduduki salah satu sofa disana, menghadap kedua orang tuanya yang sudah menatap serius kearahnya.

Briana terus mengerutu didalam hati, memaki pria yang tadi hampir ia tabrak. Karena pria itu ia jadi pulang lewat tengah malam dan membuat dirinya dijaga kepulangannya oleh kedua orang tuanya.

Briana bisa menduga bila kedua orang tuanya itu akan menyikapi dirinya dengan tegas.

"Daddy, Mommy, kalian belum tidur?" tanya Briana.

"Bagaimana Mommy bisa tidur kalau kamu belum pulang kerumah," jawab Larissa.

"Kamu pulang larut sekali Bri?" tanya Reyhan yang enggan menjawab pertanyaan Briana.

"Iya Dad, tadi pekerjaanku banyak," jawab Briana.

"Apa menjabat Direktur Utama membuatmu kerepotan?" tanya Reyhan.

Briana menggelengkan kepala.

"Tidak Dad," jawabnya kemudian.

"Lalu kenapa kamu selalu pulang larut malam?" tanya Reyhan.

"Itu karena aku tidak bisa mengatur waktu kerjaku." Briana menundukkan kepala.

"Kalau begitu Daddy kembalikan kamu ke jabatan sebelumnya, agar kamu tidak pulang larut malam seperti ini lagi," ucap Reyhan.

"Jangan Dad! Aku mohon jangan kembalikan aku ke jabatan sebelumnya, aku menyukai jabatan yang sekarang," mohon Briana.

"Kalau begitu kamu harus pulang tepat waktu. Jam 06.00 sore sudah di rumah," tegas Reyhan.

Briana menggelengkan kepala.

"Tidak bisa Dad. Aku tidak bisa pulang jam segitu karena pekerjaanku pasti belum selesai dijam itu," ucap Briana.

"Lalu kamu akan terus pulang larut malam dan membuat orang tuamu khawatir?" tanya Reyhan lagi.

"Akan aku usahakan pulang cepat Dad," jawab Briana.

"No! Daddy tidak mau seperti itu. Daddy akan mencarikan kamu supir sekaligus pengawal untukmu. Jadi ... kemanapun kamu pergi, kamu akan selalu didampinginya," ucap Reyhan.

"Tapi Dad-," perkataan Briana terpotong karena Reyhan lebih dulu bicara.

"Tidak ada tapi-tapian. Besok Daddy akan mencarikan seseorang untuk menjadi sopirmu, supaya Daddy dan Mommy bisa tenang saat kamu pulang larut malam," ucap Reyhan.

"Baiklah," pasrah Briana tapi di dalam hatinya mengutuk pria tadi. Karena pria itu dirinya jadi tidak bebas pergi-pergian harus menggunakan sopir.

"Segeralah kamu makan malam dan istirahat," titah Reyhan.

"Baik Dad," ucap Briana dengan patuh.

Wanita itu segera bangkit dari duduknya, lalu bergegas menuju kamar.

Brukk!

Briana melempar tas yang ia pegang.

Dengan tangan kiri di pinggang dan jari telunjuk tangan kanan Ia gigit, wanita itu terus mondar-mandir memikirkan bagaimana caranya agar ia tidak jadi disupiri.

Arrgghh!

Teriaknya kesal karena kepalanya tidak bisa berfikir.

"Ini semua gara-gara pria itu," geram Briana.

Briana yakin bila dirinya pulang masih di bawah jam 12.00 malam pasti kedua orang tuanya tidak akan bertindak tegas seperti tadi.

Briana berjanji bila ia bertemu lagi dengan pria itu, maka ia akan mencakar wajah tampannya.

Bersambung...

*

*

Jangan lupa tinggalkan jejak, vote, like dan komentarnya ya...

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

wkwkwk🤣🤣🤣william akan dicakar sm briana klo bertemu nanti...

2023-12-06

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!