BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai

William sudah mendapatkan apa yang ingin Briana makan. Kini pria itu sudah kembali kekantor dan sedang menuju ruangan Briana.

"Mas Liam sudah datang?" tanya Linda saat melihat William melewati mejanya.

"Iya Bu Linda," jawab William singkat.

Tiba di ruangan Briana, William langsung menghidangkan makanan yang dipesan oleh wanita itu.

"Ini Non, silahkan dimakan," ucapnya kemudian.

"Heem," sahut Briana hanya berdehem.

Briana mengambil makanan yang dihidangkan oleh William, kemudian memakannya.

William kembali duduk di sofa tempatnya tadi tertidur, kemudian membuka nasi kotak yang juga ia beli.

Briana melihat pada makanan yang sedang Willam makan. Ternyata pria itu sedang makan ayam goreng dan lalapan.

Aroma ayam goreng serta sambal terasi yang sedang William makan membuatnya menginginkan makanan itu.

Briana mengalihkan pandangannya melihat pada steik lada hitam yang ada di hadapannya. Rasanya ia jadi tidak berselera pada makanannya itu.

William sendiri tidak sadar bila Briana menginginkan makanannya, sehingga Ia terus menyantap ayam goreng lalapan itu hingga habis tak tersisa.

Ting.

Briana membanting sendok yang sedang ia pegang karena kesal pada William yang tidak menawarinya.

"Hehh sopir," panggil Briana.

"Iya Nona," sahut William kemudian bangkit dari duduknya.

"Kamu beli stik lada hitam ini di mana? Kenapa rasanya tidak enak?" tanya Briana.

"Di restoran yang tadi malam Nona datangi," jawab William.

"Ini rasanya tidak enak, aku tidak mau memakannya," ucap Briana.

"Masa sih tidak enak?" tanya William tak percaya.

"Iya tidak enak. Cepat kamu singkirkan makanan ini dari hadapan saya," titah Briana.

"Baik Nona," ucap William kemudian membereskan makanan dimeja Briana.

Sebenarnya Briana ingin menyuruh William untuk membelikannya ayam goreng lalapan, tapi ia gengsi mengatakan pada William karena sudah pasti makanan itu dibeli dipinggir jalan.

Pada akhirnya ia hanya memerintahkan pria itu untuk membereskan makanannya.

*

*

Sikap Briana pada William terus seperti itu hingga tidak terasa William sudah satu bulan menjadi sopir dirinya. Selama satu bulan itu juga Briana masih tidak bisa menghargai William.

"Ini gaji kamu." Briana memberikan amplop coklat pada William.

"Terima kasih Nona." William menerima amplop tersebut.

"Sekarang kamu keluar, tunggu saya di luar saja," titah Briana.

"Tapi Nona, ini sudah jam 10.00 malam. Apa tidak sebaiknya Nona pulang?" tanya William.

"Nanti saja pulangnya, pekerjaan saya belum selesai," ucap Briana.

William melihat laporan di meja Briana yang memang masih menumpuk belum selesai dikerjakan oleh wanita itu.

Padahal bagi William, mengerjakan semua laporan itu hanya butuh waktu kurang dari 2 jam saja.

"Apa saya boleh membantu anda?" tanya William.

"Kamu, mau bantu saya? Hahaha, yang benar saja. Kamu tidak akan bisa membantu saya. Kamu bahkan tidak mengerti laporan apa yang sedang saya kerjakan ini," ucap Briana merendahkan William.

"Baiklah bila anda tidak mau saya bantu," ucap William kemudian membalikkan tubuhnya keluar dari ruangan tersebut.

William menunggu Briana duduk dikursi samping pintu ruangan itu, lalu membuka amplop yang tadi Briana berikan padanya.

Gaji pertama untuknya selama menjadi sopir Briana.

"Banyak juga," gumamnya setelah menghitung jumlah uang yang ada didalam amplop tersebut.

William menutup kembali amplop itu kemudian memasukkan kedalam saku celananya.

"Memang sih gajinya banyak, tapi harus punya kesabaran ekstra menghadapi keangkuhannya," gumamnya lagi.

Karena merasa bosan duduk seorang diri di sana, William memilih bangkit dari duduknya untuk berjalan-jalan di sekitar sana.

Tempat pukul 12.00 malam, Briana menyudahi kegiatannya kemudian keluar dari ruangannya dan memanggil William yang sedang berdiri di tepi jendela.

"Mau pulang sekarang Nona?" tanya William menghambiri Briana yang tadi memanggilnya

"Heem," jawab Briana seperti biasanya.

"Kalau begitu mari pulang Nona," ucap William.

Briana tak menyahuti, tapi wanita itu berjalan lebih dulu di depan William.

Tidak ada satu orang pun di kantor itu selain hanya ada William dan Briana, serta para satpam yang berjaga di pos scurity.

Begitu masuk ke dalam mobil, Briana langsung menyandarkan tubuhnya disandaran kursi mobil lalu meminta William untuk melajukan mobilnya dengan tenang.

"Nona kalau ngantuk tidur saja, nanti saya bangunin kalau sudah sampai rumah," ucap William.

"Heem," sahut Briana hanya berdehem, lalu memejamkan matanya.

William mengemudikan mobil itu dengan tenang membuat Briana yang memejamkan matanya benar-benar bisa terlelap.

William melirik spion diatas kepalanya.

"Sudah tidur," gumamnya melihat Briana yang sudah terlelap.

William mengecilkan suhu AC karena melihat Briana yang kedinginan. Briana hanya mengenakkan rok span diatas lutut serta kemeja yang dilipat lengannya. Dua kancing bagian depan kemeja juga terbuka membuat wanita itu benar-benar kedinginan.

Briana yang sudah terlelap pulas tidak sadar bila rok span yang ia kenakan itu tersingkap, sehingga William menghentikan mobil itu ditepi jalan.

William membuka baju seragam sopir yang ia kenakan untuk menutupi bagian paha Briana yang terbuka.

"Beginikan aman, mataku tidak sakit melihatnya," gumamnya.

William kembali mengemudikan mobil Briana kejalanan hanya mengenakan kaos dalam dibagian atas tubuhnya.

Tidak lama kemudian, mobil yang sedang dikemudikan William berhenti tiba-tiba membuat pria itu segera menepikan lagi mobil tersebut.

"Kenapa ni mobil?" tanya William bergumam sendiri.

William keluar dari mobil, lalu mengecek mesin mobil dibagian depan. Rupanya benar-benar ada masalah dibagian mesin mobil itu.

William bisa saja memperbaikinya tapi sayangnya tidak ada alat untuk perbaikinya sehingga pria itu memilih masuk kembali ke dalam mobil.

"Eughh, panas." Briana yang masih terlelap meregangkan tangannya karena kepanasan di dalam mobil ac-nya mati.

William segera menoleh kebelakang melihat Briana yang justru membuka kancing kemejanya sendiri sembari mata yang masih terpejam.

"Jangan dibuka Nona," cegah William tapi Briana tak mendengarkannya.

Wanita itu terus membuka kancing kemejanya hingga semuanya terbuka.

William buru-buru mengalihkan pandangannya agar tidak melihat lagi apa yang Briana lakukan dikursi belakangnya.

Didalam mobil, William tidak kalah kepanasan ia bahkan berkeringat. Selain karena didalam mobil itu AC-nya mati ia juga harus menjaga pandangannya agar tidak melihat kearah belakang.

Arrgghhh!

Tiba-tiba William mendengar suara teriakan Briana dari belakang membuat ia mau tidak mau menoleh ke belakang.

"Kamu apakan saya?" tanya Briana yang sudah bangun dari tidurnya.

Briana terkejut sekali saat terbangun, semua kancing kemeja yang ia kenakan sudah terlepas dan bahkan memperlihatkan pakaian dalamnya.

"Tidak ada Nona. Saya tidak apa-apakan Nona Briana," jawab William jujur.

"Kenapa kancing baju saya terbuka semua, rok saya juga tersingkap, dan ini. Kenapa bajumu ada di paha saya." Briana melempar baju William kewajah pria itu.

Nafas Briana tersengal karena marah takut bila dirinya benar-benar sudah diapa-apakan William

"Baju in-," ucap William terpotong karena pintu mobil diketuk dari luar.

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

waduh jangan jangan ada yg bikin wiliyam dan Briana terpojok nih 🤭

2023-09-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!