BAB. 19 Briana Kesal

"Duduk sini Liam." Larissa menepuk kursi kosong di sebelahnya.

"Iya Mom." William mendekati kursi yang ditepuk oleh Larissa, kemudian mendudukinya.

Untuk pertama kalinya William akan makan di meja yang sama bersama orang-orang yang sebelumnya ialah majikannya.

Disana hanya ada Briana dan Larissa saja, sedang Reyhan pria paruh baya itu sudah kembali ke kantor setelah tadi selesai berbicara dengan William dan Briana.

"Bri, ambilkan makanan untuk Liam," titah Larissa pada Briana yang duduk di hadapannya.

"Tidak usah Mom, aku bisa ambil sendiri," ucap Liam yang melihat wajah Briana tak bersahabat.

"No Liam. Sekarang ini Briana istri kamu, jadi dia harus melayani kamu dengan baik termasuk dengan makananmu," ucap Larissa.

William tak menjawab, tapi ia kembali menatap Briana yang masih dengan wajah yang tak bersahabat.

"Bri, cepat layani suamimu," titah Larissa pada Briana tapi wanita itu tetap tidak bergerak.

"Bri," panggilnya dengan mata yang ia pelototkan.

Dengan terpaksa Briana bangkit dari duduknya, kemudian menghampiri William yang duduk di sebelah Larissa.

Tanpa bertanya ini dan itu Briana mengambil piring William kemudian ia isi dengan nasi dan lauk pauk yang terhidang di meja makan.

"Terima kasih," ucap William setelah Briana meletakkan kembali piring itu di hadapannya.

Briana tidak menyahuti, ia kembali ke tempat duduknya dan mulai menikmati makan siangnya.

Larissa yang melihat Briana masih mengacuhkan William hanya bisa menggelengkan kepala. Ia sudah memberi pengertian pada Briana tapi tetap saja putrinya itu masih bersikap seperti itu.

"Makan yang banyak Liam," titah Larissa.

"Iya Mom, ini aku habiskan makanannya," ucap William.

Setengah jam berlalu ketiga orang yang tengah menikmati makan siangnya akhirnya selesai.

"Kamu kapan akan mengurus KTP mu, Liam?" tanya Larissa memulai pembicaraan diantara mereka bertiga.

"Belum tahu Mom, aku masih betah disini dan belum ingin pulang kampung," ucap William.

"Oh, ya sudah tidak apa-apa. Yang penting kamu urus nanti KTP mu supaya pernikahan kalian bisa dilegalkan dengan cepat," titah Larissa.

"Iya Mom, akan aku usahakan," ucap William.

"Apa kamu sudah memberi tahu orang tuamu bila kamu di sini sudah menikah?" tanya Larissa.

"Belum Mom, aku tidak bisa menghubungi mereka karena aku tidak ingat nomor ponsel mereka," jawab William bohong.

Briana yang masih berada di meja makan mengangkat sebelah alisnya.

'Bukannya tadi malam dia bilang memang tidak ingin memberitahu orang tuanya ya, kenapa sekarang dia bilang pada Mommy karena tidak ingat nomor ponselnya,' batin Briana dengan mata menatap penuh selidik pada William.

"Ya ampun, Liam. Berarti selama sebulan ini kamu tidak pernah memberi kabar pada orang tuamu?" tanya Larissa lagi.

"Iya Mom, aku tidak pernah memberi kabar pada mereka," jawab William jujur.

Larissa menggelengkan kepala tidak bisa membayangkan bagaimana khawatirnya kedua orang tua William karena tidak mendapat kabar dari pria itu.

"Kalau begitu kamu harus segera pulang Liam, kedua orang tuamu pasti sangat mengkhawatirkanmu. Kamu bisa ajak Briana juga untuk pulang bersamamu," ucap Larissa.

"What!" pekik Briana membuat Larissa dan William sontak saja menatap kearahnya.

"Aku tidak mau ikut Liam pulang kampung," ucapnya kemudian.

"Loh, kenapa? Bukannya itu kesempatan untuk kamu bulan madu bersama Liam di kampung halamannya?" tanya Larissa.

Briana dan William saling pandang, tapi dengan cepat keduanya memalingkan wajah.

"Aku tidak mau bulan madu, Mommy. Kalau dia mau pulang kampung biarkan saja dia pulang sendiri, aku tidak mau ikut dengannya," ucap Briana.

"Tapi kamu juga harus mengenal kedua orang tua Liam, Bri. Orang tua Liam sekarang itu mertua kamu, mereka tentu saja ingin mengenal kamu sebagai menantunya," ucap Larissa memberi pengertian pada Briana.

"Mom, rumah Liam pasti jelek, kumuh, bau dan kotor. Aku tidak mau pergi ke sana," tolak Briana.

"Bri, rumah suamimu itu rumah mu juga, kamu tidak boleh berbicara seperti itu," tegur Larissa.

William sejak tadi hanya memperhatikan perdebatan Larissa dan juga Briana tanpa berniat menghentikan perdebatan itu.

"Pokoknya aku tidak mau ikut Liam pulang kampung." Briana bangkit dari duduknya kemudian pergi dari sana.

"Terserah mu lah Bri," ucap Larissa menatap kepergian Briana yang sedang menaiki anak tangga.

Larissa menolehkan wajahnya pada William yang masih duduk di tempatnya.

"Begitulah Briana, Nak, sulit sekali diaturnya. Semoga saja kamu bisa sabar menghadapinya ya," ucap Larissa pada William.

"Iya Mom, saya akan belajar sabar menghadapinya," ucap William.

"Ya sudah kamu istirahat sana mumpung Briana sedang cuti jadi kamu bisa istirahat," titah Larissa.

"Kalau begitu saya tinggal ya Mom," ucap William yang diangguki oleh Larissa.

William bangkit dari duduknya tapi bingung hendak pergi ke mana. Pergi kekamar Briana ia pasti akan bertengkar dengan wanita itu, tapi bila pergi ke teras belakang tidak ada yang ia lakukan disana.

"Dari pada pergi ke kamar dan bertengkar dengan Briana, lebih baik aku bengong sendiri diteras belakang."

Pada akhirnya William memilih pergi ke teras belakang dan menduduki salah satu kursi di sana.

Tidak ada yang dilakukan oleh William, pria itu hanya duduk diam sendiri sembari melihat halaman belakang rumah yang luas.

Halaman itulah di mana ia diseleksi dan diterima sebagai sopir Briana oleh Reyhan yang sekarang justru menjadi mertuanya.

Cukup lama William duduk diam disana hingga tidak terasa waktu menunjukkan pukul 04.00 sore dan hari sudah mulai teduh.

William menghampiri kolam renang yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk kemudian melompatkan diri ke dalam kolam renang tersebut.

Byuurr!

Suara William lompat ke dalam kolam renang bisa didengar oleh Briana yang baru saja bangun dari tidur siangnya.

Briana menyingkap gorden jendela kamar untuk melihat siapa yang melompat ke dalam kolam renang.

"Liam," gumam Briana saat melihat ternyata suaminya yang sedang berenang.

William berenang hanya menggunakan celana pendek tanpa baju atasan. Otot ditubuh Willam bisa Briana lihat dengan jelas membuat pria itu benar-benar terlihat gagah.

William berenang sangat lincah seolah ia ialah atlet renang sungguhan.

"Waah, jago juga dia renangnya," gumam Briana penuh takjub.

Tidak lama kemudian Briana melihat para pelayan menghampiri kolam renang untuk melihat William yang sedang berenang dan memberi semangat untuk suaminya.

"Apa-apaan sih para pelayan itu," kesal Briana tidak terima suaminya di semangati orang lain. Briana juga tidak terima otot ditubuh William dilihat orang lain.

Srekk!

Briana menutup kembali gorden jendela kamar, kemudian keluar dari dalam kamar untuk menghampiri kolam renang.

Ia akan membubarkan para pelayan yang sedang menonton suaminya berenang.

"Awas ya kalian, para pelayan genit," geram Briana.

Terpopuler

Comments

Ririn Nursisminingsih

Ririn Nursisminingsih

mkanya jg sombong kmu briana

2024-12-26

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MARAHHH NI YEE😂😂😂😂😂

2023-11-13

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MUJI SI WILL YG JAGO BRENANG, ATAU PUJI TUBUH WILL YG KEKAR ATLETIS DN PERUT YG SIXPACK ROTI SOBEK

2023-11-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Pergi dari Rumah
2 BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3 BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4 BAB. 4 Tertangkap Basah
5 BAB. 5 Seleksi
6 BAB. 6 Sopir Briana
7 BAB. 7 Panggil Nona Briana
8 BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9 BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10 BAB. 10 Lari Pagi
11 BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12 BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13 BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14 BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15 BAB. 15 Salah Paham
16 BAB. 16 Menikah
17 BAB. 17 Pindah Kamar
18 BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19 BAB. 19 Briana Kesal
20 BAB. 20 Lomba Renang
21 BAB. 21 Briana Terganggu
22 BAB. 22 Permintaan William
23 BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24 BAB. 24 Ungkapan Briana
25 BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26 BAB. 26 Mengelak
27 BAB. 27 Menyusul William
28 BAB. 28 Tidak Sabar
29 BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30 BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31 BAB. 31 Siapa kau?
32 BAB. 32 Tiba dialamat
33 BAB. 33 Alamat Palsu
34 BAB. 34 Barang-barang Mewah
35 BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36 BAB. 36 William Horrison
37 BAB. 37 Briana Terkejut
38 BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39 BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40 BAB. 40 Masih Abu-abu
41 BAB. 41 Persiapan
42 BAB. 42 Si Pemilik Nama
43 BAB. 43 Resepsi
44 BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45 BAB. 45 Permintaan Briana
46 BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47 BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48 BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49 BAB. 49 Diperiksa
50 BAB. 50 Hamil
51 BAB. 51 Kegusaran William
52 BAB. 52 Kejujuran William
53 BAB. 53 Cerita William
54 BAB. 54 Sabrina Sadar
55 BAB. 55 Membesuk Sabrina
56 BAB. 56 Memutuskan Pergi
57 BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58 BAB. 58 Titip Nama
59 BAB. 59 Pembinor
60 BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61 BAB. 61 Semoga Bahagia
62 BAB. 62 Bikin Sate
63 BAB. 63 Makan Sate
64 BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65 BAB. 65 Fobia
66 BAB. 66 Iri
67 BAB. 67 Rencana
68 BAB. 68 Salah Paham
69 BAB. 69 Bertemu Mantan
70 BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71 BAB. 71 Harus Percaya
72 BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73 BAB. 73 Sulit Mengerti
74 BAB. 74 Pening
75 BAB. 75 Pengertian
76 BAB. 76 Operasi
77 BAB. 77 Berdebat
78 BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79 BAB. 79 Pulang
80 BAB. 80 TAMAT
81 Bukan Sekedar Sugar Daddy
82 Bukan Salahku Turun Ranjang
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB. 1 Pergi dari Rumah
2
BAB. 2 Menjadi Tukang Cuci Mangkok
3
BAB. 3 Gara-gara Pria Itu
4
BAB. 4 Tertangkap Basah
5
BAB. 5 Seleksi
6
BAB. 6 Sopir Briana
7
BAB. 7 Panggil Nona Briana
8
BAB. 8 Cantik-cantik Mesum
9
BAB. 9 Akan Saya Usahakan
10
BAB. 10 Lari Pagi
11
BAB. 11 Aku Tidak Perlu Melakukannya
12
BAB. 12 Saya Tidak Butuh Pengawal
13
BAB. 13 Siapa yang sudah mengerjakannya?
14
BAB. 14 Tidak Bisa Menghargai
15
BAB. 15 Salah Paham
16
BAB. 16 Menikah
17
BAB. 17 Pindah Kamar
18
BAB. 18 Menghayal mu terlalu tinggi
19
BAB. 19 Briana Kesal
20
BAB. 20 Lomba Renang
21
BAB. 21 Briana Terganggu
22
BAB. 22 Permintaan William
23
BAB. 23 Kembali ke tempat asal
24
BAB. 24 Ungkapan Briana
25
BAB. 25 Bukan Orang Biasa
26
BAB. 26 Mengelak
27
BAB. 27 Menyusul William
28
BAB. 28 Tidak Sabar
29
BAB. 29 Sudah Jatuh Cinta
30
BAB. 30 Semoga Kamu Bahagia
31
BAB. 31 Siapa kau?
32
BAB. 32 Tiba dialamat
33
BAB. 33 Alamat Palsu
34
BAB. 34 Barang-barang Mewah
35
BAB. 35 Siapa Pria Itu?
36
BAB. 36 William Horrison
37
BAB. 37 Briana Terkejut
38
BAB. 38 Tiduri Aku, Liam
39
BAB. 39 Akan Memikirkannya Terlebih Dahulu
40
BAB. 40 Masih Abu-abu
41
BAB. 41 Persiapan
42
BAB. 42 Si Pemilik Nama
43
BAB. 43 Resepsi
44
BAB. 44 Bahagia Diatas Penderitaan Sabrina
45
BAB. 45 Permintaan Briana
46
BAB. 46 Ujian Kesetiaan
47
BAB. 47 Ujian Kesetiaan (2)
48
BAB. 48 Ujian Kesetiaan (3)
49
BAB. 49 Diperiksa
50
BAB. 50 Hamil
51
BAB. 51 Kegusaran William
52
BAB. 52 Kejujuran William
53
BAB. 53 Cerita William
54
BAB. 54 Sabrina Sadar
55
BAB. 55 Membesuk Sabrina
56
BAB. 56 Memutuskan Pergi
57
BAB. 57 Tidak Bisa Menolak
58
BAB. 58 Titip Nama
59
BAB. 59 Pembinor
60
BAB. 60 Akan Belajar Melupakan
61
BAB. 61 Semoga Bahagia
62
BAB. 62 Bikin Sate
63
BAB. 63 Makan Sate
64
BAB. 64 Ke Rumah Sakit
65
BAB. 65 Fobia
66
BAB. 66 Iri
67
BAB. 67 Rencana
68
BAB. 68 Salah Paham
69
BAB. 69 Bertemu Mantan
70
BAB. 70 Aku Tulus Mencintaimu
71
BAB. 71 Harus Percaya
72
BAB. 72 Hanya Kamu yang Aku Cintai
73
BAB. 73 Sulit Mengerti
74
BAB. 74 Pening
75
BAB. 75 Pengertian
76
BAB. 76 Operasi
77
BAB. 77 Berdebat
78
BAB. 78 Menyusuii Baby Shaka, Arkha & Hamka
79
BAB. 79 Pulang
80
BAB. 80 TAMAT
81
Bukan Sekedar Sugar Daddy
82
Bukan Salahku Turun Ranjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!