Keluarga Febia sudah datang lengkap, mereka menunggu kedatangan keluarga Mahendra.
Febia terus saja melihat handphone nya, dia merasa gelisah karena Devano dan keluarga nya yang belum juga datang.
" Kenapa mereka belum juga datang Papa, apakah mereka tidak akan datang."
Wajah Felia kelihatan sangat kecewa sekali.
" Sabarlah Kakak, jangan hawatir mereka pasti datang."
Vicko mencoba untuk menenangkan Kakak nya.
" Aku tidak tenang kita sudah lumayan lama menunggu di sini."
Orang tua Felia hanya bisa terdiam saja karena mereka sudah tahu sikap asli Febia seperti apa.
Tidak lama kemudian keluarga Mahendra pun, Febia yang melihat duluan dia seketika langsung berdiri dari tempat duduk nya.
Febia terkejut ketika melihat wanita yang pernah bersama dengan Devano kenapa dia harus ikut bersama dengan keluarga nya.
Febia di suruh duduk oleh Mama nya, di saat Febia bertanya-tanya sekarang giliran Vicko yang terkejut juga melihat Felia.
Vicko baru mengetahui jika Ibu nya Felia menikah dengan keluarga Devano.
" Selamat datang keluarga Bapak Rendy Mahendra dan keluarga, silahkan duduk."
Devano duduk di dekat Felia, dan pandangan mata Felia pun tertuju pada Vicko dan Febia.
" Vicko aku tidak menyangka jika kita bisa bertemu di mana ini, Buu Vicko adalah teman sekolah ku."
Devano pun akhirnya mengetahui nya.
" Vicko perkenalkan saya Devano Mahendra, saya Kakak Felia."
Devano dan Vicko pun berjabat tangan.
" Iya Kak."
Vicko merasa tidak nyaman dengan makan malam ini, Karena dia yang merupakan lelaki simpanan mantan istri Rendy Mahendra.
" Devano kamu sangat tampan sekali yaa, pantesan aja Febia selalu membicarakan mu."
Febia menundukkan kepalanya dia merasa tidak berani menatap wajah Felia yang terus menerus memperhatikan.
Felia merasa sangat senang sekali ketika dia melihat Febia.
" Febia dan Felia, nama kalian berdua yang hampir sama yaa. Semoga saja kalian yang bisa dekat yaa, di saat Febia yang lebih dekat dengan Devano."
Mama Febia kelihatan begitu sangat menyukai Felia, dia merasa Felia anak yang baik.
" Felia satu kelas dengan Vicko, sedangkan Febia satu universitas dengan Devano."
Ronny merasa aneh melihat Febia yang tidak banyak bicara dia yang menundukkan kepalanya saja.
" Febia apakah kamu baik-baik saja,? Wajah mu kelihatan sangat pucat sekali Febia."
Ronny menghawatirkan kondisi putri nya.
" Sepertinya Kak Bia sakit, aku akan mengantarkan Kak Bia pulang saja."
Vicko langsung menghampiri Kakak nya.
Devano dan Felia hanya bisa tersenyum saja.
" Aku minta maaf yaa, seperti kesehatan ku sedang kurang baik malam ini."
Febia dan Vicko meninggalkan tempat makan tersebut, orang tua Febia merasa ada yang aneh dengan kedua anak nya.
" Mohon maaf yaa, tapi kita masih bisa melanjutkan makan malam bersama."
Devano memegang tangan Felia, dia seperti memberitahu Felia apa yang di lakukan oleh Febia sudah terbalaskan.
" Tidak apa-apa Om."
Devano begitu sangat bersemangat menjawab nya.
" Hmmmm Devano, apakah kamu sudah mempunyai kekasih?."
Ronny langsung saja bertanya pada inti pertemuan mereka.
Devano yang awalnya senang wajah nya seketika langsung berubah.
" Febia dia sering sekali membicarakan tentang kamu, Felia seperti mempunyai perasaan suka terhadap mu."
Rendy memandangi wajah Devano yang seperti tidak nyaman dengan pertanyaan dari Ronny.
" Sebenarnya pertemuan ini untuk apa yaa,? untuk mempertahankan tentang setatus ku?. Jujur saja aku tidak menyukai Febia sedikit pun, karena Febia sebelum nya sudah bersikap kasar kepada Felia."
Devano lebih baik mengatakan apa yang terjadi dengan mereka.
" Febia pergi begitu saja dia bukan karena sakit yaa, tapi dia pasti merasa malu dan bersalah ketika melihat Felia yang merupakan adik perempuan saya."
Rendy tidak menyangka jika sebelumnya telah terjadi sesuatu dengan mereka bertiga.
" Saya sebagai orang tua Febia, ingin meminta maaf yaa Felia. Tante tidak menyangka jika Febia bisa melakukan itu semua kepada mu, seperti nya Febia merasa cemburu melihat kalian berdua."
Mama Febia meminta maaf kepada Felia.
" Aku merasa Febia jangan terlalu di manja ya Tante, jangan karena dia banyak uang dia bisa melakukan apa saja."
Perkataan Felia seperti sebuah tamparan untuk ke dua orang Febia yang memang sangat memanjakan Febia.
" Hmmm sudahlah jangan di bahas lagi yaa, sekarang lebih baik kita menikmati makan malam ini."
Melani mencoba untuk membuat mereka tidak bertengkar karena perkataan Felia yang memang sedikit menyakitkan.
Devano merasa sangat senang sekali ketika melihat keberanian Felia yang bicara langsung dengan orang tua Febia.
Mereka pun akhirnya menikmati makan malam walaupun terkesan menjadi hambar.
Di tempat yang lain Febia menangis di dalam mobil nya, mereka berdua belum pergi dari tempat tersebut.
" Kak, sampai kapan kamu akan terus menangis seperti ini. Sudahlah hentikan tangisan mu, aku tidak mengerti kenapa kamu sampai menangis seperti ini."
Vicko memberikan tissue kepada Kakak nya.
" Sebelum nya aku sudah bertemu dengan Adik perempuan Devano, aku pikir dia adalah kekasih Devano. Aku melakukan hal yang kasar dengan wanita itu, dan sekarang ternyata aku mengetahui jika wanita itu adik nya Devano."
Tangisan Febia semakin kencang.
" Sudah ku bilang jangan pernah langsung bersikap seenaknya saja kepada orang lain, lalu sekarang bagaimana dengan cita-cita yang ingin menikah dengan Kakaknya. Belum saja mendapatkan Kakak nya, tapi kamu sudah membuat adik nya tersiksa."
Vicko pun langsung menyalakan mesin mobil nya, dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi.
" Vicko, bukan kah kamu satu sekolah dengan wanita itu. Kamu bisa membantu Kakak kan, kamu bisa meminta maaf dengan nya."
Vicko menggelengkan kepalanya ketika mendengar perkataan Kakak nya.
" Kenapa harus aku yang meminta maaf, Kakak yang bersalah ya kakak yang harus meminta maaf."
Febia merasa kesal dengan adik nya.
" Iya, aku tahu aku yang salah tapi kamu pun bisa membantu Kakak. Dengan berkata jika Kakak mu ini sebenarnya orang yang baik hati, kamu buat dia menjadi menyukai Kakak."
Mereka berdua akhirnya sampai di depan pintu gerbang rumah nya, Vicko memasukkan mobil nya ke dalam.
Vicko membuka pintu mobil nya, dia tidak mau menjawab perkataan Kakaknya.
Vicko memilih diam seribu bahasa.
" Vicko, kenapa kamu tidak jawab sih."
Febia keluar dari mobil nya dia langsung berlari menuju ke kamar Vicko.
Febia mengetuk pintu kamar Vicko.
" Vicko buka kan pintu nya, Kakak ingin bicara dengan mu."
Febia terus saja mengetuk pintu kamar Vicko tapi Vicko mengabaikan nya, dia ingin Kakak nya lebih dewasa dalam menghadapi permasalahan.
" Vicko kamu benar-benar yaa, lihat saja di saat kamu butuh bantuan Kakak tidak akan pernah membantu mu."
Febia langsung pergi dari dengan pintu kamar Vicko, dia masuk ke dalam kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments