Devano terus saja memegang tangan Felia, padahal mereka berdua yang baru saja kenal.
" Haruskah kamu memegang tangan ku seperti kita yang akan menyebrang,? Lepaskan tanganmu ini."
Devano memandangi wajah cantik Felia
" Haruskah aku aku jika adik tiri ku ini ternyata sangat cantik sekali yaa, aku mengagumimu."
Felia semakin ketakutan ketika dirinya bersama dengan Devano.
" Apa yang akan kamu lakukan kepada ku,? aku tidak mau yaa kamu bersikap tidak sopan dengan ku."
Devano melepaskan genggaman tangan nya dan dia membuka pintu mobil nya.
" Ayo masuk sekarang juga, jangan berpikiran yang negatif. Aku tidak akan pernah melakukan apapun kepada mu, cepat masuk."
Felia pun dengan cepat dia masuk tapi tidak di pintu yang di buka kan oleh Devano, Felia memilih untuk membuka sendiri pintu untuk kursi belakang.
Devano kelihatan sedikit marah, dia pun langsung masuk ke dalam mobil nya dan menjalankan mesin mobil.
Devano menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi sekali, membuat Felia sampai gemetaran.
" Aku mohon tidak seperti ini menjalankan mobilnya, aku tidak mau mati apalagi aku yang belum pacaran."
Devano seketika dia langsung menghentikan mobil nya setelah mendengar perkataan polos Felia.
" Kamu belum pernah pacaran Felia,?"
Devano seakan tidak percaya dengan perkataan Felia.
Felia kelihatan sangat malu sekali ketika Devano bertanya seperti itu kepada nya.
" Gadis cantik seperti mu ini belum pernah pacaran,? ini jarang terjadi di jaman seperti ini."
Felia mencoba untuk menjawab pertanyaan Devano.
" Ya, aku belum pernah pacaran. Aku fokus pada sekolah ku, aku harus menjadi anak yang berprestasi selalu juar kelas. Karena aku ingin mendapatkan beasiswa untuk aku kuliah nanti, aku tidak mau membebani Ibu yang bekerja keras sendiri untuk membiayai ku sekolah."
Seketika pikiran negatif Devano hilang begitu saja di saat dia mendengar perkataan Felia tentang ibu nya yang hanya ingin menguasai harta kekayaan Papa nya.
Devano kembali fokus pada mobil nya dia menyalakan mesin mobil nya kembali, Felia memperhatikan Devano di sepanjang perjalanan yang hanya bisa terdiam saja.
Sampai akhirnya Devano berhenti di depan pintu gerbang rumah Felia.
" Terimakasih banyak yaa, sudah mau mengantarkan aku sampai depan rumah."
Felia membuka pintu mobil nya sendiri, sedangkan Devano dia diam saja di dalam mobil nya.
Felia membuka pintu gerbang rumah nya, dia pun langsung masuk ke dalam rumah nya.
" Dia sangat cantik sekali dan dia belum pernah pacaran, astaga aku belum pernah seperti ini kepada wanita lain. Tapi Felia adalah adik tiri ku, ahhhh sudahlah jangan sampai mempunyai pemikiran yang berlebihan."
Devano menyalakan mesin mobil nya dia kembali ke rumah nya, Felia melihat Devano dari jendela kamar nya.
" Sekarang aku mempunyai seorang kakak lelaki, semoga saja dia akan menjadi seorang Kakak yang baik untuk ku. Kakak yang bisa melindungi ku, karena sekarang aku merasa sangat takut sekali jika ada lelaki yang mendekati ku."
Felia menganti pakaian nya dan setelah itu dia lanjut tidur karena besok dia harus sekolah pagi.
Felia tidak menunggu Ibu nya, karena dia sudah merasa sangat mengantuk sekali.
*Keesokan harinya*
Felia terbangun dari tidurnya, dia melihat ibu nya yang sudah menyiapkan sarapan pagi nya.
" Bu, aku semalam tidak menunggu ibu pulang karena aku sangat mengantuk sekali."
Felia mengambil piring karena ibu nya yang sudah menyediakan nasi goreng spesial untuk nya.
" Iya sayang tidak apa-apa, seperti sekarang ibu fokus pada pernikahan ibu. Dan ibu menutup sementara toko kue yaa, tapi ibu akan tetap akan membuka toko kue yang sudah memberikan penghasilan untuk kita berdua."
Felia tersenyum dia merasa sangat senang karena ibu nya yang tidak lupa dengan toko kue nya.
" Hmmmmmm, Felia bagaimana pendapatmu tentang Devano. Dia akan menjadi Kakak mu, belajar untuk memanggil nya dengan sebutan Kakak yaa."
Felia menganggukkan kepalanya, Felia menghabiskan sarapannya.
" Bu, aku berangkat sekolah dengan Monica yaa."
Felia beranjak tempat duduk nya dan bersalaman dengan ibu nya.
" Seperti nya Monica sudah datang, aku pergi dulu yaa Buu."
Felia langsung berlari dia ingin secepatnya bercerita kepada Monica.
Felia membuka pintu mobil nya, Felia pun langsung masuk cepat ke dalam.
" Felia, kamu bersemangat sekali yaa. Apakah karena sekarang pelajaran matematika, pelajaran kesukaan mu."
Monica menjalankan mobilnya.
" Semaleman aku bertemu dengan calon Ayah ku, dan ternyata aku mempunyai Kakak lelaki."
Monica begitu sangat terkejut sekali mendengar nya.
" Wah itu tandanya sebentar lagi Ibu mu menikah dengan pengusaha sukses, selamat yaa Felia hidup mu pasti akan lebih indah."
Felia hanya bisa tersenyum tipis, tidak ada rasa bahagia di wajah Felia ketika Monica membicarakan tentang kesuksesan calon suami ibu nya.
" Walaupun dia banyak uang tapi ibu akan tetap meneruskan usaha toko kue kami, karena bagaimana pun juga dari toko kue itu menghasilkan uang untuk aku dan ibu. Tapi sesuatu terjadi, mantan istri nya datang ke toko kue ku. Segala perkataan negatif dia ucapkan, tapi beruntung nya ibu tidak lemah dia mau melawan wanita itu."
Monica merasa sangat kasihan sekali ketika Felia dan ibu nya harus di perlakukan seperti itu.
" Aku sangat setuju sekali Felia, dia saat ada orang yang berbicara seenaknya lebih baik kamu lawan saja. Jika hanya di diam kan, hmmmm yang ada dia semakin tidak tahu diri."
Mereka berdua pun akhirnya sampai di sekolah, Felia dan Monica turun dari mobil.
Ketika Felia dan Monica turun dari mobil nya, ada seseorang yang menghampiri Felia.
Vicko Julian, teman satu kelas Felia.
" Fel, cepat masuk kelas yuu. Ada soal matematika yang aku belum paham cara mengerjakan nya, aku udah tunggu kamu dari tadi."
Vicko memegang tangan Felia di depan Monica.
" Apa harus pegangan seperti itu di depan gue yang belum punya pasangan."
Vicko lagi melepaskan genggaman tangan nya.
" Maaf yaa Fel, nggak sengaja."
Monica langsung menarik tangan Felia.
" Loe jalan di belakang kita aja yaa, gausah pengen gandengan tangan sama Felia."
Vicko mengikuti apa yang di katakan oleh Monica, Monica tidak terlalu suka dengan Vicko karena dia yang sudah mengetahui keluarga Vicko seperti apa.
Monica mengetahui semuanya bahkan dia tidak mau Felia sampai harus dekat dengan Vicko, Vicko bukan lelaki yang baik untuk Felia.
Ketika mereka sampai di kelas, ini adalah kesempatan Vicko untuk bisa dekat bersama dengan Felia.
Monica melihat ini hanya rencana Vicko saja yang sengaja ingin dekat dengan Felia.
" Vicko, kenapa loe nggak pake guru privat datang ke rumah loe."
Monica duduk di samping Vicko membuat Vicko merasa tidak nyaman.
" Sudahlah Monica jangan bicara seperti itu, sekarang lebih baik kita belajar bareng yaa."
Sikap Felia yang terlalu baik membuat Monica hawatir Felia yang mudah di manfaatkan oleh seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Tiara Arumazzahra03
jangan banyak kata "sangat.....sekali"
2023-10-25
1