Hari yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba, Sabilla merasa sangat kecewa dengan Devano yang tidak memberitahu nya.
Sabilla berniat untuk menggagalkan rencana pernikahan pun akhirnya tidak bisa karena pengawalan yang sangat ketat.
Felia melihat ibu nya yang begitu sangat cantik sekali memakai gaun pengantin, Felia berharap ini adalah pernikahan terakhir untuk Ibu nya.
Felia mendekati ibu nya, dan mereka berdua berpelukan.
" Aku selalu berharap ibu bisa bahagia bersama dengan Om Rendy ya Bu, Semoga kalian berdua selalu bahagia."
Melani sampai meneteskan air mata nya.
" Terimakasih banyak sayaaaaang."
Acara pernikahan pun akan segera di mulai Felia, berjalan keluar ruangan dan ternyata Devano memperhatikan Felia.
Tatapan Devano membuat Felia merasa malu.
Devano memperhatikan Felia yang seperti boneka Barbie yang hidup.
Devano semakin mendekati Felia di saat acara sudah di mulai.
" Mulai hari ini kita berdua sodara, kamu adik perempuan ku."
Felia menundukkan kepalanya dia tidak berani menatap wajah Devano.
" Iya, kamu adalah Kakak ku."
Terdengar suara sah, membuat Devano dan Felia pun langsung menghampiri orang tua dan mengucapkan selamat.
Devano memeluk erat Papa nya, dia melihat wajah kebahagiaan yang di tunjukkan oleh Papa nya.
" Selamat ya Pap, semoga bahagia selalu."
Felia bersalaman dengan Rendy, tapi Rendy memeluk erat Felia.
" Terimakasih sayang, kamu telah memberikan kesempatan kepada Papa. Untuk bisa membahagiakan kalian berdua, kamu akan menjadi anak kesayangan Papa."
Devano tersenyum tipis ketika mendengar perkataan Papa nya kepada Felia.
Sekarang giliran Devano yang bersalaman dengan Ibu nya, Vano merasa sangat berat sekali untuk mengucapkan selamat apalagi memangil Mama kepada Melani.
Devano hanya bersalaman dan dia pun langsung pergi, Melani mengerti dengan perasaan Devano dia tidak mempermasalahkan sikap Devano kepada nya.
Felia memeluk erat kembali Ibu nya, dia begitu sangat bahagia sekali ketika melihat ibu nya bahagia.
Felia meninggalkan ibu nya, dia duduk sambil melihat kebahagiaan mereka berdua.
Sebelum acara selesai Rendy menghampiri Felia yang duduk di dekat Devano.
" Felia, mulai sekarang kamu pulang ke rumah Papa yaa. Karena tidak mungkin kamu pulang ke rumah sendirian."
Felia seketika langsung terkejut mendengar perkataan Papa nya.
" Kamu pulang dengan Kakak mu yaa, kamu tidak usah hawatir kamar mu dengan Devano sangat jauh dan banyak asisten rumah tangga di sana. Untuk barang-barang kebutuhan kamu sekolah sebelum Papa sudah menyuruh seorang untuk mengambilnya nya yaa, semoga kamu betah yaa tinggal di rumah baru."
Devano tersenyum dan langsung menghampiri Felia.
" Kita pulang bersama yaa, aku adalah Kakak mu sekarang."
Melihat sikap Devano kepada Felia sudah dekat membuat Rendy merasa tenang.
Karena setelah selesai pernikahan Rendy dan Melani berniat untuk honeymoon.
Devano menjulurkan tangan nya kepada Felia.
" Ayo Adik, kita pulang sekarang."
Felia tidak bisa menolak mereka berdua pun akhirnya pulang bersama.
Felia lebih memilih untuk diam di saat masuk ke dalam mobil.
" Apakah kamu akan tetap sekolah,? Ini sudah larut malam loh. Kamu hanya bisa tidur beberapa jam saja, bagaimana jika nanti kamu ketiduran di kelas."
Devano mencoba untuk mengajak ngobrol Felia.
" Aku akan tetap sekolah, aku tidak mungkin tertidur di kelas."
Jawaban Felia terdengar sangat datar dan malas membuat Devano memilih untuk diam saja tidak lagi bicara dengan Felia.
Akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah mewah milik keluarga Devano, Felia begitu sangat terkejut sekali dia merasa ini bukan rumah tapi seperti istana di negeri dongeng.
" Rumah mu besar sekali yaa, aku seperti melihat istana."
Devano menarik tangan Felia untuk segera masuk ke dalam rumah nya, Felia semakin dia buat tidak bisa berkata-kata ketika dia masuk ke dalam rumah tersebut.
Melihat kedatangan Felia, Para asisten rumah tangga langsung menghampiri Felia.
" Nona Felia, ayo saya antarkan ke kamar nya."
Felia di antarkan ke kamar nya, sedangkan Devano melihat handphone nya yang begitu banyak panggilan telephone tidak terjawab dari Mama nya.
Devano pun langsung berlari menuju ke kamar nya, dia mengunci kamar nya.
Devano mencoba untuk menghubungi kembali nomber handphone Mama nya, dan akhirnya di jawab juga.
* Hallo Devano, kenapa kamu tidak memberitahukan Mama tentang pernikahan Papa mu. Kamu berkhianat dari Mama yaa, kamu bilang benci dengan pernikahan itu tapi ternyata kenyataan kamu mendukung pernikahan Papa mu itu*
* Aku datang ke Apartemen Mama, tapi ternyata lelaki simpanan Mama yang membuka pintu nya. Sampai kapan Mama bermain-main dengan lelaki muda, apakah Mama tidak malu melakukan itu semua. Berkencan dengan lelaki yang seumuran dengan anak Mama sendiri, Vano malu Mam*
Devano mengakhiri panggilan telephone nya, dan Sabilla pun akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Sabilla yang masih bersama dengan lelaki simpanan nya.
" Ternyata yang datang itu adalah Devano, jika sudah seperti ini apakah Devano masih mau bertemu dengan ku."
Sabilla duduk dia kelihatan sangat sedih sekali sampai lelaki simpanan nya menghampiri nya.
" Kenapa kamu harus bersedih seperti ini, lebih baik kita lanjutkan permainan kita berdua."
Sabilla menggelengkan kepalanya berkali-kali sambil memegang kepalanya.
" Tinggalkan aku sendirian, pergilah dari Apartemen ku."
Sabilla mengusir lelaki simpanan dia pun memilih untuk beristirahat.
Karena sudah di bayar lelaki simpanan pun dengan senang hati dia langsung pergi meninggalkan Sabilla.
Devano merasa sangat kecewa dengan sikap Mama nya.
" Papa meninggalkan Mama karena perselingkuhan Mama dengan teman kantor Papa, aku pikir Mama akan berubah dan aku yang berharap Mama dan Papa akan kembali. Tapi sekarang akhirnya aku menyadari jika pilihan Papa tidak salah, Tante Melani semoga bisa seperti yang aku inginkan."
Devano mencoba untuk bisa menerima kehadiran Melani sebagai Mama nya, walaupun dia mengetahui ini sangat berat dan tidak mudah.
Devano pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya dan setelah itu dia langsung beristirahat karena ada kelas pagi.
Di tempat yang lain Felia, dia masih merasa sangat asing dengan kamar baru nya.
Kamar dengan nuansa pink dan banyak sekali boneka-boneka membuat Felia hanya bisa terdiam saja.
" Kamar ini sangat mewah sekali dan nyaman tapi seperti aku kesulitan untuk bisa tidur nyenyak."
Felia melihat keperluan sekolah nya saja yang ada di kamar nya, tatapan mata Felia terfokus pada lemari besar di hadapan nya.
Felia membuka lemari besar tersebut dan ternyata isi nya pakaian baru untuk nya.
" Astaga, aku di belikan pakaian baru sampai satu lemari seperti ini."
Felia menutup kepala lemari tersebut dia kembali duduk di atas kasur nya.
Felia tidak menyangka jika Rendy sampai harus melakukan ini semua kepada nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments