Kakak Tiri Yang Nakal
Felia duduk di atas kasur dengan memegang photo almarhum Ayah nya, Felia kelihatan sangat sedih sekali dia begitu sangat merindukan Ayah nya yang sudah tiada.
" Ayah, aku rindu sekali. Ayah meninggal kan untuk selamanya di saat usia ku masih 10 tahun. Dan sekarang lihatlah aku Ayah, usia ku sudah 17 tahun dan aku sudah duduk di kelas tiga SMA."
Felia adalah anak yang sangat berprestasi di sekolah nya, dia selalu juara di kelas nya.
Felia tidak pernah mengecewakan Ibu nya, yang berjuang sendiri untuk membiayai nya dengan mempunyai toko kue yang lumayan sukses banyak peminatnya.
Felia menyimpan photo almarhum Ayah nya, dia seperti mendengar gerbang pintu rumah nya terbuka.
Felia membuka gorden jendela kamar nya, dan melihat ada mobil mewah di depan halaman rumah nya.
Melani keluar dari mobil tersebut, dan Rendy membawakan barang-barang Melani.
" Terimakasih banyak Rendy, jika mobil ku tidak di bawa ke bengkel. Mungkin aku tidak akan merepotkan mu seperti ini, aku sebenarnya sangat malu sekali."
Rendy tersenyum manis memandangi wajah cantik Melani seorang wanita yang kuat dan pekerjaan keras.
" Melani, sampai kapan kamu selalu bersikap dingin seperti ini. Kita sudah lama kenal, dan aku yang sudah beberapa lagi mengatakan perasaan ku terhadap mu."
Melani di buat diam, dia merasa sangat binggung sekali apa yang harus dia jawab. Walaupun suaminya yang sudah 7 tahun meninggal dunia, tapi dia belum berani membuka perasaan hati nya.
Melihat Ibu nya yang terdiam seperti kebingungan, Felia memilih untuk turun dari kamar nya.
Felia ingin menghampiri mereka berdua.
Felia membuka pintu utama rumah nya, dan sekarang tatapan mata Rendy beralih kepada Felia.
Melani yang sebenarnya adalah cinta pertama Rendy di saat mereka berdua masih duduk di SMA, tapi sayang nya hubungan mereka berdua harus putus karena Rendy harus melanjutkan kuliah di luar negeri dan di jodohkan dengan wanita pilihan orang tua nya.
" Felia, kamu sangat cantik sekali."
Felia menghampiri ibu nya, dia mengabaikan perkataan Rendy kepada nya.
" Ayo Bu, kita masuk ke dalam."
Felia menarik tangan Ibu nya dengan sangat kuat sekali.
" Rendy, aku masuk ke dalam dulu yaa. Kamu hati-hati yaa, semoga selamat sampai tujuan."
Melihat Ibu nya yang begitu sangat perhatian sekali dengan lelaki yang ada di hadapan nya, membuat Felia langsung melepaskan genggaman tangan nya.
Felia memilih untuk berjalan sendiri menuju ke dalam rumah nya.
Melihat Felia yang pergi, Melani pun langsung berlari menghampiri Felia.
" Felia, dia begitu sangat dingin sekali seperti Ibu nya. Sekarang lebih baik aku mendekatkan diri ku dengan Felia, jika Felia sudah bisa menerima kehadiran ku. Maka Melani pun dia pasti mau menikah dengan ku, sudahlah tidak perlu banyak menunda waktu lama."
Rendy masuk ke dalam mobil nya, dia menyalakan mesin mobil nya dan pergi dari rumah Melani.
Ketika Melani dan Felia sudah ada di dalam rumah nya, Melani pun kembali menjelaskan semuanya kepada Felia.
" Mungkin kamu akan merasa bosan ketika Ibu harus mengatakan hal ini, Om Rendy kembali mengatakan perasaan nya terhadap Ibu."
Tatapan mata Felia begitu sangat tajam sekali memandangi wajah Ibu nya.
" Lelaki itu adalah cinta pertama ibu, apakah sekarang ibu mulai ingin membuka pintu hati ibu untuk nya?."
Melani tidak menyangka jika Felia sampai bertanya seperti itu kepada dirinya.
" Rendy cinta pertama ibu, tapi ibu begitu sangat mencintai Ayah mu."
Melani pun langsung pergi ke kamar nya, seakan tidak mau memperpanjang pembicaraannya dengan Felia.
" Mungkin kah Ibu merasa sangat kesepian sekarang, aku merasa Om Rendy itu sangat baik sekali tapi dia begitu sangat kaya. Apakah tidak akan menjadi pembicara keluarga nya, di saat dia bersama dengan Ibu ku yang jauh berbeda dengan kehidupan nya."
Felia mulai memikirkan tentang faktor perekonomian antara keluarga mereka berdua.
" Tapi aku juga tidak bisa egois, jika memang Ibu ingin bersama dengan Om Rendy."
Felia pergi ke dapur dia ingin menenangkan pikiran nya, Felia membuat kopi panas untuk nya.
Felia duduk sambil menikmati kopi panas tersebut.
Felia memikirkan kehidupan Ibu nya, dia juga teringat dengan perlakuan keluarga almarhum Ayah nya kepada dirinya dan ibunya.
" Jika lelaki itu adalah cinta pertama Ibu, tapi kenapa ibu tidak menikah dengan nya dulu. Ibu yang tidak pernah bercerita bagaimana kisah cinta nya dengan lelaki tersebut, tapi jika aku melihat dari tatapan mata nya seperti nya dia lelaki yang baik."
Felia meminum kembali kopi hangat nya, dan Melani pun keluar dari kamar nya.
Melani menghampiri Felia, dia duduk di samping kursi Felia.
" Felia, bagaimana dengan sekolah mu?. Sebentar lagi kamu akan lulus sekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, ibu berharap kamu masih bisa menjadi murid yang berprestasi."
Melani seakan ingin melupakan apa yang sudah terjadi tadi, Melani tidak mau Felia membahas Rendy kembali.
" Aku akan selalu berusaha untuk bisa membuat Ibu bangga kepada ku, aku tidak mau membuat ibu kecewa. Ibu yang berjuang sendiri untuk bisa memberikan yang terbaik untuk ku selama ini, Ibu sangat luar biasa sekali."
Felia memegang tangan Ibu nya sambil tersenyum manis, dan mata nya pun berkaca-kaca.
" Terimakasih banyak anak ku, kamu juga yang selalu bekerja keras untuk mempertahankan nilai-nilai mu di sekolah. Ibu merasa sangat bangga sekali, mempunyai anak perempuan seperti dirimu."
Handphone Melani berdering, pandangan mata Felia langsung tertuju pada Ibu nya.
Melani memilih untuk tidak menjawab panggilan telephone tersebut dia mengabaikan nya.
" Seperti nya itu adalah panggilan telephone masuk dari Om Rendy, jawab saja Bu. Aku akan kembali ke kamar untuk belajar, karena besok ada ulangan matematika."
Felia memilih untuk pergi ke kamar nya, dia seperti memberikan peluang untuk Ibu nya.
" Ada apa dengan Felia, kenapa dia sekarang berubah yaa."
Melani memilih untuk tidak menjawab panggilan telephone tersebut, dia memilih untuk mempersiapkan bahan-bahan kue yang akan dia bawa ke toko.
" Aku berharap usaha toko kue ku ini bisa sampai membuka cabang yang banyak, agar Felia bisa mendapatkan pendidikan yang terbaik."
Setelah kematian suaminya, Melani di usir dari rumah yang dia tempati oleh suaminya.
Keluarga suaminya merasa Melani penyebab kematian dari suaminya, sehingga dia di usir dari rumah tersebut.
Melani membesarkan Felia dengan hasil kerja keras nya sendiri, padahal keluarga suaminya itu sangat berkecukupan sekali.
Melani ingin sekali membuktikan bahwa dia mampu berdiri sendiri untuk bisa menghidupi dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk Felia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments