Vicko memilih untuk langsung pergi ke Apartemen Sabilla, karena dia sudah ingin bertemu dengan Sabilla.
Di perjalanan Vicko memberikan bucket bunga mawar merah untuk Sabilla, dia ingin Sabilla semakin cinta kepada nya.
Setelah membelikan bucket bunga mawar yang cantik, Vicko masuk ke dalam mobil melanjutkan perjalanan menuju ke Apartemen.
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam, akhirnya Vicko sampai juga. Sebelum turun dari mobil Vicko memakai kacamata hitam dan topi dia juga tidak lupa memakai masker wajah.
Vicko hawatir ada yang melihat nya, karena dia juga harus bisa menjaga nama nya. Apalagi Vicko yang sudah kelas 3 SMA, sebentar lagi dia akan kuliah.
Vicko berjalan menuju ke dalam lift, perasaan nya sedikit tidak nyaman.
" Kenapa yaa, apa yang sebenarnya terjadi di sana."
Vicko keluar dari lift dan dia melihat Sabilla sedang bersama dengan seorang lelaki, Vicko tidak bisa melihat wajah nya. Dia pun mencoba untuk mendekati, agar bisa mendengar perkataan mereka berdua.
" Devano, kenapa kamu tidak memberitahukan Mama. Tentu tanggal pernikahan Papa mu,? Kamu tahu kan jika istri Papa sekarang seorang wanita miskin yang hanya mempunyai toko kue kecil saja. Itu tandanya dia akan mengambil harta kekayaan milik Papa mu saja, setelah itu mungkin dia kabur bersama dengan anak perempuan nya."
Devano mencoba untuk menenangkan perasaan nya, dia terdiam ketika Mama nya melampiaskan emosi nya.
" Sekarang mereka berdua sudah menikah, dan kamu dan Papa mu bersiap untuk hidup miskin."
Devano tersenyum tipis kepada Mama nya.
" Mama tahu kenapa aku tidak memberitahu Mama tentang pernikahan Papa,? Karena Mama dan Papa tidak mungkin bisa bersama. Yang aku inginkan adalah Mama dan Papa kembali tapi itu tidak mungkin bisa Mam, jika Mama masih bermain cinta dengan lelaki simpanan Mama."
Vicko merasa sangat terkejut sekali dia baru mengetahui jika wanita yang membayar nya itu adalah mantan istri Rendy Mahendra.
Tangan Vicko sedikit bergetar dia semakin menggenggam erat bucket bunga di tangan nya.
" Aku datang ke Apartemen Mama, dan seorang lelaki muda yang membukakan nya. Siapa lagi kalau bukan lelaki simpanan Mama, sudah yaa Mam. Aku tidak mau mendengar penjelasan dari Mama, aku pergi dan semoga Mama bahagia dengan kehidupan Mama yang sekarang."
Devano memilih untuk langsung pergi begitu saja sedangkan Sabilla hanya bisa terdiam karena dia merasa salah.
Melihat Devano Mahendra yang sudah pergi, Vicko langsung menghampiri Sabilla.
Vicko mengajak Sabilla masuk ke dalam Apartemen nya.
Sabilla memeluk erat tubuh Vicko, dia melampiaskan perasaan hati nya.
" Keluarkan saja air mata nya yaa, jika itu bisa membuat mu tenang."
Sabilla menangis di pelukan Vicko.
Di tempat yang lain Devano memilih untuk pulang ke rumah, dia merasa sangat kecewa sekali dengan Mama nya.
" Kenapa harus dengan lelaki yang seumuran ku, bahkan mungkin di bawah umur ku."
Devano merasa sangat sedih melihat Mama nya yang seperti itu.
Devano menjalankan mobilnya dia melupakan wanita yang akan di kencani nya, Devano memilih untuk pergi ke Apartemen Mama nya.
Devano akhirnya sampai di rumah dia turun dari mobil dan melihat Felia sedang menyiram tanaman yang tumbuh subur di halaman rumah nya.
Felia yang sudah terbiasa karena rumah nya yang dulu banyak sekali tanaman nya.
Devano mengabaikan Felia, tapi Felia memperhatikan wajah Devano.
" Kenapa yaa dengan wajah nya, seperti nya dia sedang marah."
Felia mencoba untuk menghampiri Devano.
" Kamu kenapa,? Kamu seperti sedang kesal dan marah."
Felia duduk di samping Devano.
" Tidak aku hanya capek saja."
Devano menghabiskan minuman yang ada di hadapannya.
" Oh seperti itu yaa, padahal aku ingin meminta bantuan untuk menanam tanaman yang baru."
Felia pun beranjak dari tempat duduk tapi Devano memegang tangan Felia.
" Kamu tidak usah melakukan hal itu, kamu bisa memerintah kepada pegawai yang berkerja di rumah ini."
Felia melepaskan genggaman tangan Devano.
" Aku sama seperti mereka, aku tinggal di sini bukan berarti aku bisa memerintah seperti mu."
Devano langsung tersenyum mendengar perkataan Felia.
" Orang tua kita sudah resmi menikah dan sekarang kamu adalah adik perempuan ku, kamu sekarang sama seperti ku."
Felia menggelengkan kepalanya dia memilih untuk pergi melanjutkan menanam.
Melihat Felia pergi, Devano pun langsung mengikuti Felia.
Devano memperhatikan wajah cantik Felia.
" Haruskah aku mempunyai adik perempuan secantik Felia, di saat aku seorang pencinta banyak wanita. Timbul rasa hawatir ku, di saat ada lelaki yang mendekati nya."
Di saat Devano hendak menghampiri Felia, handphone nya berdering kencang.
Devano melihat ternyata panggilan telephone dari Papa nya.
* Hallo Papa*
* Devano bagaimana dengan Adik perempuan mu, apakah kamu bisa menjaga nya dengan baik*
* Apa yang harus aku lakukan dengan Adik perempuan ku yang sudah besar, pokoknya dia aman bersama dengan ku. Dan sekarang keadaan baik-baik saja, dia sehat*
* Baguslah, besok Papa dan Mama pulang. Nanti malam kamu ajak Felia untuk makan malam bersama dengan mu yaa, Papa ingin kalian berdua menjadi saudara yang akur*
* Baiklah Papa*
* Yasudah yah*
Rendy mengakhiri panggilan telephone nya.
" Hanya menanyakan kabar Felia, sedang aku tidak."
Devano memasukkan handphone nya ke dalam saku celana nya.
" Jika aku bisa menawar, kenapa adik perempuan ku ini tidak berumur 8 tahun saja."
Devano menarik tangan Felia.
" Tadi Papa telephon, Papa menyuruh aku untuk mengajak mu makan malam bersama di luar."
Felia seperti tidak percaya dengan perkataan Devano.
" Untuk apa makan malam di luar, makan malam di rumah saja."
Felia merasa takut jika harus selalu berduaan dengan Devano.
" Ini keinginan Papa yaa, jika kamu mau menolak silahkan bicara langsung dengan Papa."
Felia pun akhirnya percaya dia langsung masuk ke dalam rumah.
Devano memilih untuk menunggu Felia di kamar nya saja, Devano memilih pakaian yang akan dia pakai.
" Ini hanya makan malam biasa, tidak perlu terlalu rapih."
Setelah menyiapkan pakaian, Devano juga menyiapkan tempat untuk mereka berdua.
Di saat Devano sudah menyiapkan semuanya, Felia merasa binggung dia harus memakai baju yang mana.
" Baru kali ini aku binggung bukan karena tidak punya baju tapi karena banyak sekali baju di dalam lemari."
Felia melihat baju yang sangat indah dan juga mahal.
" Seperti nya aku tidak pantas deh memakai baju ini, ahhhhh aku jadi pusing."
Felia menutup rapat pintu lemari dia memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur.
" Aku merasa semuanya seperti tidak nyata, aku sekarang tinggal di rumah yang mewah dan di perlakukan sangat manis sekali."
Felia memikirkan rumah nya yang penuh dengan kenangan bersama dengan Mama nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments