Keesokan harinya di rumah baru, Felia bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia keluar dari kamar nya, dan melihat meja makan yang penuh dengan berbagai macam makanan.
" Sarapan pagi tapi seperti acara makan-makan, banyak sekali makanan nya."
Di saat Felia duduk tiba-tiba Devano menepuk pundak Felia, seketika Felia pun langsung terkejut.
" Selamat pagi Adik, ayo kita sarapan pagi dan setelah itu Kakak mu ini yang akan mengantarkan mu ke sekolah."
Devano tersenyum manis sambil memandangi wajah cantik Felia.
" Iya terimakasih banyak atas perhatian nya."
Felia mulai mengambil piring, Felia memilih untuk sarapan dengan roti saja.
" Felia, kenapa tidak memilih sandwich saja."
Felia menggelengkan kepalanya.
" Tidak, aku lebih suka sarapan roti dengan selai strawberry saja sudah cukup."
Felia belum terbiasa dengan suasana di rumah ini, Felia merasa tidak nyaman dengan kemewahan yang ada.
" Hmmm, kapan Ibu pulang yaa."
Felia merindukan Ibu nya, dia yang setiap hari selalu bersama dengan Ibu nya.
" Mereka berdua sedang honeymoon di luar negeri, seperti sampai satu Minggu."
Devano memperhatikan wajah Felia yang seperti sedang sedih.
" Kamu tidak pernah jauh yaa dari Ibu mu, hanya satu hari saja kamu sudah kelihatan sangat sedih sekali."
Felia menghela nafas panjang nya.
" Ayah ku meninggalkan ku di usia 10 tahun, setelah itu aku hanya punya ibu. Kemana pun ibu pergi aku selalu ikut, bahkan aku pernah sampai tidur di toko kue."
Nafsu makan Felia seketika langsung menghilang, dia menghabiskan susu coklat yang sudah di sediakan untuk nya.
" Aku ingin berangkat sekolah sekarang, ayo cepat aku tidak mau sampai telat."
Felia berjalan menuju ke luar rumah dia memilih untuk menunggu Devano di luar.
Devano yang masih menikmati sarapan pagi nya, dia pun dengan terpaksa langsung berlari menghampiri Felia.
Devano masuk ke dalam mobil nya.
" Ayo masuk duduk di kursi depan, aku Kakak mu yaa bukan supir pribadi mu."
Felia membuka pintu mobil dia langsung duduk dan Devano memakaikan sabuk pengaman kepada Felia.
Devano menyalakan mesin mobil nya, Felia memperhatikan Devano. Felia merasa Devano Kakak yang baik, Devano yang perhatian kepada dirinya.
Di perjalanan menuju ke sekolah Felia memilih untuk membaca buku pelajaran, membuat Devano memperhatikan Felia.
" Seperti nya ini adalah alasan mu yang belum pernah berpacaran, karena kamu terlalu fokus pada pelajaran sekolah."
Felia menutup buku pelajaran nya.
" Aku fokus belajar karate aku ingin mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah di universitas terbaik, aku tidak mau membebani Ibu ku."
Devano tidak menyangka jika Felia masih punya pikiran untuk mendapatkan beasiswa, sedangkan sekarang dia sudah menjadi anak dari pengusaha sukses.
Akhirnya sampai juga di depan pintu gerbang sekolah Felia, Felia keluar dari mobil nya.
" Terimakasih banyak yaa, untuk pulang sekolah aku akan pulang bersama dengan teman ku."
Felia melambaikan tangan nya dan langsung berlari masuk ke dalam sekolah.
" Felia sudah cantik polos juga yaa dia, padahal dia bisa masuk ke universitas mana pun tidak usah mengharapkan beasiswa."
Devano kembali masuk ke dalam mobil nya dia melanjutkan perjalanan menuju ke kampus nya.
Felia bertemu dengan Monica yang sudah menunggu nya di dalam kelas.
" Felia, aku minta maaf yaa tidak bisa hadir di acara pernikahan Ibu mu. Tiba-tiba saja Mama ku mengajak aku pergi ke rumah Nenek, karena Nenek ku sakit."
Felia duduk di samping kursi Monica.
" Tidak apa-apa Monic, yang penting sekarang Ibu sudah bahagia bersama dengan Om Rendy."
Monica memperhatikan Felia yang nampak berbeda dari hari-hari sebelumnya.
" Hmmmmmm Felia, kamu sedikit berbeda loh hari ini."
Felia langsung berdiri dari tempat duduk nya.
" Tidak ada perbedaan deh, aku masih Felia yang seperti dulu yaa walaupun sekarang aku tinggal di rumah Om Rendy."
Felia belum terbiasa menyebut Papa kepada Rendy.
" Kamu sekarang mempunyai Kakak tiri yang ganteng yaa, Devano Mahendra."
Monica mencoba untuk menggoda Felia.
" Iya, aku sekarang punya Kakak tadi pun aku diantar ke sekolah. Tapi untuk pulang sekolah, kamu yaa Monic yang anterin aku pulang."
Felia mencoba untuk membujuk Monica.
" Hmmmmmm baiklah, tapi apakah aku boleh masuk ke rumah besar itu?."
Felia seketika langsung terdiam ketika Monica menginginkan masuk ke rumah baru nya.
Felia masih merasa canggung berada di dalam rumah itu.
Di saat Felia yang binggung menjawab pertanyaan Monica, Vicko masuk ke kelas.
Vicko yang sudah lama menyimpan perasaan terhadap Felia.
" Selamat pagi Felia cantik."
Vicko memberikan coklat yang di hiasi pita pink.
" Pagi juga Vicko Julian."
Monica mengambil coklat yang di berikan Vicko untuk Felia.
" Vicko, aku melihat mu loh di mini market. Aku lihat kamu beli minuman dan makanan yang banyak sekali. Apa mungkin lelaki yang hobby nya olahraga seperti kamu, tapi hobby juga mengemil makanan dan minuman yang manis."
Vicko langsung kelihatan sangat panik sekali, kenapa Monica harus melihat nya.
" Hmmmmmm, itu cemilan untuk Kakak ku."
Suara Vicko terdengar sedikit bergetar.
" Hmmmm Felia, semoga kamu suka yaa dengan coklat ini. Aku harus kembali ke kelas ku yaa, nanti aku bawa cemilan yang banyak lagi ya buat kamu."
Vicko langsung pergi begitu saja.
" Kenapa aku tidak percaya yaa, Vicko beli makanan dan minuman untuk siapa yaa."
Monica mengetahui Kakak Vicko yang seperti apa.
" Sudahlah Monica untuk apa di pikiran kan, hanya karena Vicko beli cemilan di minimarket."
Felia kembali duduk dia mengeluarkan buku pelajaran.
" Felia, apa yang kamu rasakan tinggal bersama dengan keluarga baru. Pasti kamu di perlakukan seperti seorang princess yaa, aku merasa mengiri loh Felia tapi aku juga merasa senang akhirnya kamu sekarang menjadi seorang princess yang hidup dengan kemewahan yang luar biasa."
Felia hanya bisa tersenyum saja ketika mendengar perkataan Monica.
" Tapi kenapa aku tidak melihat wajah kebahagiaan yaa, Felia kamu kenapa? apakah Devano jahat kepada mu?."
Ketika Felia ingin menceritakan semuanya bell masuk berbunyi, Felia dan Monica fokus pada pelajaran pertama.
Di tempat yang lain Vicko masih saja memikirkan perkataan Monica.
" Kenapa harus bertemu dengan Monica, ahhhh lain kali aku harus lebih berhati-hati. Aku akan memakai masker, topi dan kacamata hitam."
Vicko keluar dari kamar mandi, pesona Vicko memang sangat terpancar sekali di saat dia bertemu dengan adik kelas nya.
" Hai Kak Vicko, ganteng banget sih."
Vicko tersenyum ketika mendengar perkataan adik kelas nya.
" Cepat masuk ke kelas, bell sudah berbunyi."
Vicko berlari menuju ke dalam kelas dia yang terlalu lama berada di toilet.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments