Sabila tersenyum sinis kepada Melani, dia seperti merendahkan Melani.
" Kamu hanya menginginkan harta kekayaan nya saja kan,? Karena kamu yang hanya mempunyai toko kue kecil seperti ini."
Felia mulai merasa emosional dengan perkataan Sabila.
" Maaf yaa Buu, sebenarnya kedatangan ibu ke sini untuk apa ya?. Untuk menghina pekerjaan ibu saya,? atau ibu yang masih berharap bisa bersama dengan Om Rendy?."
Melani menarik tangan Felia.
" Saya hanya tidak mau anak saya Devano Mahendra, mempunyai ibu tiri yang salah. Ibu tiri yang tidak bisa mengarahkan hal yang baik, ibu tiri yang berharap hanya ingin mengambil harta kekayaan dan setelah itu kabur."
Sabila langsung pergi meninggalkan Felia dan Melani.
" Aku rasa anak lelaki nya pun memiliki sifat seperti ibu nya, sangat membuat ku emosi Bu."
Melani secepatnya memasukkan batang-batang nya ke toko, karena dia harus mengantarkan Felia ke sekolah.
Felia dan ibu nya segera masuk ke dalam mobil.
Di saat Felia dan Ibu nya pergi, Sabilla masih ada di sekitar toko kue milik Melani.
" Aku tidak menyangka ternyata bukan wanita lemah, tapi aku tidak akan pernah membiarkan dia mendapatkan semuanya."
Sabilla berniat untuk menghubungi Devano, dia ingin mengatakan kepada Devano jika Ibu tiri nya bukan orang baik.
Sabilla mengeluarkan handphone nya.
* Vano, Mama baru saja bertemu dengan calon ibu tiri mu. Ternyata dia memang wanita yang hanya ingin mengincar harta kekayaan milik Papa mu, jangan sampai dia mengembalikan seluruh nya dan bahkan milik mu pun dia ambil*
Selesai mengirimkan pesan kepada Devano, Sabilla memilih untuk mencapai lelaki yang mau menemani nya sampai dia merasa puas
Devano yang membaca pesan dari Mama nya dia menghela nafas panjang.
" Untuk apa Mama sampai harus bertemu dengan wanita itu, apalagi wanita itu tau jika Mama hanyalah mantan istri."
Devano memasukkan handphone nya kembali karena dia ingin fokus dengan pelajaran nya hari ini.
Rendy yang tidak mengetahui apapun dia memilih sibuk dengan tempat yang akan di jadikan pertemuan nya dengan Melani.
Rendy ingin mencari tempat yang spesial karena dia merasa ini adalah momen spesial untuk dirinya dan keluarga nya.
" Aku akan memperlakukan Melani dan Felia seperti Ratu dan Princess, karena mereka berdua adalah wanita yang akan mengisi waktu kebersamaan ku di rumah."
Selesai menyiapkan tempat, Rendy pun berniat untuk mengirimkan pakaian untuk di pakai Melani dan juga Felia.
Rendy benar-benar ingin memberikan kesan mewah untuk Melani dan Felia.
Dia tidak mengetahui jika mantan istri mendatangi calon istri nya.
Devano kelihatan diam dan melamun dia tidak seperti biasanya.
Kelvin Sebastian, teman dekat Devano dia menghampiri nya.
" Vano, lu kenapa ngelamun begini hah?."
Kelvin duduk di samping Devano.
" Nanti malam gue bakalan makan malam dengan calon ibu tiri, ini bikin gue sedih sebenarnya. Gue yang masih berharap orang tua gue kembali bersama, tapi ternyata begini."
Kelvin merangkul pundak Devano.
" Minggu ini udah jalan pilihan Papa lu, dia juga kesepian lah."
Devano tersenyum tipis kepada Kelvin.
Di saat Devano dan Kelvin sedang mengobrol tiba-tiba saja ada gadis cantik yang menghampiri Devano.
" Siang Vano ganteng, nanti malam kita pergi yuu."
Devano terkesima dengan kecantikan gadis yang ada di hadapannya itu.
" Nanti malam aku nggak bisa yaa karena ada acara keluarga, bagaimana jika besok malam nya."
Gadis cantik itu pun langsung tersipu malu-malu, karena ternyata Devano mau menerima permintaan nya.
" Iya Vano, kapan pun aku mau."
Kelvin menggelengkan kepalanya berkali-kali dia melihat Devano yang banyak di datangi gadis yang cukup.
" Terimakasih yaa."
Devano tersenyum manis kepada gadis cantik tersebut.
" Yasudah yaa Vano, aku masuk kelas dulu yaa."
Gadis cantik itu berlari meninggalkan Devano.
Fabia yang sudah lama mengingat Devano dia mendengar semuanya.
" Vano dengan mudah nya mau menerima wanita itu dengan mudahnya, tapi aku yang sudah lama selalu dia tolak."
Fabia merasa tidak menerima dia pun langsung menghampiri Devano.
" Devano Mahendra, apa kurang aku dari wanita tadi."
Devano sudah merasa sangat malas melihat wajah Fabia yang selalu saja mengikutinya.
Devano pun langsung berdiri dari tempat duduk nya.
" Perbedaan nya, gue ga suka cewek datar belakang yang terlalu kurus seperti lu."
Devano yang merasa emosional dia pun langsung meninggalkan Fabia dan Kelvin.
Kelvin tidak menyangka jika Devano yang berani bicara tentang fisik kepada Fabia.
" Vano, tega banget dia ngomong gitu."
Fabia pun seketika dia langsung menangis tapi Kelvin mencoba untuk menenangkan Fabia.
" Fabia sudah yaa jangan nangis, hmmm seperti nya Devano sedang banyak pikiran ada masalah dengan keluarga nya yaa."
Tangisan Fabia semakin kencang dan membuat banyak orang langsung memandangi mereka berdua.
Kelvin yang tidak mau di salahkan dia pun langsung menarik tangan Fabia, untuk meninggalkan tempat tersebut.
Fabia dan Kelvin duduk di bawah pohon yang rindang.
Kelvin memberikan tissue kepada Fabia.
" Aku tuh sayang sekali banget sama Vano, padahal jika Devano bersama dengan aku perusahaan Papa akan semakin besar."
Kelvin pun akhirnya mengetahui jika Fabia dia ingin mendapatkan Devano dengan cara mengikut sertakan kedua perusahaan milik orang tua mereka.
" Lihat saja, jika Devano yang lebih memilih bersama dengan wanita lain. Aku akan bicarakan semuanya dengan Papa ku, biarkan Papa ku yang bicara langsung dengan Om Rendy Mahendra."
Fabia merasa yakin dia bisa mendapatkan Devano.
" Jika kamu memakai cara seperti itu, itu namanya pemaksaan cinta. Devano dekat dengan mu juga karena terpaksa, apakah mungkin akan indah menjalani hubungan dengan cara pemaksaan seperti itu."
Kelvin sengaja bicara apa adanya dengan Fabia.
" Fabia, jika kamu mempunyai perasaan terhadap Devano. Kamu dekati dia dengan sabar, bukan selalu memaksa agar Devano harus suka dengan mu. Ingat cinta itu perasaan bukan pemaksaan, berubah lah."
Kelvin pun memilih untuk meninggalkan Fabia sendirian.
Kelvin merasa Fabia yang terlalu sombong hanya karena dia yang mempunyai segala nya.
Kelvin mencari Devano, dan ternyata dia sedang mengobrol dengan gadis yang berbeda.
" Astaga Devano, bisa yaa seperti itu."
Kelvin berlari menghampiri mereka berdua dan gadis itu pun langsung pergi karena dia merasa malu dengan kehadiran Kelvin.
" Sonia, kamu mau pergi ke mana."
Devano pun tersenyum manis melihat kecantikan wajah Sonia.
" Van, yang sebelumnya loe janjian malam terus yang tadi loe janjian kapan?."
Devano hanya tersenyum tipis kepada Kelvin, dia tidak mau menjawab pertanyaan nya.
" Oh iya tadi gue sedikit ngobrol sama Fabia, dia mau melibatkan orang tua nya dan perusahaan orang tua demi ingin bisa mendapatkan cinta dari loe."
Devano yang sudah mengetahui semuanya dia hanya diam saja, karena Fabia bukan wanita ideal nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments