Sabila berniat untuk mencari tahu wanita yang di maksud suaminya itu, dia ingin mengetahui tipe wanita seperti apa.
" Wanita itu pasti hanya ingin harta kekayaan saja, ntah apa yang di buat wanita itu untuk bisa mendapatkan Rendy."
Sabila mulai menghubungkan orang suruhan nya, dia mulai meminta bantuan kepada temen nya.
Di tempat yang lain Rendy ingin mempertemukan Devano dengan calon istri nya, dia sudah tidak mau menunggu lama lagi.
Rendy sedang duduk sambil memainkan handphone, dia melihat Devano yang sudah pulang.
" Dari mana saja kamu,? biasanya tidak pernah pulang sampai larut malam seperti ini."
Devano langsung menghampiri Papa nya.
" Aku sudah bertemu dengan Mama, aku sangat merindukan Mama."
Devano duduk di samping Papa nya.
" Devano, besok malam Papa akan mempertemukan kamu dengan Tante Melani dan Putri nya. Jika kamu tidak mengikuti keinginan Papa, semua fasilitas akan Papa ambil."
Rendy sengaja mengancam Devano di langsung pergi saja, Devano seketika dia langsung terdiam mendengar perkataan Papa nya.
" Apa-apa an ini, sedikit pun Papa tidak mau mendengar perkataan ku."
Devano merasa sangat marah sekali dia pun memilih untuk masuk ke dalam kamar nya.
Rendy membuka pintu kamar nya, dia memperhatikan Devano yang seperti sangat marah kepada nya.
" Melani jauh lebih baik dari Sabila, aku tidak akan pernah mau kembali bersama dengan wanita yang sudah menghianati ku."
Rendy menutup rapat pintu kamar nya dia mencoba untuk menghubungi Melani.
Rendy berharap Melani setuju dengan keinginan nya.
Melani yang baru saja selesai mandi dia mendengar handphone nya yang berdering kencang.
" Rendy, ada apa yaa dia menghubungi malam seperti ini."
Melani pun duduk dan mengambil handphone nya.
* Hallo Rendy, ada apa yaa*
* Melani besok malam aku ingin bertemu dengan mu bersama Felia, aku akan memperkenalkan Devano kepada kalian berdua*
* Secepat ini kah,? Apakah Devano sudah mau menerima kehadiran ku*
* Sudahlah Melani kamu tidak usah hawatir Devano pasti bisa menerima kehadiran mu*
* Baiklah*
* Yasudah yaa, selamat istirahat*
Rendy mengakhiri panggilan telephone nya.
Felia ternyata mendengar pembicaraan mereka berdua.
" Bu, kita akan bertemu dengan keluarga Om Rendy?."
Felia membuka pintu kamar dan masuk ke dalam.
" Iya Nak, besok malam yaa."
Felia pun langsung tersenyum dan pergi dari kamar Ibu nya.
Melihat wajah Felia yang seperti tidak suka dengan pertemuan ini membuat Melani merasa bersalah dengan Felia.
" Apakah aku egois hanya memikirkan perasaan ku saja, tidak dengan anak ku."
Melani juga berpikir dia tidak mungkin hidup sendirian, dia butuh pendamping hidup.
Felia menangis masuk ke dalam kamar nya dia mengambil photo almarhum Ayah, Felia memeluk erat photo almarhum Papa nya.
" Aku sangat merindukan Ayah, kenapa Ayah harus pergi meninggalkan aku dan Ibu. Sekarang aku harus menerima kenyataan jika aku akan mempunyai sosok Ayah kembali, aku yang sebenarnya tidak menginginkan ibu untuk menikah kembali. Tapi aku juga merasa kasihan dengan ibu yang harus bekerja keras untuk mencari uang sampai malam, semoga saja Ibu tidak salah mencari lelaki pilihan nya."
Felia mencium photo almarhum Ayah nya, dia menyimpan di pinggir bantal sambil menarik selimut dan mematikan lampu kamar nya.
Felia begitu sangat berharap dia bisa mimpi indah bersama dengan Ayah nya.
* Keesokan harinya*
Felia begitu bersemangat mengawali hari nya, dia keluar dari kamar dan berlari menuju ke meja makan.
Melani yang masih di dapur dia tidak berani mendekati Felia, Melani merasa Felia pasti masih marah dengan nya.
" Felia maafkan ibu."
Melani memberanikan diri untuk menghampiri Felia dengan membawakan sarapan untuk nya.
Felia memperhatikan wajah ibu yang tidak seperti biasanya.
" Bu, kenapa wajah ibu seperti ini? Apakah ibu sedang sakit?."
Felia mengambil makanan yang ada di tangan ibu nya.
" Felia, jika kamu tidak mau bertemu dengan keluarga Om Rendy lebih baik kita batalkan saja yaa."
Felia akhirnya mengetahui penyebab ibu nya seperti ini.
" Tidak usah Bu, nanti malam kita pergi ke sana yaa."
Felia memegang tangan ibu nya.
" Jika lelaki itu yang terbaik dan ibu merasa yakin, aku akan selalu mendukung ibu. Karena kebahagiaan ibu, kebahagiaan ku juga."
Melani merasa sangat terkejut sekali ketika melihat sikap Felia yang berubah menjadi lebih dewasa.
" Terimakasih banyak Felia, Ibu merasa sangat bahagia sekali mendengar nya."
Melani memeluk erat Felia dengan penuh haru.
" Aku ini mempertemukan cinta pertama ibu, tapi walaupun ibu sudah bersama dengan Om Rendy. Ibu jangan pernah melupakan Ayah ya Bu, karena Ayah tidak akan pernah tergantikan."
Melani melepaskan pelukan erat nya dia mencium kening Felia.
" Ibu tidak akan pernah melupakan Almarhum Ayah mu, Ayah mu selamanya ada di hati ibu."
Felia tersenyum bahagia dan dia pun melanjutkan sarapan pagi nya.
" Hari ini ibu yang mengantar kamu ke sekolah yaa, karena mobilnya sudah beres di bengkel."
Sambil menunggu Felia selesai sarapan pagi, Melani bersiap untuk memasukkan barang-barang keperluan di toko kue nya.
Setelah selesai sarapan Felia masuk ke dalam mobil nya dan mereka pun pergi.
Di perjalanan hati Felia tiba-tiba merasa tidak tenang, dia menghawatirkan ibunya.
" Bu, aku ingin ke toko kue dulu yaa sebelum pergi ke sekolah."
Melani merasa terkejut ketika mendengar perkataan Felia.
" Untuk apa sayang, nanti kamu telat masuk sekolah nya."
Felia menggelengkan kepalanya berkali-kali.
" Tidak Bu, aku tidak akan telat."
Felia memaksa ibu nya dan akhirnya mereka berdua pun pergi ke toko dulu.
Ketika mereka berdua turun dari mobil nya, Felia melihat ada wanita yang sedang memperhatikan toko kue nya.
Felia menyadari seperti nya ini adalah alasan kenapa dia ingin pergi ke toko kue.
" Siapa wanita itu yaa, kenapa dia sampai memperhatikan toko kita seperti itu."
Melani yang merasa penasaran dia pun langsung menghampiri wanita itu.
" Maaf yaa Bu, sedang apa ya di depan toko kue saya."
Wanita tersebut langsung membalikkan badannya dan memperhatikan fisik Melani dari ujung rambut sampai ujung kaki.
" Oh inikah calon istri Rendy Mahendra."
Felia langsung menghampiri ibu nya, karena dia merasa wanita tersebut jahat.
" Kamu siapa,? Kenapa harus bicara seperti itu?."
Sabila tersenyum mendengar perkataan Melani.
" Aku Sabila Devanka, mantan istri Rendy Mahendra."
Felia mendengar nya dia merasa tidak percaya kenapa mantan istri dari calon papa sampai harus ingin bertemu dengan Ibu nya.
" Oh hanya mantan istri, aku pikir siapa nya. Iya saya Melani Margaretha, calon istri Rendy Mahendra."
Melani tidak mau kelihatan lemah di hadapan mantan istri calon suami nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments