Kedatangan musuh

Dor…

Dorr…

Dor…

Bunyi tembakan berbunyi, semua orang yang melihat hanya bisa berteriak, tidak sempat untuk menolong.

Adiba yang mendapatkan tembakan ditangan kirinya, perkiraan Adiba sejak tadi tidak pernah meleset, Adiba sudah mempunyai firasat bahwa sang paman tidak sendiri, pasti akan ada seseorang yang membantunya.

"Bunuh mereka semua jangan ada yang tersisa." Adiba berteriak keras kepada anak buahnya. Adiba membantu Abah ayah untuk berdiri.

"Ayah tidak apa-apa kan?" Adiba memeriksa keadaan sang ayah yang hanya terdiam melihat tangan kiri sang anak berdarah.

"Maaf," lirih Abimanyu.

"Andrian," teriak Adiba memanggil.

"Saya nona." Adrian berdiri di samping Adiba.

"Kamu bawa tuan Abimanyu dan keluarganya keluar dari sini, sebentar lagi musuh yang sebenarnya akan datang." Perintah Adiba dengan tegas.

Abimanyu mendengar ucapan Adiba yang memanggilnya dengan sebutan tuan, hatinya semakin sesak, bahkan tenaga juga berkurang. "Apakah ini yang kamu rasakan nak, maafkan ayahmu ini yang sudah membuat kamu menderita."

Abimanyu tidak melawan perkataan Adiba, Iya tidak mau membuat Adiba semakin benci dengannya.

"Ansel perintah anak buah kamu untuk tetap standby, perkiraan 5 menit lagi mereka datang, dengarkan aba-aba dari saya." Adiba berbicara kepada anak buahnya menggunakan earphone.

"Baik nona siap laksanakan," ucap Ansel.

"Saya tidak akan pergi meninggalkan adik saya sendiri." Kenzo berteriak kepada anak buah Adiba, bahkan iya sudah menarik kerah kemeja yang dipakai salah satu anak buah Adiba.

Adiba yang mendengar keributan, langsung pergi berjalan ke arah Kenzo yang masih tetap kekeh untuk menemani Adiba.

Adiba menatap tajam kearah Kenzo dan Kenzi. "Stop." Adiba berteriak sangat keras.

"Pulang sekarang juga, atau aku tidak akan pernah mau bertemu dengan kalian berdua lagi," tegas Adiba.

Mendengar perkataan Adiba, terpaksa mengikuti Adrian untuk pulang ke rumah. Mereka berdua takut dengan ancaman Adiba apalagi raut wajahnya sangat dingin, membuat mereka menelan ludahnya kasar bahkan mereka yang dulunya selalu berani sekarang menciut di hadapan Adiba.

Setelah semua keluarganya aman, Adiba pergi ke arah anak buahnya yang berada di dalam gudang tua itu untuk menemui Brian yang sejak tadi terus menerus berteriak, untuk dilepaskan.

Pada kejadian tadi, Adiba sudah memerintahkan anak buahnya untuk menembak Brian beserta anak buahnya, maka dari itu Abimanyu bisa selamat.

"Bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Adiba.

"Saya merasa pak Brian melakukan itu hanya untuk mencari perhatian Kakek nona, dan dari tatapannya saja sudah sangat berbeda, saya bisa mengira bahwa paman anda, sudah lama mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan gampang terhasut oleh orang lain, karena rasa iri dan bencinya sudah mendarah daging."

"Sebaiknya kita segera sembunyi, mereka sudah ada di bawah," perintah Adiba.

Tidak lama ada datang seorang laki-laki berkisar 40 tahun lebih memakai pakaian putih hitam, wajahnya putih, dan tingginya sekitar 178, menatap tajam kearah Brian.

"Dasar bodoh, begini saja, kamu tidak bisa membunuh Bastian, saya sudah memberikan segalanya untuk kamu, tapi hanya ini yang bisa kamu lakukan, dasar tidak berguna." Laki-laki yang berpakaian hitam putih itu berjalan ke arah Brian yang terduduk di bangku, kedua tangan dan kakinya di ikat.

"Bunuh orang bodoh ini, dan tubuhnya berikan kepada peliharaan ku." Perintah laki-laki baju hitam putih itu tegas.

Disaat anak buah laki-laki itu ingin membunuh Brian, tiba-tiba ada beberapa orang datang yang langsung menyerang mereka.

Bughhh…

Bughhh…

Krakkk…

Akkk….

Alunan suara pukulan, tendangan, patahan, terdengar begitu saja di telinga mereka.

"Anjay! Gue matahin tangan orang lagi! Nona ! Harus kasih kita makan besar hari ini." teriak Ansel.

Mendengar suara dari anak-anak buah Adiba yang terdengar aneh dan kesenangan membuat suasana menegangkan makin terasa.

Sang pemimpi melihat anak buahnya banyak yang berjatuhan, Iya berusaha untuk membantu, tetapi semua itu terlambat karena Adiba menatap tajam laki-laki yang berpakaian hitam putih.

"Siapa kamu, kenapa kamu membunuh anak buah ku, aku tidak pernah mempunyai masalah dengan kamu?" Teriak laki-laki berpakaian hitam putih.

Adiba tersenyum menyeramkan, bahkan orang-orang yang melihatnya merasakan ketakutan. "Kamu memang tidak mempunyai masalah dengan aku, tetapi kamu merencanakan pembunuhan kepada keluarga Alexander."

" Apa hubungan kamu dengan Bastian bodoh itu?" bentak laki-laki berpakaian hitam putih.

"Kamu tidak perlu mengetahui hubungan aku dengan mereka, yang kamu pedulikan adalah diri kamu sendiri, coba kamu lihat sekeliling kamu, apa yang telah terjadi?" Adiba menyeringai kejam.

Laki-laki berpakaian hitam putih melihat anak buahnya yang sudah tidak berdaya, melihat hal itu Iya berusaha untuk melarikan diri, akan tetapi Adiba tidak bisa membiarkan laki-laki berpakaian hitam putih pergi begitu saja.

Adiba langsung memukul wajah pria itu, bahkan menendang dan membanting pria tersebut tanpa bisa melakukan perlawanan.

Bughh…

Bughh…

Krakk….

Akkkk….

Mendengar teriakan dari pria itu, Adiba semakin semangat untuk terus menendang, memukulnya. Satu fakta yang tidak diketahui oleh orang-orang adalah Adiba sangat menyukai alunan suara orang yang kesakitan.

Adiba tidak pernah membunuh musuh-musuhnya. Adiba hanya menyiksa mereka selama beberapa hari, setelah merasakan puas adiba akan menyerahkan orang-orang itu ke kantor polisi.

Adiba tidak sembarang menyiksa orang. Adiba hanya akan menyiksa orang-orang yang berbuat kejahatan kepada dirinya, atau kepada orang-orang yang adiba sayang.

Laki-laki berpakaian hitam putih, tidak pernah menerima fakta tersebut bahwa Iya dikalahkan oleh seorang perempuan.

Setelah puas memukul laki-laki berpakaian hitam putih itu, Adiba memerintahkan anak buahnya untuk membawa laki-laki berpakaian hitam putih dan anak buahnya ke markas.

"Andrian," panggil Adiba.

"Baik nona, apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu?" tanah Andrian.

"Bawa paman Brian ke rumah sakit," perintah Adiba tegas.

"Baik nona." Andrian merangkul Brian dan membawanya pergi ke rumah sakit terdekat untuk ditangani.

***

3 tahun lalu Adiba membentuk sebuah kelompok yang terdiri 4 orang sebagai inti dari tim tersebut.

Nama-nama mereka adalah, Aileen Clarissa, Andrian Matthew, Ansel Orlando dan yang terakhir Dania Fany Anulika.

Keempat dari mereka adalah anak-anak yang tinggal di kolong jembatan dan yatim piatu. Pertemuan pertama Adiba dengan mereka ketika Mereka berempat dipukuli oleh orang-orang karena dituduh mencuri, syukurnya Adiba melihat kejadian itu secara langsung jadi Adiba bisa menolong keempat orang itu.

Sejak saat itu mereka mulai berteman, dan Adiba juga memberikan mereka tempat tinggal, bahkan juga memberikan mereka pendidikan dan juga memberikan pelatihan bela diri.

Mereka membentuk kelompok itu bukan untuk senang-senang seperti anak muda yang lainnya, tetapi Adiba membentuk kelompok itu untuk membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan mereka.

***

Kembali ke masa sekarang, Adiba keluar dari gudang tua, dan pandangan Adiba menatap bingung kearah depan.

Adiba melihat keluarga yang dulu membencinya sekarang sedang menunggunya.

Adiba tidak memperdulikan tatapan mereka, Adiba terus berjalan ke arah mobil yang sudah menunggunya.

"Adiba….

Bersambung

Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰

Salam kenal semua…

Episodes
1 Rumah sakit
2 Adiba Afsheen Myesha
3 Bertemu anak kembar
4 Rencana Adiba
5 Anak yang terabaikan?
6 Keluar dari rumah
7 Pergi ke pondok pesantren
8 Teman sekamar
9 Kelas pertama
10 Bertemu kembali
11 Muhammad Adnan Malik
12 Umi
13 Kecewa
14 Tulus
15 Terbongkar
16 Penyesalan
17 Diam-diam aku mencintaimu
18 Keinginan si kembar
19 Pulang
20 Kedatangan musuh
21 ketabahan hati Adiba
22 Keputusan Adiba
23 Makan romantis bersama
24 Persiapan
25 Pertemuan 2 keluarga dan sah
26 Halal
27 Kembeli ke pondok
28 Di kepung
29 kembali belajar
30 kedatangan seseorang
31 Pengganggu
32 Selesai
33 Pembicaraan santriwati
34 Sindiran
35 Kabar mengejutkan
36 Terbuka
37 Ustazah Zulaikha
38 Lulus
39 Resepsi
40 Malam pertama
41 Pergi liburan
42 Korea Selatan
43 Penghasilan Gus Adnan
44 Pulang liburan
45 Hamil?
46 Periksa kandungan
47 Pulang ke rumah
48 Nasi goreng coklat
49 Perubahan mood ibu hamil
50 Persiapan acara 4 bulanan
51 Memperketat penjagaan
52 Acara
53 Kedatangan mantan istri
54 Drama
55 Sifat asli Ning Farah
56 Cemburu
57 Pertemuan
58 Perdebatan
59 Hilang?
60 Pencarian
61 penyelamatan
62 Penangkapan
63 Koma
64 Trauma?
65 Sadar
66 Persiapan acara tujuh bulan
67 Kedatangan orang tua Ning Farah
68 Kemarahan Umi Ayu
69 Acara Mitoni
70 Permintaan Andrian
71 Menentukan tanggal pernikahan Andrian dan Ning Kinan.
72 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 1
73 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 2
74 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan end
75 Hari menjelang persalinan Adiba
76 Melahirkan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Rumah sakit
2
Adiba Afsheen Myesha
3
Bertemu anak kembar
4
Rencana Adiba
5
Anak yang terabaikan?
6
Keluar dari rumah
7
Pergi ke pondok pesantren
8
Teman sekamar
9
Kelas pertama
10
Bertemu kembali
11
Muhammad Adnan Malik
12
Umi
13
Kecewa
14
Tulus
15
Terbongkar
16
Penyesalan
17
Diam-diam aku mencintaimu
18
Keinginan si kembar
19
Pulang
20
Kedatangan musuh
21
ketabahan hati Adiba
22
Keputusan Adiba
23
Makan romantis bersama
24
Persiapan
25
Pertemuan 2 keluarga dan sah
26
Halal
27
Kembeli ke pondok
28
Di kepung
29
kembali belajar
30
kedatangan seseorang
31
Pengganggu
32
Selesai
33
Pembicaraan santriwati
34
Sindiran
35
Kabar mengejutkan
36
Terbuka
37
Ustazah Zulaikha
38
Lulus
39
Resepsi
40
Malam pertama
41
Pergi liburan
42
Korea Selatan
43
Penghasilan Gus Adnan
44
Pulang liburan
45
Hamil?
46
Periksa kandungan
47
Pulang ke rumah
48
Nasi goreng coklat
49
Perubahan mood ibu hamil
50
Persiapan acara 4 bulanan
51
Memperketat penjagaan
52
Acara
53
Kedatangan mantan istri
54
Drama
55
Sifat asli Ning Farah
56
Cemburu
57
Pertemuan
58
Perdebatan
59
Hilang?
60
Pencarian
61
penyelamatan
62
Penangkapan
63
Koma
64
Trauma?
65
Sadar
66
Persiapan acara tujuh bulan
67
Kedatangan orang tua Ning Farah
68
Kemarahan Umi Ayu
69
Acara Mitoni
70
Permintaan Andrian
71
Menentukan tanggal pernikahan Andrian dan Ning Kinan.
72
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 1
73
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 2
74
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan end
75
Hari menjelang persalinan Adiba
76
Melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!