Pulang

"Maaf tuan mengganggu waktunya, saya hanya ingin menyampaikan informasi yang sangat penting, ini tentang keamanan perusahaan dan data kita."

"Apa yang sebenarnya terjadi." Bastian merasakan takut.

"Keamanan kita sudah sudah ada yang melindungi bahkan sudah diperkuat, saya hanya ingin bilang apakah ini adalah perbuatan nona Adiba."

"Syukurlah apabila keamanan kita sudah kuat, saya sepemikiran dengan kamu, bisa jadi Adiba yang melakukan semua itu, karena sejak dulu Adiba adalah siswi yang berprestasi bahkan mengikuti beberapa olimpiade.

"Aku saja yang sangat bodoh sebagai orang tua, telah menyia-nyiakan Adiba bahkan sudah membuatnya terluka." Bastian meneteskan air matanya.

Drt Drt…drt.. bunyi handphone Abimanyu berbunyi, melihat no yang tidak dikenal membuat Bastian takut.

Bastian

"Hello ini siapa?"

Penculik

"Jam 23.00 malam, pergi ke jalan xxxxx hanya kamu sendiri yang datang, jangan membawa anak buah atau polisi, dan bawa semua surat-surat yang berharga, apabila kamu tidak datang maka anak dan istri kamu akan saya Bunuh,"

"Hahaha…dengarkanlah suara merdu mereka,"

"mas tolong aku sama Zea, kami diculik, tangis sang istri,"

"Bagaimana kamu percaya kan, tenang saja saya tidak akan menyakiti mereka, tetapi apabila kamu telat sedikit saja maka, anak dan istri kamu akan saya jadikan ******."

Bastian

"Brengsek, jangan pernah sekali-kali kamu menyentuh anak dan istri ku, aku akan pergi kesana jadi kamu tunggu saja."

"Aaaah…" Bastian berteriak keras dan melemparkan semua berkas yang berada di atas mejanya.

Bastian mengusap wajahnya dengan kasar dan perasaannya campur aduk. Bastian menatap asisten pribadinya. "Sekarang kamu siapkan semua pengawal kita, dan satu lagi perketat penjagaan untuk ayah ku."

"Baik tuan, akan saya laksanakan." Sekretaris pribadi pergi meninggalkan sang atasan sendiri.

***

Di pondok pesantren As-Salam adiba mendapatkan kabar dari bawahannya, bahwa sang mama dan Zea ditangkap.

Adiba mengambil handphonenya dan memanggil asisten pribadinya.

Adiba

"Jemput aku sekarang di pondok pesantren As-Salam hari ini juga kita kembali ke Jakarta."

Asisten

"Baik nona akan segera saya siapkan."

Adiba pergi ke rumah ndalem dengan tergesa-gesa. Tok… tok… Adiba mengetuk pintu rumah pak kyai. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikum salam, silahkan masuk nak," ucap Bu nyai.

"Maaf umi, Adiba disini saja, Adiba hanya ingin meminta izin untuk pulang ke Jakarta sekarang juga, karena ada urusan penting yang harus Adiba lakukan secepatnya, Adiba titip salam kepada Pak kyai, Gus Adnan, Ning Kinan, Zayyan dan Syila."

Adiba menyalami tangan Bu nyai dengan takzim. "Apabila Gus Adnan nanti mencari Adiba bilang saja umi, adiba pulang ke Jakarta, setelah 4 hari, Gus Adnan boleh menjemput aku bersama dengan Zayyan dan Syila."

"Assalamualaikum," salam Adiba.

"Wa'alaikum salam nak, hati-hati dijalan." Umi ayu memandang Adiba dengan tatapan kuatir.

Di depan gerbang sudah ada sebuah mobil hitam yang sudah menunggu. Adiba masuk kedalam mobil itu dan berjalan.

Raut wajah Adiba berubah menjadi dingin, dan Adiba juga mengganti baju dengan atasan panjang dilapisi dengan jaket kulit dan bawahannya adiba memakai celana longgar dan tidak lupa Adiba tetap memakai jilbab.

"Bagaimana Aileen?" tanya Adiba dingin.

"Anak buah kita sudah standby di sana, anda tidak perlu kuatir dengan keadaan ayah anda," ucap Aileen.

Adiba hanya menganggukkan kepalanya. Adiba sangat fokus melihat layar notebooknya memantau cctv.

Sekitar 4 jam Adiba sampai ke Jakarta, dengan kecepatan yang lumayan tinggi.

"Kita pergi kemana dulu nona?" Aileen membadang Adiba dari kaca mobil.

"Kita langsung saja pergi ke jalan xxxx," jawab Adiba.

"Baik." Aileen langsung menambah kecepatannya.

***

Di tempat lain, Bastian sudah berada di dalam gudang kosong itu, dan di hadapannya ada istri dan anak-anaknya.

Bastian sangat terkejut ternyata bukan hanya Istri dan Zea saja yang ditangkap akan tetapi Kenzo dan Kenzi juga ada.

"Kurang ajar, siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu mengganggu keluargaku?" Abimanyu mengepalkan tangannya menahan amarahnya.

Hatinya terasa sesak melihat kondisi anak-anak dan istrinya yang cukup prihatin, ada beberapa luka di wajah mereka.

Terdengar suara tepuk tangan dari arah belakang, Bastian berbalik dan menatap orang yang sangat iya kenal.

Deg…

Deg…

Deg…

Jantung Bastian berdetak kencang melihat orang itu, rasa sakit, benci dan tatapan kecewa.

"Kenapa kamu melakukan ini padaku Brian, selama ini aku tidak pernah mengganggu kamu?" lirih Bastian.

"Hahaha… aku melakukan ini semua karena aku iri sama kamu Bastian, semua yang kamu inginkan selalu kamu dapatkan, bahkan perusahaan yang seharusnya menjadi milikku, kamu juga yang mendapatkannya, bahkan aku di usir dari rumah yang harusnya memberikan kekuatan untuk aku pada waktu itu." Brian menatap tajam Bastian.

mendengar perkataan Brian hati Bastian sakit, sekarang Bastian sadar bahwa apa yang dilakukannya kepada Adiba selama ini salah, andai Adiba tidak mempunyai sisi baik kepada keluarganya sendiri, maka bisa jadi nanti Adiba akan memberikan pembalasan yang sama seperti dengan Brian.

Brian Jordan Alexander adalah kakak kandung dari Bastian Jordan Alexander. Sejak kecil Brian dan Bastian selalu dibandingkan, Brian tidak sepintar Bastian bahkan dalam hal pelajaran, akan tetapi dalam hal olahraga Brian yang paling menonjol.

Karena didikan orang tua yang keras, mengakibatkan Brian berubah menjadi sekarang. Bahkan dendamnya kepada Bastian semakin besar ketika Brian harus keluar dari rumah karena difitnah oleh oleh seseorang, bahkan Kedua orang tua nya langsung mengusir Brian tanpa mencari tahu kebenarannya.

Cerita Brian dan Adiba sama persis, bahkan yang Adiba rasakan lebih sakit dari pada sang paman.

Adiba yang bersembunyi di tumpukan kardus, mendengar semua perkataan sang paman, Adiba menitikkan air matanya, Adiba bisa merasakan perasaan sakit yang dirasakan oleh sang paman.

"Kenapa kamu diam saja Bastian, apakah kamu menyesal atas perbuatan yang tidak kamu lakukan kepada anak kamu sendiri," Ejek Brian.

"Sudah lah jangan pura-pura menyesal, bukannya kamu selalu mempercayai perkataan orang lain daripada perkataan saudara kamu bahkan anak kamu saja tidak kamu percaya." Brian mengambil pistol di dalam celananya dan mengarahkannya kepada Bastian.

Perkataan terakhir Brian membuat hati Bastian semakin sesak dan begitu juga mama Keyla, Kenzo, Kenzi dan juga Zea.

"Sekarang waktunya aku akan membunuh kalian satu persatu, dan mengambil hak yang seharusnya menjadi milikku hahaha." Brian mengangkat pistolnya dan mengarahkannya kepada Bastian.

"Kalian semua pegang kedua tangannya." Perintah Brian kepada anak buahnya.

Bastian hanya terdiam saja, tidak melakukan pembelaan apapun. Bastian menatap Brian dengan tatapan sendu. "Brian kamu boleh membunuh aku, tetapi aku mohon lepaskan anak-anak dan istri aku."

"Oke aku akan melepaskan mereka, sekarang terimalah kematian kamu," teriak Brian.

Bastian memejamkan matanya, dan bunyi tembakan berbunyi.

Dor…

Dor…

Dor…

3 kali bunyi tembakan berbunyi, Bastian hanya pasrah saja, tetapi Iya tidak merasakan sakit apapun bahkan kedua tangannya tidak ada yang memegangnya lagi.

Bastian membuka matanya, melihat seseorang yang sangat Iya rindukan datang menolongnya, air matanya mengalir begitu saja membasahi pipinya.

Bastian berlari ke arah Adiba tanpa memperdulikan keadaan dan dor….

"Tidak… teriak mama Keyla, Kenzo, Kenzi, Zea dan anak buah Adiba.

Bersambung

Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰

Salam kenal semua…

Episodes
1 Rumah sakit
2 Adiba Afsheen Myesha
3 Bertemu anak kembar
4 Rencana Adiba
5 Anak yang terabaikan?
6 Keluar dari rumah
7 Pergi ke pondok pesantren
8 Teman sekamar
9 Kelas pertama
10 Bertemu kembali
11 Muhammad Adnan Malik
12 Umi
13 Kecewa
14 Tulus
15 Terbongkar
16 Penyesalan
17 Diam-diam aku mencintaimu
18 Keinginan si kembar
19 Pulang
20 Kedatangan musuh
21 ketabahan hati Adiba
22 Keputusan Adiba
23 Makan romantis bersama
24 Persiapan
25 Pertemuan 2 keluarga dan sah
26 Halal
27 Kembeli ke pondok
28 Di kepung
29 kembali belajar
30 kedatangan seseorang
31 Pengganggu
32 Selesai
33 Pembicaraan santriwati
34 Sindiran
35 Kabar mengejutkan
36 Terbuka
37 Ustazah Zulaikha
38 Lulus
39 Resepsi
40 Malam pertama
41 Pergi liburan
42 Korea Selatan
43 Penghasilan Gus Adnan
44 Pulang liburan
45 Hamil?
46 Periksa kandungan
47 Pulang ke rumah
48 Nasi goreng coklat
49 Perubahan mood ibu hamil
50 Persiapan acara 4 bulanan
51 Memperketat penjagaan
52 Acara
53 Kedatangan mantan istri
54 Drama
55 Sifat asli Ning Farah
56 Cemburu
57 Pertemuan
58 Perdebatan
59 Hilang?
60 Pencarian
61 penyelamatan
62 Penangkapan
63 Koma
64 Trauma?
65 Sadar
66 Persiapan acara tujuh bulan
67 Kedatangan orang tua Ning Farah
68 Kemarahan Umi Ayu
69 Acara Mitoni
70 Permintaan Andrian
71 Menentukan tanggal pernikahan Andrian dan Ning Kinan.
72 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 1
73 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 2
74 Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan end
75 Hari menjelang persalinan Adiba
76 Melahirkan
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Rumah sakit
2
Adiba Afsheen Myesha
3
Bertemu anak kembar
4
Rencana Adiba
5
Anak yang terabaikan?
6
Keluar dari rumah
7
Pergi ke pondok pesantren
8
Teman sekamar
9
Kelas pertama
10
Bertemu kembali
11
Muhammad Adnan Malik
12
Umi
13
Kecewa
14
Tulus
15
Terbongkar
16
Penyesalan
17
Diam-diam aku mencintaimu
18
Keinginan si kembar
19
Pulang
20
Kedatangan musuh
21
ketabahan hati Adiba
22
Keputusan Adiba
23
Makan romantis bersama
24
Persiapan
25
Pertemuan 2 keluarga dan sah
26
Halal
27
Kembeli ke pondok
28
Di kepung
29
kembali belajar
30
kedatangan seseorang
31
Pengganggu
32
Selesai
33
Pembicaraan santriwati
34
Sindiran
35
Kabar mengejutkan
36
Terbuka
37
Ustazah Zulaikha
38
Lulus
39
Resepsi
40
Malam pertama
41
Pergi liburan
42
Korea Selatan
43
Penghasilan Gus Adnan
44
Pulang liburan
45
Hamil?
46
Periksa kandungan
47
Pulang ke rumah
48
Nasi goreng coklat
49
Perubahan mood ibu hamil
50
Persiapan acara 4 bulanan
51
Memperketat penjagaan
52
Acara
53
Kedatangan mantan istri
54
Drama
55
Sifat asli Ning Farah
56
Cemburu
57
Pertemuan
58
Perdebatan
59
Hilang?
60
Pencarian
61
penyelamatan
62
Penangkapan
63
Koma
64
Trauma?
65
Sadar
66
Persiapan acara tujuh bulan
67
Kedatangan orang tua Ning Farah
68
Kemarahan Umi Ayu
69
Acara Mitoni
70
Permintaan Andrian
71
Menentukan tanggal pernikahan Andrian dan Ning Kinan.
72
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 1
73
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan part 2
74
Kisah cinta Andrian dan Ning Kinan end
75
Hari menjelang persalinan Adiba
76
Melahirkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!