Ada dua anak Kembar yang sedang bermain di taman, saat sedang asik, Sang adik tidak sengaja melihat seorang wanita yang duduk di bangku di bawah pohon yang rindang.
Sang adik berlari kearah Sang Abang yang sedang bermain mobil-mobilan. "Abang." Panggil Sang adik.
Sang kakak menatap sang adik dengan tajam. "Abangkan sudah bilang jangan lari, nanti jatuh."
Sang adik yang ditegur hanya cengengesan. "He…he… maaf Abang, janji deh aku tidak akan mengulangi lagi. Sang adik tersenyum bahagia.
"Abang jangan marah ya, ada yang ingin adek bilang, coba Abang lihat disana yang duduk di bangku." Menunjuk ke arah Adiba.
"Ada apa… jangan berbelit Abang tidak paham," sang kakak kesal dengan sang adik.
"Abang dengarkan dulu, perempuan itu mirip sama Umi, coba Abang lihat dengan benar," perintah Sang adik.
Sang kakak melihat kearah yang ditujukan sang adik. "Kamu benar dik itu Umi." Wajah nya berbinar bahagia.
Kedua anak itu adalah Zayyan dan Syila, anak kembar yang bertemu dengan Adiba di taman.
***
Adiba mendengar ada yang memanggilnya dengan sebutan umi, iya berbalik ke belakang dan
Deg…
Deg…
Jantung Adiba berdetak kencang, tersenyum haru ketika melihat kedua anak kembar yang sedang berlari ke arahnya.
Hal… mereka berdua memeluk kaki Adiba dengan erat. "Kami kangen sama Umi." Syila menangis sesenggukan, sedangkan Zayyan hanya menitikkan air matanya.
Mata Adiba berkaca-kaca, iya sangat bahagia akhirnya bisa bertemu kembali dengan Zayyan dan Syila.
Adiba melepaskan pelukannya dan mengusap air mata Zayyan dan Syila. "Umi senang akhirnya kita bisa bertemu kembali, kalian berdua bagaimana kabarnya?"
"Kami baik-baik saja umi, umi sangat cantik memakai kerudung," puji Zayyan.
"Iya umi sangat cantik sama seperti Syila," puji Syila.
"Terima kasih atas pujiannya, anak-anak Umi juga sangat tampan dan cantik." Adiba mengelus kepala keduanya.
"Kalian kenapa ada disini?" Tanya Adiba
"Kami tinggal di sini umi sama Abi, nanti akan kita kenalkan sama Abi," ucap Zayyan.
"Wah sama dong sama umi, umi juga tinggal disini, berarti kita akan sering bertemu," ucap Adiba.
"Benarkah umi, hore…. Syila senang akhirnya bisa ketemu setiap hari." Syila melompat-lompat kegirangan dan senyumannya sangat manis.
Ini pertama kali Adiba merasakan kasih sayang yang tulus menyayanginya, bukan berarti Bu Anna Vega dan karyawannya tidak tulus akan tetapi berbeda saja perasaannya.
Perasaan Adiba kepada Zayyan dan Syila sangat berbeda, iya ada berkeinginan untuk membahagiakan dan menyayangi Zayyan dan Syila.
Adiba juga mempunyai mimpi yang sederhana, yaitu mempunyai keluarga kecil yang saling mencintai dan menyayangi, Adiba tidak akan pernah melakukan anak-anaknya nanti sama dengan orang tua nya memperlakukan Adiba.
Karena Adiba tidak seperti santriwati "lainnya, yang mana jam 3 masuk kembali sekolah, maka Adiba berbeda karena Adiba akan belajar secara privat bersama Bu nyai.
Setiap selesai shalat Maghrib dan isya Adiba akan pergi ke rumah ndalem. Banyak santriwati yang iri dengan Adiba akan tetapi Adiba tidak pernah peduli dengan pandangan orang lain.
Saat ini Adiba sedang bermain bersama dengan Zayyan dan Syila, mereka menangkap kupu-kupu.
"Umi itu kupu-kupu ada diatas bunga matahari, ayo kita tangkap." Syila sangat antusias.
"Adik jangan berteriak nanti kupu-kupunya terbang lagi," tegur Zayyan.
"Hehe… maaf Abang," Syila tersenyum lucu dan menutup mulutnya.
"Sekarang kita tangkap kupu-kupu nya." Mereka berjalan sangat pelan agar kupu-kupu itu tidak terbang.
Hap… Zayyan berhasil menangkap kupu-kupu dan memberikan kepada Syila. "Hore… Abang berhasil menangkap kupu-kupu." Syila melompat-lompat kegirangan karena sang Abang telah berhasil.
"Abang Zayyan memang hebat umi bangga, terima kasih banyak Abang." Adiba mencium pipi Zayyan.
Syila melihat sang Abang yang mendapat ciuman dari umi sangat kesal. "Umi kenapa hanya cium Abang saja." Syila menatap wajah Zayyan dengan galak, bukan terlihat menakutkan akan tetapi sebaliknya Syila terlihat imut.
Zayyan berusaha untuk tidak tertawa begitu juga dengan Adiba.
Cup
Cup
Adiba mencium pipi kanan dan kiri Syila. "Sekarang jangan marah lagi ya… anak umi yang Sholehah." Syila yang mendapatkan ciuman dari Adiba tersenyum lebar dan Syila juga mencium Adiba.
Melihat sang Adik mencium Adiba, Zayyan juga tidak mau kalah, Zayyan juga mencium pipi Adiba.
Sekarang mereka sedang duduk di kursi sambil memakan makanan dan istirahat. Adiba banyak membeli berbagai makanan dan juga es krim.
Mereka bertiga sangat bahagia bahkan kedua bocah itu tidak berhenti tersenyum, begitu juga dengan Adiba, bagi Adiba hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan, Adiba merasa mempunyai keluarga.
***
Sedangkan di sisi lain ada seorang laki-laki yang sedang menunggu kedua anaknya dengan gelisah, karena tidak biasa kedua bocah itu pergi bermain sangat lama.
"Umi apakah benar Zayyan dan Syila pergi ke taman pondok, ini sudah mau sore?" Tanya laki-laki dewasa itu.
"Iya benar, mereka izin sama umi, katanya mau bermain di taman saja, umi sudah memerintahkan mbak ndalem untuk menemani, tetapi kedua anak tidak mau," tutur Bu nyai.
"Dari jam berapa mereka bermain?" tanya laki-laki itu.
"Dari jam satu," ucap umi.
"Tunggu lah selama 10 menit, apabila mereka belum pulang juga, kamu bisa menyusul mereka." ucap Bu nyai lembut.
Laki-laki itu hanya menganggukkan kepalanya, sebenarnya Iya sangat kuatir.
Umi memandang sang anak dengan tatapan teduh. "Apakah umi boleh tanya?"
Dahi laki-laki itu berkerut menatap Sang umi dengan tatapan bingung. "Apa yang ingin umi tanya, selama ku bisa jawab akan aku jawab."
Mengusap lembut tangan sang anak. "Bagaimana dengan perasaanmu apakah anak umi ini masih menyimpan perasaan kamu kepada perempuan itu?"
Laki-laki itu hanya diam. "Apakah aku harus jujur,"
Umi tersenyum lembut. "Apabila kamu sulit untuk menjawab pertanyaan umi, tidak perlu dijawab, umi tidak memaksa. Tapi satu hal yang harus kamu tahu Umi dan Abi tidak akan pernah memaksa kamu untuk menikah lagi, kamu boleh mencari perempuan itu."
Laki-laki itu menghela nafas panjang. "Untuk saat ini aku tidak memikirkan hal lain, karena bagaimanapun juga aku sudah mempunyai anak, dan untuk perasaan itu akan selalu ada sampai sekarang, akan tetapi aku takut untuk bertemu dengannya, aku takut Dia tidak memiliki perasaan yang sama.
Mata laki-laki itu berkaca-kaca. "Aku akan pergi menyusul Zayyan dan Syila ini sudah Lebih dari sepuluh menit.
Laki-laki itu mengalami tangan umi dan pamit keluar.
Bu nyai menatap sendu ke arah sang anak. "Umi janji akan berusaha untuk menyatukan kalian.
***
Saat ini di taman mereka masih bermain, kedua bocah itu tidak merasakan lelah bahkan mereka yang sangat aktif.
Ketika mereka asyik bermain, bercanda dan tertawa, ada seorang laki-laki yang memanggil Zayyan dan Syila.
Mendengarkan suara itu kembali Adiba langsung berbalik dan tidak sengaja menatap mata dan wajah seseorang yang telah Adiba rindukan.
Deg…
Deg…
Deg…
Jantung Adiba berdetak kencang dan air matanya mengalir membasahi pipinya yang putih.
Bersambung
Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰
Salam kenal semua…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments