Adiba sekarang berada di sekitar taman perumahan tempat tinggal nya, Adiba meneteskan air mata, mengingat perkataan Sang ayah.
"Jika kamu tetap keluar, Ayah harap kamu pergi saja tidak perlu kembali ke rumah ini," bentak Sang ayah.
Adiba memejamkan matanya menahan air mata yang sebentar lagi akan mengalir, Adiba menatap Keluarganya dengan raut wajah yang dingin. "Kalian semua tenang saja aku akan pergi dari rumah ini, tiga hari lagi aku berumur 17 tahun, sesuai perjanjian yang ayah berikan, aku akan keluar dari rumah ini dan tidak akan mengganggu kalian lagi, apabila kita bertemu anggap saja kita tidak kenal." Adiba berjalan keluar tanpa mendengar Jawaban mereka.
***
Adiba duduk memandang anak-anak yang bermain bersama kedua orang tuanya, mereka terlihat sangat bahagia. Sejak kecil Adiba selalu mengharapkan bisa bermain dengan keluarganya, tapi semua itu tidak pernah terjadi, pelukan saja Adiba tidak pernah merasakannya.
Disaat Adiba termenung, ada yang menarik-narik baju Adiba. Adiba terkejut karena ada anak kecil kembar yang sedang menatapnya seperti meminta tolong.
Adiba berjongkok dan menatap Kedua bocah itu dengan lembut. " Hai anak Cantik dan taman kalian sedang apa?"
Kedua anak itu menatap Adiba dengan raut wajah yang sedih. "Umi… kami mau es krim tapi tidak punya uang."
Adiba menganga, mendengar panggilan dari Kedua bocah ini, kenapa harus memanggilnya dengan sebutan umi, iya baru berusia 16 tahun.
"Sayang Kakak bukan umi kalian, jadi panggil kakak saja ya." Adiba mengusap lembut kepala Kedua bocah itu.
"Tapi kami berdua boleh kan memanggil Kakak umi, kami tidak mempunyai umi kata Abi umi sudah ada di surga." Kedua bocah itu menundukkan kepalanya dan air matanya mengalir.
Adiba melihat Kedua bocah itu sedih, Adiba membawa Kedua bocah itu ke pelukannya. "Oke kalian boleh memanggil Kakak dengan sebutan umi." Kedua bocah itu sangat senang, mereka memeluk Adiba dengan erat.
Adiba melepaskan pelukannya. "Sekarang umi boleh tanya siapa nama kalian dan sekarang dimana ayah?"
"Nama aku Arsyila dan ini Abang aku namanya Zayyan, sedangkan ayah ada di masjid." raut wajah Arsyila sangat cerah dan Zayyan hanya mengangguk kepala tanda setuju apa yang dikatakan Sang adik.
"Oke kita pergi beli es krim, disana ada tokonya." Adiba memegang tangan Arsyila dan Zayyan.
Setelah sampai di cafe, Adiba dan Kedua bocah itu duduk di kursi. "Kalian ingin pesan apa?"
Arsyila dengan semangat menunjukkan es krim yang iya mau. "Mau ini umi dan eem… boleh sama ayam ini?"
Adiba hanya tertawa melihat kelakuan Syila. "Boleh dan Abang juga mau yang mana?"
"Abang sama adik saja umi," ucap Zayyan.
Aletta memesan pesanan mereka, seraya menunggu pesanan mereka berbicara dan tertawa bersama, disaat asik pesanan mereka datang, Arsyila dan Zayyan sangat lahap memakannya.
Melihat Kedua bocah itu hati Adiba menghangat ini pertama kalinya Adiba merasa bahagia dan damai.
Melihat Kedua bocah itu selesai makan, Adiba berbicara Kepada Syila dan Zayyan. "Sekarang kita ke masjid ya, umi antar." Ucap lembut Adiba.
Zayyan dan Syila mengangguk antusias dengan memegang tangan Adiba, mereka pergi dengan ceria, Arsyila yang lebih Aktif berbicara sedangkan Sang Abang Hanya sedikit.
Disaat mereka sampai ke masjid, Adiba merasa malu karena hanya iya yang tidak memakai kerudung. "Andai aku tahu disini ada pengajian aku tidak akan memakai pakaian seperti ini," batin Adiba.
Ada seseorang yang tergesa-gesa datang ke arah mereka dengan raut wajah yang kuatir. "Ya Allah kemana saja kamu Gus dan Ning kecil, kami dari tadi mencari kalian ke mana-mana.
Kedua bocah itu hanya cengengesan, mereka merasa tidak bersalah. "He… he… kami hanya jalan-jalan saja paman, disini kami bosan menunggu abi yang lama sekali."
Laki-laki itu hanya bisa mengusap dadanya dengan kelakuan Kedua anak itu
Laki-laki yang dipanggil paman itu melihat ke arah Adiba dan iya berterima kasih karena sudah menjaga Syila dan Zayyan.
Adiba hanya menganggukkan kepala dan memandang Syila dan Zayyan dengan tatapan hangat, iya berjongkok agar sama tingginya dengan Kedua bocah itu. "Kakak pulang dulu ya, kalian disini baik-baik jangan ada yang nakal, dengar kan Kata-kata Abi dan paman dan jangan membuat Abi dan paman kuatir, semoga nanti kita bisa ketemu kembali." Adiba memeluk Zayyan dan Syila dengan erat.
"Iya umi kami akan dengar apa yang dikatakan Abi, tapi janji ya nanti kita ketemu lagi." Ucap Zayyan parau sedangkan Sang adik tidak bisa berbicara lagi karena menangis.
Adiba mengelus punggung Keduanya dengan lembu. "Insya Allah jika Allah menghendaki kita bertemu pasti akan bertemu kembali." Mencium pipi keduanya dan sebaliknya Kedua bocah itu juga sama.
Adiba pergi dari masjid, iya terus tersenyum jika mengingat anak-anak itu.
Sedangkan di sisi lain, Sang paman hanya menatap mereka dengan tatapan bingung "sejak kapan mereka memanggil seorang perempuan dengan sebutan umi, iya tahu betul karakter Kedua bocah ini, mereka sulit menerima orang baru, lebih baik aku diam saja, apa yang terjadi hari ini, apabila mereka memang berjodoh pasti akan bertemu kembali."
***
Adiba sekarang berada di ruangan pribadinya duduk bersama dengan asisten pribadi nya.
"Bagaimana dengan adik Kaka sekarang, yang aku dengar iya Sangat bahagia sekolah di pondok pesantren," tanya Adiba.
"Alhamdulillah Sella betah disana, aku bersyukur iya mau masuk di pondok pesantren ini, karena bayaran terjangkau dengan fasilitas yang disediakan lengkap, disana juga tidak hanya belajar ilmu agama tetapi ada juga sekolah umumnya Sampai ke jenjang tinggi," Jawab Vega.
Adiba tersenyum mendengar ucapan Vega, iya menatap Vega dengan tatapan serius. "Aku ingin kamu mengelola cafe dan toko baju selama aku pergi."
Vega terkejut mendengar ucapan Adiba. "Kemana kamu akan pergi, berapa hari?"
Adiba hanya tersenyum dengan ucapan Vega. "Aku akan pergi 4 atau 5 tahun."
"Apa… ! Kenapa selama itu kamu pergi, kamu mau meninggalkan aku dik Adiba, apakah ada masalah yang kamu hadapi sehingga kami ingin pergi dari kota ini? tanya Vega.
"Aku baik-baik saja, hanya saja aku ingin menenangkan diri lebih dulu, dan juga ingin belajar tentang agama Islam, aku selama ini merasa jauh dari Allah," cicit Adiba air matanya menetes.
Vega menghela nafas. "Baiklah jika itu yang kamu mau, aku akan menjaga cafe dan toko baju selama kamu pergi, apakah boleh aku tahu kemana kamu akan pergi?"
"Aku pergi ke……
Bersambung....
Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰
Salam kenal semua…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
♥\†JOCY†/♥
Makin penasaran nih!
2023-09-02
1