Muhammad Adnan Malik adalah seorang pendakwah yang terkenal. Seorang Gus yang digemari banyak orang terlebih kaum hawa, yang selalu dibuat tergila-gila karena ketampanannya dan juga keluwesan dalam berdakwahnya.
Gus Adnan anak dari pemilik pondok pesantren yang terletak di Bandung atau bisa dipanggil Kyai Hamza pemilik pondok pesantren dan Umi Ayu istri dari orang tua Gus Adnan.
Tampan, Tahfiz Qur'an dan juga ahli hadits wanita mana yang tidak berharap untuk menjadi istrinya atau bahkan menjadikannya menantu kesayangan. Bukan hanya Pemuda dan pemudi para bapak-bapak dan juga ibu-ibu para jamaah yang setia pada dakwahnya pun mengharapkan agar bisa menjadikan Gus Adnan menantu mereka. Tapi ya bagaimana rancangan takdir Allah tidak seperti itu. Buktinya banyak wanita yang suka padanya tapi sampai sekarang Dia masih setia sendiri.
Di usianya yang sudah menginjak 27 tahun bukan tidak ingin menikah hanya saja ada banyak tanggung jawab yang harus iya emban.
Gus Adnan sudah pernah menikah karena perjodohan dan sekarang iya mempunyai dua anak kembar yaitu Aariz Zayyan Malik dan Arsyila Romeesa Malik dan usia mereka sekarang adalah 4 tahun.
Bukan itu saja Gus Adnan adalah anak pertama dari pasangan pak kyai Hamza dan Bu nyai Ayu.
Sekarang status Gus Adnan adalah seorang duda yang mempunyai anak kembar, sang istri meninggal setelah melahirkan sang buah hati mereka.
4 tahun sudah berlalu, tragedi kematian istrinya sampai sekarang masih sendiri, karena Gus Adnan memiliki tanggung jawab terhadap pesantren dan 2 anak kembarnya.
Gus Adnan mencari istri yang benar-benar tulus sayang kepada anak-anaknya bukan kepada dirinya, apalagi anak-anaknya sangat sulit untuk dekat dengan orang lain.
Ada satu rahasia yang selalu Gus Adnan simpan bahkan sampai sekarang hanya kedua orang tuanya yang tahu.
Gus Adnan pernah jatuh cinta kepada wanita yang pernah iya tolong ketika ingin bunuh diri, wanita yang masih remaja dan perbedaan usia mereka sangat jauh, tetapi entah kenapa ketika menatap wanita itu gus Adnan merasakan perasaan yang berbeda.
Sejak pertemuan itu Gus Adnan selalu berdoa kepada Allah semoga mereka kembali bertemu dengan ikatan yang halal. Akan tetapi semua itu tidak berjalan dengan baik kedua orang tua nya menjodohkan Gus Adnan dengan Ning Farah.
Demi kebahagiaan kedua orang tua nya dan sebagai baktinya sebagai anak, terpaksa Gus Adnan menerima perjodohan itu.
Setelah mereka menikah Gus Adnan berusaha untuk mencintai sang istri dan melupakan gadis yang dicintai, karena iya tidak mau menyakiti wanita yang sudah menjadi istrinya.
Akan tetapi Allah berkehendak lain, sang istri harus meninggalkan ketika melahirkan anak mereka.
Setelah sang istri meninggal, Gus Adnan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi figur seorang ayah yang baik untuk kedua anaknya.
***
Kembali masa sekarang dimana Gus Adnan melihat kedua anaknya sedang asik bermain dengan seorang perempuan, ini pertama kali Zayyan dan Syila mau.
Gus Adnan berjalan mendekati sang anak dan memanggilnya. "Zayyan, Syila."
Mendengar ada yang memanggil kedua bocah itu berbalik ke belakang dan tersenyum bahagia melihat sang ayah yang memanggil mereka.
Akan tetapi tatapan Gus Adnan tidak kepada sang anak, tetapi kepada seorang perempuan yang masih muda terlihat sangat cantik, tetapi bukan itu yang dipikirkan oleh Gus Adnan.
Wanita yang ada di depannya ini sangat mirip dengan wanita itu, wajah perempuan ini lebih terlihat dewasa dan pakaian yang dikenakannya sangat berbeda.
Gus Adnan semakin bingung kenapa wanita menangis ketika melihatnya. "Apakah wajahku ini sangat menakutkan sehingga perempuan itu menangis."
Ketika Gus Adnan yang masih bingung dengan ekspresi wajah Adiba, Gus Adnan merasakan ada yang memeluk kakinya. "Abi."
Gus Adnan tersenyum lembut dan berjongkok agar setara dengan anak-anaknya. "Ada apa anak Abi, Abi lihat kalian sangat asyik bermain hingga lupa dengan waktu."
Mereka berdua hanya cengengesan mendengar perkataan sang ayah. "Hehehe… kami tadi menangkap kupu-kupu."
"Apakah kalian dapat menangkap kupu-kupunya." Gus Adnan mengusap lembut kepala Zayyan dan Syila.
Syila dan Zayyan mengangguk antusias. "Abang yang menangkap kupu-kupu itu, tapi sekarang sudah dilepaskan."
"Anak-anak ayah sangat hebat, ayah bangga sama kalian." Gus Adnan kembali menatap perempuan itu."
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Gus Adnan.
Sedangkan di sisi Adiba masih terdiam tidak mendengar perkataan dari Gus Adnan.
Adiba kembali lagi mengingat pertemuan mereka yang pertama.
Saat itu Adiba berumur 13, ketika Adiba mengalami hal yang sangat buruk, pikiran Adiba pada saat itu hanya satu yaitu bunuh diri.
Adiba berjalan tanpa arah dan bersamaan dengan turunnya hujan. Seakan-akan hujan itu mengerti dengan kesedihan yang Adiba rasakan.
Adiba terus berjalan sampai berada di atas jembatan, karena Adiba sudah mengalami hal yang menyakitkan dari orang tua, kedua saudaranya, keluarganya dan temannya yang sudah Adiba percaya malah berbalik membencinya, bahkan Adiba sering mendapatkan kekerasan fisik dari keluarganya dan juga teman sekolahnya. Maka dari itu Adiba ingin bunuh diri.
Disaat Adiba ingin terjun dari jembatan, ada yang mencekal lengan Adiba, dan menariknya menjauh dari jembatan itu.
"Apa yang ingin kamu lakukan hah?" Bentak Gus Adnan.
Air mata Adiba semakin banyak yang keluar. "Untuk apa aku hidup, aku Gus di dunia seperti neraka, tidak ada yang peduli dengan aku, bahkan keluarga aku sendiri yang selalu memberikan luka yang sangat menyakitkan."
Gus Adnan menatap Adiba dengan tatapan yang sulit diartikan. "Kamu jangan melakukan hal bodoh seperti ini, kamu harus bisa melawan orang-orang yang berbuat jahat kepadamu, buktikan bahwa kamu itu kuat, dan satu hal lagi yang harus kamu ingat, di luar sana masih ada orang-orang yang baik dan peduli dengan kamu, kamu harus sabar insya Allah setiap cobaan yang kamu dapatkan akan dibalas Allah dengan hikmah yang luar biasa nantinya."
Gus Adnan menulis sesuatu di atas kertas dan menyerahkannya kepada Adiba. "Pergilah ke tempat ini, insya Allah kamu akan diterima disana, dan aku akan menunggu kamu, terus semangat dan jangan pantang mundur."
Setelah mengatakan itu Gus Adnan pergi meninggalkan Adiba yang masih terdiam dan mencerna semua yang dikatakan oleh Gus Adnan.
***
Kembali kemasa sekarang. Adiba masih menatap wajah Gus Adnan dengan tatapan rindu, bahagia dan sulit diartikan. "Abang."
Gus Adnan yang mendengar Adiba memanggilnya Abang menjadi terdiam. "Apa yang kamu ucapkan tadi?"
"Abang," ucap Adiba.
"Kamu siapa, apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Gus Adnan.
Mendengar jawaban dari Gus Adnan, hati Adiba merasa sakit karena Gus Adnan sudah melupakannya. "Abang lupa sama aku, aku adalah orang yang Abang tolong, aku pergi kesini karena Abang yang memberikan alamat itu?"
Deg…
Deg…
Deg…
Jantung Gus Adnan berdetak dan berdiri tegak memandang Adiba penuh harap. "Apakah kamu remaja kecil yang dulu aku tolong?"
"Ternyata Abang sudah melupakan aku, aku benci sama Abang." Adiba berlari menjauh dari Gus Adnan
"Abi kenapa umi menangis, Abi marah sama umi." Syila dan Zayyan menatap Gus Adnan galak.
"Siapa yang kalian bilang umi?" tanya Gus Adnan.
"Kak Adiba itu adalah….
Bersambung
Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰
Salam kenal semua…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments