"Kenapa kamu menangis nak," apakah ada yang mengganggumu?" Umi menghapus air mata Adiba.
"Aku tidak apa-apa Umi, hanya saja suara itu sangat mirip dengan seorang pria yang memberikan alamat itu umi," papar Adiba.
"Sekarang kamu tenangkan dirimu dan memohonlah kepada Allah untuk mempertemukan kamu sama pria itu kembali," nasehat umi.
Adiba menganggukkan kepalanya. Setelah umi memberikan nasehat hati Adiba kembali tenang. Alhamdulillah iya sangat bersyukur bisa sholat berjamaah bersama orang-orang yang berilmu.
***
Pagi hari yang cerah, hari ini adalah hari pertama Adiba masuk sekolah, setelah sholat subuh berjamaah Adiba sudah mempersiapkan semuanya.
Alhamdulillah Adiba bisa tetap melanjutkan sekolah umumnya, sekarang iya masuk kelas 12 MA, dan kedua temannya juga sama.
Adiba kini sudah siap dengan seragam miliknya serta jilbab panjang yang menutupi seluruh area kepala dan dadanya.
Kini, gadis itu duduk santai sembari memperhatikan Zahra dan Aisyah sedang sibuk bersiap.
Kini mereka semua sudah siap, dan berjalan menuju kelas, saat di jalan semua santriwati memandang Adiba, mereka penasaran dengan kedekatan Adiba dan Bu nyai.
Pandangan santriwati berbeda-beda terhadap Adiba, ada yang iri, benci dan ada juga yang biasa saja.
"Kenapa mereka menatap kita seperti itu?" tanya Adiba.
"Mereka itu melihat kamu, tapi jangan tidak perlu peduli dengan pandangan mereka, biarkan saja," nasehat Aisyah.
Mendengar jawaban dari Aisyah Adiba hanya diam saja, iya juga tidak terlalu peduli tentang pandangan orang, karena Adiba sudah terbiasa menghadapi orang-orang seperti itu.
Akhirnya mereka sampai di depan kelas dan masuk.
"Adiba kamu duduk sama aku saja," ucap Aisyah.
Adiba menatap Aisyah dan Zahra. "Kalian berdua tidak duduk bersama," kata Adiba.
"Aku duduk bersama dengan Ning Kinan," jawab Zahra.
"Baiklah aku akan duduk dengan Aisyah, nanti apabila aku tidak dapat memahami pelajaran mohon bantuannya ya." Adiba tersenyum lembut dan duduk di pinggir dinding.
"Kamu terlalu merendah, aku yakin kamu ini sebenarnya sangat pintar, tapi kamu tutupi saja," canda Aisyah.
"Untuk masalah itu nanti kita bisa sama-sama saling bantu dan belajar, dan satu lagi Ning Kinan itu orangnya sangat baik dan pintar," Zahra memuji Ning Kinan.
"Kamu selalu saja memuji aku, Zahra."
Ning Kinan menatap Adiba dan tersenyum.
"Hai kamu murid baru ya?" tanya Ning Kinan.
"Iya saya murid baru Ning, perkenalkan namaku Adiba Afsheen Myesha bisa dipanggil Adiba saja," jawab Adiba lembut.
Ning Kinan tersenyum dan memeluk Adiba. "Aku sudah tahu siapa kamu, sebelum aku ke kelas umi sudah memberitahu aku tentang kamu."
Adiba membalas pelukan Ning Kinan. "Kenapa umi harus memberitahu kamu tentang aku, apakah kamu dekat juga dengan umi?"
Ning Alifa, Aisyah dan Zahra tidak bisa menahan tawanya, bagaimana Dia tidak tertawa wajah polos Adiba Sangat gemas. "Ning Kinan ini adalah anak ketiga dari umi, maka dari itu Ning Kinan bisa tahu tentang kamu."
Adiba tersenyum malu. "Maaf aku benar-benar belum tahu apa-apa jadi dimaklumi saja ya, dan mohon bimbingannya."
Tidak lama waktu bel masuk berbunyi, dan datang seorang ustadz.
"Assalamu'alaikum" salam ustaz Yusuf.
"Wa'alaikum salam,"
"Sebelum pembelajaran kita dimulai, saya mohon kepada murid baru untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu, kamu maju kedepan," panggil ustadz Yusuf.
Adiba maju ke depan dan berdiri di depan mereka. "Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Adiba Afsheen Myesha bisa dipanggil Adiba, saya dari Jakarta."
"Apakah ada yang ingin ditanyakan kepada Adiba, saya persilahkan," ucap ustadz Yusuf.
Semua santriwati hanya diam saja.
"Baiklahlah, kamu silahkan kembali ke tempat duduk," ucap ustadz Yusuf.
"Hari kita akan belajar tentang sedekah, apa yang dimaksud dengan sedekah?" tanya ustadz Yusuf.
Aisyah mengangkat tangan. "Sedekah adalah memberikan sebagian harta yang kita miliki kepada orang-orang yang membutuhkan."
"Terima kasih atas Jawabannya Aisyah. Apa yang dikatakan Aisyah adalah benar. Sedekah adalah pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, semata-mata hanya mengharapkan Ridha Allah SWT. Dengan kata lain sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa ditentukan jumlahnya.
"Ada beberapa manfaat sedekah: pertama : sedekah tidak mengurangi harta artinya setiap kali kita bersedekah kepada orang maka Allah akan menggantinya dengan pahala yang besar dan juga Allah akan menggantinya dengan berkali-kali lebih banyak. Kedua : sedekah menghapus dosa artinya sedekah merupakan ibadah yang istimewa ia dapat memudahkan kita dalam menghapus dosa-dosa. Ketiga : sedekah melipat gandakan pahala artinya Allah SWT akan memberikan pahala yang banyak untuk orang yang bersedekah.
"Kesimpulan pembelajaran kita hari ini adalah bersedekahlah kalian kepada orang yang tidak mampu, meskipun hanya seribu rupiah saja, maka Allah SWT akan tetap membalasnya, tapi satu hal yang harus diingat bahwa bersedekah itu lebih baik nya secara diam-diam dan harus ikhlas karena Allah bukan karena ingin dipandang.
Adiba sangat khusu mendengarkan penjelasan tentang keistimewaan sedekah, karena ini pertama kali Adiba belajar, Adiba bersyukur selama ini Iya masih bisa menolong orang-orang yang membutuhkan.
"Cukup sekian pembahasan kita hari ini sekian dan terima kasih, assalamualaikum wr.wb," ucap ustadz Yusuf.
"Wa'alaikum salam wr.wb,"
Waktu istirahat mereka berempat pergi ke kantin.
"Itu ada bangku kosong kalian ingin pesan apa biar aku yang pesan makanan dan minuman?" ucap Zahra.
"Aku mau makan bakso dan minumannya es jeruk," jawab Ning Kinan.
"Aku sama saja sama Ning Kinan", ucap Aisyah.
"Aku mau nasi goreng dan minumannya es jeruk," ucap Adiba.
"Baiklah aku pesan dulu ya, kalian pergi saja duluan." Zahra pergi ke kedai. Sedangkan Adiba, Aisyah dan Ning Kinan pergi mencari bangku kosong.
Tidak lama Zahra datang. "Ning apakah Gus Adnan dan anak-anaknya sudah kembali? Tadi aku mendengar santriwati heboh membicarakan Gus Adnan."
"Kamu benar, sore semalam Abang Adnan dan anak-anaknya akan datang, dan mereka akan tinggal disini," Jawab Ning Kinan.
Adiba hanya diam saja, karena apa yang mereka bicarakan Adiba tidak mengerti.
"Aku sekarang sudah disini, kamu ada dimana?" Batin Adiba.
Makanan mereka datang, Adiba beserta teman-temannya memakan makanan itu seraya berbicara dan bercanda.
***
Hari yang pertama Adiba lewati dengan baik, Alhamdulillah iya sudah mulai bisa membiasakan diri.
Setelah makan siang semua santri dan santriwati, mereka menghabiskan waktu untuk istirahat, karena jam 3 nanti mereka akan kembali masuk kelas.
Sedangkan Adiba saat ini iya memilih untuk pergi ke taman yang ada di belakang pondok santriwati. Saat ini Adiba sedang duduk santai dan membaca buku tentang sholat.
Buku yang Adiba pegang adalah pemberian dari pria itu, dan berkat buku itu juga Adiba bisa belajar tentang sholat, wudhu dan tata caranya.
Adiba sangat khusyu dalam menghafal, sehingga iya tidak menyadari bahwa ada 2 anak kecil yang sedang memandang Adiba dengan tatapan rindu.
Disaat Adiba menajamkan matanya, ada yang memanggil iya dengan sebutan umi.
Deg…
Deg…
Deg…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments