Aku pengen pergi ke pondok pesantren, aku ingin lebih mengenal agama lebih dalam," kata Adiba.
"Apakah ada alasan khusus kenapa kamu ingin pergi ke pondok pesantren?" tanya Vega.
Adiba hanya diam, akan tetapi Adiba mengingat akan seseorang yang dulu pernah menolongnya ketika ingin bunuh diri, laki-laki itu berbicara. "Kamu jangan pernah melakukan hal keji seperti ini, bunuh diri itu dosa, Allah membenci perbuatan umatnya yang tidak menyayangi dirinya sendiri, aku tahu kamu sedih, putus asa, tidak semangat untuk hidup, akan tapi satu hal yang harus kamu ingat Allah tidak akan memberikan cobaan kepada umatnya yang berat, setiap cobaan pasti akan ada hikmah dibaliknya, jangan pernah menyerah teruslah berjuang, ini tempat tinggal aku apabila suatu saat nanti kamu butuh sesuatu pergilah ke pondok pesantren As-Salam." tutur seorang pria.
"Adiba… Adiba," panggil Vega
"Ada apa kak, Kenapa kamu berteriak, telinga aku sakit, jadinya?" Cemberut Adiba.
"Kamu kakak panggil dari tadi justru diam saja, apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Vega.
"Aku tidak memikirkan apa-apa kak, aku hanya mengingat sesuatu saja," jawab Adiba.
"Baiklah sekarang apa yang akan kamu lakukan sekarang ini?" tanya Vega.
"Untuk sekarang aku tidak ingin melakukan apapun, aku hanya ingin tidur saja," kata Adiba.
"Sekarang kamu istirahat saja, semua pekerjaan aku yang akan mengerjakannya," kata Vega.
Adiba hanya menganggukkan kepala saja, karena Adiba merasa badannya terasa lelah.
Jam 4:30 Adiba pulang ke rumah, disaat sampai pintu Adiba mendengar banyak orang di rumah, Adiba langsung masuk tanpa menyapa mereka.
Sedangkan di ruang keluarga, mereka semakin yakin bahwa Adiba benar-benar berubah tidak mencari perhatian mereka lagi, karena ego mereka yang tinggi tidak ada yang meminta maaf kepada Adiba.
Di dalam kamar Adiba melakukan pencarian tentang pondok pesantren As-Salam, Adiba sudah membulatkan tekadnya untuk keluar dari keluarga ini, untuk apa iya hidup di dekat keluarganya sendiri tetapi seperti orang asing.
Adiba sudah bertahan selama 17 tahun untuk mengubah perilaku mereka kepada dirinya akan tetapi semua itu hanya sia-sia, satu yang Adiba harapkan semoga setelah keluar dari rumah ini Adiba akan mendapatkan kebahagiaan.
Tok… tok… tok…suara pintu diketuk dan pintu kamar Adiba dibuka. "Maaf non sekarang waktunya makan?" ucap bibi Sarah.
Adiba tersenyum hangat. "Terima kasih bibi, aku akan segera kesana."
"Baiklah lah Non, Bibi duluan ya." Menutup kembali pintu kamar Adiba.
Adiba pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajah dan mengganti baju, setelah itu Adiba keluar menuju ke ruang makan.
Sama seperti sebelumnya Adiba tidak menyapa mereka, Adiba duduk dan diam.
Karena mereka suasana menjadi canggung, Sang kepala keluarga mempersilahkan untuk makan.
Setelah makan, Adiba langsung pergi ke kamar nya, sedangkan di ruang makan Sang ibu semakin merasa bersalah kepada anaknya, bahkan Sang ayah juga sudah mulai merasa bersalah tetapi karena ego yang tinggi iya tetap diam, hanya Abang nya yang bernama Kenzi yang masih membenci Adiba karena bagi Kenzi apa yang dilakukan Adiba itu hanyalah trik untuk mencari perhatian mereka.
Sedangkan Adiba yang berada di kamar sedang menelepon seseorang.
Adiba
"Bagaimana apakah semua sudah dapat?" tanya Adiba dingin.
****Seseorang****…
"Iya semua sudah dapat bahkan kami juga sudah menangkap pelaku yang sebenarnya, anda tenang saja?" Jawab seseorang.
Adiba
"Bagus 3 bulan lagi ulang tahun perusahaan, disaat itulah kamu membongkar semuanya,"
Seseorang…
"Baik nona, kami akan melaksanakan semua nya, anda tenang saja,"
Adiba
"Bagus,"
Adiba tersenyum licik dan tatapannya dingin. "Tidak lama lagi, di saat itu semua kebenaran terungkap kalian tidak akan pernah bertemu dengan ku lagi, memberikan mereka penyesalan itu lebih baik daripada membunuh."
Adiba memandang bulan yang begitu indah, iya tersenyum ketika mengingat Kedua bocah itu, entah kenapa hatinya bahagia, dan Adiba baru kali ini iya mendapatkan ketulusan dari seseorang meskipun itu hanya anak kecil.
***
Di kota lain ada dua anak kecil yang selalu tersenyum membuat Sang ayah menjadi bingung.
"Ada yang lagi bahagia nih, apa yang membuat anak Abi ini selalu tersenyum?" tanya Sang Abi.
"He…he…kami hanya senang saja Abi," jawab Syila polos.
"Ya sudah kalau anak cantik Abi ini tidak mau cerita tidak apa-apa, yang penting kalian selalu bahagia." tersenyum lembut kepada Sang anak.
"Abang apakah kita akan bertemu kembali dengan umi?" Syila berbisik dengan Sang Abang.
"Insyaallah kita pasti akan bertemu kembali dengan umi. Umi juga sudah berjanji jadi kita tunggu saja." Bisik Zayyan.
Syila dan Zayyan mereka sepakat untuk tidak memberitahu Sang ayah, bahwa mereka sudah mempunyai umi. Pada saat pertemuan selanjutnya baru mereka akan memberitahu Abinya, mereka sudah ada beberapa rencana untuk menyatukan Umi dan Abinya.
***
Sekarang sudah jam 01:00 bertepatan dengan ulang tahun Adiba, sekarang iya sudah berusia 17 tahun dan besok juga adalah hari terakhir iya berada di rumah ini.
Dari sejak kecil sampai berumur 17 tahun, setiap ulang tahun Adiba tidak pernah dirayakan, untuk diucapkan saja tidak, seakan-akan iya buka bagian dari keluarga Alexander, rasa iri selalu ada, tetapi Adiba tidak bisa berbuat apa-apa Adiba hanya bisa menangis.
"Aku berharap di ulang tahun ku ini aku bisa menjadi lebih baik lagi, dewasa, dan menjadi orang yang kuat menghadapi segala cobaan dari Allah." Adiba berdoa di dalam hati air matanya mengalir di pipi.
"Aku harus bahagia sekarang, sudah cukup hatiku sakit dan jatuh, ini waktu aku bangkit dan membuktikan bahwa aku bukan orang yang jahat, hanya kesalahpahaman kecil saja mereka bisa berbuat begitu keras dengan aku, bagaimana dengan kesalahan yang besar pasti mereka sudah membunuh aku sejak kecil." Batin Adiba
Sejak kecil kehidupan Adiba sudah sulit, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Adiba harus bekerja keras, pulang sekolah Adiba pergi bekerja, setiap upah yang iya dapat selalu Adiba tabung dan berbagai macam olimpiade selalu Adiba ikuti, dengan uang itu sekarang Adiba bisa membuka Cafe dan toko baju meskipun tidak besar, tetapi semuanya cukup untuk Adiba dan berbagi kepada yang lain.
Alarm berbunyi, sekarang menunjukkan pukul 07.00 pagi, Adiba membuka matanya dan segera pergi ke kamar mandi, setelah mandi Adiba memulai menata baju nya ke dalam koper, disaat asik memasukkan barang-barang nya pintu kamar Adiba ada yang mengetuk.
"Non dipanggil Tuan untuk sarapan," panggil bibi di luar
"Terimakasih bibi, Adiba akan segera kesana," Jawab Adiba.
Setelah selesai makan semua nya berkumpul di ruang keluarga, tidak ada yang memulai berbicara semuanya hanya diam dengan pikiran masing-masing.
Melihat mereka diam, Adiba memulai pembicaraan yang membuat mereka semua terkejut…….
Bersambung
Hello semua…. Silahkan like comment and vote dan beri rating 5 kakak ❤️🥰🥰
Salam kenal semua…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
boludin amo a shiro
Kejutan yang mengejutkan!
2023-09-03
1