Episode 16 Harus ribut dulu.

Adara memasuki kamar yang ingin istirahat. Karena sudah malam juga. Saat memasuki kamar Adara melihat Arhan yang sedang menunaikan ibadah sholat. Apa yang di lihat Adara membuat Adara mematung di depan pintu.

Ini pertama kali bagi Adara melihat Arhan yang menunaikan ibadah sholat. Arhan memang laki-laki yang sangat rajin ibadah. Anaknya yang tidak neko-neko dan memang sangat baik. Adara seharusnya menyadari hal itu. Karena selama ini Arhan selalu bersikap baik kepadanya.

Adara masih saja tetap melihat Arhan dengan tatapan yang hangat. Sampai Adara tidak menyadari jika Arhan sudah selesai sholat dan melihat ke arah Adara.

"kenapa berdiri di sana?" tanya Arhan sembari berdiri. Membuat Adara kaget dan akhirnya salah tingkah.

Adara tidak menjawab apa-apa dan langsung menutup pintu kamar. Arhan hanya heran melihat Adara. Namun Arhan tidak peduli dan menyimpan sajadahnya pada tempatnya. Sementara Adara langsung menaiki tempat tidur yang bersiap-siap untuk tidur.

Tidak lama Arhan juga menaiki ranjang yang ingin berbaring.

"Apa yang kau lakukan? Untuk apa kau di sini?" tanya Adara kaget melihat Arhan menaiki tempat tidur.

"Ya mau tidur lah. Mau ngapain lagi," jawab Arhan Santai.

"Ya kenapa di tempat tidurku. Kau bisa tidur di mana yang kau mau. Jangan di sini!" usir Adara.

"Punggung ku sakit dan aku tidak mungkin tidur di sofa. Jadi malam ini aku tidur di sini," jawab Arhan.

"Tapi aku tidak mau!" protes Adara.

"Terserah yang penting aku tidur di sini!" tegas Arhan.

"Aku tidak setuju!" bantah Adara lagi.

"Aku tidak meminta persetujuan mu," sahut Arhan dengan santai dan langsung rebahan yang tidak peduli dengan Adara. Karena yang di pedulikannya hanya tidurnya.

"Kau!" geram Adara yang kesal. Namun Arhan sudah memejamkan matanya. Adara pun mengambil guling dan langsung membuat batas dengan Arhan yang padahal Arhan juga tidak peduli.

"Awas saja jika kau berani macam-macam," umpat Adara dengan penuh kemarahan yang emosinya menggebu-gebu. Namun Adara tidak bisa melakukan apa-apa dan mau tidak mau dia harus tidur di samping Arhan.

Arhan menyadari hal itu dan hanya menyunggingkan senyumnya. Arhan tau Adara mana mungkin tidur di sofa dan makanya Adara tidak punya pilihan lain selain tidur di samping Arhan. Ya Adara harus mulai menerima kehadiran Arhan.

*********

Mentari pagi kembali tiba. Pagi di hari libur yang sangat indah. Adara keluar dari kamar mandi yang baru selesai mandi.

Di Minggu pagi ini aktivitasnya banyak. Jika biasanya Adara akan keluar untuk bersantai-santai. Maka kali ini Adara hanya ingin rebahan. Karena mau keluar atau main di luar bersama sahabatnya pun tidak memungkinkan bagi Adara.

Ada yang menyisir rambutnya sembari membuka jendela kamarnya. Adara melihat ke arah bawah ketika mendengar suara sedikit ribut. Ternya ada Arhan yang memeluk seorang wanita paruh baya dan juga ada pria paru baya yang di peluk Arhan begitu hangat membuat Adara heran.

"Siapa mereka kenapa dia memeluknya seperti itu?" tanya Adara heran dengan siapa yang di peluk Arhan.

Adara terus memperhatikan sampai akhirnya Arhan yang di bawah sana tiba-tiba melihat ke arah atas dan membuat Adara dengan cepat menutup kembali tirai jendelanya.

"Kenapa juga aku harus ingin tau masa bodo," gumam Adara kesal dan tidak ingin melihat lagi yang kembali melanjutkan pekerjaannya menyisir rambutnya dan melanjutkan hal lainnya.

*********

Adara keluar dari kamar yang ingin menuju meja makan. Perutnya sangat lapar dan Adara ingin makan. Namun saat Adara menuruni anak tangga. Sepasang orang tua tadi sudah berada di ruang tamu bersama Arga. Adara masih memperhatikan 2 orang tua tersebut yang ternyata orang tua tersebut dan juga Arga melihat ke arah Adara.

Tetap saja Adara yang malas dan tidak ingin kepo langsung melanjutkan langkahnya dan tanpa menyapa atau basa-basi sedikit untuk menyapa tamu tersebut.

Ke-2 orang tersebut hanya tersenyum kepada Arhan. Dan Arhan juga pastinya tersenyum. Sementara Adara langsung kedapur menghampiri bibi.

"Bi Sri!" sapa Adara dengan ceria.

"Nona Adara," sahut Bibi yang sibuk menyiapkan makanan.

"Nona mau makan?" tanya Bibi.

"Iya perut Adara lapar dan mau di isi," jawab Adara.

"Ya sudah Nona Adara duduk biar bibi siapkan makannya," ucap Bibi yang tersenyum kepada Adara.

"Baik Bi" sahut Adara dengan tersenyum yang langsung menarik kursi dan menunggu Bibi menyiapkan makanan untuknya.

"Ini Nona," ucap Bibi yang sudah menyiapkan di dalam piring yang ada nasi dan lauknya.

"Makasih Bi," sahut Adara tersenyum.

Bibi juga tersenyum dan hendak pergi.

"Temani Adara makan!" titah Adara dengan manjanya yang membuat Bibi tidak jadi pergi.

"Tapi Bibi masih ada kerjaan Non," jawab Bibi.

"Banyak asisten lain. Kenapa harus Bibi. Pokoknya Adara hanya mau makan. Kalau Bibi duduk di samping Adara," ucap Adara manja.

"Baik lah Non," sahut Bibi yang mengangguk dan langsung duduk di samping Adara. Dia memang tidak akan bisa menolak keinginan Adara. Adara sudah dari bayi di rawatnya dan Adara juga sudah di anggapnya sebagai putrinya. Karena semenjak ibu Adara meninggal Adara semakin dekat dengan Bi Sri.

"Bibi tidak makan?" tanya Adara.

"Belum lapar. Nona Adara saja yang makan buar cepat besar," jawab Bibi.

"Baiklah," sahut Adara yang mulai makan. Karena memang Adara sangat lapar. Perutnya sejak tadi sudah ingin mengunyah makanan.

"Mau tambah lauk apa Non?" tanya Bibi.

"Nggak usah Bi. Ini aja sudah cukup," jawab Adara.

"Baiklah. Non Adara makan yang banyak ya," ucap Bibi.

"Iya bi," sahut Adara dengan tersenyum dan kembali mengunyah makanannya.

"Oh iya Bi. Siapa yang ada di ruang tamu?" tanya Adara yang akhirnya kepo juga.

"Oh itu ibu Aminah dan bapak Amir," jawab Bibi.

"Siapa mereka?" tanya Adara heran.

"Orang tua kandungnya mas Arhan," jawab Bibi membuat Adara sedikit kaget mendengarnya sampai berhenti makan.

"Orang tua kandungnya masih hidup?" tanya Adara dengan sedikit terkejut.

"Memang orang tua kandung mas Arhan sudah tidak ada?" tanya Bibi.

"Bibi aku serius. Aku mana tau. Makanya tanya Bibi. Malah bibi balik tanya aku," jawab Adara gemes sendiri.

"Iya Nona Adara. Orang tua kandung mas Arhan memang masih hidup dan selama ini tinggal di malang," jawab Bibi.

"Jika orang tuanya masih hidup. Lalu kenapa papa mengangkatnya?" tanya Adara.

"Loh memang tidak boleh. Bukannya sebagian orang-orang yang menjadi anak angkat tuan itu masih punya orang tua ya," sahut Bibi.

"Ya Adara mana tau. Adara pikir papa punya beberapa anak angkat dan mereka semua sudah yatim piatu. Kalau masih punya orang tua ya seharusnya papa tidak perlu mengangkatnya. Hanya menambah beban saja," cerocos Adara heran dengan papanya yang memang punya beberapa anak asuh dan tidak semua di kenal Adara. Bisa di katakan hanya Arhan yang di kenal Adara. karena Arhan berbeda dari yang lainnya dan dekat dengan Herlambang.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!