Episode 12 Kecelakaan.

Brukkk.

Akhirnya mobil mewah itu menabrak pohon besar yang rindang. Yang tetap membuat Adara terluka dengan dahinya membentur depan mobil. Karena Arhan memang hanya melindungi perut Adara saja agar tidak terbentur apapun.

"Auhhhh," lirih Adara dengan suara berdesis yang mengangkat kepalanya dari benturan itu dengan memegang dahinya. Sementara Arhan menghela napasnya yang merasa lega dan melihat kearah Adara.

"Kau mencelakaiku!" Pekik Adara dengan marah. Arhan hanya mengatur napasnya yang naik turun tanpa mengatakan apa-apa kepada Adara dia memang melihat dahi Adara terluka.

"Aku akan mengadukan mu kepada papa. Kau sengaja melakukan semua ini kan. Aku akan mengadukanmu," tegas Adara dengan mengancam. Arhan tidak peduli dengan apa yang di katakan Adara. Arhan langsung keluar dari mobil yang sudah mulai berasap itu.

"Hey mau kemana kau? Apa kau tidak mendengarku! Hey!" teriak Adara dengan kesal. Yang ternyata Arhan membuka pintu mobil di bagian Adara.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Adara.

"Keluar!"

"Aku tidak mau! Kenapa kau mengatur diriku?" berontak Adara.

"Kalau begitu katakan pesan terakhirmu pada papamu. Maka akan aku sampaikan," ucap Arhan membuat Adara bingung.

"Apa maksud mu?" tanya Adara heran.

"Lihat mobilnya akan meledak sebentar lagi," ucap Arhan mengingatkan. Adara pun melihat kedepan dan kaget melihat banyaknya asap yang keluar dari mesin mobil itu.

Dalam kebengongan Adara dengan menyempatkan mengambil obat yang barusan tadi di tebusnya di rumah sakit Arhan langsung menggendong Adara apa bridal style yang membuat Adara kaget dan Arhan langsung berlari dengan cepat.

Dorrr

Mobil itu langsung meledak membuat Adara memejamkan matanya dan untung mereka sudah berhasil lari dengan selamat yang cukup jauh dengan Arhan yang terduduk dengan ke-2 lututnya menyentuh tanah dan Adara masih berada di gendongannya.

Adara masih memejamkan matanya sementara Arhan yang merasa lega. Karena berhasil selamat. Arhan melihat melihat ke arah Adara dengan melihat wajah cantik yang terlihat takut itu.

Perlahan mata indah itu terbuka dengan dan melihat dengan sayu pria yang masih menggendongnya dengan ke-2nya kembali saling melihat.

Suara ledakan demi ledakan di dalam mobil tidak membuat ke-2nya untuk berhenti saling menatap. Dan sampai beberapa detik Adara yang tersadar dan refleks langsung mendorong Arhan.

"Berani sekali kau menyentuhku!" umpat Adara dengan kesal yang sudah menjauh dari Arhan dengan Adara mengusap-usap kulitnya seolah sangat jijik di sentuh Arhan.

"Kau pikir siapa dirimu yang menyentuhku!" teriak Adara yang masih tidak terima dengan perlakukan Arhan.

"Mana ada orang menggendong tanpa bersentuhan dan aku tidak mungkin mencari sarung tangan lagi untuk melapisi kulitku dan kulitmu yang adanya aku keburu mati bersamamu," ucap Arhan dengan datar.

"Tetap saja kau tidak seharusnya menyentuhku. Apa kau puas membuatku sial hari ini. Kau mencelakaiku dengan sembarangan mengendarai mobil dan kau membuatku terluka dan juga hampir mati," umpat Adara yang mulutnya merocos terus seperti rel kereta api.

"Itu baru hampir dan kamu belum sempat mati," ucap Arhan.

"Itu sama saja. Aku akan mengadukan semua perbuatan mu pada papa. Kau ingat itu!" Ancam Adara. Arhan hany diam saja yang menghela napas mendengar semua keluhan Adara.

**********

Arhan dan Adara duduk di dalam hutan dekat kecelakaan mobil mereka. Mereka duduk bersebelahan yang mungkin sedang menunggu seseorang.

Eheg! Eheg! Tiba-tiba Adara ingin muntah yang perutnya memang terasa sangat mula.

"Minum ini!" sahut Arhan memberikan obat yang tadi sempat di ambilnya dan Adara langsung mengambilnya dengan kasar.

Adara memang merasa mual dan langsung meminum obat itu dan untung saja Arhan masih sempat mengambil obat tersebut yang pada akhirnya di butuhkan Adara juga.

*********

Dengan menggunakan ponsel. Adara dan Arhan jelas sudah sampai rumah mewah Adara. Sampai dengan selamat yang pasti banyak yang menjemput mereka dan memastikan keadaan mereka. Dahi Adara yang terluka sudah di obati oleh BI Sri di dalam kamarnya.

"Aku akan mengadukan semua perbuatannya kepada papa," ucap Adara.

"Untuk apa Non. Lagian mas Arhan pasti sudah menceritakan kronologi yang sebenarnya," ucap Bibi.

"Dia pasti mengarang cerita, agar papa tidak memarahinya dan aku tidak akan membiarkan hal itu. Dia sudah membuatku hampir mati dan dia ingin lolos begitu saja. Papa harus memberi orang yang selalu di banggakannya itu hukuman yang berat," ucap Adara dengan kesal yang mengepal tangannya. Bibi hanya geleng-geleng yang merasa hal itu memang tidak perlu di lakukan.

"Aku harus temui papa sekarang," Adara berdiri dari tempat duduknya dan langsung pergi.

"Nona Adara!" panggil Bibi dan Adara tidak mendengarnya yang langsung pergi saja tanpa peduli apapun.

"Ya ampun Non. Kenapa harus memperbesar masalah Non. Sudah untung Nona dan mas Arhan selamat dan tidak terjadi apa-apa," batin Bibi dengan menghela napas.

Bagi Adara ini adalah kesempatannya untuk membuat nama Arhan jelek dan dia bisa bebas dari Arhan. Padahal Arhan sama sekali tidak pernah mengatur dirinya. Mungkin karena pernikahan itu membuat Adara merasa. Jika dirinya sudah berbeda dengan orang-orang lain

*********

"Papa masih percaya dan masih mengatakan dia pria yang baik. Setelah dia mencelakai anak papa sendiri. Anak satu-satunya papa dan papa cuma punya Adara dan Adara hampir mati di tangannya," ucap Adara mengeluh di hadapan Herlambang yang duduk di ruang kerjanya Ndan Adara berdiri di depannya.

"Dia tidak bisa menjaga Adara dan hanya bisa mencelakai Adara saja. Papa harus menghukumnya dan tidak mempercayainya. Nyawa Adara bisa melayang karena perbuatannya," lanjut Adara.

"Tapi semua kesalahan ada pada kamu Adara," sahut Herlambang dengan suara datar membuat dahi Adara mengkerut

"Apa maksud papa?" tanya Adara.

"Papa menyalahkan Adara?"

"Adara korban pah yang hampir mati dan dia yang menyetir lalai dan mobil itu meledak dan semua gara-gara dia dan papa masih membelanya," ucap Adara.

"Brian ketua OSIS di SMA Erlangga. Apa ada hubungannya dengan kehamilan kamu?" tanya Herlambang dengan mengalihkan pembicaraan dan menanyakan sesuatu yang pasti sudah di ketahuinya.

"Kenapa bisa lari kesana pah. Kita sedang membahas anak angkat papa dan bukan membahas masalah Adara," tegas Adara.

"Kamu katakan saja Adara dengan sejujurnya dan jangan banyak mengeluhkan atau menceritakan kronologi yang sudah papa dengar sebelumnya dari Arhan dan Lala tidak perlu kronologi dari kamu," jawab Herlambang.

"Issss jadi dia sudah menceritakan semua pada papa. Sial aku sudah menduganya. Jika dia memang akan cari pembelaan terlebih dahulu," batin Adara dengan kesal yang keduluan oleh Arhan.

"Kenapa diam Adara. Apa dia orangnya?" tanya Herlambang.

"Apa yang terjadi padaku. Tidak ada urusannya dengan Brian atau teman satu kelas ku yang lain," tegas Adara.

"Lalu siapa Pria itu? Kenapa kamu tidak ingin mengakuinya sampai sekarang?" tanya Herlambang.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!