Episode 3 Perintah yang mengejutkan.

Herlambang berdiri di atas gedung tempat penurunan Helikopter dengan Herlambang memakai pakaian rapi yang berjas dan juga kaca mata hitamnya dan pengawalnya yang berdiri di belakangnya. Ada beberapa pengawal yang juga ber-jas yang memiliki tubuh yang keluar.

Tiupan angin Helikopter itu sangat terasa membuat rambut menari-nari juga, sampai akhirnya Helikopter mendarat di atas gedung dan melompat sepasang kaki dan saat itu juga Helikopter itu kembali mengudara.

Herlambang tersenyum dan membuka kaca matanya. Melihat pria tegap yang dengan stelan jas hitam dan memakai kacamata yang berjalan dengan langkah yang tegap dengan kaki lebarnya.

Pria tampan berkulit putih itu membuka kaca matanya ketika berada di depan Herlambang dan menundukkan kepalanya yang seolah menghormati Herlambang.

"Selamat pagi pa," ucap Pria itu dengan suara lantangnya mengangkat kepalanya dengan tegap.

"Pagi Putraku," sahut Herlambang yang memeluk Pria itu yang seolah sangat bangga pada pria itu.

"Arhan kamu semakin gagah dan sangat tampan," ucap Herlambang yang memeluk sembari menepuk-nepuk punggung Arhan.

"Papa jangan berlebihan. Bagaimana kabar papa?" tanya Arhan yang sudah melepas pelukan itu.

"Kamu bisa melihat secara fisik baik-baik aja dan pasti secara pikiran kurang baik," ucap Herlambang merenggangkan tangannya.

"Papa harus jaga kesehatan. Cuaca saat ini sangat tidak baik," ucap Arhan yang sangat memperhatikan Herlambang.

"Terima kasih untuk perhatian kamu dan terima kasih untuk kamu yang langsung datang dari Milan hanya karena mendapatkan telpon dari papa," ucap Herlambang.

"Saya tidak bisa menolak panggilan papa," ucap Arhan.

"Papa tau itu. Papa harus ke istana ada pertemuan dengan Presiden. Kamu pulanglah dulu dan kita harus bicara sampai bertemu di rumah nanti," ucap Herlambang.

"Baik pa," sahut Arhan dengan kembali menundukkan kepalanya dan Herlambang memukul-mukul bahu Arhan yang tersenyum kepada Arhan.

********

Arhan Brawijaya. Pria berusia 24 tahun itu adalah anak angkat Herlambang yang di angkatnya saat usia Alvina 15 tahun. Arhan diberi pendidikan dalam ke militer. Pendidikan yang keras yang pasti untuk melindungi keluarga Herlambang.

Arhan Tinggal di Luar Negri dengan semua bisnis yang di jalaninya dan banyak operasi yang di beri tanggung jawab padanya. Herlambang mempercayai semua kepada Arhan yang bukan hanya sebagai putra angkatnya tetapi juga orang yang sangat iya percayai.

Sebenarnya bukan hanya Arhan saja anak angkat Herlambang. Masih ada beberapa lagi. Yang Masing-masing tinggal di Luar Negri dan juga di Luar kota. Hanya saja ketika dewasa mereka semua di beri tanggung jawab dan pilihan hidup masing-masing. Ya asal tidak lupa pada kacang dan kulitnya.

Namun untuk Arhan sedikit agak berbeda yang lebih special dan sangat dekat dengan Herlambang. Mungkin karena Arhan juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan banyak membantunya dan juga Arhan sangat sopan dan selalu merendah di depan Herlambang. Atitude yang sangat baik itu membuat Herlambang sangat mempercayai Arhan.

Arhan juga sudah menganggap Herlambang orang tua kandungnya. Karena Herlambang memang sangat tulus memberikan perhatiannya dan kasih sayangnya pada Arhan. Jadi kedatangan Arhan juga karena perintah dari Herlambang. Sesibuk apapun Arhan tidak akan bisa menolak permintaan Herlambang.

*************

Mobil Arhan berhenti di istana Herlambang dan Arhan langsung keluar dari mobil dan sangat bersamaan dengan mobil Alphard yang berhenti di belakang mobil Arhan. Salah satu Bodyguard langsung membuka pintu mobil dan ternyata itu Adara yang keluar dari mobil bersama dengan bibi.

Arhan melihat kearah Adara yang pasti di kenalinnya dan Adara juga sembari berjalan melihat sebentar ke arah Arhan. Namun ekspresinya hanya datar dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah.

Arhan juga bereksperesi datar dan langsung memasuki rumah yang pasti dia ada pertemuan dengan Herlambang. Arhan memang tipe laki-laki yang dingin dan tidak banyak bicara dan juga tidak terlalu ramah dan tidak menurutnya tidak harus menyapa Adara. Karena Adara sendiri juga sangat ketus kepadanya dan bahkan tidak menyapa dirinya. Karena sangat tidak mungkin Adara tidak mengenali Arhan.

*********

Herlambang dan Arhan kembali bertemu dengan duduk santai di dekat lapangan golf memandang lapangan yang luas itu dengan mereka yang sama-sama duduk bersebelahan dengan pembatas meja bulat yang di atasnya ada 2 cangkir kopi.

"Ada apa papa menyuruh saya untuk pulang?" tanya Arhan yang biasanya jika dia di suruh pulang pasti ada hal penting.

Herlambang menghela napasnya perlahan dan melihat ke arah Arhan.

"Papa ingin kamu menikah!" jawab Herlambang yang pasti mengejutkan Arhan.

Tipe-tipe Arhan pasti tidak terlalu kepikiran dengan wanita. Apa lagi pernikahan usiannya juga masih sangat muda. Karena menurutnya mempunyai hubungan berpacaran atau semacamnya hanya ribet dan tidak mau ambil pusing.

"Kenapa tiba-tiba papa menginginkan saya untuk menikah?" tanya Arhan.

"Mungkin ini sudah waktunya untuk kamu menikah," jawan Herlambang singkat.

"Tapi Saya belum punya pasangan," jawab Arhan.

"Syukurlah jika kamu tidak punya pasangan. Jadi tidak ada hal yang di permasalahkan dalam pernikahan ini," ucap Herlambang.

"Maksud papa?" tanya Arhan.

"Apa papa ingin menikahkan saya dengan pilihan papa?" tebak Arhan.

"Benar Arhan! kedatangan kamu ke Indonesia untuk pernikahan yang telah saya siapakan," ucap Herlambang yang langsung to the point.

"Dengan siapa?" tanya Arhan.

"Adara," jawab Herlambang membuat Arhan lebih kaget lagi dengan matanya yang terbuka lebar mendengar ucapan Herlambang.

"Azizie," ucap Arhan. Ya dia memang memanggil Adara dengan sebutan Azizie.

"Kamu benar papa ingin kamu menikah dengan Adara," jawab Herlambang.

"Tapi Azizie masih sekolah. Dia masih masih sangat muda," ucap Arhan yang merasa tidak masuk akal dengan keinginan sang papa angkat.

"Tetap pernikahan itu harus di laksanakan Arhan. Karena tidak ada pilihan lain," ucap Herlambang.

"Alasannya apa?" tanya Arhan yang merasa ada hal besar sehingga dirinya harus menikah dengan Putri satu-satunya Herlambang.

Herlambang menghela napasnya dan memberikan amplop putih pada Arhan. Arhan langsung mengambilnya dan melihat hasil USG.

Arhan begitu terkejut menegakkan kepalanya melihat serius Herlambang yang berdiri di depannya.

"Aku gagal menjaganya sehingga dia melampaui batasnya sampai dia hamil dan dia tidak mengatakan apa-apa mengenai kehamilan itu. Tidak ada yang tau siapa pelakunya dan aku tidak punya pilihan lain," jelas Herlambang yang membuat Arhan masih sangat terkejut dengan hasil USG tersebut.

"Arhan aku tidak bisa membiarkan aib ini terus ada dan jalan satu-satunya adalah dengan menikahkan Adara untuk menutupi aib itu. Dan aku tidak bisa percaya dengan orang lain selain kamu. Jadi papa hanya ingin menikahkan kamu dengan Adara dan bertanggung jawab pada Adara," ucap Herlambang dengan serius.

"Arhan kamu orang kepercayaan saya. Kamu menjaga saya dengan baik dan kamu banyak membantu pekerjaan saya. Tetapi saya gagal menjaga Putri saya dan maka dari itu saya ingin kamu bertanggung jawab atas kehamilannya. Saya tidak ingin terjadi hal buruk lagi dengan Adara dan saya tidak bisa melepaskan Adara dengan pria manapun. Hanya kamu yang bisa saya percayai," ucap Herlambang membuat Arhan memejamkan matanya dengan menghela napasnya yang mendengarkan semua perkataan Herlambang.

"Apa kamu bersedia Arhan?" tanya Herlambang.

"Baiklah saya bersedia," jawab Arhan tanpa protes. Herlambang lega mendengarnya.

Namun dia pasti tau. Arhan terpaksa dan berat hati menerima semua itu. Karena ini menyangkut pernikahan dan mana ada yang mau di nikahkan begitu saja dan lagian dengan wanita yang sudah hamil dan dia harus bertanggung jawab akibat perbuatan orang lain.

Namun apa daya Arhan mungkin merasa tidak pantas menolak perintah itu. Mengingat Herlambang memberikan hal yang tidak akan pernah terbalaskan dengan apapun. Mungkin saja Arhan termakan hutang Budi dan dengan menikahi Adara pun tidak bisa membayar semua kebaikan Herlambang kepadanya.

Jadi mau tidak mau Arhan harus menikah dengan anak kandung orang tua angkatnya itu untuk menutupi aib Adara yang telah hamil.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!