Episode 7 Sah.

Tidak lama terlihatlah pengantin wanita yang sudah selesai berhias dengan cantik. Di mana Adara sangat cantik dengan apa yang di pakainya. Kebaya yang mewah dan elegan itu sangat cocok untuk Adara.

Adara menuruni anak tangga yang di dampingi Bibi menggandeng tangan Adara. Jangan tanya wajah Adara seperti apa. Penuh kesedihan dan kalau di katakan seperti paksaan ya memang benar dirinya di paksa untuk menikah.

Sementara Arhan yang melihat dari kejauhan dengan ekspresi datar. Mungkin cantik. Mana ada pria yang tidak mengatakan Adara sangat cantik. Tetapi jika itu wanita yang di cintainya dan ingin di nikahinya.

Pasti Arhan akan mengeluarkan senyum sumringah dengan melihat calon istrinya dan mungkin akan memuji calon istrinya itu. Tetapi sama dengan Adara mereka bukan orang yang saling mencintai dan harus terikat dengan pernikahan.

Namun bagaimana lagi hal itu tidak bisa di paksakan untuk berpura-pura dalam pernikahan itu. Karena Arhan bukan laki-laki penuh drama atau pura-pura menerima pernikahan itu. Semua juga di lakukan karena perintah dari orang yang sangat di hormatinya.

Dari kejauhan Herlambang memperhatikan wajah Arhan dan Herlambang hanya menghela napas. Dia juga sadar ini sulit di terima Arhan. Namun Herlambang hanya mempercayai Arhan untuk melanjutkan kehidupan putrinya yang sudah berantakan.

"Kamu Pria yang baik Arhan. Maaf jika kamu harus bertanggung jawab untuk pernikahan ini," batin Herlambang yang juga merasa bersalah dengan Arhan.

Arhan dan Adara sama-sama duduk di depan penghulu dengan ke-2nya yang sama sekali tidak saling menegur. Atau sama-sama saling menoleh. Keduanya tidak menunjukkan kebahagiaan dan Adara yang sejak tadi menahan air matanya karena tidak mungkin menangis di depan banyak orang. Dia juga masih punya malu dan bisa menjadi pertanyaan orang-orang nantinya dan Herlambang juga yang kenak sasaran.

"Sudah bisa kita mulai?" tanya pak penghulu.

"Mari pak silahkan!" sahut Herlambang.

"Baiklah kita mulai," sahut penghulu yang mengulurkan tangannya pada Arhan dan Alvian mengehela napasnya dengan menyambut uluran tangan itu.

..."Saya nikahkan dan kawinkan engkau Arhan Hariansyah Pramono dengan Adara Kelea Azizie Herlambang binti Herlambang Sutono dengan maskawin emas seberat 45 gram dan seperangkat alat sholat," ucap penghulu....

..."Saya terima nikah dan kawinnya Adara Kalea Azizie binti Herlambang Sutono dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," jawab Arhan....

..."Bagaimana saksi? Sah!"...

..."Sah!"...

..."Alhamdulillah,"...

Mereka berdua baru saja sah menjadi suami istri membuat air mata Adara jatuh dan Arhan menghela napas dengan memejamkan matanya dan berdoa mengikuti yang lainnya.

Tidak tau dunia Adara akan seperti apa dengan pernikahannya saat usianya masih 17 tahun. Masih remaja dan seharusnya dia bermain dan melakukan banyak hal. Namun dia sudah menjadi seorang istri dari Pria yang bisa di katakan asing untuknya.

Karena hanya saat Azizie masih kecil baru dekat dengan Arhan yang datang kerumahnya saat Arhan berusia 15 tahun dan saat itu Adara masih 8 tahun dan saat itu bisa di katakan mereka dekat dan Adara sangat manja pada Arhan.

Namun hanya sebentar. Karena saat lulus SMA saat 17 tahun. Arhan langsung ke Luar Negri. Mereka masih komunikasi layaknya adik dan kakak dan sering saling menghubungi. Namun perlahan dan usia Adara semakin dewasa membuat komunikasi itu hilang dengan sendirinya.

Dan ini juga bukan pertama kali Arhan datang ke Indonesia setelah Adara besar. Sangat sering jika Herlambang membutuhkannya. Namun karena Adara yang beranjak remaja. Jadi tidak pernah bertegur sapa dan memang keduanya tidak pernah mengobrol dan hanya saling tahu saja

Jadi dunia Adara bagi mimpi buruk yang menikah dengan Pria yang masih bisa di katakan sangat asing baginya.

Setelah ijab kabul lancar Adara dan Arhan sama-sama berdiri untuk mendapatkan arahan untuk berfoto.

"Ayo kalian pasang cincin!" ucap seorang wanita sebagai MC dalam acara tersebut.

Cincin pernikahan itu di pegang Mayang yang berada di dekat Adara dengan memegang memakai nampan. Jangan tanya wajah Mayang seperti apa dia harus tersenyum dengan keterpaksaan dalam mengikuti acara itu.

"Mempelai laki-laki bisa pasangkan cincin kepada istrinya terlebih dahulu,"

Arhan mengangguk dan langsung mengambil cincin tersebut. Arhan dan Adara saling berhadapan dan Adara hanya menunduk jelas terpaksa untuk melakukan proses selanjutnya.

Arhan meraih tangan kanan Adara yang sangat dingin dan langsung memasangkan cincin pernikahan itu pada jari manis Adara.

Setelah itu bergantian dengan Adara yang memakaikan cincin itu pada jari manis Adara. Sekarang Adara yang memakaikan pada jari Arhan.

Walau ada keterpaksaan di antara ke-2nya. Tetapi keduanya sama-sama grogi pasti. Apalagi Arhan yang beberapa kali menghela napas. Rasa grogi pasti memang sangat wajar sebagai seorang pria.

"Setelah itu silahkan cium tangan suami kamu,"

Dengan ragu Adara melakukannya dan mencium punggung tangan Arhan dengan sedikit lama karena untuk menunggu hasil foto yang terbaik.

"Dan suami silahkan cium kening istrimu!"

Arhan melakukannya dengan maju lebih dekat pada Adara dan dengan rasa gugup mencium lembut kening Adara membuat Adara memejamka matanya.

Herlambang yang jauh di sana sebenarnya menahan air matanya melihat pernikahan itu. Keputusannya mungkin berat untuk di jalani Adara dan Arhan. Namun semua di lakukannya demi kebaikan Adara. Karena sebagai seorang ayah hanya ingin putranya baik-baik saja.

Setelah mengikuti semua yang di arahkan seperti sungkem dan lain-lainnya. Adara dan Arhan sekarang berfoto dengan menggunakan buku nikah dan ada juga foto-foto keluarga dan lain sebagainya yang mereka lakukan bersama.

***********

Mayang dan Lucia berada di dalam kamar yang masih memakai kebaya saat mengikuti acara pernikahan tadi.

"Kenapa sih mah kita buang-buang waktu untuk ikut-ikutan acara tidak jelas seperti ini," protes Lucia dengan kesal.

"Udahlah Lucia. Memang kamu itu mau mencari masalah dengan Om kamu hah dengan tidak mengikuti acara tersebutlah. Jadi ikuti saja," sahut Mayang.

"Dasar aneh. Dia masih sekolah. Mau aja menikah dengan Pria itu," desis Lucia.

"Itu artinya kamu lebih baik dari Adara. Masa depan Adara sudah berantakan dan apalagi dia sudah menikah dan menikah dengan perjodohan. Sementara kamu masih punya masa depan yang panjang. Kamu akan menikah dengan laki-laki pilihan kamu dan kamu jauh lebih baik dari pada Adara yang hidupnya sudah berhenti," ucap Mayang.

"Mama benar. Aku ingin melihat setelah ini apakah wanita itu masih bisa sombong. Aku yakin dia tidak akan bisa sombong lagi. Kita lihat aja bagaimana dia selanjutnya," ucap Lucia dengan menyungging senyumnya. Yang hanya ingin melihat penderitaan Adara.

"Makanya kamu itu bersabar saja. Karena sebentar lagi posisi Adara akan jatuh ke tangan kamu," sahut Mayang menyungging senyumnya yang juga Lucia tersenyum yang sangat menunggu-nunggu hal tersebut

********

Setelah acara pernikahan itu selesai. Adara yang berada di taman yang duduk yang sudah berganti pakaian dan tidak memakai pakaian pengantinnya lagi

Adara terlihat menangis dengan menutup wajahnya dengan ke-2 tangannya. Kenapa semuanya seperti ini.

"Kenapa terjadi seperti ini. Sekarang aku sudah menikah yang artinya kehidupanku bukan milikku lagi," batinnya yang merasa hidupnya sudah berhenti sampai di sana dan tidak ada lagi harapan untuk dirinya lagi.

"Kenapa papa harus menikahkan ku dengan laki-laki itu. Papa lebih mempercayainya di bandingkan aku. Aku sudah tidak bisa apa-apa lagi," batin Adara yang hanya bisa meratapi kesedihannya atas semua yang terjadi kepadanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Eridha Dewi

Eridha Dewi

yang menghamili Adara siapa thor

2023-09-08

1

Nofita Sari

Nofita Sari

knapa gk d selidiki siapa pelaku yg sudah menghamili adara tp aq yakin sih kejadian itu gk luput dri campur tangan lucia

2023-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!