Tidak lama terlihatlah pengantin wanita yang sudah selesai berhias dengan cantik. Di mana Adara sangat cantik dengan apa yang di pakainya. Kebaya yang mewah dan elegan itu sangat cocok untuk Adara.
Adara menuruni anak tangga yang di dampingi Bibi menggandeng tangan Adara. Jangan tanya wajah Adara seperti apa. Penuh kesedihan dan kalau di katakan seperti paksaan ya memang benar dirinya di paksa untuk menikah.
Sementara Arhan yang melihat dari kejauhan dengan ekspresi datar. Mungkin cantik. Mana ada pria yang tidak mengatakan Adara sangat cantik. Tetapi jika itu wanita yang di cintainya dan ingin di nikahinya.
Pasti Arhan akan mengeluarkan senyum sumringah dengan melihat calon istrinya dan mungkin akan memuji calon istrinya itu. Tetapi sama dengan Adara mereka bukan orang yang saling mencintai dan harus terikat dengan pernikahan.
Namun bagaimana lagi hal itu tidak bisa di paksakan untuk berpura-pura dalam pernikahan itu. Karena Arhan bukan laki-laki penuh drama atau pura-pura menerima pernikahan itu. Semua juga di lakukan karena perintah dari orang yang sangat di hormatinya.
Dari kejauhan Herlambang memperhatikan wajah Arhan dan Herlambang hanya menghela napas. Dia juga sadar ini sulit di terima Arhan. Namun Herlambang hanya mempercayai Arhan untuk melanjutkan kehidupan putrinya yang sudah berantakan.
"Kamu Pria yang baik Arhan. Maaf jika kamu harus bertanggung jawab untuk pernikahan ini," batin Herlambang yang juga merasa bersalah dengan Arhan.
Arhan dan Adara sama-sama duduk di depan penghulu dengan ke-2nya yang sama sekali tidak saling menegur. Atau sama-sama saling menoleh. Keduanya tidak menunjukkan kebahagiaan dan Adara yang sejak tadi menahan air matanya karena tidak mungkin menangis di depan banyak orang. Dia juga masih punya malu dan bisa menjadi pertanyaan orang-orang nantinya dan Herlambang juga yang kenak sasaran.
"Sudah bisa kita mulai?" tanya pak penghulu.
"Mari pak silahkan!" sahut Herlambang.
"Baiklah kita mulai," sahut penghulu yang mengulurkan tangannya pada Arhan dan Alvian mengehela napasnya dengan menyambut uluran tangan itu.
..."Saya nikahkan dan kawinkan engkau Arhan Hariansyah Pramono dengan Adara Kelea Azizie Herlambang binti Herlambang Sutono dengan maskawin emas seberat 45 gram dan seperangkat alat sholat," ucap penghulu....
..."Saya terima nikah dan kawinnya Adara Kalea Azizie binti Herlambang Sutono dengan mas kawin tersebut di bayar tunai," jawab Arhan....
..."Bagaimana saksi? Sah!"...
..."Sah!"...
..."Alhamdulillah,"...
Mereka berdua baru saja sah menjadi suami istri membuat air mata Adara jatuh dan Arhan menghela napas dengan memejamkan matanya dan berdoa mengikuti yang lainnya.
Tidak tau dunia Adara akan seperti apa dengan pernikahannya saat usianya masih 17 tahun. Masih remaja dan seharusnya dia bermain dan melakukan banyak hal. Namun dia sudah menjadi seorang istri dari Pria yang bisa di katakan asing untuknya.
Karena hanya saat Azizie masih kecil baru dekat dengan Arhan yang datang kerumahnya saat Arhan berusia 15 tahun dan saat itu Adara masih 8 tahun dan saat itu bisa di katakan mereka dekat dan Adara sangat manja pada Arhan.
Namun hanya sebentar. Karena saat lulus SMA saat 17 tahun. Arhan langsung ke Luar Negri. Mereka masih komunikasi layaknya adik dan kakak dan sering saling menghubungi. Namun perlahan dan usia Adara semakin dewasa membuat komunikasi itu hilang dengan sendirinya.
Dan ini juga bukan pertama kali Arhan datang ke Indonesia setelah Adara besar. Sangat sering jika Herlambang membutuhkannya. Namun karena Adara yang beranjak remaja. Jadi tidak pernah bertegur sapa dan memang keduanya tidak pernah mengobrol dan hanya saling tahu saja
Jadi dunia Adara bagi mimpi buruk yang menikah dengan Pria yang masih bisa di katakan sangat asing baginya.
Setelah ijab kabul lancar Adara dan Arhan sama-sama berdiri untuk mendapatkan arahan untuk berfoto.
"Ayo kalian pasang cincin!" ucap seorang wanita sebagai MC dalam acara tersebut.
Cincin pernikahan itu di pegang Mayang yang berada di dekat Adara dengan memegang memakai nampan. Jangan tanya wajah Mayang seperti apa dia harus tersenyum dengan keterpaksaan dalam mengikuti acara itu.
"Mempelai laki-laki bisa pasangkan cincin kepada istrinya terlebih dahulu,"
Arhan mengangguk dan langsung mengambil cincin tersebut. Arhan dan Adara saling berhadapan dan Adara hanya menunduk jelas terpaksa untuk melakukan proses selanjutnya.
Arhan meraih tangan kanan Adara yang sangat dingin dan langsung memasangkan cincin pernikahan itu pada jari manis Adara.
Setelah itu bergantian dengan Adara yang memakaikan cincin itu pada jari manis Adara. Sekarang Adara yang memakaikan pada jari Arhan.
Walau ada keterpaksaan di antara ke-2nya. Tetapi keduanya sama-sama grogi pasti. Apalagi Arhan yang beberapa kali menghela napas. Rasa grogi pasti memang sangat wajar sebagai seorang pria.
"Setelah itu silahkan cium tangan suami kamu,"
Dengan ragu Adara melakukannya dan mencium punggung tangan Arhan dengan sedikit lama karena untuk menunggu hasil foto yang terbaik.
"Dan suami silahkan cium kening istrimu!"
Arhan melakukannya dengan maju lebih dekat pada Adara dan dengan rasa gugup mencium lembut kening Adara membuat Adara memejamka matanya.
Herlambang yang jauh di sana sebenarnya menahan air matanya melihat pernikahan itu. Keputusannya mungkin berat untuk di jalani Adara dan Arhan. Namun semua di lakukannya demi kebaikan Adara. Karena sebagai seorang ayah hanya ingin putranya baik-baik saja.
Setelah mengikuti semua yang di arahkan seperti sungkem dan lain-lainnya. Adara dan Arhan sekarang berfoto dengan menggunakan buku nikah dan ada juga foto-foto keluarga dan lain sebagainya yang mereka lakukan bersama.
***********
Mayang dan Lucia berada di dalam kamar yang masih memakai kebaya saat mengikuti acara pernikahan tadi.
"Kenapa sih mah kita buang-buang waktu untuk ikut-ikutan acara tidak jelas seperti ini," protes Lucia dengan kesal.
"Udahlah Lucia. Memang kamu itu mau mencari masalah dengan Om kamu hah dengan tidak mengikuti acara tersebutlah. Jadi ikuti saja," sahut Mayang.
"Dasar aneh. Dia masih sekolah. Mau aja menikah dengan Pria itu," desis Lucia.
"Itu artinya kamu lebih baik dari Adara. Masa depan Adara sudah berantakan dan apalagi dia sudah menikah dan menikah dengan perjodohan. Sementara kamu masih punya masa depan yang panjang. Kamu akan menikah dengan laki-laki pilihan kamu dan kamu jauh lebih baik dari pada Adara yang hidupnya sudah berhenti," ucap Mayang.
"Mama benar. Aku ingin melihat setelah ini apakah wanita itu masih bisa sombong. Aku yakin dia tidak akan bisa sombong lagi. Kita lihat aja bagaimana dia selanjutnya," ucap Lucia dengan menyungging senyumnya. Yang hanya ingin melihat penderitaan Adara.
"Makanya kamu itu bersabar saja. Karena sebentar lagi posisi Adara akan jatuh ke tangan kamu," sahut Mayang menyungging senyumnya yang juga Lucia tersenyum yang sangat menunggu-nunggu hal tersebut
********
Setelah acara pernikahan itu selesai. Adara yang berada di taman yang duduk yang sudah berganti pakaian dan tidak memakai pakaian pengantinnya lagi
Adara terlihat menangis dengan menutup wajahnya dengan ke-2 tangannya. Kenapa semuanya seperti ini.
"Kenapa terjadi seperti ini. Sekarang aku sudah menikah yang artinya kehidupanku bukan milikku lagi," batinnya yang merasa hidupnya sudah berhenti sampai di sana dan tidak ada lagi harapan untuk dirinya lagi.
"Kenapa papa harus menikahkan ku dengan laki-laki itu. Papa lebih mempercayainya di bandingkan aku. Aku sudah tidak bisa apa-apa lagi," batin Adara yang hanya bisa meratapi kesedihannya atas semua yang terjadi kepadanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Eridha Dewi
yang menghamili Adara siapa thor
2023-09-08
1
Nofita Sari
knapa gk d selidiki siapa pelaku yg sudah menghamili adara tp aq yakin sih kejadian itu gk luput dri campur tangan lucia
2023-09-03
0