Episode 14 Harus menolak pria lain

Pagi hari kembali tiba. Adara tetap di antar Arhan kesekolah. Karena Adara tidak akan mendapat pembelaan dari Herlambang. Herlambang sudah mempercayakan semuanya kepada Arhan.

Seperti biasa wajah Adara akan terus ketus saat bersama Arhan. Walau pintu sudah di bukakan tidak akan membuat Adara tersenyum atau mengucapkan terima kasih pada suaminya itu.

"Adara!" panggil Noni, teman Adara dan kebetulan Noni juga bersama Brian. Arhan masih berdiri di samping Adara. Walau Brian dan Noni menghampiri Adara.

"Hay Noni," sapa Adara tersenyum tipis.

"Siapa ini Adara?" tanya Noni heran dan Adara bingung harus menjawab apa dengan keberadaan Arhan di sampingnya.

"Bukannya ini yang kemarin aku lihat di rumah sakit saat bersama kamu," ucap Brian yang pasti mengingat siapa Arhan pernah di temuinya.

"Rumah sakit! Kamu ngapain ke rumah sakit?" tanya Noni heran.

Adara mengkerutkan dahinya dengan penuh kebingungan dan rasa takutnya dan pasti panik.

"Oh itu aku hanya temani papa," jawab Adara dengan gugup. Karena Arhan sama sekali tidak membantunya untuk menjawab.

"Lalu pria itu siapa?" tanya Brian.

"Ya ampun Brian pake nanya lagi, pasti pengawal untuk Adara lah. Kan memang Adara ke sekolah selalu di antar pengawal yang keren-keren. Dan kali ini jauh lebih keren," sahut Noni menduga-duga. Adara diam saja yang melihat Arhan dengan ekor matanya.

"Papa kamu sangat pintar Adara mencari pengawal. Kamu pasti betah mulu kan di kawal dengan pengawal setampan ini," goda Noni. Adata tidak menanggapi dan terlihat sangat gugup.

"Iya kan Adara?" tanya Noni.

"Hmmm, iya," jawab Adara pelan.

"Oh iya Adara. Kemarin kamu ada tidak mengikuti pelajaran. Karena kamu izin pulang. Ada tugas dari mis Novi. Kita hari ini Kerjalalah bersama di kafe biasa ya!" ajak Brian.

Adara diam dan melihat ke arah Arhan dimana Arhan hanya diam saja dengan wajah datarnya dan Adara bingung harus harus menjawab apa.

"Bisakan Adara?" tanya Brian butuh kepastian.

"Sudahlah sana Adara. Biasanya juga suka berduaan dengan Brian!" goda Noni dengan senyum-senyum penuh arti.

"Bisa kan Adara?" tanya Brian lagi.

"Maaf Brian aku tidak bisa!" tolak Adara membuat wajah Brian langsung kecewa.

"Aku ada urusan dan tidak bisa di tinggal. aku akan minta tugasnya dari Noni nanti. Jadi maaf aku tidak bisa pergi bersama kamu," ucap Adara dengan datar.

"Ayo Noni kita masuk!" ajak Adara yang langsung masuk kedalam sekolah.

"Adara tunggu!" panggil Noni.

"Bye pengawal tampan," ucap Noni dengan melambaikan tangannya. Dan Arhan tidak menanggapi sama sekali. Sementara Brian masih terlihat kecewa dengan penolakan dari Adara yang tidak biasanya sama sekali.

"Aneh sekali. Tidak biasanya dia menolak untuk mengerjakan tugas. Lalu kenapa tiba-tiba menolakku," batin Brian.

Arhan dan Brian saling melihat dan tidak lama Arhan langsung memasuki mobilnya meninggalkan Brian yang masih terus melihat Arhan.

Mungkin Brian bertanya-tanya. Siapa Arhan sebenarnya. Karena sebelumnya dia juga melihat Arhan di rumah sakit. Brian menghela napasnya dan melihat ke dalam sekolah. Lalu Brian pun langsung masuk kedalam sekolah.

***********

Adara mengikuti pelajaran seperti biasa. Di depan guru sedang memberikan penjelasan pada siswa-siswi. Namun Adara terlihat tidak fokus yang menopang pipi kanannya dengan tangannya dan tangan yang satunya memainkan pulpen.

"Aku sudah tidak bisa seperti dulu lagi. bebas melakukan ini dan itu. Untuk mengerjakan tugas di luar jam sekolah saja. Aku sekarang tidak bisa. Karena aku takut ketahuan dan papa juga terus menyuruh dia untuk mengawasiku. Jadi hidupmu benar-benar sudah tidak se bebas dulu lagi," batin Adara dengan keluhan yang di hadapinya.

"Aku harus menerima takdir ku seperti ini. Mungkin ini jalannya. Aku tidak tau bagaimana nanti kehidupanku kedepannya. Tetapi semua sudah seperti ini," batin Adara dengan mencoba berdamai dengan keadaannya.

"Adara!" tegur Noni pelan yang duduk di belakang Adara.

"Iya kenapa?" jawab Adara dengan pelan juga.

"Kamu kenapa melamun?" tanya Noni.

"Tidak kok. Aku tidak melamun," jawab Adara bohong.

"Ya sudah kamu perhatikan guru!" ucap Noni.

"Iya," jawab Adara dengan menganggukkan kepalanya.

********

Ruangan Herlambang.

"Jadi memang bukan Pria yang bernama Brian itu laki-laki yang menghamili Adara?" tanya Herlambang pada salah satu orang kepercayaannya yang berdiri di depannya.

"Benar tuan dan saya bisa pastikan itu. Nona Adara dan dia tidak ada hubungan apa-apa dan saya juga sudah menyelidikinya dan yakin 100 persen bukan dia pelakunya," jawab Pria itu dengan yakin.

"Lalu apa yang terjadi. Apa pemikiran saya mengenai terjadi hal buruk pada Adara apakah itu terjadi?" tanya Herlambang.

"Nona Adara selalu di awasi pengawal selama 24 jam dan jika Nona Adara mengalami kekerasan seksual. Maka itu tidak mungkin saya rasa. Tetapi saya juga tidak bisa menjamin hal itu tidak terjadi. Tetap kemungkinannya sangat banyak untuk tidak terjadi," jawab Pria itu dengan penuh keyakinan.

Herlambang sempat berpikir jika Adara bisa saja hamil karena di perkosa. Karena setaunya Adara itu anak yang baik dan pergaulannya juga tidak banyak. Makanya Herlambang tidak pernah melarang Adara untuk ini dan itu. Karena dia mempercayai Adara.

"Lalu apa sebenarnya yang terjadi pada kamu Adara. Kenapa menyembunyikan hal itu. Kenapa kamu tidak menceritakan apa-apa kepada papa. Apa yang ingin kamu lindungi," batin Herlambang.

"Tuan apa adalagi yang harus saya kerjakan?" tanya Pria itu.

"Untuk hari ini cukup," jawab Herlambang.

"Kalau begitu saya permisi," ucap Pria itu.

"Herlambang menganggukkan kepalanya dan Pria itu langsung pergi.

"Aku harus memberitahu Arhan. Jika bukan Brian orangnya. Agar Arhan tidak kepikiran dengan hal ini," gumam Herlambang yang langsung mengambil ponselnya.

**********

Arhan berada di dalam mobil yang menunggu Adara pulang sekolah. Jika di tanya apakah Arhan punya pekerjaan. Ya sekarang pekerjaannya hanya mengawal Adara. Walau mereka berdua sering cekcok.

Seperti sekarang ini Arhan yang sedang menelpon yang duduk di kursi pengemudi.

📞"Jadi kamu tidak perlu khawatir Arhan. Karena bukan dia orangnya," ucap Herlambang dalam telponnya.

📞"Baiklah Pah. Terima kasih untuk apa yang papa lakukan," ucap Arhan.

📞"Kamu tidak perlu berterima kasih karena saya melakukan semuanya untuk kamu dan Adara," ucap Herlambang.

📞"Iya pah," sahut Arhan.

Obrolan singkat mereka selesai dengan Arhan yang langsung mematikan panggilan tersebut.

Arhan menghela napasnya dengan perlahan kedepan dan melihat ke dalam sekolah yang ternyata anak-anak SMA Erlangga sudah pulang sekolah.

Arhan keluar dari mobil dan melihat Adara yang bersama Noni yang saling berpamitan. Setelah itu Adara dengan raut wajahnya yang selalu sendu langsung menghampiri mobil yang ada Arhan di sebelahnya.

Seperti biasa Arhan akan membukakan pintu untuk Adara dan tanpa mengucapakan Terima kasih Adara masuk saja dengan ketusnya yang duduk di samping pengemudi dan Arhan menyusul untuk berikutnya.

"Kita langsung pulang. Atau kamu mau kemana lagi?" tanya Arhan.

Adara diam dan tanpa menjawab pertanyaan itu. Arhan tidak bertanya lagi dan langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan santai.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!