Plak.
Tamparan panas melayang kepipi Adara dan sampai Adara terjatuh dengan terduduk di lantai dengan memegang pipinya.
"Non!" lirih seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sederhana menutup mulutnya yang ingin membantu Adara. Namun dia tidak punya kuasa dan hanya melihat Adara yang di tampar oleh Pria yang terlihat penuh dengan amarah.
"Memalukan kamu!" umpat Pria paruh baya itu dengan di penuhi emosi dan Adara hanya menangis dengan memegang pipinya yang merah dan tamparan keras itu juga mampu membuat ujung bibirnya berdarah.
"Anak kurang ajar!" pria itu kembali hendak memukul Adara. Namun wanita paruh baya itu langsung menghalanginya dengan memeluk Adara.
"Tuan tolong tenang. Kasian Nona Adara. Tolong jangan memukulnya lagi tuan saya mohon tuan tolong," ucap wanita itu itu yang berusaha melindungi Adara.
"Minggir kamu Bi Sri. Saya harus memberi anak ini pelajaran. Anak yang mencoreng keluarga ini. Mencoreng nama baik keluarga ini dengan aib yang sangat memalukan!" teriak Pria itu pada pembantunya yang berusaha melindungi Adara.
"Tuan tapi Nona Adara sedang sakit. Mohon jangan memukulnya," ucap Bi Sri.
"Aku tidak hanya akan memukulnya. Tetapi juga membunuhnya. Karena sudah mencoreng keluarga ini dengan berani-beraninya kau hamil di luar nikah," sentak pria itu dengan matanya yang memerah.
Herlambang ingin memukul kembali Adara. Namun sang bibi langsung memeluk kaki Herlambang untuk menghentikan Herlambang.
"Jangan tuan saya mohon. Kasihan Nona Adara," ucap Bibi yang terus memohon pada Herlambang.
"Minggir kamu Bi!" ucap Herlambang merendahkan suaranya.
"Kamu jangan melindungi anak yang tidak tau malu itu. Dia sudah menyebar aib yang tidak bisa di ampuni. Jadi minggir kamu!" teriak Herlambang.
"Ampun pah! Ampun!" ucap Adara yang menangis sengugukan yang mengakui dosanya dan memohon ampun. Bibi melepas tangannya dari kaki Herlambang.
Pria itu berjongkok dan menyinggirkan pembantu yang melindungi Adara. Pria itu memegang kedua bahu Adara dengan menatap tajam yang seperti monster yang kelaparan.
"Katakan kepada papa. Siapa bajingan itu Adara!" teriak Herlambang.
Adara menggelengkan kepalanya yang penuh ketakutan dengan tubuhnya yang bergetar.
"Bagaimana mungkin kau tidak tau siapa yang sudah menghamilimu," teriak Herlambang dengan menjatuhkan kembali Adara dan Herlambang berdiri dengan memegang kepalanya yang terasa berat.
"Papa tidak pernah mengawasimu dan membiarkanmu bergaul dengan sesukamu dan ternyata ini yang terjadi. Kau melakukan pergaulan bebas dan kau hamil tanpa adanya pernikahan. Adara kau masih 17 tahun. Tetapi kau sudah merusak dirimu sendiri dan membuat nama keluarga ini berantakan. Apa kau puas melakukannya Adara! Masa depanmu telah kau hancurkan dengan perbuatan menjijikan seperti ini," teriak Herlambang yang penuh dengan kekecewaan kepada putrinya itu.
"Ampun pah," ucap Adara yang tertunduk lemas yang berurai dengan air mata.
"Papa benar-benar kecewa kepadamu. Kamu anak kesayangan papa. Tapi kamu menghancurkan kepercayaan papa. Lalu apa Adara. Apa yang harus papa lakukan dengan aib yang sudah kamu ciptakan. Apa kesalahan papa Adara. Papa selalu menuruti apa yang kamu mau. Apa yang kamu inginkan. Tetapi kamu membalas semuanya dengan seperti ini," ucap Herlambang dengan suara merendah yang meneteskan air matanya.
Semarah dan sekejam apapun dirinya. Dia tetap orang tua yang lemah dan pasti sangat terluka dengan keadaan Putri kesayangannya yang hamil di luar nikah dan apalagi Adara masih sekolah.
Adara yang kembali di peluk bibi hanya menangis dengan penuh penyesalan yang mana dia mengecewakan sang papa. Dan dia melihat papanya mengeluarkan air mata untuk yang kedua kalinya yang sebelumnya papanya hanya menangis saat mengantarkan almarhum ibunya ke pemakaman saat usianya 8 tahun.
"Bawa dia pergi dari sini. Sebelum aku kehilangan kesabaran dan akan membunuhnya sekarang," ucap Herlambang yang berusaha menenangkan dirinya.
"Ayo Non kita kekamar!" Ajak Bibi membantu Adara berdiri dan membawa Adara pergi sebelum Herlambang kembali emosi dan bisa-bisa Adara akan celaka.
Herlambang memejamkan matanya dengan mengatur napasnya yang meredakan emosinya. Bagaimana tidak dia sangat terkejut dengan mengetahui Putrinya yang hamil.
Sementara di balik dingding ada seorang wanita sekitar berusia 35 tahunan keatas dengan wanita muda yang sebaya dengan Adara yang mereka saling melihat dan sama-sama menyunggingkan senyum mereka.
"Sekarang dia baru melihat Putri kesayangannya yang pada akhirnya yang menghancurkannya," ucap wanita itu dengan tersenyum sinis.
"Mama benar. Selama ini Om Herlambang selalu membanggakan Adara dan membandingkannya denganku dan sekarang dia bisa membanggakan anaknya yang sudah hamil itu," ucap Lucia dengan tersenyum miring.
"Lucia kita harus membuat Om kamu memberi hukuman yang berat atas apa yang di lakukan Adara," ucap Mayang yang tiba-tiba punya rencana buruk.
"Mama tenang aja. Kita bisa menghasut Om Herlambang dan Adara akan di beri hukuman. Agar dirinya tidak bisa menyombongkan dirinya lagi," ucap Lucia dengan menyinggung senyumnya. Ibu dan anak itu sama-sama tersenyum dengan penuh rencana di atas masalah yang di hadapi Adara.
*********
Sebelumnya.
Adara yang berada di sekolah yang duduk di bangkunya tiba-tiba merasa pusing saat guru menjelaskan di depan. Pandangannya pun tidak jelas dan samar-samar dengan melihat kedepan.
"Adara kamu baik-baik aja?" tanya Noni teman Adara yang duduk di belakang Adara yang melihat Adara tampak aneh.
"Kepala ku sakit," jawab Adara.
"Ya udah kita ke UKS aja," ucap Noni.
Adara mengangguk dan baru ingin izin ke UKS tiba-tiba Adara pingsan dan jatuh.
Bruk.
Suara jatuhnya mengejutkan semua orang.
"Adara!" teriak Noni yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan murid yang lain langsung heboh yang mengerumuni Adara.
"Ada apa ini?" tanya guru wanita itu.
"Adara pingsan Bu. Tadi dia mengeluh pusing," jawan Noni.
"Ayo bawa ke UKS!" titah guru dengan panik dan murid laki-laki langsung menggendong Adara ala bridal style mereka semua membawa Adara ke ruang UKS dan bahkan sampai meninggalkan kelas yang padahal hanya satu orang yang pingsan.
Hanya ada 2 wanita yang tertinggal di kelas itu. Ya itu Lucia dan Raya.
"Kenapa sepupu Lo?" tanya Raya.
"Paling caper," jawab Lucia sinis.
"Iya tuh. Semuanya apa harus mengantarkannya ke UKS," sahut Raya yang juga sinis.
"Semoga aja mati di UKS," sumpah serapah Lucia dengan kesal.
Adara memang sangat populer di sekolah. Gadis cantik dan pintar dan siapa yang tidak menyukainya. Adara juga sangat di kenali. Karena sang ayah seorang politikus besar dan sangat di kenal orang-orang dengan kedermawanannya.
Selain kaya raya Adara juga anak tunggal dan semenjak kematian ibunya. Sang papa tidak menikah lagi dan hanya fokus pada Adara yang sangat tenar di sekolah dan di kenal juga sangat ketus dan lebih tepatnya dia sangat tegas dan bukan wanita yang pecicilan atau juga diam. Jadi makanya Adara sangat di segani.
Lucia adalah sepupu Adara anak dari Mayang adik Herlambang yang satu rumah dan satu sekolah dengan Adara. Walau sepupu dan satu rumah mereka tidak akrab dan orang-orang juga tau Lucia sepupu Adara. Tetapi orang-orang tidak segan dengan Lucia.
Jadi Lucia kerap kali kesal dengan Adara yang semua orang peduli kepadanya dan sementara dirinya yang berbanding terbalik dengan dirinya yang tidak ada yang peduli. Jadi itu sebabnya Lucia sangat membenci Adara.
Bersambung.
...Lagi-lagi saya membuat Novel baru dengan harapan yang sama pastinya. Terima kasih untuk para readers yang setia yang selama ini sudah banyak membaca dan pasti meninggalkan komentar yang selalu aku baca. Masukkannya sangat baik membuatku banyak belajar....
...Dan saya mengeluarkan Novel terbaru. Jadi jangan lupa. Like, coment dan vote ya. Terima kasih....
Rumah sakit.
Adara di larikan kerumah sakit karena perintah Herlambang yang mengetahui Putrinya itu pingsan.
Herlambang yang tadinya sedang ada meeting di istana negara dengan Presiden langsung kerumah sakit karena takut putrinya itu kenapa-kenapa.
Dan Herlambang yang menunggu di luar bersama Bi Sri yang juga langsung menyusul kerumah sakit. Karena takut Adara kenapa-kenapa. Lama menunggu akhirnya Dokter menyuruh Herlambang dan Bi Sri untuk masuk.
"Adara!" lirih Herlambang yang langsung menghampiri putrinya itu dengan mencium kening Adara yang mana Herlambang sangat takut dengan Adara kenapa-kenapa.
"Papa," sahut Adara dengan suara seraknya yang masih lemas.
"Kamu tidak apa-apakan sayang?" tanya Herlambang.
"Tidak kok pah. Aku tidak apa-apa hanya pusing dan mual-mual," jawab Adara.
"Apa kamu tidak sarapan?" tanya Herlambang.
"Tidak selera makan pah," jawab Adara.
"Tuan! Nona Adara belakangan ini memang tidak tentu makannya," sahut Bibi yang pasti sangat tau mengenai hal kecil mengenai Adara.
"Dokter apa yang terjadi pada anak saya?" tanya Herlambang dengan panik.
"Tuan Herlambang Nona Adara hamil," jawab Dokter dengan suara berat mengatakan apa yang terjadi, yang mengejutkan semua orang termasuk Adara sendiri yang tidak percaya dengan kata-kata Dokter.
"Hamil!" ucap Adara tanpa suara yang lebih terkejut mendengar apa yang di katakan Dokter.
"Dokter jangan bercanda," sahut Herlambang dengan tersenyum yang menganggap itu hanya becandaan saja.
"Saya tidak bercanda tuan. Tetapi memang benar. Nona Adara hamil 7 Minggu," ucap Dokter dengan yakin.
Mata Herlambang langsung melihat tajam ke pada Adara dan Adara geleng-geleng kepala yang juga dia terkejut mendengar kehamilannya dan tidak tau apa yang terjadi.
"Saya sudah memeriksa berkali-kali dan ini hasil lab nya," sahut Dokter memberikan hasil USG dan benar apa adanya. Hasil USG tersebut telah membuktikan jika Adara memang hamil.
Adara meneteskan air matanya yang merasa itu mimpi buruk. Bibi sendiri mendengarnya menutup mulutnya dengan ke-2 tangannya yang tidak percaya dengan kehamilan Adara. Apalagi Herlambang sebagai orang tua yang pasti shock dengan putrinya yang hamil dan masih sekolah.
**********
Setelah menerima kemarahan dan pukulan dari Herlambang Adara sekarang berada di atas tempat tidur yang masih menangis dan Bibi yang berusaha menenangkannya dengan memegang kedua tangan Adara yang sangat gemetar dan begitu dingin.
"Aku membuat papa kecewa Bi, papa benar-benar marah dan sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan," ucap Adara merasa bersalah.
"Nona Adara memang salah dan seharusnya ini tidak terjadi. Katakan kepada bibi siapa pelakunya dan apa yang terjadi pada Nona Adara sampai semuanya seperti ini," ucap Bibi.
"Aku tidak tau Bi," jawab Adara dengan geleng-geleng kepala yang sangat ketakutan.
Bibi tidak sanggup melihatnya dan memeluk Adara. Dia justru takut mental Adara rusak dan mengalami trauma. Jadi Bibi berusaha untuk menenangkannya dulu.
Sementara Adara di pelukan Bibi tiba-tiba terbayang. Jika dia pernah pingsan beberapa bulan lalu saat Adara ada study tour. Tidak tau apa yang terjadi padanya. Bangun-bangun Adara sudah berada di dalam sebuah kamar dan Adara tidak tau apa yang terjadi kepadanya.
Kehamilannya mengingatkan Adara dengan kejadian saat itu yang mungkin berhubungan. Tetapi setelah kejadian itu sampai sekarang Adara tidak tau siapa yang membawa dirinya ke dalam kamar itu dan saat Adara pergi juga tidak melihat siapa-siapa. Namun untuk menceritakan hal itu Adara sangat takut.
*********
Kediaman Herlambang.
Istana tempatnya Herlambang Tinggal memang sangat luas. Dengan rumah mewah dan pekarangan yang luas. Bahkan sampai memiliki lapangan golf yang besar dan sekarang Herlambang berdiri dengan ke-2 tangannya berada di saku celana menatap luasnya lapangan golf tersebut.
"Tuan!" tegur Bibi.
"Bagaimana? Apa dia mengatakan siapa Pria yang menghamilinya?" tanya Herlambang.
"Tidak tuan. Nona Adara tidak bicara apa-apa. Dia juga tidak mengatakan apa yang terjadi," jawab Bibi yang apa adanya.
"Apa dia berusaha untuk melindungi Pria bajingan itu," desis Herlambang yang mengepal tangannya.
"Apa kamu tau Adara dekat dengan siapa dan apakah dia punya kekasih?" tanya Herlambang.
"Setau saya tidak tuan. Karena Nona Adara selama ini hanya bermain dengan teman wanitanya," jawab Bibi yang memang selalu memantau pergaulan anak itu.
"Jika tidak bergaul dengan bebas bagaimana mungkin anak itu sampai hamil. Lalu dia hamil dengan siapa dengan setan!" umpat Herlambang dengan mengusap mulutnya dengan kasar.
Bibi tidak bicara apa-apa lagi. Karena tidak tau harus mengatakan apa dan takut juga Herlambang akan terpancing emosi.
"Permisi tuan!" tiba-tiba datang seorang bodyguard dengan menundukkan kepala.
"Ada apa?" tanya Herlambang.
"Beliau sudah datang," jawab Pria itu.
"Baiklah. Aku ingin kau mengurus semuanya. Jangan sampai ada yang tau tentang kehamilan Adara!" titah Herlambang.
"Baik tuan," sahut pria itu dengan menundukkan kepalanya dan langsung pergi.
"Hanya ini cara satu-satunya untuk menutupi semua aib Adara. Kau membuat papa harus repot dengan perbuatan mu dan akan banyak yang akan menjadi korban Adara," batin Herlambang.
*************
Herlambang bersiap-siap yang sepertinya ingin pergi. Namun sebelum berangkat Herlambang masih meneguk kopinya yang di siapkan bibi padanya.
"Kak!" tegur Mayang yang tiba-tiba menghampiri Herlambang.
"Ada apa Mayang?" tanya Herlambang.
"Aku tau kakak sekarang sangat cemas dengan menghadapi masalah besar yang di timbulkan Adara. Aku sebagai tantenya juga merasa bersalah dan mohon maaf aku juga tidak bisa mengawasinya," ucap Mayang yang prihatin.
"Lalu apa yang ingin kamu katakan sebenarnya Mayang. Saya harus buru-buru pergi," ucap Herlambang tidak mau bertele-tele.
"Saya hanya ingin bertanya apa yang akan kakak lakukan selanjutnya untuk Adara. Karena saya tau ini bukan masalah yang gampang dan kakak harus bertindak cepat bukan," ucap Mayang.
"Lalu apa kamu punya ide Mayang?" tanya Herlambang.
"Hmmmm," Mayang tersenyum yang seolah mendapatkan ide yang cemerlang.
"Kak bagaimana kalau kakak mengirim Adara keluar Negri untuk menyembunyikan kehamilannya. Karena itu adalah hukuman yang pas untuk Adara," ucap Mayang menyampaikan apa yang menurutnya tepat.
"Apa menurut kamu itu ide bagus?" tanya Herlambang.
"Iya kak. Adara sudah keterlaluan yang mencoreng nama keluarga ini dan jika di biarkan untuk tetap berada di sini yang adanya nama kakak akan semakin tercoreng. Karir kakak bisa berantakan dan yang paling tepat adalah mengirimnya ke luar Negri," jelas Mayang yang mencoba untuk menghasut kakaknya itu.
"Ayo kak Herlambang, setujui semua yang aku katakan. Jika Adara pergi dari rumah ini. Kak Herlambang akan fokus pada ku dan Lucia," batin Mayang.
"Bagaimana kak dengan ideku?" tanya Mayang.
"Cukup baik," sahut Herlambang membuat Argantara tersenyum lebar.
"Baiklah kalau begitu terima kasih Mayang atas saran kamu. Tapi Saya sudah tau apa yang harus saya lakukan pada Adara," ucap Herlambang dengan tersenyum.
"Saya buru-buru. Jadi Saya harus pergi," ucap Herlambang yang langsung pergi.
"Kak!" panggil Mayang dan Herlambang tidak merespon yang langsung pergi begitu saja.
"Apa maksud kak Herlambang. Dia menyetujui ideku apa tidak dan dia katakan dia punya rencana lain. Apa yang di ketahuinya," oceh Mayang heran yang tidak tau apa idenya akan di pertimbangkan yang pasti tujuan Mayang hanya ingin Adara pergi.
Bersambung.
Herlambang berdiri di atas gedung tempat penurunan Helikopter dengan Herlambang memakai pakaian rapi yang berjas dan juga kaca mata hitamnya dan pengawalnya yang berdiri di belakangnya. Ada beberapa pengawal yang juga ber-jas yang memiliki tubuh yang keluar.
Tiupan angin Helikopter itu sangat terasa membuat rambut menari-nari juga, sampai akhirnya Helikopter mendarat di atas gedung dan melompat sepasang kaki dan saat itu juga Helikopter itu kembali mengudara.
Herlambang tersenyum dan membuka kaca matanya. Melihat pria tegap yang dengan stelan jas hitam dan memakai kacamata yang berjalan dengan langkah yang tegap dengan kaki lebarnya.
Pria tampan berkulit putih itu membuka kaca matanya ketika berada di depan Herlambang dan menundukkan kepalanya yang seolah menghormati Herlambang.
"Selamat pagi pa," ucap Pria itu dengan suara lantangnya mengangkat kepalanya dengan tegap.
"Pagi Putraku," sahut Herlambang yang memeluk Pria itu yang seolah sangat bangga pada pria itu.
"Arhan kamu semakin gagah dan sangat tampan," ucap Herlambang yang memeluk sembari menepuk-nepuk punggung Arhan.
"Papa jangan berlebihan. Bagaimana kabar papa?" tanya Arhan yang sudah melepas pelukan itu.
"Kamu bisa melihat secara fisik baik-baik aja dan pasti secara pikiran kurang baik," ucap Herlambang merenggangkan tangannya.
"Papa harus jaga kesehatan. Cuaca saat ini sangat tidak baik," ucap Arhan yang sangat memperhatikan Herlambang.
"Terima kasih untuk perhatian kamu dan terima kasih untuk kamu yang langsung datang dari Milan hanya karena mendapatkan telpon dari papa," ucap Herlambang.
"Saya tidak bisa menolak panggilan papa," ucap Arhan.
"Papa tau itu. Papa harus ke istana ada pertemuan dengan Presiden. Kamu pulanglah dulu dan kita harus bicara sampai bertemu di rumah nanti," ucap Herlambang.
"Baik pa," sahut Arhan dengan kembali menundukkan kepalanya dan Herlambang memukul-mukul bahu Arhan yang tersenyum kepada Arhan.
********
Arhan Brawijaya. Pria berusia 24 tahun itu adalah anak angkat Herlambang yang di angkatnya saat usia Alvina 15 tahun. Arhan diberi pendidikan dalam ke militer. Pendidikan yang keras yang pasti untuk melindungi keluarga Herlambang.
Arhan Tinggal di Luar Negri dengan semua bisnis yang di jalaninya dan banyak operasi yang di beri tanggung jawab padanya. Herlambang mempercayai semua kepada Arhan yang bukan hanya sebagai putra angkatnya tetapi juga orang yang sangat iya percayai.
Sebenarnya bukan hanya Arhan saja anak angkat Herlambang. Masih ada beberapa lagi. Yang Masing-masing tinggal di Luar Negri dan juga di Luar kota. Hanya saja ketika dewasa mereka semua di beri tanggung jawab dan pilihan hidup masing-masing. Ya asal tidak lupa pada kacang dan kulitnya.
Namun untuk Arhan sedikit agak berbeda yang lebih special dan sangat dekat dengan Herlambang. Mungkin karena Arhan juga memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan banyak membantunya dan juga Arhan sangat sopan dan selalu merendah di depan Herlambang. Atitude yang sangat baik itu membuat Herlambang sangat mempercayai Arhan.
Arhan juga sudah menganggap Herlambang orang tua kandungnya. Karena Herlambang memang sangat tulus memberikan perhatiannya dan kasih sayangnya pada Arhan. Jadi kedatangan Arhan juga karena perintah dari Herlambang. Sesibuk apapun Arhan tidak akan bisa menolak permintaan Herlambang.
*************
Mobil Arhan berhenti di istana Herlambang dan Arhan langsung keluar dari mobil dan sangat bersamaan dengan mobil Alphard yang berhenti di belakang mobil Arhan. Salah satu Bodyguard langsung membuka pintu mobil dan ternyata itu Adara yang keluar dari mobil bersama dengan bibi.
Arhan melihat kearah Adara yang pasti di kenalinnya dan Adara juga sembari berjalan melihat sebentar ke arah Arhan. Namun ekspresinya hanya datar dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki rumah.
Arhan juga bereksperesi datar dan langsung memasuki rumah yang pasti dia ada pertemuan dengan Herlambang. Arhan memang tipe laki-laki yang dingin dan tidak banyak bicara dan juga tidak terlalu ramah dan tidak menurutnya tidak harus menyapa Adara. Karena Adara sendiri juga sangat ketus kepadanya dan bahkan tidak menyapa dirinya. Karena sangat tidak mungkin Adara tidak mengenali Arhan.
*********
Herlambang dan Arhan kembali bertemu dengan duduk santai di dekat lapangan golf memandang lapangan yang luas itu dengan mereka yang sama-sama duduk bersebelahan dengan pembatas meja bulat yang di atasnya ada 2 cangkir kopi.
"Ada apa papa menyuruh saya untuk pulang?" tanya Arhan yang biasanya jika dia di suruh pulang pasti ada hal penting.
Herlambang menghela napasnya perlahan dan melihat ke arah Arhan.
"Papa ingin kamu menikah!" jawab Herlambang yang pasti mengejutkan Arhan.
Tipe-tipe Arhan pasti tidak terlalu kepikiran dengan wanita. Apa lagi pernikahan usiannya juga masih sangat muda. Karena menurutnya mempunyai hubungan berpacaran atau semacamnya hanya ribet dan tidak mau ambil pusing.
"Kenapa tiba-tiba papa menginginkan saya untuk menikah?" tanya Arhan.
"Mungkin ini sudah waktunya untuk kamu menikah," jawan Herlambang singkat.
"Tapi Saya belum punya pasangan," jawab Arhan.
"Syukurlah jika kamu tidak punya pasangan. Jadi tidak ada hal yang di permasalahkan dalam pernikahan ini," ucap Herlambang.
"Maksud papa?" tanya Arhan.
"Apa papa ingin menikahkan saya dengan pilihan papa?" tebak Arhan.
"Benar Arhan! kedatangan kamu ke Indonesia untuk pernikahan yang telah saya siapakan," ucap Herlambang yang langsung to the point.
"Dengan siapa?" tanya Arhan.
"Adara," jawab Herlambang membuat Arhan lebih kaget lagi dengan matanya yang terbuka lebar mendengar ucapan Herlambang.
"Azizie," ucap Arhan. Ya dia memang memanggil Adara dengan sebutan Azizie.
"Kamu benar papa ingin kamu menikah dengan Adara," jawab Herlambang.
"Tapi Azizie masih sekolah. Dia masih masih sangat muda," ucap Arhan yang merasa tidak masuk akal dengan keinginan sang papa angkat.
"Tetap pernikahan itu harus di laksanakan Arhan. Karena tidak ada pilihan lain," ucap Herlambang.
"Alasannya apa?" tanya Arhan yang merasa ada hal besar sehingga dirinya harus menikah dengan Putri satu-satunya Herlambang.
Herlambang menghela napasnya dan memberikan amplop putih pada Arhan. Arhan langsung mengambilnya dan melihat hasil USG.
Arhan begitu terkejut menegakkan kepalanya melihat serius Herlambang yang berdiri di depannya.
"Aku gagal menjaganya sehingga dia melampaui batasnya sampai dia hamil dan dia tidak mengatakan apa-apa mengenai kehamilan itu. Tidak ada yang tau siapa pelakunya dan aku tidak punya pilihan lain," jelas Herlambang yang membuat Arhan masih sangat terkejut dengan hasil USG tersebut.
"Arhan aku tidak bisa membiarkan aib ini terus ada dan jalan satu-satunya adalah dengan menikahkan Adara untuk menutupi aib itu. Dan aku tidak bisa percaya dengan orang lain selain kamu. Jadi papa hanya ingin menikahkan kamu dengan Adara dan bertanggung jawab pada Adara," ucap Herlambang dengan serius.
"Arhan kamu orang kepercayaan saya. Kamu menjaga saya dengan baik dan kamu banyak membantu pekerjaan saya. Tetapi saya gagal menjaga Putri saya dan maka dari itu saya ingin kamu bertanggung jawab atas kehamilannya. Saya tidak ingin terjadi hal buruk lagi dengan Adara dan saya tidak bisa melepaskan Adara dengan pria manapun. Hanya kamu yang bisa saya percayai," ucap Herlambang membuat Arhan memejamkan matanya dengan menghela napasnya yang mendengarkan semua perkataan Herlambang.
"Apa kamu bersedia Arhan?" tanya Herlambang.
"Baiklah saya bersedia," jawab Arhan tanpa protes. Herlambang lega mendengarnya.
Namun dia pasti tau. Arhan terpaksa dan berat hati menerima semua itu. Karena ini menyangkut pernikahan dan mana ada yang mau di nikahkan begitu saja dan lagian dengan wanita yang sudah hamil dan dia harus bertanggung jawab akibat perbuatan orang lain.
Namun apa daya Arhan mungkin merasa tidak pantas menolak perintah itu. Mengingat Herlambang memberikan hal yang tidak akan pernah terbalaskan dengan apapun. Mungkin saja Arhan termakan hutang Budi dan dengan menikahi Adara pun tidak bisa membayar semua kebaikan Herlambang kepadanya.
Jadi mau tidak mau Arhan harus menikah dengan anak kandung orang tua angkatnya itu untuk menutupi aib Adara yang telah hamil.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!