Episode 8 Marah.

Sementara di sisi lain. Di ruangan Herlambang yang mana Herlambang sedang berhadapan dengan Arhan yang mereka sama-sama duduk di Sofa.

"Arhan!" ucap Herlambang.

"Iya pah," sahut Arhan dengan tenang

"Terima kasih kamu sudah mau menikah dengan Adara," ucap Herlambang.

"Saya hanya melakukan apa yang di perintahkan dan papa tidak seharusnya berterima kasih kepada saya," ucap Arhan dengan datar.

"Saya tau kamu sangat terpaksa untuk semua ini. Saya tau kamu tidak mudah menuruti kemauan saya. Karena menikah dengan wanita yang bisa di katakan tidak kamu inginkan. Itu bukan hal yang mudah dan kamu akan mengalami kesulitan yang sangat banyak," ucap Herlambang yang menyadari hal itu.

Arhan terdiam yang memang apa yang di katakan Herlambang adalah kebenarannya.

"Maafkan saya jika membuat masalah dan kesulitan di dalam kehidupan kamu," ucap Herlambang.

"Tidak perlu minta maaf pah," sahut Arhan dengan singkat.

"Arhan sekarang Adara sudah menjadi istri kamu. Saya serahkan dia kepada kamu untuk kamu bertanggung jawab kepada Adara. Saya sebagai orang tua gagal mendidik Adara sampai Adara seperti ini dan saya berharap kamu tidak gagal mendidiknya sebagai suami," ucap Herlambang.

Kata-kata Herlambang sudah menjelaskan tentang pernikahan ini sangat serius dan bukan hanya menikah saja. Lalu Arhan lepas tangan. Karena dia juga ada pekerjaan di Luar Negri. Tetapi nyatanya dia justru mendapat tanggung jawab besar atas diri Adara. Atau Azizie nama panggilan yang di milikinya.

"Kamu tidak keberatan Arhan?" tanya Herlambang.

"Baiklah. Jika memang Azizie akan menjadi tanggung jawab saya. Maka saya akan berusaha sebaiknya. Namun mohon izinkan jika cara itu dari saya," ucap Arhan yang sangat sopan bicara pada Herlambang.

"Pasti. Kamu bukan kakak angkat Adara lagi. Tetapi kamu sudah menjadi suami Adara," ucap Herlambang.

"Baiklah pah. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Arhan yang berdiri dari tempat duduknya.

"Bibi sudah memindahkan koper kamu ke dalam kamar Adara," ucap Herlambang yang membuat Arhan kaget mendengarnya.

"Apa ini tidak terlalu cepat dengan melihat Azizie yang tidak terima dengan hal ini," ucap Arhan yang tau. Jika yang keberatan nantinya adalah Adara.

"Dia tidak akan pernah menerima semua ini sampai kapanpun. Anak itu keras kepala. Jadi tidak ada yang perlu di tunggu," ucap Herlambang.

"Apa itu artinya saya yang akan mengatasinya?" tanya Arhan.

"Semua tanggung jawab saya. Saya serahkan kepada kamu. Seperti apa yang saya katakan," ucap Herlambang membuat Arhan menghela napasnya.

"Baik pa," jawab Arhan yang hanya bisa menjawab baik saja atas apa yang di perintahkan.

"Terima kasih Arhan," ucap Herlambang. Arhan hanya menganggukkan kepalanya dan langsung pergi dari tempat tersebut.

**********

Adara berada di dalam kamarnya dan Adara melihat Bi Sri yang masuk kamar dengan membawa koper.

"Koper siapa itu?" tanya Adara.

"Mas Arhan Non," jawab Bibi.

"Kok di masukkan ke ka kamar saya?" tanya Adara bingung.

"Tuan yang memerintahkannya non," jawab Bibi.

"Kenapa?"

"Untuk apa?"

"Mas Arhan sudah menjadi suami Nona dan tuan menyuruh mas Arhan satu kamar dengan Nona," jelas Bibi.

"Kenapa? harus seperti itu?"

"Ini kamarku dan tidak ada yang boleh tinggal di kamarku. Kecuali aku sendiri dan termasuk dia yang tidak boleh berada di sini!" tegas Adara yang pasti protes.

"Tapi ini perintah tuan Nona," jawab Bibi.

"Bukannya Bibi bilang pernikahan ini hanya simbol saja. Dan dia juga akan pergi. Lalu kenapa dia ada di sini dan malah tinggal di kamarku," ucap Bibi.

"Maaf non Bibi tidak tau. Itu keputusan tuan," jawab Bibi dengan menunduk.

"Itu berarti Bibi membohongi aku. Bibi tidak bilang sebelumnya seperti ini. Bibi sama saja menipuku. Bibi jahat," ucap Adara yang menyalahkan Bibi dengan Adara yang menangis.

"Jangan menyalahkan Bi Sri Adara?" tiba-tiba terdengar suara yang membuat Adara langsung melihat ke arah pintu. Herlambang yang berdiri di depan pintu.

"Papa melakukan semua ini!"

"Kenapa pah?"

"Kenapa ingin menghancurkan kehidupanku. Apa seorang anak yang hamil tanpa menikah sudah tidak punya kehidupan lagi. Apa hidupku selanjutkan akan di tangan papa," ucap Adara dengan bantahannya.

"Berapa kali papa harus mengatakan kepada kamu. Jika semua yang papa lakukan itu demi kebaikan kamu? Apa kamu tidak mendengar!" ucap Herlambang.

"Ya semua yang papa katakan demi kebaikan ku. Semua kebaikanku. Sampai aku tidak tau mana yang baik untukku dan mana yang tidak. Pah dia mananya yang baik pah kenapa melakukan sesuatu yang membuatku harus seperti ini. Papa sudah salah dengan menikahkanku dengan usia ku yang masih muda dan jika memang papa ingin menutupi semuanya. Papa bisa mengirimku ke Luar Negri. Jika papa takut malu dengan kehamilanku. Papa tidak perlu menikahkanku dengan orang sembarangan," tegas Adara.

"Cukup Adara!" bentak Herlambang.

"Arhan bukan pria sembarangan dan kamu tau dia. Dia pria yang baik dan salah satu anak angkat papa yang baik," tegas Herlambang.

"Kalau begitu kenapa tidak papa nikahkan saja aku dengan semua orang-orang yang papa asuh. Karena aku yang sudah hamil tidak tidak punya nilai lagi bagi papa sampai menyerahkan kehidupan dan masa depanku untuk orang sembarangan!" bentak Adara.

"Cukup Adara!" Bentak Herlambang yang ingin menampar Adara. Namun tangannya masih di tahannya dan di jatuhkannya sendiri dengan kasar.

"Papa tau Adara. Kamu itu sangat marah dan kesal kepada papa. Lalu apa kamu pikir papa tidak marah dan tidak kecewa kepada kamu. Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaan papa. Putri kesayangan papa yang menghancurkan mimpi papa dan papa masih memberimu ampunan dengan menyelamatkan hidupmu. Jadi berhenti Adara. Berhenti untuk membantah dan protes pada papa. Suatu saa nanti kamu akan paham kenapa papa melakukan semua ini kepada kamu," ucap Herlambang yang membuat air mata Adara terus mengalir dengan napasnya yang naik turun.

"Terima semua ini dan jangan pernah membantah apa-apa lagi. Papa punya caranya yang terbaik untuk kamu dan Arhan adalah Pria yang baik dan dia suami kamu. Jadi hormati dia," tegas Herlambang.

"Tinggalkan dia Bi sri," ucap Herlambang.

"Baik tuan," sahut Bibi.

Sebelum keluar dari kamar itu Bibi membelai rambut Adara dengan wajah Bibi yang juga sangat sedih dan berkaca-kaca.

"Nona harus menerima semua ini. Semua ini demi kebaikan Nona," ucap Bibi mengatakan begitu lembut dan langsung pergi keluar dari kamar Adara dengan menutup pintu kamar Adara.

Adara memejamkan matanya dan terduduk lemas di lantai dengan air matanya yang mengalir deras dan menangis tersedu-sedu sampai tidak bisa bicara apa-apa lagi.

Krekkkk.

Pintu kamar terbuka kembali setelah Adara menangis hampir beberapa menit. Adara melihat ke arah pintu dengan mengangkat kepalanya yang ternyata pria tegap yang masih memegang kenopi pintu siapa lagi jika bukan Arhan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rochsdha Andriani

Rochsdha Andriani

gemmeeeesssssyyy sm adara

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!