Episode 19 Tidak bisa menahan diri.

Adara dengan kekesalanya yang langsung memasuki kamarnya dengan duduk kasar di pinggir ranjang dengan hatinya yang bergerutu dengan mengumpat penuh dengan kekesalan.

"Menyebalkan!" umpat Adara dengan kesal yang mengepal tangannya.

"Papa terus saja membelanya dan bahkan tidak peduli denganku. Di depan orang lain papa juga ingin menamparku. Aku seakan bukan Putrinya lagi. Aku sudah seperti orang asing yang tidak di anggap," umpat Adara dengan terus marah-marah yang penuh dengan emosi dengan mengepal tangannya.

"Pernikahan ini tidak pernah aku inginkan dan bukan urusanku. Jika dia punya orang tua dan aku harus bersikap baik pada orang tuanya. Dia saja tidak pernah bersikap baik kepadaku," Adara terus saja mengeluh dengan mengumpat penuh kemarahan.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka membuat Adara langsung melihat ke arah pintu yang ternyata Arhan yang membuka pintu kamar cukup kasar.

"Untuk apa kau datang. Pergi sana dan urus orang tua mu itu!" sentak Adara dengan marah-marah kepada Arhan sampai napas Adara naik turun yang seperti menahan emosi yang menggebu-gebu.

Adara berdiri dan mendekati Arhan yang seolah menantang Arhan dengan amarah yang ingin di luapkan nya.

"Pergi aku bilang! Kau itu puas dengan semua yang terjadi. Itu yang kau inginkan di mana aku di permalukan dan menjadi orang yang paling terhina!" bentak Adara yang mendorong Arhan keluar dari kamarnya dengan kasar.

"Cukup Azizie!" bentak Arhan membuat Adara tersentak kaget dengan memejamkan matanya yang pertama kali mendengar suara keras Arhan.

"Kau berani membentakku. Kau pikir kau siapa!" sentak Adara tidak terima dengan bentakan itu.

"Aku suamimu dan aku punya hak untuk membentakmu. Jika kamu sudah keterlaluan!" tegas Arhan yang semakin menguatkan volume suaranya.

"Kau yang keterlaluan. Kau datang merusak kehidupanku. Semenjak kehadiranmu. Papa sudah tidak peduli kepadaku dan terus marah kepadaku. Lebih membelamu di bandingkan aku. Jadi kau yang keterlaluan dan seharusnya aku marah kepadamu dengan kau yang masuk kedalam hidupku!" teriak Adara dengan semakin emosi.

"Apa katamu aku yang keterlaluan. Apa kau tidak sadar Azizie dengan apa yang kau lakukan tadi hah! Apa kau tidak sadar dengan perbuatanmu. Orang yang kau ajak bicara itu adalah orang tuaku. Jika kau membenciku aku tidak masalah menerima sikapmu yang seperti anak-anak. Tetapi di bawah sana adalah orang tuaku. Apa begini caramu menghargai orang yang lebih tua," tegas Arhan dengan menekan suaranya dan matanya yang melotot. Banyak emosi yang sejak tadi di tahannya dan ingin di letakkannya.

"Aku tidak peduli!" teriak Adara.

"Kau memang tidak pernah peduli dan sangat egois!" teriak Arhan tidak kalah kerasnya di depan Adara sampai membuat wajah Adara reflek mundur.

"Kau tidak peduli dengan kehidupan orang lain. Kau selalu merasa paling tersakiti dan paling menjadi korban. Sadar Azizie di sini aku yang menjadi korban. Aku harus mengorbankan semua hidupku demi menikah dengamu. Menikahi wanita yang sudah hamil sepertimu," teriak Arhan yang sudah tidak bisa mengendalikan emosinya.

Adara menetaskan air matanya mendengarkan penghinaan Arhan. Terasa berbeda jika Arhan yang mengatakan itu sangat sakit bagi ada tombak yang menusuk hatinya.

"Kau!" Adara ingin mengangkat tangannya ke pipi Arhan.

Namun Arhan menghentikannya dengan menangkap tangan Adara mencengkram pergelangan tangan itu dan membuat jarak di antara mereka semakin dekat dengan Arhan menarik Adara kepadanya.

Wajah yang saling berdekatan dan saling menatap tajam dengan napas yang sama-sama menggebu-gebu. Penuh emosi yang siap sama-sama di ledakkan.

"Kau tidak pantas melayangkan tangan kotormu kepipiku," tegas Arhan menjatuhkan kasar tangan Adara dengan sedikit dorongan sampai membuat Adara jatuh terduduk di atas tempat tidur.

"Kau kasar sekali!" umpat Adara dengan suara seraknya yang tidak percaya Arhan akan melakukan hal itu.

Arhan mendekati Adara dengan berdiri didepan Adara dan mencengkram pipi Adara dengan kepala Adara mendongak ke atas yang melihat Arhan.

"Aku bisa jauh lebih kasar kepadamu. Jika kau tidak menghentikan sikapmu. Maka aku tidak akan tinggal diam Azizie," tegas Arhan yang melepas kasar cengkraman itu membuat wajah Azizie kesamping dengan napasnya yang naik turun yang masih tidak percaya Arhan bisa seperti itu kepadanya

"Aku sudah bersabar kepadamu selama ini. Apa semua ini menurut adil untukku. Harus bertanggung jawab untuk bayi yang kau kandung. Bukan hidupmu Azizie yang berantakan. Tetapi justru aku yang harus mengorbankan semuanya. Harus menikah dan mengurus dirimu. Harus tahan dengan sikapmu seperti anak kecil," ucap Arhan dengan merendahkan suaranya yang baru mengeluarkan isi hatinya yang pasti selamat ini penuh keluhan.

"Kau yang membuat masalah Azizie dengan pergaulanmu dan pria menyentuh dirimu. Orang yang makan nangka dan aku yang kenak getahnya. Pria itu yang mendapatkan kehormatanmu dan aku yang harus bertanggung jawab untuk perbuatan kalian. Aku hanya mendapatkan bekas dan menerima perlakukan mu!"

"Kau pikir di dunia ini ada pria yang mau melakukan semua itu hah!. Aku punya segalanya Azizie dan aku bisa mendapatkan wanita yang lebih darimu. Jika bukan karena ayahmu. Aku tidak akan pernah sudi menikah dengan wanita yang di hamili pria lain!" Kecam Arhan membuat air mata Adara semakin mengalir deras dengan penghinaan Arhan dengan tangannya yang terkepal.

Ingin melawan ucapan Arhan. Tetapi seolah tidak punya kuasa. Karena tidak ada pembelaan dari apa yang di katakan Arhan.

Arhan yang mengeluarkan emosinya yang sejak tadi di tahannya tidak melihat wajah yang menangis itu. Karena wajah itu miring kesamping dengan rambutnya yang menutup pipinya.

"Aku masih punya hati Azizie kepadamu. Jika aku Pria jahat. Mungkin saat malam pernikahan aku pasti menyentuhmu untuk melampiaskan kemarahanku. Tapi kau pikir aku melakukannya. Aku mencoba menerima semuanya. Menerima dirimu dan anak itu. Tetapi kau tidak pernah sadar diri," tegas Arhan.

"Cukup kau menghinaku," sahut Adara dengan suara seraknya melihat Arhan dan wajah Adara sudah di penuhi air mata.

"Kau menganggapku sangat rendah. Tanpa kau tau apa yang terjadi pada diriku," ucap Adara.

"Kau sendiri menjadikan dirimu sangat rendah. Seharunya jika ada pria yang mau bertanggung jawab atas dirimu. Paling tidak kau sadar diri dan bersikaplah ingin di kasihani. Bukan egois dan merasa paling menjadi korban," tegas Arhan dengan merendahkan suaranya yang saling melihat dengan Aadara. Melihat bagaimana mata indah Adara yang sangat terpukul dengan penghinaan yang iya dapatkan.

"Kau sudah menguji kesabaran sampai sejauh ini Azizie. Aku berharap kau sadar dengan apa yang kau lakukan. Jika kau sudah seperti ini. Tidak ada yang perlu kau sombong kan. Jadi jaga sikapmu. Jangan sampai aku benar-benar tidak perduli kepadamu dan mengubah rasa simpatik ku menjadi jijik kepadamu!" tegas Arhan yang langsung pergi meninggalkan Aadara dengan keluar dari kamar dan menutup pintu kamar dengan kuat.

Pasti masih banyak yang ingin di sampaikan Arhan untuk menyadarkan Adara. Namun dia masih menahan karena melihat Adara sudah seperti itu.

Sepeninggalan Arhan. Adara hanya menangis dengan terisak-isak dengan menutup wajahnya dengan ke-2 tangannya.

"Arghhh!" teriak Adara yang terus menangis dengan tersedu-sedu.

Apa yang di katakan Arhan membuatnya pasti sangat terluka. Sepengatuhaan Adara Arhan adalah pria yang lembut dan sepanjang bersamanya ya Arhan sangat sabar kepadanya. Walau dia selalu membuat Arhan marah.

Tetapi pada kenyataannya. Tadi Arhan tidak bisa mengendalikan dirinya dan semua itu karena orang tua Arhan yang tidak di perlakuan dengan baik yang membuat Arhan harus mengeluarkan semua kata-kata kasar dan membuat hati Azizie sakit.

Bersambung

Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!