"Siapa yang mengijinkanmu untuk masuk kedalam kamarku," ucap Adara dengan suaranya yang sudah sudah serak karena terus menangis.
"Jika aku berada di sini. Itu artinya semua atas perintah. Semua yang aku lakukan untuk perintah," jawab Arhan dengan singkat.
"Perintah! Perintah yang tidak harus menghancurkan mimpi orang lain. Apa kau sangat bangga dengan kata-kata perintah itu," ucap Adara.
"Terserah apa yang kamu pikirkan. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan," ucap Arhan.
Adara menyeka air matanya dan berdiri dari dari duduknya.
"Pernikahan ini tidak ada. Jangan pernah menyentuhku sedikitpun," ucap Adara mengingatkan kepada Arhan.
"Jangan khawatir. Aku tau apa yang harus aku lakukan dan menurut ajaranku menyentuh wanita hamil itu bisa menjadi haram," jawab Arga yang mungkin singkat. Namun terasa sakit bagi Zee.
"Kau menghinaku dengan kehamilanku," sahut Adara yang tidak terima dengan penghinaan dari Arhan.
"Jangan salah paham. Aku hanya mengatakan apa yang pasti tidak kamu ketahui," jawab Arhan.
"Dasar sok suci," desis Adara yang langsung berlalu dari hadapan Arga di mana Adara langsung menuju kamar mandi.
Arhan hanya menghela napasnya saja dengan mengusap wajahnya dengan ke-2 tangannya.
"Aku akan terus mendengarkan penolakannya dan perdebatan akan ada terus yang tidak tau kapan akan berhenti," ucap Arhan yang sudah tau bagaimana ujungnya dari semua yang terjadi.
*******
Tidak lama Akhirnya Adara kembali keluar dari kamar mandi. Adara melihat Arhan yang berada di Sofa yang sedang tertidur dengan berbaring lurus dan kedua tangannya di lipat di dadanya.
Adara tidak peduli dan langsung menaiki tempat tidurnya menarik selimut yang berusaha memejamkan matanya dan harus menerima takdirnya yang mungkin memang ini yang terbaik untuk Adara. Walau ini pasti berat untuk di terima Adara.
*******
Meski sudah menikah Adara akan tetap sekolah seperti biasanya. Mungkin nanti kalau kandungan sudah membesar. Baru Adara akan cuti sekolah. Herlambang pasti sudah memikirkan sejauh itu.
Adara dan Lucia meski satu sekolah. Tetapi ke-2nya tidak pernah pergi bersamaan dan Lucia selalu di antar oleh Mayang. Sementara Adara kadang sama supir terkadang diantar Herlambang.
Namun kali ini berbeda saat Adara keluar dari rumah yang ingin memasuki mobil yang biasa mengantarnya ke sekolah. Tiba-tiba dia melihat Arhan berdiri di depan pintu mobil.
Adara melihat Herlambang yang ada di sampingnya.
"Arhan akan mengantar kamu ke sekolah!" ucap Herlambang yang tau apa yang ingin di tanyakan Adara.
"Kenapa tidak sama supir?" tanya Adara.
"Masuk! Jangan banyak protes. Kamu bisa terlambat sekolah," tegas Herlambang yang tidak mau mendengarkan protes Adara.
Adara menghentakkan kakinya dan dengan terpaksa menghampiri Arhan. Sudah berbaik hati Arhan membukakan pintu mobil di samping pengemudi untuk Adara.
Ternyata Adara memilih duduk di bangku belakang yang sampai menutup pintu juga dengan kuat.
Arhan hanya menghela napas dan langsung duduk di bangku pengemudi. Yang itu artinya dia adalah supir dari Adara. Herlambang yang melihat hal itu hanya geleng-geleng saja dengan kelakukan Adara yang memang menguji kesabaran Arhan.
*********
SMA Erlangga.
Banyak mobil yang keluar masuk gerbang SMA dan ada juga yang di parkirkan di SMA tersebut. SMA tersebut SMA terpopuler dan tempat-tempat pada anak orang kaya. Termasuk Adara yang memang salah satu menjadi murid populer.
Begitu mobil Adara sampai. Adara mengambil tasnya yang langsung membuka pintu mobil.
"Aku akan menunggumu sampai pulang sekolah," ucap Arhan membuat Adara tidak jadi keluar mobil.
"Apa kau tidak punya pekerjaan. Aku bisa pulang sendiri," bantah Adara.
"Kamu tidak bisa pulang sendiri. Karena aku akan menunggumu," ucap Arhan dengan santai.
"Enak sekali hidup tidak punya pekerjaan. Sehingga hanya mengganggu hidupku," sahut Adara dengan kesal.
"Semua terbalik Azizie. Bukan aku yang menggangu hidupmu. Tetapi sebaiknya," ucap Arhan.
"Terserah apa yang mau kau katakan. Jika ingin sampai kiamat di sini. Maka silahkan. Aku tidak peduli sama sekali," ucap Adara yang langsung keluar dari mobil.
Bruk.
Suara pintu mobil itu sudah menjelaskan betapa marahnya dirinya kepada dan Arhan sama sekali tidak peduli yang memang hal itu akan terus ada. Maklumlah Adara masih remaja emosinya masih labil. Jadi sebagai orang yang dewasa Arhan harus bisa mengatasi Adara yang masih bocil.
***********
Adara selalu menjadi primadona di sekolahnya. Hanya melangkah saja dirinya sudah menjadi pusat perhatian dan semua orang ingin seperti dirinya yang sangat cantik dan menjadi pusat perhatian dari semua orang.
Apalagi mata para laki-laki yang tidak akan berkedip melihat dirinya tanpa ada yang tau jika Adara sudah hamil dan tidak tau juga apakah ketika orang-orang yang mengaguminya tau tentang kehamilannya. Apakah dia akan tetap di kagumi atau di cibir dan di jauhi.
Tidak ada yang tau sama sekali apa yang akan terjadi dengan Adara dan pasti Herlambang sudah melakukan yang terbaik sehingga rahasia itu tidak terbongkar
Namun Lucia yang mengetahui aib dari Adara merasa sangat tidak adil dengan hal itu. Melihat Adara yang tetap saja di sanjung-sanjung membuatnya kesal dengan tangannya yang terkepal dari kejauhan memandang sinis Adara.
"Kenapa dunia ini tidak adil. Seharusnya aku memberitahu semua orang yang ada di sekolah ini tentang apa yang terjadi padanya. Jadi semua orang akan menghinanya," batin Lucia dengan kesal melihat Adara yang masih baik-baik saja yang padahal banyak yang telah terjadi.
"Lucia!" tegur Raya membuat Lucia kaget
"Kenapa? kamu iri melihat dia?" tanya Raya.
"Aku tau Lucia kamu tidak seberuntung Adara dan sama aku juga tidak seberuntung Adara. Hanya saja sebenarnya kamu lebih parah. Kamu itu sepupu Adara dan seharusnya kamu sama populernya dengan Adara. Tetapi ternyata tidak. Kamu tidak terkenal seperti Adara dan bahkan orang lain tidak menganggap kamu ada," ucap Raya yang kelihatan membuat Lucia panas.
"Jangan bicara sembarangan lo. Gue sama dia memang tidak sama. Karena gue yang jauh lebih baik di bandingkan dia. Karena gue tida ha...." Lucia tidak jadi melanjutkan kalimatnya yang mengingatkan ancaman dari Herlambang.
"Hah apa?" tanya Raya yang penasaran dengan kelanjutan kalimat itu.
"Sudahlah. Intinya jangan pernah membandingkan gue dengan dia. Karena gue jelas jauh lebih baik di bandingkan dia. Jadi berhenti membandingkan gue," tegas Lucia yang langsung pergi meninggalkan Raya.
Raya mengkerut dahinya heran dengan apa yang di katakan Lucia.
"Aneh. Bicara saja tidak jelas," gumam Raya yang melihat Adara.
"Ya hidupnya memang sangat beruntung. Ya mau bagaimana lagi. Mungkin memang sudah seperti itu dan kasihan Lucia yang tidak kecipratan ketenaran dari Adara," gerutu Raya yang meninggalkan tempatnya berdiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments