Rumah sakit.
Adara di larikan kerumah sakit karena perintah Herlambang yang mengetahui Putrinya itu pingsan.
Herlambang yang tadinya sedang ada meeting di istana negara dengan Presiden langsung kerumah sakit karena takut putrinya itu kenapa-kenapa.
Dan Herlambang yang menunggu di luar bersama Bi Sri yang juga langsung menyusul kerumah sakit. Karena takut Adara kenapa-kenapa. Lama menunggu akhirnya Dokter menyuruh Herlambang dan Bi Sri untuk masuk.
"Adara!" lirih Herlambang yang langsung menghampiri putrinya itu dengan mencium kening Adara yang mana Herlambang sangat takut dengan Adara kenapa-kenapa.
"Papa," sahut Adara dengan suara seraknya yang masih lemas.
"Kamu tidak apa-apakan sayang?" tanya Herlambang.
"Tidak kok pah. Aku tidak apa-apa hanya pusing dan mual-mual," jawab Adara.
"Apa kamu tidak sarapan?" tanya Herlambang.
"Tidak selera makan pah," jawab Adara.
"Tuan! Nona Adara belakangan ini memang tidak tentu makannya," sahut Bibi yang pasti sangat tau mengenai hal kecil mengenai Adara.
"Dokter apa yang terjadi pada anak saya?" tanya Herlambang dengan panik.
"Tuan Herlambang Nona Adara hamil," jawab Dokter dengan suara berat mengatakan apa yang terjadi, yang mengejutkan semua orang termasuk Adara sendiri yang tidak percaya dengan kata-kata Dokter.
"Hamil!" ucap Adara tanpa suara yang lebih terkejut mendengar apa yang di katakan Dokter.
"Dokter jangan bercanda," sahut Herlambang dengan tersenyum yang menganggap itu hanya becandaan saja.
"Saya tidak bercanda tuan. Tetapi memang benar. Nona Adara hamil 7 Minggu," ucap Dokter dengan yakin.
Mata Herlambang langsung melihat tajam ke pada Adara dan Adara geleng-geleng kepala yang juga dia terkejut mendengar kehamilannya dan tidak tau apa yang terjadi.
"Saya sudah memeriksa berkali-kali dan ini hasil lab nya," sahut Dokter memberikan hasil USG dan benar apa adanya. Hasil USG tersebut telah membuktikan jika Adara memang hamil.
Adara meneteskan air matanya yang merasa itu mimpi buruk. Bibi sendiri mendengarnya menutup mulutnya dengan ke-2 tangannya yang tidak percaya dengan kehamilan Adara. Apalagi Herlambang sebagai orang tua yang pasti shock dengan putrinya yang hamil dan masih sekolah.
**********
Setelah menerima kemarahan dan pukulan dari Herlambang Adara sekarang berada di atas tempat tidur yang masih menangis dan Bibi yang berusaha menenangkannya dengan memegang kedua tangan Adara yang sangat gemetar dan begitu dingin.
"Aku membuat papa kecewa Bi, papa benar-benar marah dan sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan," ucap Adara merasa bersalah.
"Nona Adara memang salah dan seharusnya ini tidak terjadi. Katakan kepada bibi siapa pelakunya dan apa yang terjadi pada Nona Adara sampai semuanya seperti ini," ucap Bibi.
"Aku tidak tau Bi," jawab Adara dengan geleng-geleng kepala yang sangat ketakutan.
Bibi tidak sanggup melihatnya dan memeluk Adara. Dia justru takut mental Adara rusak dan mengalami trauma. Jadi Bibi berusaha untuk menenangkannya dulu.
Sementara Adara di pelukan Bibi tiba-tiba terbayang. Jika dia pernah pingsan beberapa bulan lalu saat Adara ada study tour. Tidak tau apa yang terjadi padanya. Bangun-bangun Adara sudah berada di dalam sebuah kamar dan Adara tidak tau apa yang terjadi kepadanya.
Kehamilannya mengingatkan Adara dengan kejadian saat itu yang mungkin berhubungan. Tetapi setelah kejadian itu sampai sekarang Adara tidak tau siapa yang membawa dirinya ke dalam kamar itu dan saat Adara pergi juga tidak melihat siapa-siapa. Namun untuk menceritakan hal itu Adara sangat takut.
*********
Kediaman Herlambang.
Istana tempatnya Herlambang Tinggal memang sangat luas. Dengan rumah mewah dan pekarangan yang luas. Bahkan sampai memiliki lapangan golf yang besar dan sekarang Herlambang berdiri dengan ke-2 tangannya berada di saku celana menatap luasnya lapangan golf tersebut.
"Tuan!" tegur Bibi.
"Bagaimana? Apa dia mengatakan siapa Pria yang menghamilinya?" tanya Herlambang.
"Tidak tuan. Nona Adara tidak bicara apa-apa. Dia juga tidak mengatakan apa yang terjadi," jawab Bibi yang apa adanya.
"Apa dia berusaha untuk melindungi Pria bajingan itu," desis Herlambang yang mengepal tangannya.
"Apa kamu tau Adara dekat dengan siapa dan apakah dia punya kekasih?" tanya Herlambang.
"Setau saya tidak tuan. Karena Nona Adara selama ini hanya bermain dengan teman wanitanya," jawab Bibi yang memang selalu memantau pergaulan anak itu.
"Jika tidak bergaul dengan bebas bagaimana mungkin anak itu sampai hamil. Lalu dia hamil dengan siapa dengan setan!" umpat Herlambang dengan mengusap mulutnya dengan kasar.
Bibi tidak bicara apa-apa lagi. Karena tidak tau harus mengatakan apa dan takut juga Herlambang akan terpancing emosi.
"Permisi tuan!" tiba-tiba datang seorang bodyguard dengan menundukkan kepala.
"Ada apa?" tanya Herlambang.
"Beliau sudah datang," jawab Pria itu.
"Baiklah. Aku ingin kau mengurus semuanya. Jangan sampai ada yang tau tentang kehamilan Adara!" titah Herlambang.
"Baik tuan," sahut pria itu dengan menundukkan kepalanya dan langsung pergi.
"Hanya ini cara satu-satunya untuk menutupi semua aib Adara. Kau membuat papa harus repot dengan perbuatan mu dan akan banyak yang akan menjadi korban Adara," batin Herlambang.
*************
Herlambang bersiap-siap yang sepertinya ingin pergi. Namun sebelum berangkat Herlambang masih meneguk kopinya yang di siapkan bibi padanya.
"Kak!" tegur Mayang yang tiba-tiba menghampiri Herlambang.
"Ada apa Mayang?" tanya Herlambang.
"Aku tau kakak sekarang sangat cemas dengan menghadapi masalah besar yang di timbulkan Adara. Aku sebagai tantenya juga merasa bersalah dan mohon maaf aku juga tidak bisa mengawasinya," ucap Mayang yang prihatin.
"Lalu apa yang ingin kamu katakan sebenarnya Mayang. Saya harus buru-buru pergi," ucap Herlambang tidak mau bertele-tele.
"Saya hanya ingin bertanya apa yang akan kakak lakukan selanjutnya untuk Adara. Karena saya tau ini bukan masalah yang gampang dan kakak harus bertindak cepat bukan," ucap Mayang.
"Lalu apa kamu punya ide Mayang?" tanya Herlambang.
"Hmmmm," Mayang tersenyum yang seolah mendapatkan ide yang cemerlang.
"Kak bagaimana kalau kakak mengirim Adara keluar Negri untuk menyembunyikan kehamilannya. Karena itu adalah hukuman yang pas untuk Adara," ucap Mayang menyampaikan apa yang menurutnya tepat.
"Apa menurut kamu itu ide bagus?" tanya Herlambang.
"Iya kak. Adara sudah keterlaluan yang mencoreng nama keluarga ini dan jika di biarkan untuk tetap berada di sini yang adanya nama kakak akan semakin tercoreng. Karir kakak bisa berantakan dan yang paling tepat adalah mengirimnya ke luar Negri," jelas Mayang yang mencoba untuk menghasut kakaknya itu.
"Ayo kak Herlambang, setujui semua yang aku katakan. Jika Adara pergi dari rumah ini. Kak Herlambang akan fokus pada ku dan Lucia," batin Mayang.
"Bagaimana kak dengan ideku?" tanya Mayang.
"Cukup baik," sahut Herlambang membuat Argantara tersenyum lebar.
"Baiklah kalau begitu terima kasih Mayang atas saran kamu. Tapi Saya sudah tau apa yang harus saya lakukan pada Adara," ucap Herlambang dengan tersenyum.
"Saya buru-buru. Jadi Saya harus pergi," ucap Herlambang yang langsung pergi.
"Kak!" panggil Mayang dan Herlambang tidak merespon yang langsung pergi begitu saja.
"Apa maksud kak Herlambang. Dia menyetujui ideku apa tidak dan dia katakan dia punya rencana lain. Apa yang di ketahuinya," oceh Mayang heran yang tidak tau apa idenya akan di pertimbangkan yang pasti tujuan Mayang hanya ingin Adara pergi.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Rochsdha Andriani
jd yg pertama nih komentarx... dr sini suka ceritax, smoga ga bertele2 ya thor
2024-02-28
0