Episode 2 Tidak memberitahu

Rumah sakit.

Adara di larikan kerumah sakit karena perintah Herlambang yang mengetahui Putrinya itu pingsan.

Herlambang yang tadinya sedang ada meeting di istana negara dengan Presiden langsung kerumah sakit karena takut putrinya itu kenapa-kenapa.

Dan Herlambang yang menunggu di luar bersama Bi Sri yang juga langsung menyusul kerumah sakit. Karena takut Adara kenapa-kenapa. Lama menunggu akhirnya Dokter menyuruh Herlambang dan Bi Sri untuk masuk.

"Adara!" lirih Herlambang yang langsung menghampiri putrinya itu dengan mencium kening Adara yang mana Herlambang sangat takut dengan Adara kenapa-kenapa.

"Papa," sahut Adara dengan suara seraknya yang masih lemas.

"Kamu tidak apa-apakan sayang?" tanya Herlambang.

"Tidak kok pah. Aku tidak apa-apa hanya pusing dan mual-mual," jawab Adara.

"Apa kamu tidak sarapan?" tanya Herlambang.

"Tidak selera makan pah," jawab Adara.

"Tuan! Nona Adara belakangan ini memang tidak tentu makannya," sahut Bibi yang pasti sangat tau mengenai hal kecil mengenai Adara.

"Dokter apa yang terjadi pada anak saya?" tanya Herlambang dengan panik.

"Tuan Herlambang Nona Adara hamil," jawab Dokter dengan suara berat mengatakan apa yang terjadi, yang mengejutkan semua orang termasuk Adara sendiri yang tidak percaya dengan kata-kata Dokter.

"Hamil!" ucap Adara tanpa suara yang lebih terkejut mendengar apa yang di katakan Dokter.

"Dokter jangan bercanda," sahut Herlambang dengan tersenyum yang menganggap itu hanya becandaan saja.

"Saya tidak bercanda tuan. Tetapi memang benar. Nona Adara hamil 7 Minggu," ucap Dokter dengan yakin.

Mata Herlambang langsung melihat tajam ke pada Adara dan Adara geleng-geleng kepala yang juga dia terkejut mendengar kehamilannya dan tidak tau apa yang terjadi.

"Saya sudah memeriksa berkali-kali dan ini hasil lab nya," sahut Dokter memberikan hasil USG dan benar apa adanya. Hasil USG tersebut telah membuktikan jika Adara memang hamil.

Adara meneteskan air matanya yang merasa itu mimpi buruk. Bibi sendiri mendengarnya menutup mulutnya dengan ke-2 tangannya yang tidak percaya dengan kehamilan Adara. Apalagi Herlambang sebagai orang tua yang pasti shock dengan putrinya yang hamil dan masih sekolah.

**********

Setelah menerima kemarahan dan pukulan dari Herlambang Adara sekarang berada di atas tempat tidur yang masih menangis dan Bibi yang berusaha menenangkannya dengan memegang kedua tangan Adara yang sangat gemetar dan begitu dingin.

"Aku membuat papa kecewa Bi, papa benar-benar marah dan sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan," ucap Adara merasa bersalah.

"Nona Adara memang salah dan seharusnya ini tidak terjadi. Katakan kepada bibi siapa pelakunya dan apa yang terjadi pada Nona Adara sampai semuanya seperti ini," ucap Bibi.

"Aku tidak tau Bi," jawab Adara dengan geleng-geleng kepala yang sangat ketakutan.

Bibi tidak sanggup melihatnya dan memeluk Adara. Dia justru takut mental Adara rusak dan mengalami trauma. Jadi Bibi berusaha untuk menenangkannya dulu.

Sementara Adara di pelukan Bibi tiba-tiba terbayang. Jika dia pernah pingsan beberapa bulan lalu saat Adara ada study tour. Tidak tau apa yang terjadi padanya. Bangun-bangun Adara sudah berada di dalam sebuah kamar dan Adara tidak tau apa yang terjadi kepadanya.

Kehamilannya mengingatkan Adara dengan kejadian saat itu yang mungkin berhubungan. Tetapi setelah kejadian itu sampai sekarang Adara tidak tau siapa yang membawa dirinya ke dalam kamar itu dan saat Adara pergi juga tidak melihat siapa-siapa. Namun untuk menceritakan hal itu Adara sangat takut.

*********

Kediaman Herlambang.

Istana tempatnya Herlambang Tinggal memang sangat luas. Dengan rumah mewah dan pekarangan yang luas. Bahkan sampai memiliki lapangan golf yang besar dan sekarang Herlambang berdiri dengan ke-2 tangannya berada di saku celana menatap luasnya lapangan golf tersebut.

"Tuan!" tegur Bibi.

"Bagaimana? Apa dia mengatakan siapa Pria yang menghamilinya?" tanya Herlambang.

"Tidak tuan. Nona Adara tidak bicara apa-apa. Dia juga tidak mengatakan apa yang terjadi," jawab Bibi yang apa adanya.

"Apa dia berusaha untuk melindungi Pria bajingan itu," desis Herlambang yang mengepal tangannya.

"Apa kamu tau Adara dekat dengan siapa dan apakah dia punya kekasih?" tanya Herlambang.

"Setau saya tidak tuan. Karena Nona Adara selama ini hanya bermain dengan teman wanitanya," jawab Bibi yang memang selalu memantau pergaulan anak itu.

"Jika tidak bergaul dengan bebas bagaimana mungkin anak itu sampai hamil. Lalu dia hamil dengan siapa dengan setan!" umpat Herlambang dengan mengusap mulutnya dengan kasar.

Bibi tidak bicara apa-apa lagi. Karena tidak tau harus mengatakan apa dan takut juga Herlambang akan terpancing emosi.

"Permisi tuan!" tiba-tiba datang seorang bodyguard dengan menundukkan kepala.

"Ada apa?" tanya Herlambang.

"Beliau sudah datang," jawab Pria itu.

"Baiklah. Aku ingin kau mengurus semuanya. Jangan sampai ada yang tau tentang kehamilan Adara!" titah Herlambang.

"Baik tuan," sahut pria itu dengan menundukkan kepalanya dan langsung pergi.

"Hanya ini cara satu-satunya untuk menutupi semua aib Adara. Kau membuat papa harus repot dengan perbuatan mu dan akan banyak yang akan menjadi korban Adara," batin Herlambang.

*************

Herlambang bersiap-siap yang sepertinya ingin pergi. Namun sebelum berangkat Herlambang masih meneguk kopinya yang di siapkan bibi padanya.

"Kak!" tegur Mayang yang tiba-tiba menghampiri Herlambang.

"Ada apa Mayang?" tanya Herlambang.

"Aku tau kakak sekarang sangat cemas dengan menghadapi masalah besar yang di timbulkan Adara. Aku sebagai tantenya juga merasa bersalah dan mohon maaf aku juga tidak bisa mengawasinya," ucap Mayang yang prihatin.

"Lalu apa yang ingin kamu katakan sebenarnya Mayang. Saya harus buru-buru pergi," ucap Herlambang tidak mau bertele-tele.

"Saya hanya ingin bertanya apa yang akan kakak lakukan selanjutnya untuk Adara. Karena saya tau ini bukan masalah yang gampang dan kakak harus bertindak cepat bukan," ucap Mayang.

"Lalu apa kamu punya ide Mayang?" tanya Herlambang.

"Hmmmm," Mayang tersenyum yang seolah mendapatkan ide yang cemerlang.

"Kak bagaimana kalau kakak mengirim Adara keluar Negri untuk menyembunyikan kehamilannya. Karena itu adalah hukuman yang pas untuk Adara," ucap Mayang menyampaikan apa yang menurutnya tepat.

"Apa menurut kamu itu ide bagus?" tanya Herlambang.

"Iya kak. Adara sudah keterlaluan yang mencoreng nama keluarga ini dan jika di biarkan untuk tetap berada di sini yang adanya nama kakak akan semakin tercoreng. Karir kakak bisa berantakan dan yang paling tepat adalah mengirimnya ke luar Negri," jelas Mayang yang mencoba untuk menghasut kakaknya itu.

"Ayo kak Herlambang, setujui semua yang aku katakan. Jika Adara pergi dari rumah ini. Kak Herlambang akan fokus pada ku dan Lucia," batin Mayang.

"Bagaimana kak dengan ideku?" tanya Mayang.

"Cukup baik," sahut Herlambang membuat Argantara tersenyum lebar.

"Baiklah kalau begitu terima kasih Mayang atas saran kamu. Tapi Saya sudah tau apa yang harus saya lakukan pada Adara," ucap Herlambang dengan tersenyum.

"Saya buru-buru. Jadi Saya harus pergi," ucap Herlambang yang langsung pergi.

"Kak!" panggil Mayang dan Herlambang tidak merespon yang langsung pergi begitu saja.

"Apa maksud kak Herlambang. Dia menyetujui ideku apa tidak dan dia katakan dia punya rencana lain. Apa yang di ketahuinya," oceh Mayang heran yang tidak tau apa idenya akan di pertimbangkan yang pasti tujuan Mayang hanya ingin Adara pergi.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rochsdha Andriani

Rochsdha Andriani

jd yg pertama nih komentarx... dr sini suka ceritax, smoga ga bertele2 ya thor

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!