Episode 5 Pingsan

Herlambang mencoba menengakan dirinya dengan mengatur napasnya yang naik turun.

"Kau sudah menciptakan aib besar di keluarga ini. Kau pikir ada pilihan lain selain menikahkanmu untuk melanjutkan hidupmu dari kehancuran yang kau lakukan. Apa kau ingin mengugurkan anak itu. Apa kau ingin melakukan dosa lagi lebih parah. Bukannya kau belajar dari kesalahanmu. Tetapi kau malah memberontak. Semua yang papa lakukan hanya untuk hidupmu Adara. Untuk kelanjutan hidupmu Adara," tegas Herlambang dengan merendahkan suaranya yang mencoba bicara baik-baik tanpa emosi.

"Kau mempermalukan keluarga ini. Jadi menurut dan mengikut apa kata papa. Semua orang harus bertanggung jawab atas perbuatanmu," lanjutnya yang penuh penekanan menunjuk-nunjuk Adara.

"Pernikahan ini untuk menyelamatkan hidupmu. Dari pada aku membunuhmu sekarang. Lebih kau menuruti apa yang papa katakan," tegas Herlambang dengan penuh penekanan.

"Kalau begitu lebih baik aku mati dari pada harus menikah dengan orang yang tidak aku cintai," sahut Adara yang masih berani menjawab membuat mata Arhan melihat ke arah Adara.

"Kau berbicara soal cinta. Apa cinta yang kau katakan juga sampai dirimu menyerahkan kehormatan mu lada laki-laki itu!" teriak Herlambang yang mulai emosi.

"Tapi pernikahan tidak menyelesaikan masalahku pah. Aku lebih baik mati pah," ucap Adara kembali mengingatkan kematian.

Arhan hanya melihat saja bagaimana Adara yang sangat keras menolak dirinya. Sementara Lucia dan Mayang hanya menikmati keributan itu dengan senyuman mereka.

"Apa katamu kau ingin mati?" tanya Herlambang.

"Aku melakukan kesalahan yang besar aku membuat papa malu dan papa harus berpikiran tentang hidupku. Dengan semua yang terjadi, aku juga tidak punya kehidupan lagi dan untuk apa aku harus melanjutkan semuanya. Aku lebih baik mati dari pada harus menikah saat usiaku masih muda," ucap Adara dengan putus asa.

"Bagus! Ya lebih baik aku membunuhmu sekarang dari pada aku melihatmu hidup yang membuat malu," sahut Herlambang habis kesabaran yang langsung meninggalkan meja makan itu dan tidak tau kemana.

"Azizie apa yang kau lakukan?" tanya Arhan dengan panik yang sudah tau apa yang akan di lakukan Herlambang kepada Adara selanjutnya.

"Jangan ikut campur ini urusanku," sahut Adara.

"Tarik kata-kata mu kembali. Papa bukan orang yang bisa di tantang," tegas Arhan.

"Aku tidak peduli. Aku yang menjalani semuanya. Jadi jangan sok jadi pahlawan yang ingin menikahiku," sahut Adara dengan ketus.

"Azizie hentikan semuanya," tegas Arhan panik karena tau apa yang akan di lakukan Herlambang dan tebakan Arhan benar Herlambang kembali dan membawa cambuk.

Lucia dan Mayang sepertinya sangat menunggu-nunggu hal itu di mana Adara akan di hajar sampai mati oleh Herlambang.

"Kau ingin mati kan. Maka matilah dan bertemu dengan ibumu. Ceritakan kepadamu tentang ulahmu yang menjijikkan itu," ucap Herlambang dengan penuh emosi dan langsung mencambuk Adara.

"Arhhhh!" Adara mengeluh kepedihan baru cambukan pertama yang mengenai kulitnya sudah terasa begitu sakit.

Arhan pasti panik yang juga tidak ada yang bisa menghentikan Herlambang. Bibi Sri bahkan sangat takut yang melihat dari balik tembok melihat Adara yang di siksa.

Cambukan ke-2 berhasil membuat Adara terjatuh kelantai.

"Pah sudah hentikan," sahut Arhan yang memberanikan diri menghentikan Herlambang dengan berdiri di depan Herlambang.

"Minggir kamu Arhan aku ingin mengirim anak ini ke neraka supaya dia bisa bertanggung jawab dengan dosanya yang menjijikan itu," ucap Herlambang yang sudah habis kesabaran.

"Pah tenangkan diri papa. Azizie anak kandung papa. Hanya dia yang papa punya. Papa hanya akan menyesal jika menyakitinya dan jika masih ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya maka jangan sia-siakan," ucap Arhan berusaha membujuk Herlambang dengan menyadarkan Herlambang.

Tangan Herlambang bergetar memegang cambuk yang kembali ingin mencambuk Adara. Namun Adara yang terlihat sudah lemas tiba-tiba pandangan matanya rabun dan tidak jelas melihat orang yang ada di sekitarnya. Suara-suara itu semakin jauh yang akhirnya membuatnya jatuh pingsan.

"Azizie," lirih Arhan yang kaget dan langsung berjongkok melihat Adara yang pingsan.

Cambuk di tangan Herlambang langsung terjatuh tepat di dekat Adara.

"Ya ampun Non," sahut Bibi yang berlari ketika melihat Adara pingsan dan bibi pasti panik.

"Azizie bangun!" ucap Arhan yang menepuk pipi Adara yang tidak sadarkan diri.

"Tuan Nona Adara!" lirih Bibi yang takut.

"Bawa dia!" titah Herlambang. Arhan langsung menggendong Adara ala bridal style dan membawa Adara kekamar yang di ikuti oleh Bibi.

Herlambang memejamkan matanya dengan mengatur napasnya mengusap wajahnya dengan kasar yang mencoba untuk menengakan dirinya. Setelah merasa tenang dia pun meninggalkan meja makan itu yang menyisahkan Lucia dan Mayang.

"Hanya dua cambukan saja. Kenapa tidak sampai mati coba," umpat Lucia dengan kesal.

"Kak Herlambang selalu saja memberinya kesempatan. Heran bagaimana anak itu tidak membangkang terus," ucap Mayang dengan kesal.

"Mama benar. Lihatlah mah. Mama bilang dia mau di kirim ke Luar Negri. Luar Negri apanya. Dia masih di sini dan akan menikah. Hidupnya selalu enak," ucap Lucia dengan kesal.

"Tidak Lucia. Hidup Adara tidak akan pernah enak. Karena Adara akan terus memberontak dan membuat kak Herlambang akan semakin marah kepadanya," sahut Mayang.

"Asal benar saja," sahut Lucia.

*********

Arhan membawa Adara kedalam kamar dan membaringkan Adara di atas tempat tidur dengan perlahan.

"Ya ampun Non," ucap Bibi yang begitu mencemaskan Adara. Karena dia memang selalu berusaha untuk melindungi Adara dan sangat takut terjadi hal buruk pada Adara.

"Bagaimana ini Mas Arhan?" tanya Bibi.

"Bibi tolong panggil Dokter!" titah Arhan.

"Baik mas," sahut sahut Bibi yang buru-buru keluar dari kamar untuk menghubungi Dokter. Agar memeriksa Adara.

Namun Arhan yang duduk di samping Adara melihat wajah Adara yang terlihat penuh dengan tekanan. Arhan menyinggirkan rambut yang menutupi pipi Adara.

Wajah kesedihan dengan air mata yang masih ada di pipi itu terlihat jelas membuat Arhan menghela napasnya dan menatap wanita yang akan di nikahinya itu dengan tatapan yang tidak terbaca.

Bersimpatik, kasihan pasti bercampur aduk melihat kondisi Adara. Ya semua memang karena kesalahan Adara dan seharusnya Adara sudah tau resikonya dengan kehamilannya saat usianya remaja.

"Seharusnya kamu tidak membantah apapun Azizie. Semuanya mungkin membuatmu terkejut. Tetapi aku yang lebih terkejut," batin Arhan yang menatap penuh dengan simpatik pada Adara.

***********

Sementara Herlambang berdiri di depan kolam renang yang mencoba untuk menenangkan dirinya dengan melihat foto di ponselnya seorang wanita cantik yang menggendong anak kecil.

"Aku gagal mendidik anak kita. Maafkan aku Misya. Aku tidak bisa menjaga Putri kita sampai semua ini terjadi. Kamu pasti marah dan kecewa kepadaku maafkan aku Misya," batin Herlambang yang menatap foto istrinya yang penuh dengan kesalahan.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Rochsdha Andriani

Rochsdha Andriani

keren Thor

2024-02-28

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Hamil.
2 Episode 2 Tidak memberitahu
3 Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4 Episode 4. Penolakan dari Adara.
5 Episode 5 Pingsan
6 Episode 6 Hari Pernikahan.
7 Episode 7 Sah.
8 Episode 8 Marah.
9 Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10 Episode 10 Arhan dan Adara.
11 Episode 11 Hampir
12 Episode 12 Kecelakaan.
13 Episode 13 Peringatan Arhan.
14 Episode 14 Harus menolak pria lain
15 Episode 15 Adara dan Arhan.
16 Episode 16 Harus ribut dulu.
17 Episode 17 Sikap Adara.
18 Episode 18 Habis kesabaran.
19 Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20 Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21 Episode 21 Menghargai suami.
22 Episode 22 Penuh tanya.
23 Episode 23 Tahan gengsi.
24 Episode 24 Hampir saja
25 Episode 25 Keputusan Herlambang.
26 Episode 26 Perjalanan puncak
27 Episode 27 Puncak Memory
28 Episode 28 Villa.
29 Episode 29 first kiss
30 Episode 30 Menatap Lama.
31 Episode 31 Mode manja
32 Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33 Episode 33 Arhan dan Adara
34 Episode 34 Terasa berat.
35 Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36 Episode 36 Tanpa Arhan.
37 Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38 Episode 38 Rencana menyusul.
39 Elias 39 Berlalu.
40 Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41 Episode 41 Gawat Darurat.
42 Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43 Bab 43 Menjadi seorang ibu
44 Episode 44. Lucia panik.
45 Episode 45 Memohon pada Adara.
46 Episode 44 Nama indah.
47 Bab 46 Canggung.
48 Episode 48
49 Episode 49 Ingin mencegah.
50 Episode 50 dinner.
51 Bab 51 Dinner romantis.
52 Episode 52 terjebak hujan.
53 Episode 52 Masih terjebak
54 Episode 53 Momen
55 Episode 54 Belanja bersama.
56 Episode 56 Adara Merasa malu.
57 Episode 57 Hal yang terberat.
58 Episode 58 Hari-hari Adara.
59 Episode 59. Lucia Vs Adara.
60 Episode 60 Suami penenang m
61 Episode 61 Adara mulai posesif.
62 Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63 Episode 62 Arhan Marah.
64 Episode 63 Hari Kelulusan.
65 Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66 Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67 Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68 Episode 68 Hadiah dari suami.
69 Bab 69 Cepat-cepat.
70 Episode 70 Berangkat ke Milan.
71 Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72 episode 72 Rasa Kecewa.
73 Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74 Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75 Episode 75
76 Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77 Episode 77 Keputusan yang sulit.
78 Episode 78 cepat juga berlalu.
79 Episode 79 Pertemuan.
80 Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81 Episode 81 Alvian tau aja.
82 Episode 81 Arhan dan Adara
83 Episode 83 Merayu mama.
84 Episode 84 Baru tau kan.
85 Episode 85 Rencana Adara.
86 Episode 86 Malang.
87 Episode 87 Arhan dan Adara.
88 Episode 88 Merasa gagal.
89 Episode 89 quality time.
90 Episode 90 Usaha untuk suami.
91 Episode 91 Keluarga bahagia.
92 Episode 92 Beberapa kali gagal.
93 Episode 93 Bahagia.
94 Episode 94 Kiss.
95 Episode 95 Pulang kembali.
96 Episode 95 moment
97 Episode 97 Hal mencurigakan.
98 Episode 97 Hal mengejutkan.
99 Episode 99 Curiga
100 Episode 100 Melihat.
101 Episode 101 Arhan kaget
102 Bab 102 Pertengkaran.
103 Episode 103 Berencana pergi.
104 Episode 104 mencegahnya.
105 Episode 105 Malam terindah.
106 Episode 106 Romantis.
107 Episode 108 Orang itu.
108 Episode 108. Alvian ngambek.
109 Episode 109. Dinner bersama.
110 Episode 110 Arhan dan Adara.
111 Episode 111 Istri dem
112 Episode 112 Tiba-tiba.
113 Episode 113 Insiden.
114 Episode 114 Lucia was-was.
115 Episode 115 Saling menyerang.
116 Episode 117 Akhirnya.
117 Episode 118 Penginapan.
118 Episode 119 Finaly
119 Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120 Episode 120 Hal sebenarnya.
121 Episode 121
122 Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123 Episode 123 Kepanikan Lucia.
124 Episode 124.
125 Episode 125 Herlambang pasang badan.
126 Episode 125 Takut.
127 Episode 126 Menyelesaikan.
128 Episode 107 Lucia
129 Episode 129 Akhirnya.
130 Episode 129 tidak menyangka
131 Episode 131
132 Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133 Episode 133 Permohonan.
134 Episode 134 Menuntut.
135 Episode 135 Penangkapan.
136 Episode 137 Hukum tetap hukum
137 Episode 137 Reflesing.
138 Episode 138 Masih bersama-sama.
139 Episode 139
140 Episode 139
141 Episode 141 Putusan pengadilan.
142 Episode 141 Permohonan.
143 Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144 Episode 144 Pergi.
145 Episode 145 Perpisahan.
146 Episode 146 Tindakan Herlambang
147 Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148 Episode 148
149 Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150 Episode 150 Kembali bersamam
151 Episode 151 meluluhkan Alvian.
152 Episode 152 Hari bahagia.
153 Episode 153 Kabar bahagia
154 Episode 154. Mulai dekat
155 Episode 155 Selesai.
156 Untuk Pembaca
Episodes

Updated 156 Episodes

1
Episode 1 Hamil.
2
Episode 2 Tidak memberitahu
3
Episode 3 Perintah yang mengejutkan.
4
Episode 4. Penolakan dari Adara.
5
Episode 5 Pingsan
6
Episode 6 Hari Pernikahan.
7
Episode 7 Sah.
8
Episode 8 Marah.
9
Episode 9 Kata itu lumayan sakit.
10
Episode 10 Arhan dan Adara.
11
Episode 11 Hampir
12
Episode 12 Kecelakaan.
13
Episode 13 Peringatan Arhan.
14
Episode 14 Harus menolak pria lain
15
Episode 15 Adara dan Arhan.
16
Episode 16 Harus ribut dulu.
17
Episode 17 Sikap Adara.
18
Episode 18 Habis kesabaran.
19
Episode 19 Tidak bisa menahan diri.
20
Episode 20 Sadar sedikit pasti ada.
21
Episode 21 Menghargai suami.
22
Episode 22 Penuh tanya.
23
Episode 23 Tahan gengsi.
24
Episode 24 Hampir saja
25
Episode 25 Keputusan Herlambang.
26
Episode 26 Perjalanan puncak
27
Episode 27 Puncak Memory
28
Episode 28 Villa.
29
Episode 29 first kiss
30
Episode 30 Menatap Lama.
31
Episode 31 Mode manja
32
Episode 32 Ngidam yang langsung ada
33
Episode 33 Arhan dan Adara
34
Episode 34 Terasa berat.
35
Episode 35 Mau tidak mau tetap pergi.
36
Episode 36 Tanpa Arhan.
37
Episode 37 Apakah gengsi runtuh
38
Episode 38 Rencana menyusul.
39
Elias 39 Berlalu.
40
Episode 40 Beberapa bulan kemudian.
41
Episode 41 Gawat Darurat.
42
Episode 42 Bayi kecil yang tampan.
43
Bab 43 Menjadi seorang ibu
44
Episode 44. Lucia panik.
45
Episode 45 Memohon pada Adara.
46
Episode 44 Nama indah.
47
Bab 46 Canggung.
48
Episode 48
49
Episode 49 Ingin mencegah.
50
Episode 50 dinner.
51
Bab 51 Dinner romantis.
52
Episode 52 terjebak hujan.
53
Episode 52 Masih terjebak
54
Episode 53 Momen
55
Episode 54 Belanja bersama.
56
Episode 56 Adara Merasa malu.
57
Episode 57 Hal yang terberat.
58
Episode 58 Hari-hari Adara.
59
Episode 59. Lucia Vs Adara.
60
Episode 60 Suami penenang m
61
Episode 61 Adara mulai posesif.
62
Bab 62 Adara tidak ada lawan.
63
Episode 62 Arhan Marah.
64
Episode 63 Hari Kelulusan.
65
Episode 65 Ternyata Ada yang tau
66
Episode 66 Orang jatuh cinta memang seperti itu.
67
Episode 67 Mencari hadiah dari suami.
68
Episode 68 Hadiah dari suami.
69
Bab 69 Cepat-cepat.
70
Episode 70 Berangkat ke Milan.
71
Episode 71 Tidak sesuai ekspektasi.
72
episode 72 Rasa Kecewa.
73
Episode 73 Adara masih di landa emosi.
74
Episode 74 Kata pedas Adara dan kata pedas Arhan.
75
Episode 75
76
Episode 76 Kesabaran ada batasnya
77
Episode 77 Keputusan yang sulit.
78
Episode 78 cepat juga berlalu.
79
Episode 79 Pertemuan.
80
Episode 79 Adara selalu saja ngambek.
81
Episode 81 Alvian tau aja.
82
Episode 81 Arhan dan Adara
83
Episode 83 Merayu mama.
84
Episode 84 Baru tau kan.
85
Episode 85 Rencana Adara.
86
Episode 86 Malang.
87
Episode 87 Arhan dan Adara.
88
Episode 88 Merasa gagal.
89
Episode 89 quality time.
90
Episode 90 Usaha untuk suami.
91
Episode 91 Keluarga bahagia.
92
Episode 92 Beberapa kali gagal.
93
Episode 93 Bahagia.
94
Episode 94 Kiss.
95
Episode 95 Pulang kembali.
96
Episode 95 moment
97
Episode 97 Hal mencurigakan.
98
Episode 97 Hal mengejutkan.
99
Episode 99 Curiga
100
Episode 100 Melihat.
101
Episode 101 Arhan kaget
102
Bab 102 Pertengkaran.
103
Episode 103 Berencana pergi.
104
Episode 104 mencegahnya.
105
Episode 105 Malam terindah.
106
Episode 106 Romantis.
107
Episode 108 Orang itu.
108
Episode 108. Alvian ngambek.
109
Episode 109. Dinner bersama.
110
Episode 110 Arhan dan Adara.
111
Episode 111 Istri dem
112
Episode 112 Tiba-tiba.
113
Episode 113 Insiden.
114
Episode 114 Lucia was-was.
115
Episode 115 Saling menyerang.
116
Episode 117 Akhirnya.
117
Episode 118 Penginapan.
118
Episode 119 Finaly
119
Episode 119 Apa yang terjadi? kok bisa.
120
Episode 120 Hal sebenarnya.
121
Episode 121
122
Episode 122 Masih dalam masa romantis.
123
Episode 123 Kepanikan Lucia.
124
Episode 124.
125
Episode 125 Herlambang pasang badan.
126
Episode 125 Takut.
127
Episode 126 Menyelesaikan.
128
Episode 107 Lucia
129
Episode 129 Akhirnya.
130
Episode 129 tidak menyangka
131
Episode 131
132
Episode 132 Berusaha untuk sabar.
133
Episode 133 Permohonan.
134
Episode 134 Menuntut.
135
Episode 135 Penangkapan.
136
Episode 137 Hukum tetap hukum
137
Episode 137 Reflesing.
138
Episode 138 Masih bersama-sama.
139
Episode 139
140
Episode 139
141
Episode 141 Putusan pengadilan.
142
Episode 141 Permohonan.
143
Episode 143 Bagaimana menjelaskannya.
144
Episode 144 Pergi.
145
Episode 145 Perpisahan.
146
Episode 146 Tindakan Herlambang
147
Episode 147 Sakitnya jadi Shandra.
148
Episode 148
149
Episode 149 Akhirnya kembali bersama.
150
Episode 150 Kembali bersamam
151
Episode 151 meluluhkan Alvian.
152
Episode 152 Hari bahagia.
153
Episode 153 Kabar bahagia
154
Episode 154. Mulai dekat
155
Episode 155 Selesai.
156
Untuk Pembaca

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!